Anda di halaman 1dari 6

KISI - KISI PTS EKONOMI 2023

1. Kebijakan Moneter
 Kebijakan pemerintah melalui Bank Sentral sebagai pemegang otoritas
moneter untuk mengendalikan jumlah uang yang beredar dalam rangka
mencapai kestabilan ekonomi.

2. Disajikan studi kasus tentang kebijakan moneter

3. Kebijakan moneter dapat meningkatkan kesempatan kerja dengan cara…


 Dengan menerapkan kebijakan moneter yaitu dengan mengatur jumlah
uang beredar di masyarakat maka perekonomian akan menjadi stabil.

4. Kebijakan moneter dapat memperbaiki neraca perdagangan dan


pembayaran
 Salah satu kebijakan moneter yang diambil yaitu dengan menjalankan
kebijakan devaluasi atau menurunkan nilai mata uang dalam negeri
terhadap mata uang asing.

5. Tentang politik diskonto


 Kebijakan Bank Sentral untuk mengatur jumlah uang yang beredar di
masyarakat dengan mengubah (menaikkan atau menurunkan) tingkat
suku bunga bank umum.

6. Kebijakan uang longgar (Easy Money Policy)


 Kebijakan Bank Sentral untuk menambah jumlah uang beredar di
masyarakat.

7. Instrumen kebijakan moneter (modul hal. 7)


 Kebijakan Operasi Pasar Terbuka (Open Market Policy), menjual atau
membeli surat - surat berharga seperti SBI (Sertifikat Bank Indonesia).
 Kebijakan Diskonto (Discount Policy),Bank Sentral mengubah (menaikkan
atau menurunkan) tingkat suku bunga bank umum.
 Kebijakan Cadangan Kas di Bank (Cash Ratio Policy), Bank Sentral
mengatur jumlah uang yang beredar di masyarakat dengan menaikkan atau
menurunkan jumlah cadangan kas minimum yang ada di bank.
 Kebijakan Kredit Selektif, memperketat syarat - syarat pemberian kredit
kepada masyarakat (5C) :
1) Character
2) Capacity
3) Collateral
4) Capital
5) Condition
 Kebijakan Dorongan Moral (Moral Suasion), Bank Sentral memberikan
pengumuman untuk khalayak umum dan pelaku moneter yang isinya dapat
berupa ajakan atau pun larangan untuk menahan atau melepaskan pinjaman
dan tabungan.
8. Instrumen kebijakan moneter (modul hal. 7)
 Kebijakan Operasi Pasar Terbuka (Open Market Policy), menjual atau
membeli surat - surat berharga seperti SBI (Sertifikat Bank Indonesia).
 Kebijakan Diskonto (Discount Policy),Bank Sentral mengubah (menaikkan
atau menurunkan) tingkat suku bunga bank umum.
 Kebijakan Cadangan Kas di Bank (Cash Ratio Policy), Bank Sentral
mengatur jumlah uang yang beredar di masyarakat dengan menaikkan atau
menurunkan jumlah cadangan kas minimum yang ada di bank.
 Kebijakan Kredit Selektif, memperketat syarat - syarat pemberian kredit
kepada masyarakat (5C) :
1) Character
2) Capacity
3) Collateral
4) Capital
5) Condition
 Kebijakan Dorongan Moral (Moral Suasion), Bank Sentral memberikan
pengumuman untuk khalayak umum dan pelaku moneter yang isinya dapat
berupa ajakan atau pun larangan untuk menahan atau melepaskan pinjaman
dan tabungan.

9. Tentang kebijakan uang ketat


 Kebijakan bank sentral untuk mengurangi jumlah uang beredar di
masyarakat. Dilakukan dengan cara menaikkan suku bunga, menjual surat
berharga, menaiki cadangan kas, dan membatasi atau memperketat kredit.

10. Tentang kebijakan uang longgar


 Kebijakan Bank Sentral untuk menambah jumlah uang beredar di
masyarakat. Dilakukan dengan menurunkan tingkat suku bunga, membeli
surat berharga, penurunan cadangan kas, dan mempermudah pemberian
kredit.

11. Tujuan kebijakan moneter


 Menjaga stabilitas ekonomi
 Menjaga stabilitas harga dan inflasi
 Meningkatkan kesempatan kerja
 Memperbaiki posisi neraca perdagangan dan pembayaran

12. Menjual surat berharga seperti SBI dapat mengurangi jumlah uang yang
beredar karena…
 Uang yang beredar kembali masuk ke dalam sistem perbankan

13. Kebijakan fiskal


 Suatu kebijakan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah dalam
pengelolaan keuangan negara.

14. Tujuan kebijakan fiskal


 Memperbaiki keadaan perekonomian
 Meningkatkan kesempatan kerja
 Menjaga kestabilan harga - harga secara umum dan laju inflasi
 Meningkatkan distribusi pendapatan nasional
15. Kebijakan anggaran (disajikan tabel APBN 2021/2022)

16. Kebijakan fiskal


 Suatu kebijakan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah dalam
pengelolaan keuangan negara.
 Instrumen kebijakan fiskal
 Sistem Perpajakan : Dengan Menaikkan Pajak, pemerintah memperkuat
kas pemerintah & memperbesar pengeluaran yang bersifat umum ,
sebaliknya, pemerintah menurunkan pajak untuk memberi kesempatan
perusahaan berinvestasi sekaligus meningkatkan konsumsi.
 Politik Anggaran: menjalankan politik anggaran baik anggaran berimbang
dengan tidak berimbang.
 Pinjaman Pemerintah : Pemerintah mengutamakan mengejar tingkat
pertumbuhan perekonomian maka pemerintah dpt melakukan pinjaman
pemerintah dengan menjual Surat Utang Negara(SUN).

17. Tujuan kebijakan fiskal


 Memperbaiki keadaan perekonomian
 Meningkatkan kesempatan kerja
 Menjaga kestabilan harga - harga secara umum dan laju inflasi
 Meningkatkan distribusi pendapatan nasional

18. APBN
 Suatu daftar yang memerinci secara sistematis tentang sumber - sumber
penerimaan dan belanja negara yang berlaku pada suatu periode.

19. Undang - undang APBN


 Pasal 23 Undang - Undang Dasar 1945 dan tahun 2020 APBN diatur dalam
Undang - Undang No. 20 Tahun 2019.

20. Tujuan penyusunan APBN


 Sebagai pedoman penerimaan & pengeluaran Negara dalam melaksanakan
tugas kenegaraan
 Meningkatkan transparansi & pertanggungjawaban pemerintah kepada DPR
& masyarakat luas
 Meningkatkan koordinasi antar bagian dalam lingkungan pemerintah
 Membantu pemerintah mencapai tujuan fiskal
 Memungkinkan kan pemerintah memenuhi prioritas belanja

21. Fungsi otoritas dalam APBN


 Berarti bahwa anggaran negara adalah tonggak atau pokok pelaksanaan
pendapatan dan belanja dalam setiap tahunnya.
22. Mekanisme penyusunan APBN

1) Pemerintah menyusun dalam bentuk nota keuangan Negara melalui rapat


dengan Departemen& lembaga teknis.
2) Pengajuan RAPBN oleh pemerintah kepada DPR.
3) Pembahasan RAPBN oleh DPR dalam masa sidang.
4) Persetujuan RAPBN oleh DPR menjadi APBN dengan Undang-undang,
jika RAPBN tidak disetujui pemerintah menggunakan APBN pada tahun
sebelumnya tanpa adanya perubahan.
5) APBN dilaksanakan dengan diperkuat oleh keputusan presiden tentang
pelaksanaan APBN.

23. Penerimaan APBN


 Penerimaan (pendapatan) negara adalah semua penerimaan dalam negeri &
penerimaan pembangunaan yang digunakan untuk membiayai belanja negara.
24. Dana Otonomi Khusus
 Dana yang dialokasikan untuk membiayai pelaksanaan otonomi khusus
suatu daerah. Contoh : pengalokasian untuk pembangunan di Provinsi
Papua.

25. Penerimaan dalam Negeri APBN


 Penerimaan Migas : penerimaan yang berasal dari penjualan minyak & gas
alam
 Penerimaan Non Migas : penerimaan yang berasal dan pajak, bea cukai,
non pajak, dan penerimaan lainnya.
 Penerimaana Pajak : terdiri atas pajak penghasilan, pajak pertambahan
nilai, bea materai, serta pajak bumi dan bangunan.
 Penerimaan Bea Masuk & Cukai : bea masuk dipungut atas sejumlah
barang yang diimpor. Sedangkan peneriman Cukai terdiri atas cukai
tembakau, gula, bir,& alcohol sulingan
 Penerimaan Bukan Pajak : terdiri atas penerimaan luar negeri, laba
perusahaan Negara, pengembalian pinjaman yang diberikan penjualan barang
Negara, sewa jasa barang Negara.

26. Sumber pendapatan utama negara berasal dari …(Pajak)


 Pajak penghasilan dan pertumbuhan nilai
 Pajak Reklame adalah pungutan yang dikenakan atas seluruh
penyelenggaraan reklame.
27. Sumber penerimaan daerah / APBD
 Pendapatan Asli Daerah
1) Pendapatan Pajak Daerah (PBB, Pajak Cukai, Pajak penghasilan, dll)
2) Pendapatan Retribusi Daerah seperti perizinan mendirikan usaha, tempat
rekreasi parkir
3) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan
4) Pendapatan asli daerah lain - lain
 Pendapatan Perimbangan
1) Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak
2) Dana Alokasi Umum (DAU) : bersumber dari pendapatan APBN
yang di alokasikan kpd daerah dengan tujuan pemerataan kemampuan
keuangan antardaerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka
pelaksanaan desentralisasi.
3) Dana Alokasi Khusus (DAK) : bersumber dari pendapatan APBN
yang di alokasikan kpd daerah tertentu, tujuan untuk membantu mendanai
kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah & sesuai dengan prioritas
nasional (kesehatan, pendidikan, dll)
 Pendapatan Lain-Lain Yang Sah-> Pendapatan Hibah

28. Jika RAPBN ditolak, maka tindakan apa yang diambil oleh pemerintahan
pusat
 Menggunakan APBN tahun sebelumnya

29. Anggaran surplus atau keadaannya


 Anggaran dengan penerimaan negara lebih besar daripada pengeluaran.
Kebijakan ini di jalankan bila keadaan ekonomi sedang dilanda inflasi
(kenaikan harga secara terus menerus).

30. Tujuan pengeluaran yang dilakukan pemerintah (pengeluaran APBN)


 Melaksanakan pembangunan nasional
 Meningkatkan kesejahteraan & kemakmuran masyarakat
 Memperlancar roda perekonomian
 Membiayakan pengeluaran rutin & pembangunan
 Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
 Mewujudkan stabilitas nasional yang mantap & dinamis

31. Pengeluaran rutin di APBN


 Pengeluaran untuk kegiatan - kegiatan rutin yang sifatnya permanen dan terus
menerus. Terdiri dari : belanja pegawai, belanja barang dan jasa, belanja
perjalanan dinas, subsidi daerah otonom, bunga cicilan utang, dan
pengeluaran rutin lainnya. Yang termasuk pengeluaran rutin : surat menyurat,
giro, pos, biaya pemilu, dan subsidi - subsidi.

32. Fungsi APBN


 Fungsi Alokasi : bertujuan untuk membagi proposionalitas anggaran dalam
melakukan pengalokasian pembangunan & pemerataan .
 Fungsi Distribusi : bertujuan untuk penyaluran dana kepada masyarakat
berdasarkan alokasi yang sudah ditetapkan.
 Fungsi Stabilitas : anggaran Negara berfungsi untuk menjaga keseimbangan
antara masyarakat melalui intervensi guna mencegah inflasi
 Fungsi Otoritas : bahwa anggaran Negara adalah tonggak/pokok
pelaksanaan pendapatan & belanja dalam setiap tahunnya.
 Fungsi Regulasi : digunakan untuk mendorong kebutuhan ekonomi suatu
Negara & bertujuan jangka panjang untuk meningkatkan kemakmuran rakyat.

33. Dana alokasi khusus


 Bantuan khusus yang digunakan dalam kegiatan pembangunan dengan
sasaran sesuai dengan ketetapan pemerintah pusat.

34. Kebijakan Anggaran


 Kebijakan Anggaran berimbang -> anggaran yang jumlah penerimaan dari
sector migas, non migas, & pajak dengan pengeluaran pemerintah sama
besarnya.
 Kebijakan anggaran Tidak Berimbang-> dibedakan atas anggaran defisit
& surplus
 Kebijakan Anggaran Dinamis-> anggaran yang selalu meningkat
dibandingkan tahun sebelumnya. Yaitu diusahakan meningkat pendapatan &
penghematan dalam pengeluaran, sehingga dpt meningkatkan tabungan
pemerintah/Negara untuk kemakmuran rakyat.
 Kebijakan Anggaran Defisit-> anggaran dengan pengeluaran Negara lebih
besar daripada penerimaan Negara.
 Kebijakan Anggaran Surplus -> anggaran dengan penerimaan Negara lebih
besar daripada pengeluaran. Kebijakan ini dijalankan bila keadaan ekonomi
dilanda inflasi (kenaikan harga secara terus menerus) sehingga anggaran
harus menyesuaikan kenaikan harga barang/jasa.

35. Pengeluaran pembangunan


 Pengeluaran yang ditunjukkan untuk pembiayaan proses perubahan, yang
merupakan kemajuan dan perbaikan menuju ke arah yang ingin di capai.
Sifatnya tidak rutin setiap tahun tetapi temporer. Terdiri atas :
 Pembiayaan Rupiah, pengeluaran pemerintah berupa barang - barang
atau uang secara langsung .
 Bantuan Proyek, Pengeluaran pemerintah berupa pembangunan unit -
unit proyek.

Anda mungkin juga menyukai