OLEH
A. FYDAYEEN, S.H., M.SI, M.H, CFE
INSPEKTUR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
1
Latar Belakang
Wabah Novel Pneumonia Corona virus diawali di
Wuhan, Provinsi Hubei pada Okober 2019
hingga berkembang ke seluruh dunia.
KONDISI
SAAT INI
KONDISI SAAT INI
Sebesar-besarnya kemakmuran
2
rakyat
.
3 Mendukung Pelaku Usaha untuk menerapkan
kaidah kebijakan: kehati- hatian, tata kelola
yang baik, transparan, akseleratif, adil, dan
akuntabel
4
* Menjaga stabilitasi
ekonomi dan ekspansi
moneter
12
Realisasi program Penanganan Covid-19 dan
Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN)
Provinsi Kalimantan Selatan sampai dengan
pertengahan Maret tahun 2021
14
Kebijakan Pengawasan Pengadaan Barang
dan Jasa
Peraturan Pemerintah
Keputusan Kepala Badan
Nomor 23 Tahun 2020 Peraturan Menteri Keuangan
Republik Indonesia Nomor 75 Pengawasan Keuangan Dan
sebagaimana telah
/Pmk.09 /2020 Pembangunan Nomor Kep-
diubah dengan
540/K/D1/2020
Peraturan Pemerintah
Nomor 43 Tahun 2020,
Pasal 25 ayat (1) dan
ayat (2)
Kebijakan Pengawasan PEN
16
Kebijakan Pengawasan PEN
17
Kebijakan Pengawasan PEN
18
Pengawasan intern atas Penyertaan
Modal Negara (PMN) meliputi kegiatan
pengawasan atas pemisahan kekayaan
negara dari Anggaran Pendapatan dan
Ruang Belanja Negara atau penetapan
Lingkup cadangan perusahaan atau sumber lain
untuk dijadikan sebagai modal Badan
PEN Usaha Milik Negara dan/atau perseroan
terbatas lainnya, dan dikelola secara
korporasi
Pengawasan intern atas
Penempatan Dana meliputi
kegiatan pengawasan atas
Ruang kegiatan yang dilakukan oleh
Pemerintah dengan menempatkan
Lingkup
sejumlah dana pada bank umum
PEN tertentu dengan bunga tertentu
Pengawasan intern atas Investasi
Pemerintah meliputi kegiatan
pengawasan atas penempatan
sejumlah dana dan/atau aset keuangan
Ruang dalam jangka Panjang untuk investasi
Lingkup dalam bentuk saham, surat utang,
PEN dan/atau investasi langsung guna
memperoleh manfaat ekonomi, sosial,
dan/atau manfaat lainnya
Pengawasan intern atas Penjaminan
adalah kegiatan pengawasan atas
Ruang pemberian jaminan oleh penjamin
Lingkup atas pemenuhan kewajiban finansial
PEN terjamin kepada penerima jaminan.
Pengawasan intern atas Belanja Negara
adalah kegiatan pengawasan atas
belanja negara termasuk tetapi tidak
terbatas pada pemberian subsidi bunga
kepada debitur perbankan, perusahaan
Ruang pembiayaan, dan Lembaga penyalur
Lingkup program kredit pemerintah yang
PEN memenuhi persyaratan serta jaring
pengaman sosial (social safety net)
termasuk bantuan sosial dan bantuan
Pemerintah..
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)
intern yang tepat dapat mengacu pada The respon dilakukan secara tepat. Semua
Enabled Institute of Internal Auditors (IIA) dalam manajer memberikan jaminan terhadap Assurance
menggunakan pendekatan Risk Based efektifitas manajemen risiko dan enilaian
Internal Audit (RBIA) yaitu metodologi yang kinerja manajemen risiko
menghubungkan pengawasan intern
dengan seluruh kerangka manajemen risiko.
Manajemen memonitor bahwa semua
Semua risiko telah terindentifikasi dan inilai. respon dilakukan secara tepat. Hampir
Managed Adanya Reviu risiko secara teratur Respon semua manajer memberikan jaminan
telah sesuai untuk mengelola risiko terhadap efektifitas manajemen risiko
dan penilaian kinerja manajemen risiko
Consulting
Sebagian besar risiko telah terindentifikasi
Beberapa bagian Manajemen
dan dinilai. Adanya Reviu risiko secara
Defined memonitor bahwa semua respon
teratur Respon telah sesuai untuk
dilakukan secara tepat.
mengelola risiko
25
Rencana Umum
Pengadaan Nasional
Provinsi Kalimantan
Selatan Tahun 2021
26
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018
tentang Pengadaan Barang atau Jasa
Pemerintah diantaranya yaitu, perubahan nilai
paket untuk usaha kecil dari 2,5 milyar
menjadi 15 milyar dengan penerapan tender
cepat, pemenuhan sumber daya manusia
profesional, dan inovasi untuk pencapaian
pengadaan barang dan jasa
27
APIP
28
Resiko Pengadaan Barang dan Jasa
Perencanaan tidak sesuai dengan kebutuhan
Perencanaan disesuaikan dengan keinginan pihak-
pihak tertentu
Nilai pengadaan yang di mark up dalam penyusunan
anggaran pengadaan barang dan jasa
Penunjukan orang-orang yang memiliki hubungan
khusus dengan calon penyedia
Pengadaan barang/jasa mengarah hanya pada satu
kemampuan penyedia tertentu
Penggelembungan (mark-up) dalam HPS
29
Resiko Pengadaan Barang dan Jasa
Penetapan sistem pemilihan yang cenderung pada
penggunaan sistem penunjukkan langsung
Pemilihan sistem evaluasi penawaran yang menguntungkan
penyedia tertentu.
Pembatasan akses calon penyedia pada saat pemasukan
dokumen penawaran
Proses sanggah dan sanggah banding serta jawaban tertulis
atas sanggah dan sanggah banding tidak dilaksanakan
secara transparan, adil/tidak diskriminatif serta akuntabel
Penandatanganan kontrak tidak sah antara lain tidak adanya
dukungan yang disyaratkan, dan atau data pendukung yang
tidak meyakinkan.
30
Resiko Pengadaan Barang dan Jasa
Penyerahan lokasi kerja tidak dilakukan pemeriksaan
lapangan bersama
Pelaksanaan pekerjaan yang tidak sesuai dengan ketentuan
kontrak baik pembayaran ataupun fisik pekerjaan
Proses pemutusan kontrak tidak dilakukan sesuai
ketentuan
Pengadaan barang/jasa yang telah selesai belum
diserahterimakan kepada PPK dan/atau PA/KPA dengan
dibuatkan BA Serah Terima.
Hasil pengadaan barang/jasa yang diserahkan tidak sesuai
kontrak.
31
Pengelolaan Resiko
32
Kebijakan pengawasan oleh Inspektorat Provinsi Kalimantan
Selatan dalam rangka pengawasan pengadaan barang dan jasa
di Provinsi Kalimantan selatan dalam rangka pemulihan
ekonomi
02
34
Kebijakan pengawasan oleh Inspektorat Provinsi Kalimantan
Selatan dalam rangka pengawasan pengadaan barang dan jasa
di Provinsi Kalimantan selatan dalam rangka pemulihan
ekonomi
05 Joint Audit
35
Kebijakan pengawasan oleh Inspektorat Provinsi Kalimantan
Selatan dalam rangka pengawasan pengadaan barang dan jasa
di Provinsi Kalimantan selatan dalam rangka pemulihan
ekonomi
06
Penguatan APIP
Penguatan peran APIP khususnya pada pengadaan
barang dan jasa pemerintah berupa :
Peningkatan kompetensi APIP di bidang pengadaan barang
jasa baik sertifikasi dasar maupun peningkatan pada
pemahaman lanjutan, hal ini dikarenakan bahwa masih
banyak APIP yang belum lulus sertifikasi pengadaan barang
jasa pemerintah, ataupun yang telah lulus sertifikasi namun
belum sepenuhnya memahami mengenai praktek
sesungguhnya pengadaan barang dan jasa.
Mendorong peran dan fungsi APIP dalam Early
Warning System atas proses pengadaan barang dan
jasa
36
Kebijakan pengawasan oleh Inspektorat Provinsi Kalimantan
Selatan dalam rangka pengawasan pengadaan barang dan jasa
di Provinsi Kalimantan selatan dalam rangka pemulihan
ekonomi
07
Membangun sinergitas dengan
SOPD terkait untuk pemantauan dan
evaluasi pengadaan barang dan jasa
dalam rangka pemulihan ekonomi.
37
Tujuan Dilaksanakannya
Pengawasan pengadaan barang
dan jasa
untuk mendorong pencapaian
tujuan pemulihan ekonomi di
Provinsi Kalimantan Selatan yaitu
untuk melindungi,
mempertahankan, dan
meningkatkan kemampuan
ekonomi..
38
Pengawasan Inspektorat Provinsi Kalimantan Selatan pada
pengadaan barang dan jasa dalam rangka pemulihan ekonomi
Consulting bertujuan untuk
Counsulting meningkatkan efektivitas
manajemen risiko, pengendalian,
dan proses tata kelola sehingga dapat
Reviu memberikan nilai tambah dan
meningkatkan pencapaian tujuan
pemerintahan dan pembangunan
Probity Audit yang dilaksanakan dengan suatu
pendekatan keilmuan yang sistematis
Audit Pengadaan (a systematic disciplined approach).
Barang dan Jasa
Pemantauan
Atau Monitoring
39
Pengawasan Inspektorat Provinsi Kalimantan Selatan pada
pengadaan barang dan jasa dalam rangka pemulihan ekonomi
Pemantauan
Atau Monitoring
41
Pengawasan Inspektorat Provinsi Kalimantan Selatan pada
pengadaan barang dan jasa dalam rangka pemulihan ekonomi
Counsulting
Audit atas pengadaan barang/jasa
(APBJ) dapat dikategorikan sebagai
audit/pemeriksaan dengan tujuan
Reviu tertentu, yang meliputi: pemenuhan
nilai manfaat yang sebesar-besarnya,
Probity Audit kepatuhan terhadap ketentuan
peraturan perundang-undangan
yang berlaku, pencapaian TKDN,
Audit Pengadaan
penggunaan produk dalam negeri,
Barang dan Jasa pencadangan dan peruntukan paket
untuk usaha kecil, dan Pengadaan
Pemantauan Berkelanjutan
Atau Monitoring
42
Pengawasan Inspektorat Provinsi Kalimantan Selatan pada
pengadaan barang dan jasa dalam rangka pemulihan ekonomi
Counsulting
Pemantauan terhadap realisasi penyerapan
anggaran dan pengadaan barang dana jasa
sebagai suatu bentuk assurance terhadap
Reviu kemajuan pelaksanaan pengadaan barang
dan jasa dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, yaitu untuk mendukung
Probity Audit pemulihan ekonomi nasional. Hal ini
tentunya tidak hanya melakukan
Audit Pengadaan pemantauan saja, namun juga melakukan
evaluasi untuk dapat membarikan masukan
Barang dan Jasa kepada Pemerintah Daerah terhadap
kesesuaian dengan standar, norma dan
Pemantauan rencana yang telah ditetapkan
Atau Monitoring
43
KESIMPULAN
Riskannya dalam pengadaan barang dan jasa, perlu pengawalan yang lebih instensif
oleh APIP sebagai pengawas internal. Strategi pengawasan pengadaan barang dan
jasa dalam rangka pemulihan ekonomi adalah berupa Merencanakan pengawasan
sesuai dengan perencanaan pengawasan yang telah ditetapkan oleh Menteri Dalam
Negeri sebagai tolak ukur dalam perencanaan pengawasan Inspektorat Provinsi
Kalimantan Selatan yang telah sejalan dengan perencanaan pembangunan daerah
Provinsi Kalimantan Selatan, perencanaan pengawasan intern pengadaan barang dan
jasa dengan menyusun sasaran pengawasan pengadaan barang dan jasa yang akan
menjadi target pengawasan intern oleh APIP dan berdasarkan risiko-risiko pada PBJ
yang menjadi ruang lingkupnya (Risk Based Planning), menetapkan jenis
pengawasan yang sesuai, pengawasan intern atas pengadaan barang dan jasa
berdasarkan rencana kerja yang telah ditetapkan sebelumnya dan Joint Audit,
penguatan APIP dan membangun sinergitas dengan SOPD terkait.
APIP diharapkan dapat berperan aktif dan sinergi dalam mengawal pengadaan barang
dan jasa untuk pencapaian tujuan pemulihan ekonomi naisonal. Pengawasan
dilakukan dalam bentuk consulting, probity audit, audit pengadaan barang dan jasa
dan pemantauan atau monitoring.
44
SARAN
Perlu adanya komitmen yang kuat pada pemangku
kepentingan, sehingga hal ini dapat meminimalisir
resiko yang ada pada pengadaan barang dan jasa.,
serta peningkatan sinergitas antara BPKP dengan
Inspektorat berupa joint audit disamping
penambahan personil yang memiliki kapasitas dalam
PBJ serta dukungan anggaran yang memadai. Selain
itu Sistem Pengendalian Intern termasuk didalamnya
terkait dengan manajemen risiko harus dijalankan
secara efektif dan berkesinambungan agar pengadaan
barang/jasa sesuai dengan tujuan yang ditetapkan,
dalam hal ini adalah untuk percepatan pemulihan
ekonomi di Provinsi Kalimantan Selatan.
45
Terima Kasih
46