Mengatur dan Fiscal Policy Kementerian Fiscal Authority Melaksanakan Keuangan kebijakan fiskal Menjaga Monetary Monetary Policy Bank Indonesia stabilitas sistem Authority moneter
Financial System Financial Mengatur dan
Regulation and Otoritas Jasa Stability mengawasi lembaga Supervision Keuangan Authority jasa keuangan
Secara Di Indonesia umum I. PENGERTIAN KEBIJAKAN FISKAL
Kebijakan fiskal >>> mempengaruhi sisi penerimaan maupun sisi
pengeluaran pada APBN. Misalnya kebijakan bidang perpajakan, hutang luar negeri maupun peningkatan pengeluaran pemerintah. Pemerintah dalam menghadapi defisit anggaran memerlukan kebijakan fiskal , diantaranya adalah : 1. Pajak Semakin besar pendapatan, maka semakin besar pajak yang harus ditanggung begitu pula sebaliknya. Karena pajak berkaitan dengan pendapatan, maka penerimaan pemerintah dari pajak sangaT tergantung dari tingkat pendapatan masyarakat. Pajak dapat mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat karena mengurangi pendapatan siap konsumsi (Disposible Income). Apabila defisit anggaran pemerintah dibiayai dengan peningkatan pajak maka daya beli masyarakat akan semakin menurun. 2. Mencetak uang baru Pemerintah dapat membiayai defisit anggaran dengan meminjam dana dari bank sentral. Bank sentral akan membiayai pinjaman tersebut dengan mencetak uang baru sehingga jumlah uang yang beredar semakin banyak. Dengan demikian harga barang dan jasa akan mengalami kenaikan dan inflasi juga akan mengalami kenaikan. 3. Pinjaman masyarakat dalam negeri Pemerintah dapat membiayai defisit anggaran pemerintah dengan meminjam dana masyarakat dalam negeri dengan penerbitan surat hutang atau obligasi pemerintah yang dijual kepada masyarakat. Pemerintah akan membayar obligasi pada saat jatuh tempo beserta bunganya. 4. Pinjaman masyarakat luar negeri Pemerintah dapat membiayai defisit anggaran pemerintah dengan meminjam dana masyarakat luar negeri dengan penerbitan surat hutang atau obligasi pemerintah di pasar uang internasional. Sumber pembiayaan ini digunakan untuk membiayai defisit neraca pembayaran internasional. Jenis-Jenis Kebijakan Fiskal :
pemerintah dan/atau penurunan pajak yang dirancang untuk meningkatkan permintaan agregat dalam perekonomian. Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk meningkatkan produk domestik bruto dan menurunkan angka pengangguran. 2. Kebijakan Fiskal Kontraksioner >>> pengurangan belanja pemerintah dan/ataupeningkatan pajak yang dirancang untuk menurunkan permintaan agregat dalam perekonomian. Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk mengontrol inflasi. 3. Kebijakan Fiskal Sisi Penawaran >>> kebijakan fiskal dapat secara langsung mempengaruhi bukan saja permintaan agregat, namun juga penawaran agregat. Sebagai contoh, pemotongan tarif pajak akan memberikan insentif bagi perusahaan untuk melakukan ekspansi atau investasi barang modal, karena mereka memperoleh pendapatan setelah pajak yang lebih besar yang kemudian dapat dibelanjakan.
PENDAPATAN NEGARA ---------------- BELANJA NEGARA PNBP >>> PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK PENERIMAAN PERPAJAKAN: 1.Pajak Penghasilan (PPh) 2.Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) 3.Bea Masuk 4.Cukai KND : KEKAYAAN NEGARA DIPISAHKAN BLU : BADAN LAYANAN UMUM PNBP K/L: PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK KEMENTERIAN/LEMBAGA KEBIJAKAN FISKAL YANG DISENGAJA Kebijakan fiskal yang disengaja dapat berupa mengubah aturan tentang perpajakan ataupun mengubah pengeluaran pemerintah. Dari kebijakan pemerintah ini terlihat seberapa jauh peranan pemerintah dalam melakukan campur tangan dalam pengaturan perekonomian. Contoh Kasus 1. ( Pengaruh pajak pada konsumsi dan tabungan ) Diketahui Data : Fungsi konsumsi masyarakat adalah C = Rp 40 miliar + 0,75 Yd. Dimana : Yd = Y - Tx + Tr Pemerintah menetapkan pajak sebesar Tx = Rp 30 miliar Ditanya : 1. Hitunglah besarnya konsumsi dan tabungan sebelum adanya pajak, apabila pendapatan Rp. 120 miliar Jawab : 1. Besarnya C dan S apabila tanpa pajak Pengeluaran konsumsi : C = 40 + 0,75 Yd C = 40 + 0,75 ( 120 - 0 + 0 ) C = 40 + 90 C = Rp. 130 miliar Jadi pengeluaran konsumsi sebelum adanya pajak adalah sebesar Rp. 130 miliar Besarnya tabungan : S = Yd - C S = ( 120 - 0 + 0 ) - 130 S = 120 - 130 S = -10 Jadi pengeluaran tabungan sebelum adanya pajak adalah sebesar Rp -10 miliar. KEBIJAKAN MONETER
Kebijakan moneter merupakan kebijakan pemerintah untuk
mengendalikan perekonomian melalui jumlah uang yang beredar yang dilakukan oleh Bank sentral. Dalam mengendalikan Bank sentral ada beberapa instrumen kebijakan moneter yaitu :
Instrumen Kebijakan Moneter Kuantitatif dan Kualitatif Instrumen Kuantitatif Instrumen Kualitatif
a. Operasi Pasar Terbuka c. Kredit Selektif
b. Suku Bunga Diskonto d. Bujukan Moral
c. Tingkat Cadangan wajib
a. Operasi Pasar terbuka b. Dilakukan dengan cara menjual atau membeli surat berharga. Dalam kondisi perekonomian mengalami kelesuan, bank sentral akan menambah jumlah uang yang beredar dengan cara membeli surat berharga. Dengan membeli surat berharga maka jumlah cadangan di bank umum akan bertambah sehingga perputaran kegiatan ekonomi akan mengalami kenaikan. Dalam kondisi Over employment bank sentral akan menjual surat berharga. Dengan menjual surat berharga maka jumlah cadangan di bank umum akan berkurang sehingga perputaran kegiatan ekonomi akan mengalami penurunan. b. Suku Bunga Diskonto Dalam kondisi perekonomian mengalami kelesuan maka seharusnya bank sentral menurunkan tingkat bunga diskonto, sehingga akan mendorong bank umum untuk meminjam dana yang lebih banyak. Sebaliknya dalam kondisi perekonomian overemployment maka bank sentral akan menaikkan tingkat suku bunga diskonto, hal ini akan menghambat bank umum untuk meminjam dana dari bank sentral. c. Tingkat cadangan wajib Dalam kondisi perekonomian yang mengalami kelesuan, maka bank sentral sebaiknya menurunkan persentase cadangan wajib bank umum, sebaliknya dalam kondisi perekonomian overemployment maka seharusnya bank sentral menaikkan persentase cadangan wajib bank umum. d. Kredit selektif Pemerintah dapat menggunakan instrumen kebijakan ini untuk melakukan pengawasan pada bank umum mengenai penyaluran kredit dan jenis investasi yang dilakukan sesuai dengan keinginan pemerintah. e. Bujukan Moral Dalam kebijakan bujukan moral pemerintah tidak mewajibkan bank umum untuk mengikuti aturan yang ditetapkan bank sentral. Bank sentral hanya memberikan himbauan kepada bank umum untuk membantu pemerintah melaksanakan program tertentu yang sudah ditetapkan oleh pemerintah
Ekonomi makro menjadi sederhana, berinvestasi dengan menafsirkan pasar keuangan: Cara membaca dan memahami pasar keuangan agar dapat berinvestasi secara sadar berkat data yang disediakan oleh ekonomi makro