Anda di halaman 1dari 2

ADPU4332

NASKAH TUGAS MATA KULIAH


UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2020/21.1

Fakultas : FHISIP/Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Program Studi : Ilmu Administrasi Negara-S1
Kode/Nama MK : ADPU4332/Hukum Administrasi Negara
Tugas :3

No. Soal
Jakarta, 12/06/2020 Kemenkeu - Krisis wabah COVID-19 yang penuh ketidakpastian lamanya
baik di bidang kesehatan maupun ekonomi membuat pemerintah menghitung ulang biaya yang
diperlukan untuk sekedar menahan dampaknya agar tidak makin dalam. Oleh karena itu,
pemerintah menganggarkan total Rp677,20 triliun yang mencakup biaya untuk kesehatan
penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Situasi COVID-19 membuat kebutuhan anggaran berubah sehingga pemerintah perlu bergerak
cepat namun tetap hati-hati dengan mengubah postur APBN 2020 yang sudah diubah dalam
Perpres 54/2020 menjadi postur APBN yang lebih baru dimana saat ini, setelah Perppu
No.1/2020 disahkan menjadi UU No.2/2020, postur APBN cukup disahkan melalui Perpres saja
untuk kecepatan merespon kondisi di lapangan.
"Perubahan postur, perubahan defisit, secara resmi kalau kondisi normal harus dilakukan
dengan APBN dan APBN-P. Saat ini, di tahun 2020, dasar hukumnya Perppu No.1/2020 yang
kemudian ditetapkan menjadi UU No.2/2020 dimana pergantian postur dilakukan dengan
Perpres. Secara resminya, kita mengubah postur baru sekali tahun ini yaitu dengan Perpres
54/2020. Ini kita sedang melihat dengan prinsip kehatian-hatian dan perlu bertindak cepat di
lapangan, tenaga kerja, kemiskinan, dsb. Tujuan pemerintah dengan Perppu itu ingin bergerak
cepat dan responsif. Inilah kenapa kita merasa perlu mengubah postur dari Perpres 54 dengan
postur yang lebih baru," jelas Kepala Badan Kebijakan Fiskal (Kepala BKF) Febrio Kacaribu
pada acara virtual Tanya BKF mengenai Program Pemulihan Ekonomi Nasional dan Isu Fiskal
Lainnya, Kamis (04/06) di Jakarta.
Ia melanjutkan, penambahan anggaran tersebut berimplikasi juga meningkatkan defisit menjadi
6,34% dari sebelumnya 5,07% sesuai Perpres 54/2020.
"Kemarin sudah ditetapkan dalam kabinet, defisitnya adalah 6,34%. Sebelumnya, 5,07%. Kalau
ini cepat disahkan (usulan perubahan postur APBN), maka kita sudah punya 3 postur tahun ini.
Postur pertama adalah APBN 2020, yang kedua perubahannya di Perpres 54 lalu Perpres
berikutnya adalah perubahan posturnya yang kedua," tuturnya.
Ia menggambarkan, bahwa kecepatan pemerintah mengubah anggaran cukup dengan
menggunakan Perpres sebagai landasan hukum seperti yang diamanatkan UU No.2/2020
merupakan respon terhadap cepatnya perubahan di kala pandemi yang segala sesuatunya serba
tidak normal, unprecedented (tidak pernah terjadi sebelumnya) sehingga perlu dicari solusi yang
tidak konvensional (unconventional) pula.
"Ini sekedar mencerminkan kondisi yang tidak normal yang membutuhkan kecepatan pengambil
kebijakan untuk segera memberikan landasan hukum yang kuat untuk perubahan yang cepat,"
pungkasnya.
Sumber :https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/perubahan-postur-apbn-merupakan-
respon-cepat-pemerintah-tangani-biaya-covid-19-dan-pen/

1 dari 2
ADPU4332

1. Pada artikel diatas masalah perubahan anggaran akibat wabah covid mengakibatkan keuangan
negara perlu melakukan perubahan berdasarkan atas peristiwa yang terjadi dilihat dari sisi
tujuan, jelaskan maksud dari sisi tujuan perubahan atas keuangan negara tersebut!

2. Negara sebagai pengelola keuangan membutuhkan hak dan kewenangan untuk


menyelenggarakan keuangan negara tersebut. Sebutkan hak negara tersebut!

3. Dalam merumuskan keuangan negara jelaskan masing-masing pendekatan yang digunakan oleh
negara!

2 dari 2

Anda mungkin juga menyukai