Anda di halaman 1dari 2

REFOCUSING

Secara etimologi (asal kata), pengertian Refocusing Anggaran adalah memusatkan


atau memfokuskan kembali anggaran. Sedangkan secara terminologi (menurut
istilah), Refocusing Anggaran adalah memusatkan atau memfokuskan kembali anggaran
untuk kegiatan yang sebelumnya tidak dianggarkan melalui perubahan anggaran.
Tujuan refocusing anggaran adalah untuk realokasi anggaran.
Contoh Refocusing Anggaran
Diantaranya:
refocusing Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk COVID-19;
 refocusing Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBN) untuk COVID-19;
 refocusing Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBN) untuk COVID-19;
 dan lain-lain.
Pemerintah Daerah juga diminta untuk menyesuaikan Dana Transfer dari Pemerintah Pusat
berdasarkan Rincian Alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa yang ditetapkan dalam PMK
Nomor 35/PMK.07/2020. Dalam ketentuan tersebut diatas, Pemerintah Daerah diminta untuk
Melakukan Pemotongan Belanja Barang/Jasa sekurang-kurangnya sebesar 50%, Pemotongan
Belanja Modal sekurang-kurangnya sebesar 50% dan Penyesuaian Belanja Pegawai.

Selisih Anggaran Hasil Penyesuaian Target Pendapatan Daerah dan Belanja Daerah
digunakan untuk mendanai :

1. Belanja Bidang Kesehatan dan hal-hal lain terkait kesehatan dalam rangka
pencegahan dan penanganan pandemi COVID-19;
2. Penyediaan Jaring Pengamanan Sosial/Social Safety Net; dan
3. Penanganan Dampak Ekonomi terutama menjaga agar dunia usaha daerah tetap
hidup.
Pemerintah menekankan pentingnya realokasi dan refocusing anggaran dalam upaya
mengatasi dampak pandemi Covid-19. Refocusing anggaran dari Transfer ke Daerah dan
Dana Desa (TKDD) di Tahun Anggaran (TA) 2021 merupakan salah satu upaya yang telah
diwujudkan secara konkret melalui penggunaan Dana Bagi Hasil (DBH) yang dioptimalkan
untuk mendukung penanganan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi
serta penggunaan minimal sebesar 8% dari Dana Alokasi Umum (DAU) untuk vaksinasi
Covid-19 dan insentif tenaga kesehatan daerah (Inakesda).
Direktorat Jenderal Anggaran menyampaikan pentingnya pemahaman dan semangat
yang sama kepada Kementerian/Lembaga dalam melaksanakan Refocussing dan Realokasi
Belanja Kementerian/Lembaga Tahun Anggaran 2021 sesuai yang tercantum pada SE Nomor
S30/MK.02/2021 (Kemenkeu, 2021a). Pendanaan kegiatan tersebut dilakukan melalui
mekanisme revisi anggaran secara cepat, sederhana dan akuntabel. Untuk memudahkan
perencanaan kegiatan, koordinasi pelaksanaan dan monitoring dan evaluasi kegiatan,
termasuk pergeseran antara unit organisasi, antar fungsi dan/atau antar program dalam
penanganan Pandemi Covid-19, pengalokasian dana penanganan Covid dilakukan
berdasarkan klasifikasi akun khusus Covid (Jamila dan Abdila, 2020).
Refocussing dan Realokasi Belanja Kementerian/Lembaga Tahun Anggaran 2021
perlu dilakukan, bukan hanya untuk mengamankan pelaksanaan pengadaan vaksin dan
mendukung program vaksinasi secara nasional, akan tetapi juga untuk penanganan Pandemi
Covid-19 secara keseluruhan, dukungan anggaran perlindungan sosial kepada masyarakat
serta percepatan pemulihan ekonomi nasional (PEN). Salah satu kebijakan pemerintah adalah
dengan melakukan langkah strategis berupa Refocussing dan Realokasi Belanja
Kementerian/Lembaga Tahun Anggaran 2021.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) harus terus dioptimalkan guna
mendukung dan mengembalikan perekonomian masyarakat, penanganan dan penanggulangan
Pandemi Covid-19, mengatasi masalah ekonomi serta menghindarkan Indonesia pada resesi
ekonomi akibat dampak pandemi Covid-19 .
Penghematan belanja negara dalam rangka Refocussing dan Realokasi Belanja
Kementerian/ Lembaga Tahun Anggaran 2021 sampai dengan Triwulan II Tahun Anggaran
2021 difokuskan pada penghematan belanja yang bersumber dari Rupiah Murni dengan jenis
belanja berupa belanja barang dan belanja modal berupa belanja operasional dan belanja non
operasional yang meliputi belanja honorarium (tim dan narasumber), perjalanan dinas
dalam/luar negeri (termasuk untuk monev on-site dan kegiatan promosi, pameran, dan
roadshow ke luar negeri), paket meeting (FGD, raker, workshop, seminar, konsinyering, dll),
belanja jasa (termasuk kegiatan kajian yang melibatkan jasa konsultan), bantuan kepada
masyarakat/Pemda yang bukan arahan Presiden, pembangunan gedung kantor, pengadaan
kendaraan dan peralatan/mesin, sisa dana lelang dan/atau swakelola, anggaran dari kegiatan
yang belum dikontrakkan atau kegiatan yang tidak memungkinkan untuk dilaksanakan, serta
kegiatan yang tidak mendesak/dapat ditunda/dibatalkan.

Anda mungkin juga menyukai