Anda di halaman 1dari 4

NIM : 041272218

NAMA : DECKY HERIYANTO ROOROH MATKUL : Hukum Administrasi Negara


PRODI : S1 – ILMU ADMINISTRASI NEGARA

TUGAS 3 – HAN
Contoh Kasus
Jakarta, 12/06/2020 Kemenkeu - Krisis wabah COVID-19 yang penuh ketidakpastian lamanya
baik di bidang kesehatan maupun ekonomi membuat pemerintah menghitung ulang biaya yang
diperlukan untuk sekedar menahan dampaknya agar tidak makin dalam. Oleh karena itu,
pemerintah menganggarkan total Rp677,20 triliun yang mencakup biaya untuk kesehatan
penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Situasi COVID-19 membuat kebutuhan anggaran berubah sehingga pemerintah perlu bergerak
cepat namun tetap hati-hati dengan mengubah postur APBN 2020 yang sudah diubah dalam
Perpres 54/2020 menjadi postur APBN yang lebih baru dimana saat ini, setelah Perppu
No.1/2020 disahkan menjadi UU No.2/2020, postur APBN cukup disahkan melalui Perpres
saja untuk kecepatan merespon kondisi di lapangan.
"Perubahan postur, perubahan defisit, secara resmi kalau kondisi normal harus dilakukan
dengan APBN dan APBN-P. Saat ini, di tahun 2020, dasar hukumnya Perppu No.1/2020 yang
kemudian ditetapkan menjadi UU No.2/2020 dimana pergantian postur dilakukan dengan
Perpres. Secara resminya, kita mengubah postur baru sekali tahun ini yaitu dengan Perpres
54/2020. Ini kita sedang melihat dengan prinsip kehatian-hatian dan perlu bertindak cepat di
lapangan, tenaga kerja, kemiskinan, dsb. Tujuan pemerintah dengan Perppu itu ingin bergerak
cepat dan responsif. Inilah kenapa kita merasa perlu mengubah postur dari Perpres 54 dengan
postur yang lebih baru," jelas Kepala Badan Kebijakan Fiskal (Kepala BKF) Febrio Kacaribu
pada acara virtual Tanya BKF mengenai Program Pemulihan Ekonomi Nasional dan Isu Fiskal
Lainnya, Kamis (04/06) di Jakarta.
Ia melanjutkan, penambahan anggaran tersebut berimplikasi juga meningkatkan defisit
menjadi 6,34% dari sebelumnya 5,07% sesuai Perpres 54/2020. "Kemarin sudah ditetapkan
dalam kabinet, defisitnya adalah 6,34%. Sebelumnya, 5,07%. Kalau ini cepat disahkan (usulan
perubahan postur APBN), maka kita sudah punya 3 postur tahun ini. Postur pertama adalah
APBN 2020, yang kedua perubahannya di Perpres 54 lalu Perpres berikutnya adalah perubahan
posturnya yang kedua," tuturnya.
Ia menggambarkan, bahwa kecepatan pemerintah mengubah anggaran cukup dengan
menggunakan Perpres sebagai landasan hukum seperti yang diamanatkan UU No.2/2020
merupakan respon terhadap cepatnya perubahan di kala pandemi yang segala sesuatunya serba
tidak normal, unprecedented (tidak pernah terjadi sebelumnya) sehingga perlu dicari solusi
yang tidak konvensional (unconventional) pula.
"Ini sekedar mencerminkan kondisi yang tidak normal yang membutuhkan kecepatan
pengambil kebijakan untuk segera memberikan landasan hukum yang kuat untuk perubahan
yang cepat," pungkasnya.
Sumber :https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/perubahan-postur-apbn-merupakan-
respon-cepat-pemerintah-tangani-biaya-covid-19-dan-pen/
Pada artikel diatas masalah perubahan anggaran akibat wabah covid mengakibatkan keuangan
negara perlu melakukan perubahan berdasarkan atas peristiwa yang terjadi dilihat dari sisi
tujuan,

1. Jelaskan maksud dari sisi tujuan perubahan atas keuangan negara tersebut!
Diketahui diawal masa pandemi pemerintah melakukan perubahan postur APBN. Merujuk
pada Pasal 1 ayat (3) Perpu Nomor 1 Tahun 2020 menerangkan bahwa :
Untuk melaksanakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dalam rangka:
a) penanganan pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19); dan/atau
b) menghadapi ancaman yang membahayakan perekonomian nasional dan/atau stabilitas
sistem keuangan,
perlu menetapkan kebijakan keuangan negara dan kebijakan stabilitas sistem keuangan.
Jika mengacu dua kata kunci diatas sebagaimana disebutkan dalam Perpu Nomor 1 Tahun
2020 yakni kebijakan keuangan dan kebijakan stabilitas sistem keuangan maka hal tersebut
merupakan langkah pemerintah yang bertujuan untuk menciptakan kestabilan khususnya
dalam bidang keuangan negara dengan merelokasi anggaran-anggaran kegiatan tertentu
dengan disertai langkah-langkah penyesuaian lainnya termasuk kebijakan di bidang
perpajakan. Selain itu tujuan perubahan keuangan negara merupakan bagian dari komitmen
pemerintah untuk menjaga keberlanjutan keuangan negara guna mewujudkan keselamatan
dan kesejahteraan masyarakat ditunjukkan dengan upaya-upaya Pemerintah untuk
mengelola fiskal dengan sebaik-baiknya melalui peningkatan pendapatan negara secara
optimal, pengelolaan utang yang pruden dan terus berupaya melakukan perbaikan kinerja
penyerapan anggaran.
2. Negara sebagai pengelola keuangan membutuhkan hak dan kewenangan untuk
menyelenggarakan keuangan negara tersebut. Sebutkan hak negara tersebut!
Hak dan kewenangan negara sebagai pengelola keuangan meliputi beberapa hal
sebagaimana diistilahkan dengan hak-hak negara yang dapat dinilai dengan uang sebagai
berikut :
a) Hak menarik sejumlah uang atau barang tertentu dari penduduk yang dapat dipaksakan
dengan bentuk peraturan perundang-undangan, tanpa memberi imbalan secara langsung
kepada orang ybs. Contoh : Retribusi, Bea Cukai, dsb
b) Hak monopoli mencettak uang dan menentukan mata uang sebagai alat tukar dalam
masyarakat.
c) Hak untuk mengadakan pinjaman paksa kepada warga negara (obligasi, sanering uang
dan evaluasi nilai mata uang)
d) Hak teritorial darat, laut, dan udara serta segala kekayaan yang terkandung di dalamnya
serta yang merupakan sumber yang besar dalam penggunaannya yang dapat dinilai
dengan uang.

3. Dalam merumuskan keuangan negara jelaskan masing-masing pendekatan yang


digunakan oleh negara!
Empat pendekatan yang digunakan dalam merumuskan keuangan negara yakni :
a) Sisi Objek
Segala hal yang meliputi dan berkaitan dengan hak dan kewajiban negara yang dapat
dinilai dengan uang termasuk kebijakan dan kegiatan dalam bidang fiskal, moneter dan
pengelolaann kekayaan negara yang dipisahkan serta segala sesuatu baik berupa uang
maupun barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak
dan kewajiban tersebut.
b) Sisi Subjek
Merupakan penekanan penguangan sisi seluruh objek tidak hanya pada sisi materi
namun juga pada pelaku dari keuangan negara atau lembaga yang berkaitan dengan
lembaga keuangan negara
c) Sisi Proses
Merupakan parameter keuangan negara dalam UU Keuangan negara yang menyangkut
segala aktifitas yang berkaitan dengan proses perencanaan, perumusan dan
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pengelolaan objek keuangan negara.
d) Sisi Tujuan
Adalah parameter keuangan negara yang mengisyaratkan bahwa ukuran diletakkan
pada aktivitas pengambilan kebijakan atau kegiatan yang berkaitan dengan objek
keuangan negara sehingga titip tumpunya kepada objek keuangan negara itu sendiri

Sumber :
BMP – ADPU 4332 – Hukum Administrasi Negara
http://www.anggaran.kemenkeu.go.id/in/post/perubahan-postur-dan-rincian-apbn-2020-di-
masa-pandemi-covid-19
https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/siaran-pers/siaran-pers-pemerintah-waspada-
dampak-pandemi-covid-19-terhadap-ekonomi-indonesia/

Anda mungkin juga menyukai