BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan di Indonesia yang dilaksanakan secara
berkesinambungan bertujuan untuk meningkatkan kesejhteraan rakyat
Indonesia secara adil dan merata. Hasil dari pembangunan yang
dilaksnakan secara bertahap dapat mengurangi kesenjangan yang ada di
masyarakat baik secara sosial, ekonomi maupun budaya. Sasaran utama
Pembangunan Kesejahteraan Sosial adalah Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS) di samping itu juga memberdayakan Potensi
Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS).
Pembangunan yang terencana, terarah dan berkelanjutan dengan
baik memerlukan data yang dan informasi yang akurat serta dapat
dipertanggungjawabkan.Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh
pembangunan kesejahteraan sosial yaitu masih tingginya jumlah PMKS
yang belum tertangani yang selalu meningkat, disamping itu adanya
tuntutan masyarakat agar penanganan PMKS cepat, tepat, akuntable dan
transparan.
Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang RI Nomor 11
Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial, Provinsi Jawa Tengah
menfokuskan permasalahan sosial yaituKetelantaran, Kecacatan,
Kemiskinan, Korban Bencana, Korban Tindak Kekerasan dan Pekerja
Migran, Keterasingan, dan Ketunaan Sosial.
Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah melalui Visi“Mewujudkan
Kemandirian Kesejahteraan Sosial Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial melalui Pemberdayaan Potensi Sumber
Kesejahteraan Sosial yang Profesional”. Dalam Visi tersebut
mengandung maksud dalam 5 (lima) tahun kedepan penyelenggaraan
pembangunan kesejahteraan sosial diarahkan untuk mewujudkan
kemandirian PMKS melalui peningkatankualitas dan jangkauan layanan,
termasuk melalui pemberdayaan dan penguatan PSKS dengan 4 pilar
pelayanan kesejahteraan sosial.
Pelaksanaan Pembangunan Kesejahteraan Sosial di Provinsi Jawa
Tengah dilaksanakan melalui berbagai program dan terobosan kegiatan.
Dalam pelaksanaan kegiatan dimaksud perlu adanya ketersediaan data
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang akurat, lengkap
dan mutakhir, selainnya itu Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial sebagai
pilar pembangunan kesejahteraan sosial juga sangat diperlukan dalam
membantu pemerintah dalam pelaksanaan Pembangunan Kesejahteraan
Sosial.
Dalam Pelaksanaan Pemutakhiran dan Pemetaan data
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan Potensi Sumber
Kesejahteraan Sosial (PSKS) berpedoman pada Peraturan Menteri Sosial RI
Nomor 08 Tahun 2012 tentang Pedoman Pendataan dan Pengelolaan Data
PMKS dan PSKS. Peraturan Menteri Sosial RI No 08 Tahun 2012 membagi
PMKS menjadi 26 jenis dan PSKS menjadi 12 jenis.
Pengertian PMKS menurut Permensos 08 Tahun 2012 adalah
perseorangan, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat yang karena suatu
hambatan, kesulitan atau gangguan, tidak dapat melaksanakan funsi
sosialnya, sehingga tidak dapat terpenuhi kebutuhan hidupnya baik
jasmani, rohani, maupun sosial secara memadai. Sedangkan pengertian
dari PSKS adalah perseorangan, keluarga, kelompok, dan/atau masyarakat
yang dapat berperan serta untuk menjaga, menciptakan, mendukung, dan
memperkuat penyelenggaraan kesejahteraan Sosial.
B. DASAR KEGIATAN
Dasar pelaksanaan kegiatan Pemutakhiran dan Pemetaan Data
Penyandang Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan Potensi Sosial Kesejahteraan
Sosial (PSKS) Tahun 2014, adalah:
1. Undang–Undang Nomor 10 tahun 1950 tentang Pembentukan
Provinsi Jawa Tengah ;
2. Undang–Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
3. Undang–Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah;
4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan
Sosial;
5. Peraturan Pemerintah RI Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah;
6. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor : 6Tahun2008
tanggal 7 juni 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah
Provinsi Jawa Tengah .
7. Keputusan Presiden Nomor : 80 Tahun 2003 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (lembaran Negara Tahun
2003 Nomor : 120) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan
Presiden Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Perubahan Keempat Atas
Keputusan Presiden No. 80 Tahun 2003 Tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
8. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun 2004
tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Jawa Tengah ;
9. Perda No. 6 Th. 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Dinas Daerah Provinsi Jawa Tengah . (Lembaran Daerah Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2008 No. 6 Seri D No. 12);
10. Pergub No. 64 Th. 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan
Tata Kerja Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah . (Tanggal 31 Juli 2008);
11. Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 08 Tahun 2012 tentangPedoman
Pendataan dan Pengelolaan Data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS) dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS);
12. DPA–SKPD Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran
2014;
2. TUJUAN
Tujuan yang ingin dicapai dari proses Pemutakhiran dan Pendataan
tahun 2014 adalah:
a. Terhimpunnya data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan
Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) sesuai jenis dan kelompoknya;
b. Tersedianya data yang lengkap dan akurat sebagai dasar dalam
perencanaan pembangunan dibidang kesejahteraan sosial;
c. Teranalisanya perubahan Data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS) dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS);
d. Adanya kesamaan pemahamaan dan persepsi dalam pelaksanaan data
PMKS dan PSKS;
e. Kesamaan pola pendataan PMKS dan PMKS.
BAB II
PELAKSANAAN PENDATAAN
A. RENCANA KEGIATAN
Kegiatan Pemutakhiran dan pemetaan data Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial Tahun
2014 dilaksanakan mulai pada bulan Februari 2014.
Indikator Kinerja
1. Input
Jumlah Anggaran untuk kegiatan Pemutakhiran Data Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan Potensi Sumber Kesejahteraan
Sosial (PSKS) di Jawa Tengah Tahun Anggaran
2014 sebesar Rp. 1.114.263.000,00 (Satu milyar seratus empat belas juta
dua ratus enam puluh tiga ribu rupiah)
2. Out Put
Tersedianya Data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan
Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) di Jawa Tengah Tahun 2015.
3. Out Come
Terpenuhinya data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan
Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) di Tahun Anggaran
2015 sebagai bahan perencanaan pembangunan kesejahteraan sosial di
tahun anggaran berikutnya.
B. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Pelaksanaan Rakor Provinsi
Pemutakhiran dan Pemetaan Data Penyandang Masalah Kesejahteraan
Sosial (PMKS) dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) di Jawa
Tengah Tahun Anggaran 2014 diawali dengan kegiatan Rapat Koordinasi
antara Dinas Sosial Provinsi Provinsi Jawa Tengah dengan Instansi Sosial
Kabupaten/Kota yang diselenggarakan pada tanggal 27 Februari
2014 dengan kesepakatan sebagai berikut:
a. Pelaksanaan Kegiatan Pemutakhiran dan Pemetaan Data PMKS dan PSKS
di Jawa Tengah Tahun 2014berpedoman pada Peraturan Menteri Sosial RI
Nomor 8 Tahun 2012 yang mengelompokan PMKS menjadi 26 jenis dan
PSKS 12 Jenis;
b. Teknis pelaksanaan Pemutakhiran di tingkat Kabupaten/Kota dengan
metode Sensus yang bertumpu pada kelembagaan di tingkat
Desa/Kelurahan, dan dilaksanakan setelah Rapat Koordinasi tingkat
Kabupaten/Kota Tahun 2014.
c. Petugas pengumpul data di tingkat desa/kelurahan adalah aparat
desa/kelurahan, PSM atau anggota Karang Taruna. Untuk petugas
pengumpul di tingkat kecamatan dapat dilaksanakan oleh aparat/petugas
sosial kecamatan, TKSK ataupun bidang Kesra di tingkat kecamatan.
d. Sistem pelaporan di tingkat provinsi pada tahun 2014 masih dengan
rekapitulasi jumlah data berdasarkan jenis kelamin dan satuan. Untuk
pelaporan sistem aplikasi tetap berjalan, tetapi tahun 2014 belum dapat
disajikan hal tersebut dikarenakan beberapa faktor antara lain belum
siapnya pihak kabupaten/kota baik dari dari sarpras maupun SDM yang
terbatas.
e. Pelaksanaan Bimbingan Teknis Aplikasi Pemutakhiran dan Pemetaan
Data PMKS dan PSKS Tahun 2014 akan dilaksanakan pada bulan maret
2014.
f. Untuk tahun anggaran 2015 jumlah PMKS dan PSKS by name by
addres harus sudah masuk ke dalam sistem pelaporan aplikasi.
5. Sasaran
Sasaran kegiatan Pemutakhiran dan Pemetaan Data Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial meliputi:
a. Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang terbagi menjadi
26 jenis permasalahan, dengan variabel antara lain: nama, alamat, umur,
lokasi dan dengan satuan individu, keluarga dan kelompok/masyarakat;
b. Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) yang terbagi dalam 12 jenis
potensi sumber dengan variabel antara lain: nama, alamat, umur, lokasi
dan dengan satuan individu, keluarga dan kelompok/masyarakat;
6. Cakupan Wilayah
Cakupan wilayah pengumpulan data PMKS dan PSKS adalah 35
Kabupaten/Kota di Jawa Tengah yang meliputi:
- Desa/Kelurahan = 8578
- Kecamatan = 573
8. Pelaporan
Data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan Data Potensi
Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) berasal dari data Desa/Kelurahan
diakomodir oleh petugas dari kecamatan serta koordinir untuk
direkapitulasi Kabupaten/Kota. Data dari Desa/Kelurahan by name by
addres Petugas Kabupaten/Kota melakukan rekapan dan inputing
data. Sistem pelaporan di tingkat provinsi pada tahun 2014 masih dengan
rekapitulasi jumlah data berdasarkan jenis kelamin dan satuan. Untuk
pelaporan sistem aplikasi tetap berjalan, tetapi tahun 2014 belum dapat
disajikan hal tersebut dikarenakan beberapa faktor antara lain belum
siapnya pihak kabupaten baik dari dari sarpras maupun keterbatasan
ditingkat kabupaten/kota
i) Penyandang Disabilitas.
Penyandang Disabilitas tahun 2014 yang terekapitulasi adalah semua
penyandang disabilitas baik fisik (tubuh), mental, maupun disabilitas tubuh
dan mental (disabilitas ganda) berumur diatas 19 tahun. Pada tahun
2014 hasil rekapitulasi sebanyak 130.342 orang (0,59%)penyandang dari
jumlah penduduk jawa tengah umur diatas 19 tahun sebanyak
22.040.380 (JDA tahun 2014). Jumlah total Penyandang Disabilitas
sebanyak 130.942orang (2,93%) dari total jumlah Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial tahun 2014 yaitu 4.468.605 orang.
j) Tuna Susila.
Hasil rekapitulasi Tuna Susila tahun 2013 sebanyak3.134 orang (0,021%)
dari jumlah penduduk usia antara 15 s.d 44 tahun sebanyak 15.288.164
orang (JDA tahun 2014. Jumlah total Tuna Susila 3.134 (0.070%) dari
jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial tahun 2014.
k) Gelandangan.
Hasil rekapitulasi Gelandangan tahun 2014 sebanyak1.045 orang (0,003%)
dari jumlah penduduk usia diatas 5 tahun sebanyak 30.479.638 orang
(JDA tahun 2014).Jumlah total Gelandangan adalah 1.045 orang
(0,023%)dari jumlah total Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
tahun 2014.
l) Pengemis.
Hasil rekapitulasi Pengemis tahun 2014 sebanyak 3.272orang pengemis
(0,010%) dari jumlah penduduk usia diatas 5 tahun
sebanyak 30.479.638 orang (JDA tahun 2014). Jumlah total Pengemis
adalah 3.272 orang (0,073%) dari jumlah total Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial tahun 2014.
m) Pemulung.
Hasil rekapitulasi Pemulung tahun 2014 sebanyak 5.694orang pengemis
(0,018%) dari jumlah penduduk usia diatas 5 tahun
sebanyak 30.479.638 orang (JDA tahun 2014). Jumlah total Pengemis
adalah 5.694 orang (0,13%) dari jumlah total Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial tahun 2014 yaitu 4.468.605 orang.
n) Kelompok Minoritas.
Kelompok minoritas adalah kelompok yang mengalami gangguan
keberfungsian sosial akibat diskriminasi dan marginalisasi yang
diterimanya seperti waria, gay, lesbian maupun homoseksual. Hasil
rekapitulasi Kelompok Minoritas tahun 2014 sebanyak 436 orang
(0,0097%)dari total jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
tahun 2014.
r) Korban Trafficking.
Jumlah rekapitulasi korban trafficking tahun 2014adalah 117 orang
(0,0026%) dari total jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
tahun 2014.
g) Keluarga Pioner.
Keluarga Pioner adalah Keluarga yang mampu mengatasi masalah-
masalahnya dengan cara efektif dan bisa dijadikan panutan bagi keluarga
lainnya. Jumlah rekapitulasi keluarga pioner di Jawa Tengah tahun
2014adalah sebanyak 1.844 KK.
j) Penyuluh Sosial.
Sesuai dengan Permensos Nomor 8 Tahun 2012 Penyuluh Sosial dibedakan
menjadi 2 yaitu Penyuluh Sosial Fungsional dan Penyuluh Sosial
Masyarakat. Penyuluh Sosial Fungsional adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS)
yang mempunyai jabatan ruang lingkup, tugas, tanggungjawab, wewenang,
untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan bidang penyelenggaraan
kesejahteraan sosial, sedangkan Penyuluh Sosial Masyarakat adalah Tokoh
masyarakat (baik tokoh agama, tokoh adat,tokoh wanita, maupun tokoh
pemuda) yang diberi tugas, tanggungjawab wewenang dan hak oleh pejabat
yang berwenang bidang kesejahteraan sosial (pusat dan daerah) untuk
melakukan kegiatan penyuluhan bidang penyenggaraan kesejahteraan
sosial. Dari rekapitulasi data penyuluh sosial di provinsi Jawa Tengah
sebanyak 1.823 orang, terdiri dari 1.120 laki-laki dan 703 perempuan.
l) Dunia Usaha
Dunia Usaha adalah Organisasi yang bergerak dalam bidang usaha,
industriatau produk barang atau jasa serta Badan Usaha Milik Negara,
Badan Usaha Milik Daerah, serta/atau wirausahawan beserta jaringannya
yang peduli dan berpartisipasi dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial
sebagai wujud tanggungjawab. Hasil rekapitulasi dunia usaha di Jawa
Tengah tahun 2014sebanyak 3.267 lembaga.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Dari hasil rekapitulasi data Penyandang Masalah Kesejahteraan
Sosial (PMKS) dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) tahun 2014
dapat disimpulkan bahwa berdasarkan jenisnya, Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial
(PSKS) tahun 2014 terdapat penurunan maupun peningkatan, yang secara
umum masih dalam taraf kewajaran. Populasi Penyandang masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS) pada tahun 2013sebanyak 5.507.993 jiwa,
sedangkan populasi pada tahun 2014 sebanyak 4.468.605 jiwa yang mana
data ini dipergunakan sebagai landasan penghitungan capaian kinerja
penanganan PMKS tahun 2013-2018 (RPJMD provinsi Jawa Tengah dan
Rencana Strategis Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah ) Tahun 2013-2018.
Sedangkan hasil pemuthakiran data PMKS tahun 2014bersama dengan
Pemerintah Kabupaten/Kota se Jawa Tengah diperoleh data populasi
PMKS sebesar4.468.605 jiwa.
B. S a r a n.
Dari kegiatan pendataan yang telah dilaksanakan, berikut ini
rekomendasikan hal-hal sebagai berikut :
1. Pendataan pada tahun yang akan datang perlu dilakukan penyempurnaan
dan penyamaan persepsi baik mengenai pengertian maupun kriteria
PMKS dan PSKS secara jelas, tepat, dan akurat. Hal tersebut dimaksudkan
untuk menghindari atau menekan seminimal mungkin ketidak akuratan
data dilapangan sesuai dengan Permensos Nomor 08 Tahun 2012
tentang Pedoman Pendataan dan Pengelolaan Data Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial
(PSKS). Disamping itu pelaksanaan pendataan ini juga melibatkan berbagai
unsur petugas pendataan baik dari tingkat RT, RW desa/kelurahan sampai
pada tingkat provinsi.
2. Optimalisasi pendataan PMKS dan PSKS tahun berikutnya perlu dukungan
anggaran dari APBD Kabupaten/Kota sebagai dukungan pelaksanaan
pendataan ditingkat Desa/Kelurahan serta penyediaan sarana prasarana
penunjang Aplikasi pemutakhiran data (Komputer, laptop, printer dan
jaringan internet).
Demikian laporan kegiatan Pemutakhiran dan Pemetaan Data PMKS
dan PSKS Tahun 2014 yang kami buat dan kami berupaya untuk dapat
menyajikan data PMKS dan PSKS berikut analisanya dalam bentuk buku.
Namun kami menyadari adanya kekurangan-kekurangan. Untuk itu
sumbang saran serta kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak
sangatlah diharapkan guna kesempurnaan penyajian data di tahun-tahun
mendatang.
Harapan kami semoga data dan informasi yang kami sajikan ini dapat
bermanfaat dalam perencanaan program pembangunan di bidang
kesejahteraan sosial di Jawa Tengah .
http://lukitojokoanggoro.blogspot.co.id/2015/06/pendataan-pmks-dan-psks-jawa-
tengah.html