Anda di halaman 1dari 15

PENDATAAN PMKS DAN PSKS JAWA TENGAH TAHUN 2014

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pembangunan di Indonesia yang dilaksanakan secara
berkesinambungan bertujuan untuk meningkatkan kesejhteraan rakyat
Indonesia secara adil dan merata. Hasil dari pembangunan yang
dilaksnakan secara bertahap dapat mengurangi kesenjangan yang ada di
masyarakat baik secara sosial, ekonomi maupun budaya. Sasaran utama
Pembangunan Kesejahteraan Sosial adalah Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS) di samping itu juga memberdayakan Potensi
Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS).
Pembangunan yang terencana, terarah dan berkelanjutan dengan
baik memerlukan data yang dan informasi yang akurat serta dapat
dipertanggungjawabkan.Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh
pembangunan kesejahteraan sosial yaitu masih tingginya jumlah PMKS
yang belum tertangani yang selalu meningkat, disamping itu adanya
tuntutan masyarakat agar penanganan PMKS cepat, tepat, akuntable dan
transparan.
Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang RI Nomor 11
Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial, Provinsi Jawa Tengah
menfokuskan permasalahan sosial yaituKetelantaran, Kecacatan,
Kemiskinan, Korban Bencana, Korban Tindak Kekerasan dan Pekerja
Migran, Keterasingan, dan Ketunaan Sosial.
Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah melalui Visi“Mewujudkan
Kemandirian Kesejahteraan Sosial Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial melalui Pemberdayaan Potensi Sumber
Kesejahteraan Sosial yang Profesional”. Dalam Visi tersebut
mengandung maksud dalam 5 (lima) tahun kedepan penyelenggaraan
pembangunan kesejahteraan sosial diarahkan untuk mewujudkan
kemandirian PMKS melalui peningkatankualitas dan jangkauan layanan,
termasuk melalui pemberdayaan dan penguatan PSKS dengan 4 pilar
pelayanan kesejahteraan sosial.
Pelaksanaan Pembangunan Kesejahteraan Sosial di Provinsi Jawa
Tengah dilaksanakan melalui berbagai program dan terobosan kegiatan.
Dalam pelaksanaan kegiatan dimaksud perlu adanya ketersediaan data
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang akurat, lengkap
dan mutakhir, selainnya itu Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial sebagai
pilar pembangunan kesejahteraan sosial juga sangat diperlukan dalam
membantu pemerintah dalam pelaksanaan Pembangunan Kesejahteraan
Sosial.
Dalam Pelaksanaan Pemutakhiran dan Pemetaan data
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan Potensi Sumber
Kesejahteraan Sosial (PSKS) berpedoman pada Peraturan Menteri Sosial RI
Nomor 08 Tahun 2012 tentang Pedoman Pendataan dan Pengelolaan Data
PMKS dan PSKS. Peraturan Menteri Sosial RI No 08 Tahun 2012 membagi
PMKS menjadi 26 jenis dan PSKS menjadi 12 jenis.
Pengertian PMKS menurut Permensos 08 Tahun 2012 adalah
perseorangan, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat yang karena suatu
hambatan, kesulitan atau gangguan, tidak dapat melaksanakan funsi
sosialnya, sehingga tidak dapat terpenuhi kebutuhan hidupnya baik
jasmani, rohani, maupun sosial secara memadai. Sedangkan pengertian
dari PSKS adalah perseorangan, keluarga, kelompok, dan/atau masyarakat
yang dapat berperan serta untuk menjaga, menciptakan, mendukung, dan
memperkuat penyelenggaraan kesejahteraan Sosial.

B. DASAR KEGIATAN
Dasar pelaksanaan kegiatan Pemutakhiran dan Pemetaan Data
Penyandang Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan Potensi Sosial Kesejahteraan
Sosial (PSKS) Tahun 2014, adalah:
1. Undang–Undang Nomor 10 tahun 1950 tentang Pembentukan
Provinsi Jawa Tengah ;
2. Undang–Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
3. Undang–Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah;
4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan
Sosial;
5. Peraturan Pemerintah RI Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah;
6. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor : 6Tahun2008
tanggal 7 juni 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah
Provinsi Jawa Tengah .
7. Keputusan Presiden Nomor : 80 Tahun 2003 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (lembaran Negara Tahun
2003 Nomor : 120) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan
Presiden Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Perubahan Keempat Atas
Keputusan Presiden No. 80 Tahun 2003 Tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
8. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun 2004
tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Jawa Tengah ;
9. Perda No. 6 Th. 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Dinas Daerah Provinsi Jawa Tengah . (Lembaran Daerah Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2008 No. 6 Seri D No. 12);
10. Pergub No. 64 Th. 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan
Tata Kerja Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah . (Tanggal 31 Juli 2008);
11. Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 08 Tahun 2012 tentangPedoman
Pendataan dan Pengelolaan Data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS) dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS);
12. DPA–SKPD Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran
2014;

C. MAKSUD DAN TUJUAN


1. MAKSUD
Pemutakhiran dan pemetaan data Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial Tahun
2014 mempunyai maksud sebagai acuan bagi pemerintah Pusat,
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam melaksanakan
pembangunan kesejahteraan sosial. Pelaksanaanpemutakhiran
dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan Potensi Sumber
Kesejahteraan Sosial (PSKS) berpedoman pada Peraturan Menteri Sosial RI
Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pedoman Pendataan dan Pengelolaan Data
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan Potensi Sumber
Kesejahteraan Sosial (PSKS).

2. TUJUAN
Tujuan yang ingin dicapai dari proses Pemutakhiran dan Pendataan
tahun 2014 adalah:
a. Terhimpunnya data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan
Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) sesuai jenis dan kelompoknya;
b. Tersedianya data yang lengkap dan akurat sebagai dasar dalam
perencanaan pembangunan dibidang kesejahteraan sosial;
c. Teranalisanya perubahan Data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS) dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS);
d. Adanya kesamaan pemahamaan dan persepsi dalam pelaksanaan data
PMKS dan PSKS;
e. Kesamaan pola pendataan PMKS dan PMKS.

BAB II
PELAKSANAAN PENDATAAN

A. RENCANA KEGIATAN
Kegiatan Pemutakhiran dan pemetaan data Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial Tahun
2014 dilaksanakan mulai pada bulan Februari 2014.
Indikator Kinerja
1. Input
Jumlah Anggaran untuk kegiatan Pemutakhiran Data Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan Potensi Sumber Kesejahteraan
Sosial (PSKS) di Jawa Tengah Tahun Anggaran
2014 sebesar Rp. 1.114.263.000,00 (Satu milyar seratus empat belas juta
dua ratus enam puluh tiga ribu rupiah)
2. Out Put
Tersedianya Data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan
Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) di Jawa Tengah Tahun 2015.
3. Out Come
Terpenuhinya data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan
Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) di Tahun Anggaran
2015 sebagai bahan perencanaan pembangunan kesejahteraan sosial di
tahun anggaran berikutnya.

B. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Pelaksanaan Rakor Provinsi
Pemutakhiran dan Pemetaan Data Penyandang Masalah Kesejahteraan
Sosial (PMKS) dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) di Jawa
Tengah Tahun Anggaran 2014 diawali dengan kegiatan Rapat Koordinasi
antara Dinas Sosial Provinsi Provinsi Jawa Tengah dengan Instansi Sosial
Kabupaten/Kota yang diselenggarakan pada tanggal 27 Februari
2014 dengan kesepakatan sebagai berikut:
a. Pelaksanaan Kegiatan Pemutakhiran dan Pemetaan Data PMKS dan PSKS
di Jawa Tengah Tahun 2014berpedoman pada Peraturan Menteri Sosial RI
Nomor 8 Tahun 2012 yang mengelompokan PMKS menjadi 26 jenis dan
PSKS 12 Jenis;
b. Teknis pelaksanaan Pemutakhiran di tingkat Kabupaten/Kota dengan
metode Sensus yang bertumpu pada kelembagaan di tingkat
Desa/Kelurahan, dan dilaksanakan setelah Rapat Koordinasi tingkat
Kabupaten/Kota Tahun 2014.
c. Petugas pengumpul data di tingkat desa/kelurahan adalah aparat
desa/kelurahan, PSM atau anggota Karang Taruna. Untuk petugas
pengumpul di tingkat kecamatan dapat dilaksanakan oleh aparat/petugas
sosial kecamatan, TKSK ataupun bidang Kesra di tingkat kecamatan.
d. Sistem pelaporan di tingkat provinsi pada tahun 2014 masih dengan
rekapitulasi jumlah data berdasarkan jenis kelamin dan satuan. Untuk
pelaporan sistem aplikasi tetap berjalan, tetapi tahun 2014 belum dapat
disajikan hal tersebut dikarenakan beberapa faktor antara lain belum
siapnya pihak kabupaten/kota baik dari dari sarpras maupun SDM yang
terbatas.
e. Pelaksanaan Bimbingan Teknis Aplikasi Pemutakhiran dan Pemetaan
Data PMKS dan PSKS Tahun 2014 akan dilaksanakan pada bulan maret
2014.
f. Untuk tahun anggaran 2015 jumlah PMKS dan PSKS by name by
addres harus sudah masuk ke dalam sistem pelaporan aplikasi.

2. Pelaksanaan Bimbingan Teknis Aplikasi


Bimbingan Tehnik Aplikasi Pemutakhiran dan Pemetaan Data PMKS dan
PSKS Tahun 2014 merupakan tindak lanjut dari Rakor Pemutakhiran dan
Pendataan PMKS dan PSKS Tahun 2014 dan dilaksanakan selama 3 hari
yaitu tanggal18 Maret s.d 21 Maret 2014 bertempat di Hotel Sriti Magelang
Jl. Daha No. 23 Magelang. Jumlah Peserta sebanyak 70 Orang petugas
dari 35 Instansi Sosial Kab./Kota yang membidangi pendataan PMKS dan
PSKS tahun 2014.

3. Pelaksanaan Rakor Kabupaten


Pelaksanaan Rapat Koordinasi tingkat Kabupaten/Kota merupakan rapat
koordinasi lanjutan dari rapat koordinasi provinsi dan Bimbingan Teknis
Aplikasi Pendataan yang pelaksanaannya diserahkan kepada
Kabupaten/Kota. Rapat koordinasi tersebut membahas tentang teknis
pendataan dan penyampaian jenis PMKS serta PSKS sesuai dengan
Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 8 Tahun 2012.Pelaksanaan rakor di
tingkat kabupaten/kota dilaksankan pada bulan Juni 2014.

4. Petugas Pengumpul Data, Pengolah Data dan Pengimput Data.


Petugas petugas pengumpul data desa/ kelurahan adalah aparat
desa/kelurahan, PSM atau anggota Karang Taruna. Petugas Pengumpul
data kecamatan adalah aparat/petugas sosial kecamatan, Kepala Seksi
Kesra atau TKSK. Sedangkan petugas perekap data adalah petugas yang
menangani data pada instansi sosial yang membidangi kesejahteraan sosial
dan petugas penginput data adalah petugas instansi sosial kabupaten yang
di tunjuk (aplikator).

5. Sasaran
Sasaran kegiatan Pemutakhiran dan Pemetaan Data Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial meliputi:
a. Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang terbagi menjadi
26 jenis permasalahan, dengan variabel antara lain: nama, alamat, umur,
lokasi dan dengan satuan individu, keluarga dan kelompok/masyarakat;
b. Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) yang terbagi dalam 12 jenis
potensi sumber dengan variabel antara lain: nama, alamat, umur, lokasi
dan dengan satuan individu, keluarga dan kelompok/masyarakat;

6. Cakupan Wilayah
Cakupan wilayah pengumpulan data PMKS dan PSKS adalah 35
Kabupaten/Kota di Jawa Tengah yang meliputi:
- Desa/Kelurahan = 8578
- Kecamatan = 573

7. Metode/Tehnik Pengumpulan Data


Dalam kegiatan Pemutakhiran dan Pemetaan Data Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial Tahun
2014 ini metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan
metodesurvey, kompilasi produk administrasi serta pendekatan birokasi di
tingkat desa/kelurahan yang bertumpu pada kelembagaan hal ini
dikarenakan keterbatasan Sumber Daya Manusia dan Anggaran sehingga
dalam proses pendataan Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah sangat
tergantung dengan kecepatan dan ketepatan Instansi Sosial
Kabupaten/Kota sebagai pelaksana sensus. Instansi Sosial Kabupaten/Kota
melalui petugas Pengumpul data kecamatan adalah aparat/petugas sosial
di tingkat kecamatan, Kepala Seksi Kesra atau TKSK. Petugas pengumpul
data desa adalah aparat desa/kelurahan, PSM atau anggota Karang
Taruna. Begitu panjangnya proses Pemutakhiran dan Pemetaan Data PMKS
dan PSKS diharapkan dapat sesuai dengan apa yang menjadi tujuan dari
kegiatan ini yaitu tersedia dan terhimpunnya data Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial
(PSKS) sesuai jenis dan kelompoknya sehingga dapat dijadikan dasar dalam
pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial.

8. Pelaporan
Data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan Data Potensi
Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) berasal dari data Desa/Kelurahan
diakomodir oleh petugas dari kecamatan serta koordinir untuk
direkapitulasi Kabupaten/Kota. Data dari Desa/Kelurahan by name by
addres Petugas Kabupaten/Kota melakukan rekapan dan inputing
data. Sistem pelaporan di tingkat provinsi pada tahun 2014 masih dengan
rekapitulasi jumlah data berdasarkan jenis kelamin dan satuan. Untuk
pelaporan sistem aplikasi tetap berjalan, tetapi tahun 2014 belum dapat
disajikan hal tersebut dikarenakan beberapa faktor antara lain belum
siapnya pihak kabupaten baik dari dari sarpras maupun keterbatasan
ditingkat kabupaten/kota

C. HASIL PEMUTAKHIRAN DATA


Hasil Pemutakhiran dan Pemetaan Data PMKS dan PSKS
Kabupaten/Kota dicek dan di konfirmasikan dengan Kabupaten/Kota oleh
petugas Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah kemudian diolah dan dianalisa
dengan tujuan untuk mendapatkan data yang dapat
dipertanggungjawabkan untuk disajikan dalam bentuk informasi dengan
harapan para pengguna data dapat mengetahui kondisi terakhir PMKS dan
PSKS pada Kabupaten/Kota maupun Jawa Tengah secara riil serta
perubahannya. Hasil rekapitulasi pendataan dari Kabupaten/Kota dikirim
ke provinsi dan di tabulasikan sesuai dengan Jenis PMKS dan PSKS,
sehingga diketahui jumlah total PMKS dan PSKS di Provinsi Jawa Tengah
sesuai dengan kelompoknya.
Jumlah total Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Tahun
2014 sebanyak 4.468.605 jiwa (13,43%) dari jumlah penduduk Jawa
Tengah tahun 2014 sebesar 33.264.339 jiwa(Proyeksi Sementara BPS
Tahun 2013) . Berikut hasil rincian pemutakhiran dan pemetaan data
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan Potensi Sumber
Kesejahteraan Sosial (PSKS) berdasarkan jenisnya:
1. PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL.
Berdasarkan data yang telah terhimpun dalam tabel lampiran secara
kumulatif data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial sesuai dengan
Permensos Nomor 08 Tahun 2012 dapat dianalisis jenis permasalahannya
sebagai berikut:
a) Anak Balita Terlantar (ABT).
Hasil pendataan tahun 2014 tercatat 25.599 ABT (0,92%) dari jumlah
penduduk usia 0-4 tahun sebanyak 2.784.701 anak balita “Jawa Tengah
Dalam Angka (JDA tahun 2014)”. Jika dibandingkan dengan hasil
pendataan tahun 2013 tercatat Anak Balita Terlantar sebanyak 28.245
ABT (1,02 %) dari jumlah penduduk usia 0-4 tahun sebanyak 2.764.944
anak balita “Jawa Tengah Dalam Angka (JDA tahun 2013)”, maka
terjadipenurunan sebesar 0,1 persen. Jumlah Anak Balita Terlantar
sebanyak 25.599 anak (0,57%) dari total rekapitulasi Penyandang Masalah
Kesekjahteraan Sosial tahun 2013 sebanyak 4.468.605 orang.

b) Anak Terlantar (AT).


Anak Terlantar (AT) tahun 2014 terekapitulasi sebanyak 66.565 Anak
Terlantar (0,79 %) dari jumlah penduduk usia 5-19 tahun
sebanyak 8.439.258 anak (JDA tahun 2014). Dibandingkan dengan tahun
2012 sejumlah 80.009 Anak Terlantar (0,92 %) dari jumlah penduduk usia
5-19 tahun sebanyak 8.554.925 anak (JDA tahun
2013) terjadi penurunan sebesar 0,13 persen. Jumlah Anak terlantar
sebanyak 66.565 anak (1,49%) dari total Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial tahun 2014.

c) Anak yang Bermasalah dengan Hukum (ABH).


Anak yang Bermasalah dengan Hukum (ABH) tahun 2014terekapitulasi
sebanyak 1.567 anak (0,018 %) dari jumlah penduduk usia 5-19 tahun
sebanyak 8.439.258anak (JDA tahun 2014). Dibandingkan dengan tahun
2.243 anak (0,026 %) dari jumlah penduduk usia 5-19 tahun sebanyak
8.554.925 anak (JDA tahun
2013) terjadipenurunan sebesar 0,008 %. Jumlah Anak yang Bermasalah
dengan Hukum (ABH) sebanyak 1.567 anak(0,035%) dari total jumlah
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial tahun 2014.

d) Anak Jalanan (AJ).


Anak Jalanan (AJ) tahun 2014 terekapitulasi sebanyak3.477 Anak Jalanan
(0,041%) dari jumlah penduduk usia 5-19 tahun sebanyak 8.439.258 anak
(JDA tahun 2014). Dibanding dengan tahun 2013 sejumlah 3.653 Anak
Jalanan (0,042%) dari jumlah penduduk usia 5-19 tahun sebanyak
8.554.925 anak (JDA tahun 2013) terjadipenurunan sebesar
0,001 persen. Jumlah Anak Jalanan sebanyak 3.477 anak (0,077%) dari
total jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial tahun 2014.

e) Anak dengan Kedisabilitasan (ADK).


Anak dengan Kedisabilitasan adalah semua anak yang menyandang
masalah kedisabilitasan baik disabilitas fisik (tubuh), mental maupun fisik
dan mental (disabilitas ganda) yang mengalami keterbatasan dalam
melaksanakan peran sosialnya di keluargamaupun di masyarakat. Pada
tahun 2014 terekapitulasi sebanyak44.085 anak (0,52 %) dari jumlah
penduduk usia 5-19 tahun sebanyak 8.439.258 anak (JDA tahun 2014).
Dari total jumlah anak dengan Kedisabilitasan sebanyak44.085 anak
(0,98%) dari total jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial tahun
2014 yaitu4.468.605 orang.

f) Anak yang Menjadi Korban Tindak Kekerasan /diperlakukan Salah.


Hasil rekapitulasi tahun 2014 sebanyak 834 anak (0,009%) dari jumlah
penduduk usia 5-19 tahun sebanyak 8.439.258 anak (JDA tahun 2014).
Dari Total jumlah Anak yang menjadi Korban Tidak
Kekerasan/diperlakukan salah sebanyak 834 anak (0,018%) dari total
jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial tahun 2014.

g) Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus.


Hasil rekapitulasi tahun 2014 sebanyak 753 anak (0,009%) dari jumlah
penduduk usia 5-19 tahun sebanyak 8.439.258 anak (JDA tahun 2014).
Dari Jumlah Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus
sebanyak 753 anak (0,017%) dari total jumlah Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial tahun 2014.

h) Lanjut Usia Terlantar (LUT).


Hasil rekapitulasi tahun 2014 sebanyak 158.798 LUT (4,3%) dari jumlah
penduduk usia diatas 60 tahun sebanyak 3.693.508 Lanjut Usia (JDA
tahun 2014). Jumlah total Lanjut Usia Terlantar (LUT)
sebanyak158.798 LUT (3,55%) dari total jumlah Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial tahun.

i) Penyandang Disabilitas.
Penyandang Disabilitas tahun 2014 yang terekapitulasi adalah semua
penyandang disabilitas baik fisik (tubuh), mental, maupun disabilitas tubuh
dan mental (disabilitas ganda) berumur diatas 19 tahun. Pada tahun
2014 hasil rekapitulasi sebanyak 130.342 orang (0,59%)penyandang dari
jumlah penduduk jawa tengah umur diatas 19 tahun sebanyak
22.040.380 (JDA tahun 2014). Jumlah total Penyandang Disabilitas
sebanyak 130.942orang (2,93%) dari total jumlah Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial tahun 2014 yaitu 4.468.605 orang.

j) Tuna Susila.
Hasil rekapitulasi Tuna Susila tahun 2013 sebanyak3.134 orang (0,021%)
dari jumlah penduduk usia antara 15 s.d 44 tahun sebanyak 15.288.164
orang (JDA tahun 2014. Jumlah total Tuna Susila 3.134 (0.070%) dari
jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial tahun 2014.

k) Gelandangan.
Hasil rekapitulasi Gelandangan tahun 2014 sebanyak1.045 orang (0,003%)
dari jumlah penduduk usia diatas 5 tahun sebanyak 30.479.638 orang
(JDA tahun 2014).Jumlah total Gelandangan adalah 1.045 orang
(0,023%)dari jumlah total Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
tahun 2014.

l) Pengemis.
Hasil rekapitulasi Pengemis tahun 2014 sebanyak 3.272orang pengemis
(0,010%) dari jumlah penduduk usia diatas 5 tahun
sebanyak 30.479.638 orang (JDA tahun 2014). Jumlah total Pengemis
adalah 3.272 orang (0,073%) dari jumlah total Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial tahun 2014.

m) Pemulung.
Hasil rekapitulasi Pemulung tahun 2014 sebanyak 5.694orang pengemis
(0,018%) dari jumlah penduduk usia diatas 5 tahun
sebanyak 30.479.638 orang (JDA tahun 2014). Jumlah total Pengemis
adalah 5.694 orang (0,13%) dari jumlah total Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial tahun 2014 yaitu 4.468.605 orang.

n) Kelompok Minoritas.
Kelompok minoritas adalah kelompok yang mengalami gangguan
keberfungsian sosial akibat diskriminasi dan marginalisasi yang
diterimanya seperti waria, gay, lesbian maupun homoseksual. Hasil
rekapitulasi Kelompok Minoritas tahun 2014 sebanyak 436 orang
(0,0097%)dari total jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
tahun 2014.

o) Bekas Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan (LP).


Hasil rekapitulasi jumlah Bekas Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan
sejumlah 10.219 orang (0,046%) dari jumlah penduduk usia 20 tahun
keatas sebanyak22.040.380 orang (JDA tahun 2014). Total bekas Warga
Binaan Lembaga Pemasyarakatan (LP) sebanyak 10.219orang
( 0,22%) dari total jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial tahun
2014.

p) Orang dengan HIV/AIDS (ODHA).


Hasil rekapitulasi jumlah Orang dengan HIV/AIDS (ODHA)
sejumlah 1.678 orang (0,005%) dari jumlah penduduk Jawa Tengah
sebanyak 33.264.339 orang(JDA TAHUN 2014). Total Orang dengan
HIV/AIDS (ODHA) sebanyak 1.678 orang (0,037%) dari total jumlah
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial tahun 2014.

q) Korban Penyalahgunaan NAPZA.


Hasil rekapitulasi jumlah Korban Penyalahgunaan Napza
sejumlah 1.716 orang (0.006%) dari jumlah penduduk Jawa Tengah usia
diatas 10 tahun sejumlah 27.686.057orang (JDA tahun 2014). Total
korban Penyahgunaan NAPZA sebanyak 1.716 orang (0,038%) dari total
jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial tahun
2014 yaitu 4.468.605 orang.

r) Korban Trafficking.
Jumlah rekapitulasi korban trafficking tahun 2014adalah 117 orang
(0,0026%) dari total jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
tahun 2014.

s) Korban Tindak Kekerasan.


Jumlah rekapitulasi Korban Tindak Kekerasan tahun
2014 adalah 899 orang (0,004%) dari jumlah penduduk usia diatas 20
tahun yang mencapai 22.040.380 orang (JDA tahun 2014). Jumlah Korban
Tindak Kekerasan sebanyak 899 orang (0,020%) dari total Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial tahun 2014.

t) Pekerja Migran Bermasalah.


Jumlah rekapitulasi Pekerja Migran Bermasalah tahun
2014 adalah 1.600 orang (0,008%) dari jumlah penduduk usia 20 s.d 59
tahun sebanyak 18.346.872 orang (JDA tahun 2014). Total Pekerja Migran
Bermasalah tahun 2014 sebanyak 1600 orang (0,035%) dari total jumlah
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial tahun 2013
yaitu 4.468.605 orang.

u) Korban Bencana Alam (KBA).


Jumlah rekapitulasi Korban Bencana Alam tahun 2014adalah 161.971 jiwa
(0,49%) dari jumlah penduduk Jawa Tengah 33.264.339 (JDA tahun 2014).
Jumlah Korban Bencana Alam tahun 2014 sebanyak 161.971 jiwa
(3,62%) dari total Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial tahun 2014.

v) Korban Bencana Sosial (KBS).


Jumlah rekapitulasi Korban Bencana Sosial tahun 2014adalah 1.993 jiwa
(0,006%) dari jumlah penduduk Jawa Tengah 33.264.339 (JDA tahun
2014). Jumlah Korban Bencana Sosial tahun 2014 sebanyak 1.993 jiwa
(0,045%) dari total Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial tahun 2014.

w) Perempuan Rawan Sosial Ekonomi (PRSE).


Jumlah rekapitulasi Perempuan Rawan Sosial Ekonomi tahun
2014 sebanyak 144.771 orang (0,7%) dari jumlah penduduk usia 20 s.d 59
tahun sebanyak 18.346.872(JDA tahun 2014). Jumlah Perempuan Rawan
Sosial Ekonomi sebanyak 144.771 orang (3,24%) dari total jumlah
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial tahun 2014.

x) Fakir Miskin (FM).


Jumlah rekapitulasi Fakir Miskin tahun 2014 sebanyak3.653.003 jiwa
(10,98%) dari jumlah penduduk Jawa Tengah sebanyak 33.264.339 jiwa
(JDA tahun 2014). Total Fakir Miskin sebanyak 3.653.003 jiwa
(86,53%)dari total Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial tahun
2014 yaitu 4.468.605 orang. Jumlah penduduk miskin Jawa Tengah
tahun 2012 sebanyak 4,86 juta jiwa ( BPS: Jawa Tengah Dalam Angka
2014)

y) Keluarga Bermasalah Sosial Psikologis.


Jumlah rekapitulasi Keluarga Bermasalah Sosial Psikologis tahun
2014 sebanyak 12.154 KK (0,14%) dari jumlah kepala keluarga
sebanyak 8.823.280 KK (JDA tahun 2014). Jumlah jiwa dalam Keluarga
Bermasalah Sosial Psikolgis sebanyak 39.350 jiwa (0,88%) dari total jumlah
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial tahun 2014.

z) Komunitas Adat Terpencil (KAT).


Jumlah rekapitulasi data Komunitas Adat Terpencil tahun
2014 sebanyak 2.315 KK (0,026%) dari jumlah kepala keluarga
sebanyak 8.823.280 KK (JDA tahun 2014). Jumlah jiwa dalam Komunitas
Adat Terpencil sebanyak 5.687 jiwa (0,13%) dari total jumlah Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial tahun 2014.

2. POTENSI SUMBER KESEJAHTERAAN SOSIAL.


Berdasarkan rekapitulasi data Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial
tahun 2014 total PSKS sebanyak 1.844 KK,14.767 Lembaga
dan 41.571 jiwa. Dari Total Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial yang
mencapai jumlah 58.183 dapat dianalisis sebagai berikut:

a) Pekerja Sosial Profesional.


Pekerja Sosial Profesional adalah seseorang pekerja sosial yang mempunyai
kopentensi sebagai pekerja sosial baik dari kalangan pemerintah maupun
swasta yang mempunyai kriteria melaksanakan pekerjaan sosial dan
bersertifikasi. Berdasarkan rekapitulasi data Provinsi Jawa Tengah tahun
2014 belum terdapat Pekerja Sosial Profesional.

b) Pekerja Sosial Masyarakat (PSM).


Pekerja Sosial Masyarakat adalah warga masyarakat atas dasar kesadaran
dan tanggung jawab sosial didorong rasa kebersamaan, kekeluargaan dan
kesetiakawanan sosial sosial yang mengabdi di bidang kesejahteraan sosial.
Jumlah Rekapitulasi Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) tahun
2014 sebanyak 28.391 orang, yang terdiri dari 19.421 orang (48,40 %)
laki-laki dan 8.970 orang (31,60%) perempuan.

c) Taruna Siaga Bencana (TAGANA).


Taruna Siaga Bencana adalah seorang relawan yang berasal dari
masyarakat yang memiliki kepedulian dan aktif dalam penanggulangan
bencana. Hasil rekapitulasi Taruna Siaga Bencana (TAGANA) tahun
2014 sebanyak1.358 orang yang terdiri dari 1.219 orang laki-laki
(89,76%) dari dan 139 orang perempuan (10,24%).

d) Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS).


Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) adalah Organisasi atau perkumpulan
sosial yang melaksanakan penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang
dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak
berbadan hukum. Hasil Rekapitulasi Lembaga Kesejahteraan Sosial di Jawa
Tengah tahun 2013 sebanyak 905 Lembaga.

e) Karang Taruna (KT).


Karang Taruna adalah organisasi kemasyarakatan sebagai wadah dan
sarana pengembangan diri setiap anggota masyarakat yang tumbuh dan
berkembang atas dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial dari, oleh dan
untuk warga masyarakat terutama generasi muda di wilayah
Desa/Kelurahan terutama bergerak dalam bidang kesejahteraan sosial.
Beradasrkan pengertian tersebut diatas maka rekapitulasi jumlah Karang
Taruna di Jawa Tengah tahun 2014 sebanyak 8.578 Karang
Taruna (sesuai dengan jumlah Desa/Kelurahan di Jawa Tengah ).

f) Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3)


Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Sosial (LK3) adalahSuatu Lembaga /
Organisasi yang memberikan pelayanan konseling, konsultasi,
pemberian /penyebarluasan informasi, jangkauan, advokasi dan
pemberdayaan bagi keluarga secara profesional, termasuk merujuk
sasaran ke lembaga pelayanan lain yang benar-benar mampu memecahkan
masalah secara intensif. Hasil rekapitulasi data Lembaga Konsultasi
Kesejahteraan Keluarga (LK3) sebanyak 39 Lembaga.

g) Keluarga Pioner.
Keluarga Pioner adalah Keluarga yang mampu mengatasi masalah-
masalahnya dengan cara efektif dan bisa dijadikan panutan bagi keluarga
lainnya. Jumlah rekapitulasi keluarga pioner di Jawa Tengah tahun
2014adalah sebanyak 1.844 KK.

h) Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat (WKSBM).


Wahana Kesejahteraan Sosial berbasis Masyarakat (WKSBM) adalah Sistem
kerjasama antar keperangkatan pelayan sosial akar rumput yang terdiri
atas usaha kelompok maupun jaringan pendukung. Hasil rekapitulasi
wahana kesejahteraan sosial berbasis masyarakat
sebanyak 1.971 Lembaga.

i) Wanita Pemimpin Kesejahteraan Sosial (WPKS).


Wanita Pemimpin Kesejahteraan Sosial (WPKS) adalah Wanita yang mampu
menggerakkan dan memotivasi penyelenggara kesejahteraan sosial
dilingkungannya. Hasil rekapitulasi wanita pemimpin kesejahteraan sosial
sebanyak 9.426 orang.

j) Penyuluh Sosial.
Sesuai dengan Permensos Nomor 8 Tahun 2012 Penyuluh Sosial dibedakan
menjadi 2 yaitu Penyuluh Sosial Fungsional dan Penyuluh Sosial
Masyarakat. Penyuluh Sosial Fungsional adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS)
yang mempunyai jabatan ruang lingkup, tugas, tanggungjawab, wewenang,
untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan bidang penyelenggaraan
kesejahteraan sosial, sedangkan Penyuluh Sosial Masyarakat adalah Tokoh
masyarakat (baik tokoh agama, tokoh adat,tokoh wanita, maupun tokoh
pemuda) yang diberi tugas, tanggungjawab wewenang dan hak oleh pejabat
yang berwenang bidang kesejahteraan sosial (pusat dan daerah) untuk
melakukan kegiatan penyuluhan bidang penyenggaraan kesejahteraan
sosial. Dari rekapitulasi data penyuluh sosial di provinsi Jawa Tengah
sebanyak 1.823 orang, terdiri dari 1.120 laki-laki dan 703 perempuan.

k) Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK).


Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan adalah Tenaga inti pengendali
kegiatan penyelenggaraan sosial ditingkat kecamatan. Jumlah Tenaga
Kesejahteraan Sosial Kecamatan sesuai dengan jumlah kecamatan yang ada
di Provinsi Jawa Tengah sebanyak 573 orang, terdiri dari432 laki-
laki dan 141 perempuan.

l) Dunia Usaha
Dunia Usaha adalah Organisasi yang bergerak dalam bidang usaha,
industriatau produk barang atau jasa serta Badan Usaha Milik Negara,
Badan Usaha Milik Daerah, serta/atau wirausahawan beserta jaringannya
yang peduli dan berpartisipasi dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial
sebagai wujud tanggungjawab. Hasil rekapitulasi dunia usaha di Jawa
Tengah tahun 2014sebanyak 3.267 lembaga.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Dari hasil rekapitulasi data Penyandang Masalah Kesejahteraan
Sosial (PMKS) dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) tahun 2014
dapat disimpulkan bahwa berdasarkan jenisnya, Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial
(PSKS) tahun 2014 terdapat penurunan maupun peningkatan, yang secara
umum masih dalam taraf kewajaran. Populasi Penyandang masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS) pada tahun 2013sebanyak 5.507.993 jiwa,
sedangkan populasi pada tahun 2014 sebanyak 4.468.605 jiwa yang mana
data ini dipergunakan sebagai landasan penghitungan capaian kinerja
penanganan PMKS tahun 2013-2018 (RPJMD provinsi Jawa Tengah dan
Rencana Strategis Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah ) Tahun 2013-2018.
Sedangkan hasil pemuthakiran data PMKS tahun 2014bersama dengan
Pemerintah Kabupaten/Kota se Jawa Tengah diperoleh data populasi
PMKS sebesar4.468.605 jiwa.

Jumlah PMKS ditahun 2014 jika dibandingkan dengan tahun 2013


terdapat penurunan, hal tersebut dikarenakan:
1. Hasil penanganan PMKS yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi,
Kabupaten/Kota, peran aktif PSKS serta dukungan Kementerian Sosial
melalui anggaran Dekonsentrasi dan Tugas pembantuan Tahun 2014.
2. Penurunan populasi penduduk miskin sebagai dampak penanganan
penduduk miskin lintas sektor, laju inflasi yang cenderung rendah, harga
eceran komoditas yang turun serta kenaikan upah nominal buruh harian.

B. S a r a n.
Dari kegiatan pendataan yang telah dilaksanakan, berikut ini
rekomendasikan hal-hal sebagai berikut :
1. Pendataan pada tahun yang akan datang perlu dilakukan penyempurnaan
dan penyamaan persepsi baik mengenai pengertian maupun kriteria
PMKS dan PSKS secara jelas, tepat, dan akurat. Hal tersebut dimaksudkan
untuk menghindari atau menekan seminimal mungkin ketidak akuratan
data dilapangan sesuai dengan Permensos Nomor 08 Tahun 2012
tentang Pedoman Pendataan dan Pengelolaan Data Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial
(PSKS). Disamping itu pelaksanaan pendataan ini juga melibatkan berbagai
unsur petugas pendataan baik dari tingkat RT, RW desa/kelurahan sampai
pada tingkat provinsi.
2. Optimalisasi pendataan PMKS dan PSKS tahun berikutnya perlu dukungan
anggaran dari APBD Kabupaten/Kota sebagai dukungan pelaksanaan
pendataan ditingkat Desa/Kelurahan serta penyediaan sarana prasarana
penunjang Aplikasi pemutakhiran data (Komputer, laptop, printer dan
jaringan internet).
Demikian laporan kegiatan Pemutakhiran dan Pemetaan Data PMKS
dan PSKS Tahun 2014 yang kami buat dan kami berupaya untuk dapat
menyajikan data PMKS dan PSKS berikut analisanya dalam bentuk buku.
Namun kami menyadari adanya kekurangan-kekurangan. Untuk itu
sumbang saran serta kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak
sangatlah diharapkan guna kesempurnaan penyajian data di tahun-tahun
mendatang.
Harapan kami semoga data dan informasi yang kami sajikan ini dapat
bermanfaat dalam perencanaan program pembangunan di bidang
kesejahteraan sosial di Jawa Tengah .
http://lukitojokoanggoro.blogspot.co.id/2015/06/pendataan-pmks-dan-psks-jawa-
tengah.html

Anda mungkin juga menyukai