Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS KETEPATAN PENGELOLAAN DANA KELURAHAN KARANGREJO,

KECAMATAN METRO UTARA, KOTA METRO PERIODE 2021-2023

PROPOSAL

OLEH:

ADITYA PUTRA KANUGRAHAN

20610188

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO 2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam konteks pembangunan lokal, kelurahan memiliki peran penting dalam


menyediakan layanan dasar, infrastruktur, dan pemeliharaan keamanan lingkungan
di tingkat paling mendasar. Untuk mendukung pelaksanaan tugas-tugas ini,
kelurahan menerima dana dari berbagai sumber, termasuk pemerintah pusat,
daerah, dan provinsi. Dana kelurahan merupakan aset finansial yang signifikan dan
seharusnya digunakan dengan cermat dan transparan untuk meningkatkan kualitas
hidup masyarakat setempat.
Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Indonesia telah mengambil
langkah-langkah penting untuk memperbaiki pengelolaan dana kelurahan. Reformasi
fiskal yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat, seperti Dana Alokasi Umum
(DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK), telah meningkatkan alokasi dana kepada
kelurahan. Namun, dengan peningkatan tersebut juga datang tanggung jawab yang
lebih besar dalam mengelola dana tersebut dengan baik.
Reformasi pemerintahan yang sedang berlangsung, baik di tingkat nasional
maupun daerah, telah memberikan peluang untuk memperbaiki pengelolaan dana
kelurahan. Peningkatan kerangka hukum dan kebijakan, perbaikan sistem pelaporan
keuangan, dan pemberdayaan kelurahan melalui otonomi yang lebih besar adalah
bagian dari upaya untuk meningkatkan ketepatan pengelolaan dana tersebut.
Meskipun reformasi ini memberikan peluang besar bagi kelurahan untuk
memperbaiki infrastruktur, pelayanan kesehatan, dan pendidikan, kenyataannya
masih ada kelurahan yang mengalami kendala dalam melaksanakan tugas ini
dengan baik. Beberapa kendala yang sering ditemui termasuk kurangnya
transparansi dalam penggunaan dana, akuntabilitas, dan perencanaan yang tidak
efektif. Hal ini muncul dalam bentuk rendahnya kualitas layanan publik,
penyalahgunaan dana, dan lain-lain. Keterbatasan sumber daya, kurangnya
pemahaman tentang manajemen keuangan yang efisien, serta kurangnya
pengawasan yang efektif dapat menjadi faktor yang mempengaruhi ketepatan
pengelolaan dana kelurahan.
Penting untuk diingat bahwa kelurahan adalah tingkat pemerintahan yang
paling dekat dengan masyarakat. Oleh karena itu, ketepatan dalam pengelolaan
dana kelurahan memiliki dampak langsung pada kualitas hidup dan kesejahteraan
warga setempat. Dana kelurahan seharusnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat, seperti penyediaan akses ke air bersih, pendidikan, kesehatan,
infrastruktur jalan, dan layanan publik lainnya. Dengan kata lain, ketepatan
pengelolaan dana kelurahan memiliki konsekuensi nyata dalam mencapai tujuan
pembangunan berkelanjutan.
Selain itu, ketepatan pengelolaan dana kelurahan juga berkaitan erat dengan
upaya peningkatan pemerataan pembangunan. Dalam konteks ini, perlu memastikan
bahwa dana kelurahan dialokasikan secara adil dan setiap warga diuntungkan
secara merata. Tidak hanya itu, aspek keberlanjutan juga sangat penting untuk
dipertimbangkan, sehingga penggunaan dana kelurahan dapat memberikan manfaat
jangka panjang dan mendukung pertumbuhan berkelanjutan di kelurahan tersebut.
Selain itu, pengelolaan dana kelurahan yang baik juga berdampak pada
stabilitas sosial dan politik di tingkat lokal. Ketika masyarakat melihat bahwa dana
kelurahan digunakan dengan baik dan transparan, mereka akan lebih cenderung
mendukung pemerintah daerah dan terlibat dalam proses pembangunan.
Sebaliknya, ketidakpuasan terhadap pengelolaan dana dapat berdampak negatif
pada kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah setempat, bahkan dapat
memicu konflik sosial.
Pentingnya analisis ketepatan pengelolaan dana kelurahan menjadi semakin
mendesak di tengah berbagai tantangan ini. Efektivitas pengelolaan dana kelurahan
memiliki dampak langsung pada kualitas hidup masyarakat setempat, termasuk
pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan layanan publik lainnya. Selain itu,
ketepatan pengelolaan dana kelurahan juga mencerminkan tingkat akuntabilitas
pemerintah daerah terhadap masyarakat yang menjadi konstituennya.
Oleh karena itu, penelitian yang mencerminkan analisis ketepatan
pengelolaan dana kelurahan menjadi esensial untuk memahami bagaimana dana
tersebut digunakan, sejauh mana transparansi telah diimplementasikan, dan sejauh
mana pengelolaan keuangan telah berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat.
Lebih dari itu, penelitian ini juga memiliki dampak yang signifikan dalam konteks
pembangunan berkelanjutan, di mana kelurahan adalah entitas yang berperan
penting dalam pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih
dalam tentang permasalahan yang ada dalam pengelolaan dana kelurahan dan
merumuskan rekomendasi yang konstruktif untuk perbaikan. Melalui analisis
ketepatan pengelolaan dana kelurahan, kita dapat mencapai tujuan utama dalam
meningkatkan pelayanan publik, meminimalkan penyalahgunaan dana, dan
membangun kelurahan yang lebih transparan, akuntabel, dan efisien dalam
pengelolaan sumber daya finansialnya.
Proposal ini bertujuan untuk mengembangkan kerangka kerja penelitian yang
mendalam untuk menganalisis ketepatan pengelolaan dana kelurahan dan
mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhinya. Hasil penelitian ini diharapkan
akan memberikan kontribusi yang berharga untuk perbaikan pengelolaan dana
kelurahan dan pembangunan berkelanjutan di tingkat lokal.
Berdasarkan fenomena dan paparan yang sudah dijelaskan di atas, maka
peneliti tertarik untuk melakukan riset dengan judul penelitian yaitu ”ANALISIS
KETEPATAN PENGELOLAAN DANA KELURAHAN KARANGREJO,
KECAMATAN METRO UTARA KOTA METRO PERIODE 2021-2023”

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka rumusan


masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah pengelolaan dana kelurahan sudah tepat?
2. Apakah fokus pemerintah dalam pengalokasian dana?
3. Apakah ada hal yang menghambat pemerintah daerah dalam pengalokasian
dana kelurahan?
C. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujan dari penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui tingkat ketepatan pengelolaan dana kelurahan


2. Untuk mengetahui fokus utama pemerintah dalam pengalokasian dana kelurahan
3. Untuk mengetahui hal-hal yang dapat menghambat pemerintah dalam kegiatan
pengalokasian dana kelurahan

D. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat Teoritis

1. Kontribusi Pengetahuan
Penelitian ini akan mengembangkan pengetahuan dalam domain manajemen
keuangan publik dan ilmu administrasi publik, dan dengan demikian, memberikan
kontribusi berharga terhadap akademisi yang tertarik dengan topik tersebut.

2. Pemahaman Lebih Mendalam tentang Pengelolaan Dana


Penelitian ini akan memberikan pemahaman lebih dalam tentang
kompleksitas pengelolaan dana pada tingkat kelurahan, termasuk tantangan dan
faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilannya.

3. Pengembangan Model Analitis


Penelitian ini dapat mengembangkan model analitis yang dapat diterapkan
pada konteks lain dalam manajemen keuangan publik, sehingga menjadi
kerangka kerja yang berguna dalam penelitian berikutnya.

4. Kontribusi untuk Ilmu Sosial dan Kebijakan


Penelitian ini akan memberikan kontribusi penting untuk ilmu sosial dan ilmu
kebijakan, dengan menghasilkan wawasan yang dapat digunakan untuk
merumuskan dan mendukung kebijakan pembangunan lokal yang lebih efektif.

Manfaat Praktis

1. Perbaikan Praktik Pengelolaan Dana


Penelitian ini akan memberikan rekomendasi praktis yang dapat membantu
kelurahan meningkatkan cara mereka mengelola dana. Ini akan memungkinkan
penggunaan dana yang lebih efisien dan efektif.

2. Pengambilan Keputusan yang Terinformasi


Hasil penelitian ini akan memberikan pemangku kepentingan, termasuk
pemerintah daerah dan kelurahan, dasar yang lebih baik untuk membuat
keputusan yang terinformasi dan memprioritaskan pengelolaan dana kelurahan.

3. Peningkatan Akses Informasi Masyarakat


Penelitian ini dapat mendukung pemberdayaan masyarakat melalui
peningkatan akses mereka terhadap informasi mengenai pengelolaan dana
kelurahan. Ini akan memungkinkan partisipasi yang lebih baik dalam pemantauan
pengelolaan dana.

4. Peningkatan Kualitas Layanan Publik


Dengan pengelolaan dana yang lebih baik, layanan publik seperti pendidikan,
kesehatan, dan infrastruktur dapat ditingkatkan, memberikan manfaat langsung
bagi masyarakat.

5. Pengelolaan Risiko
Penelitian ini dapat membantu kelurahan dalam mengidentifikasi dan
mengelola risiko yang terkait dengan pengelolaan dana, termasuk risiko
penyalahgunaan dan korupsi.

6. Rekomendasi Kebijakan
Hasil penelitian ini akan memberikan dasar bagi pemerintah daerah untuk
merancang kebijakan dan regulasi yang lebih baik dalam pengelolaan dana
kelurahan. Rekomendasi ini dapat mencakup panduan, prosedur, dan peraturan
yang diperlukan.

7. Peningkatan Kapasitas
Penelitian ini akan membantu dalam peningkatan kapasitas personel
kelurahan dalam manajemen keuangan dan administrasi. Ini dapat mencakup
pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia.

8. Transparansi dan Akuntabilitas


Dengan mengidentifikasi praktik terbaik dalam pengelolaan dana, penelitian
ini dapat membantu memperkuat transparansi dan akuntabilitas dalam
pengelolaan dana kelurahan, yang akan menguntungkan masyarakat dan
meningkatkan kepercayaan terhadap pemerintah setempat.

Dengan manfaat-manfaat teoritis dan praktis ini, penelitian ini memiliki


potensi untuk memberikan dampak positif yang nyata pada pengelolaan dana
kelurahan, kualitas hidup masyarakat setempat, dan pembangunan berkelanjutan di
tingkat lokal.

E. RUANG LINGKUP PENELITIAN

Agar dalam penelitian ini tidak menyimpang jauh dari permasalahan yang diteliti
maka peneliti membatasi ruang lingkup penelitian, sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian : Penelitian Deskriptif


2. Subjek Penelitian : Pemerintah daerah kelurahan karangrejo
3. Objek Penelitian : Laporan keuangan dana kelurahan
4. Lokasi Penelitian : Kantor kelurahan karangrejo
BAB II

KAJIAN LITERATUR

A. DANA KELURAHAN
1. KELURAHAN DAN PENGERTIAN DANA KELURAHAN

Kelurahan adalah bagian wilayah dari Kecamatan sebagai perangkat


Kecamatan. Kelurahan dibentuk dengan Perda Kabupaten/Kota, yang dipimpin
oleh seorang kepala kelurahan yang disebut lurah selaku perangkat Kecamatan
dan bertanggung jawab kepada camat. Lurah diangkat oleh bupati/walikota atas
usul sekretaris daerah dari pegawai negeri sipil yang memenuhi persyaratan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, yang mempunyai
tugas membantu camat dalam:

a. melaksanakan kegiatan pemerintahan kelurahan;


b. melakukan pemberdayaan masyarakat;
c. melaksanakan pelayanan masyarakat;
d. memelihara ketenteraman dan ketertiban umum;
e. memelihara prasarana dan fasilitas pelayanan umum;
f. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh camat; dan
g. melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pemerintah Daerah kabupaten/kota mengalokasikan anggaran dalam APBD


kabupaten/kota untuk pembangunan sarana dan prasarana lokal kelurahan dan
pemberdayaan masyarakat di kelurahan. Pelaksanaan anggaran dana untuk
pembangunan sarana dan prasarana lokal kelurahan dan pemberdayaan
masyarakat di kelurahan diutamakan dengan cara swakelola oleh kelompok
masyarakat dan/atau organisasi kemasyarakatan. Alokasi anggaran kelurahan
tersebut dimasukkan ke dalam anggaran Kecamatan pada bagian anggaran
kelurahan untuk dimanfaatkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pemerintah Daerah kabupaten/kota mengalokasikan anggaran dalam
anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten/kota untuk pembangunan
sarana dan prasarana Kelurahan dan pemberdayaan masyarakat di Kelurahan.
Alokasi anggaran dana tersebut dimasukkan ke dalam anggaran Kecamatan
pada bagian anggaran dana Kelurahan.

Dalam rangka pelaksanaan anggaran untuk pembangunan sarana dan


prasarana Kelurahan dan pemberdayaan masyarakat di Kelurahan, lurah
berkedudukan sebagai kuasa pengguna anggaran. Lurah dalam melaksanakan
anggaran untuk pembangunan sarana dan prasarana serta pemberdayaan
masyarakat di Kelurahan menunjuk pejabat penatausahaan keuangan.13
Pelaksanaan anggaran untuk pembangunan sarana dan prasarana lokal
Kelurahan dan pemberdayaan masyarakat di Kelurahan melibatkan kelompok
masyarakat dan/atau organisasi kemasyarakatan. Untuk daerah kota yang tidak
memiliki desa, alokasi anggaran paling sedikit 5% (lima persen) dari anggaran
pendapatan dan belanja daerah setelah dikurangi dana alokasi khusus. Untuk
daerah kabupaten yang memiliki Kelurahan dan kota yang memiliki desa, alokasi
anggaran Kelurahan paling sedikit sebesar dana desa terendah yang diterima
oleh desa di kabupaten/kota.

B. ASPEK PENGALOKASIAN DANA


Alokasi dana kelurahan adalah proses penentuan bagaimana dana kelurahan
akan dialokasikan atau dibagi untuk berbagai keperluan dan program-program di
tingkat kelurahan. Alokasi dana ini harus memperhitungkan kebutuhan masyarakat
dan tujuan pembangunan yang telah ditetapkan.
1) Aspek penting dalam alokasi dana kelurahan:

1. Prioritas Pembangunan:
Menentukan prioritas pembangunan apa yang akan didahulukan. Ini
melibatkan penentuan program dan proyek yang paling penting untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
2. Konsultasi Publik:
Melibatkan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan mengenai
alokasi dana. Konsultasi publik dapat membantu mengidentifikasi kebutuhan dan
aspirasi masyarakat.
3. Analisis Kebutuhan:
Melakukan analisis kebutuhan masyarakat untuk memahami sejauh mana
program-program tertentu akan memberikan manfaat kepada penduduk
kelurahan.
4. Keadilan dan Kepastian:
Memastikan alokasi dana dilakukan secara adil dan setiap bagian dari
kelurahan mendapatkan manfaat yang setara. Hal ini juga mencakup jaminan
kepastian dana untuk program-program yang berkelanjutan.
5. Evaluasi Hasil:
Mengukur dan mengevaluasi hasil alokasi dana untuk memastikan bahwa
dana digunakan secara efisien dan program-program tersebut mencapai
sasaran yang diharapkan.
6. Transparansi:
Membuat informasi tentang alokasi dana dan keputusan yang terkait dengan
publik. Ini menciptakan transparansi dan memungkinkan masyarakat untuk
memantau penggunaan dana.
7. Kapasitas Administratif:
Memastikan bahwa kelurahan memiliki kapasitas administratif yang cukup
untuk mengelola alokasi dana dengan baik, termasuk pemantauan dan
pelaporan yang diperlukan.
8. Fleksibilitas:
Memiliki mekanisme fleksibilitas dalam alokasi dana untuk mengatasi
perubahan kebutuhan atau kejadian tak terduga di tingkat kelurahan.
9. Pengentasan Kemiskinan:
Memastikan bahwa alokasi dana juga mencakup program-program yang
berkontribusi pada pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat yang rentan.
10. Konsistensi dengan Kebijakan Nasional dan Daerah:
Memastikan bahwa alokasi dana sejalan dengan kebijakan dan regulasi yang
berlaku di tingkat nasional dan daerah.

Alokasi dana kelurahan yang baik memerlukan perencanaan yang cermat


dan berdasarkan data dan analisis yang kuat. Ini akan membantu memastikan
bahwa dana yang tersedia digunakan untuk mendukung perkembangan kelurahan
dan meningkatkan kesejahteraan penduduk setempat.

2) Beberapa pendapat dari para ahli tentang aspek alokasi dana

1. Amartya Sen: Pemenang Hadiah Nobel dalam bidang Ekonomi, Sen


menekankan pentingnya alokasi dana untuk memenuhi kebutuhan dasar
manusia, seperti akses ke pendidikan, perawatan kesehatan, dan pangan. Ia
mengembangkan konsep kemiskinan multi-dimensi yang mempertimbangkan
berbagai aspek kesejahteraan manusia.
2. Joseph Stiglitz: Stiglitz adalah seorang ekonom yang menyoroti pentingnya
alokasi dana yang adil dalam memerangi ketidaksetaraan dan menjaga
keseimbangan sosial. Ia telah berbicara tentang perlunya pembangunan yang
inklusif dan redistribusi sumber daya ekonomi.
3. John Maynard Keynes: Salah satu ekonom terkemuka dalam sejarah,
Keynes mendorong alokasi dana untuk stimulus ekonomi dalam periode
resesi. Pandangannya mendukung pengeluaran pemerintah untuk memicu
pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat.
4. Jeffrey Sachs: Economist dan pakar pembangunan internasional, Sachs
menekankan pentingnya alokasi dana untuk pembangunan berkelanjutan,
termasuk investasi dalam infrastruktur, pendidikan, dan perawatan kesehatan
sebagai sarana meningkatkan kesejahteraan.
5. Muhammad Yunus: Pendiri Grameen Bank dan pemenang Nobel
Perdamaian, Yunus mempromosikan alokasi dana untuk pengentasan
kemiskinan dan perusahaan sosial yang mendukung kesejahteraan
masyarakat.
6. Elinor Ostrom: Pemenang Hadiah Nobel dalam bidang Ekonomi, Ostrom
meneliti prinsip-prinsip pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan,
yang juga dapat diterapkan pada alokasi dana dan sumber daya manusia
dalam masyarakat.
7. Jeffrey D. Sachs: Economist dan pakar pembangunan internasional, Sachs
menekankan alokasi dana untuk pembangunan berkelanjutan, dengan
penekanan pada upaya untuk mengakhiri kemiskinan ekstrem dan
ketidaksetaraan global.
8. Raghuram Rajan: Ekonom dan mantan Gubernur Bank Sentral India, Rajan
menyoroti pentingnya alokasi dana yang bijak dalam perbankan dan sektor
keuangan untuk mencegah krisis ekonomi.
9. Martha Nussbaum: Filsuf dan teoretikus politik, Nussbaum mengembangkan
pendekatan kemampuan manusia yang menekankan alokasi dana untuk
memastikan individu memiliki akses ke berbagai kemampuan dasar yang
meningkatkan kesejahteraan mereka.
C. Tabel Penelitian relevan

Tabel 1. Penelitian Relevan


No Peneliti Judul Metode Hasil Penelitian
1. Dicky Frimansyah, Analisis Penelitian ini Hasil penelitian analisis
Ardiansyah Japlani, Pengelolaan menggunakan rasio keuangan dana
Suwarto Alokasi Dana metode Desa Banjar Rejo dari
Desa Di Banjar deskriptif aspek kemandirian
Rejo Kecamatan analisa dengan masih sangat rendah.
Batanghari. pendekatan sedangkan dari aspek
kuantitatif efisiensi masih kurang
efisien. aspek efektifitas
sudah sangat efektif
2. Bambang Tri Analisis Penelitian ini Hasil penelitian
Saputra, Suyanto, Akuntabilitas menggunakan menunjukan bahwa
Dan Karnila Ali Pengelolaan metode pengelolaan keuangan
(2020) Keuangan Desa deskriptif desa di Desa
Di Desa kualitatif Kahuripan sudah
Kahuripan Kec. transparansi sehingga
Banjar Baru Kab. meningkatkan
Tulang Bawang kepercayaan
masyarakat kepada
Pemerintah Desa.
3. I Wayan Sukayasa, I Analisis Penelitian ini Hasil penelitian pada
Putu Ferry Karyada, Akuntabilitas menggunakan Desa Nyalian
Dan I Made Endra Pengelolaan metode menunjukan bahwa
Lasmana Putra Alokasi Dana purposive dalam pelaksanaan
(2022) Desa Di Desa sampling dan pembangunan desa
Nyalian Kec. metode cukup baik hanya saja
Banjarangkan triangulasi ada beberapa aspek
Kab. Klngkung yang perlu diperhatikan
seperti perencanaan
pembangunan yang
tidak tertata dengan
rapih, serta
pengelolaan Dana
Desa yang kurang
transparansi.
4. Ni Nyoman Alit Praktik Penelitian ini Hasil dari penelitian ini
Triani & Susi Pengelolaan menggunakan menunjukan bahwa
Handayani (2018) Keuangan Dana metode pengelolaan keuangan
Desa kuantitatif desa secara umum
telah sesuai dengan
peraturan yang berlaku,
namun penelitian ini
juga menemukan
bahwa terdapat
kendala yang
disebabkan oleh
perubahan kementrian
dan kemampuan
penyaluran dana desa
yang belum mumpuni
5. Ali Ulumudin (2017) Analisis Penelitian ini Hasil penelitian
Pengelolaan menggunakan menunjukan bahwa
Alokasi Dana metode program dari anggaran
Desa Di Desa kuantitatif dana desa pada tahun
Bontoala deskriptif 2016 di Desa Bantoala
Kecamatan lebih kepada
Palangga pembangunan
Kabupeten infrastruktur, anggaran
Lampung Timur dana desa tahun 2016
Tahun 2016 belum transparan
kepada masyarakat
secara peruntukan
maupun rincian
jelasnya

Anda mungkin juga menyukai