MISI
1. Meningkatkan Pemahaman Dan Pengamalan Agama, Adat Dan Budaya Di
Lingkungan Nagari Lubuk Jantan
2. Mewujudkan Kehidupan Masyarakat Yang Harmonis, Aman Dan Teratur.
3. Meningkatkan Kesehatan Dan Kebersihan Masyarakat Nagari
4. Menciptakan Kondisi Masyarakat Nagari Lubuk Jantan Yang : Aman, Tertib, Damai
Dan Rukun, Dalam Kehidupan Bermasyarakat Dengan Berpegang Pada Prinsip-
Prinsip Yaitu :
Duduk Sama Rendah Berdiri Sama Tinggi
Ringan Sama Dijinjing Berat Sama Dipikul
5. Optimalisasi Penyelenggaraan Pemerintah Nagari Lubuk Jantan, Yang Meliputi :
Melaksanakan Tata Pemerintahan Yang Baik Profesional Dan Proporsional
Penyelenggaraan Pemerintahan Yang Transparan Dan Akuntabel
Pelayanan Kepada Masyarakat Yang Prima, Yaitu : Cepat, Tepat Dan Benar
Pelaksanaan Pembangunan Yang Berkesinambungan Dan Mengedepankan
Partisipasi Dan Gotong Royong Masyarakat Berdasarkan Musyawah Mufakat.
6. Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Nagari Dengan Mewujudkan Badan Usaha
Milik Nagari (Bumnag) Dan Program Lain , Serta Meningkatkan Produksi Rumah
Tangga.
7. Meningkatkan Sarana Dan Prasarana Dari Segi Fisik, Ekonomi, Pendidikan,
Kesehatan Dan Kebudayaan Di Nagari.
8. Mengedepankan Kejujuran, Keadilan, Transparansi Dalam Kehidupan Sehari – Hari
Baik Dalam Pemerintahan Maupun Dengan Masyarakat Nagari.
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
pasal 18 ayat 2 menyebutkan bahwa Pemerintah Daerah Provinsi, Daerah Kabupaten dan
Kota mengatur dan mengurus sendiri urusan Pemerintahan menurut asas otonomi dan
tugas pembantuan. Pemberian otonomi dimaksudkan untuk mempercepat proses
terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan
dan peran serta masyarakat.
Dengan adanya Kewenangan Nagari berdasrkan hak dan asal usul yang tertuang dalam
Undang-Undang nomor 6 tahun 2014 tentang Desa diharapkan pemerintah Nagari
mampu meningkatkan daya saing melalui prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan dalam
pembangunan dan meningkatkan daya guna potensi serta keanekaragaman sumber daya
daerah.
1. Mutu dan kesesuaian serta ketepatan perangkat lunak pembangunan Nagari
( peraturan perundang- undangan, pedoman, petunjuk pelaksanaan dan teknis lain
yang terkait ).
2. Efektivitas sistem tata kelola dalam penyelenggaraan pemerintahan Nagari.
3. Kemampuan Nagari dalam menyelenggarakan pembangunan.
4. Kemampuan dan pemberdayaan masyarakat maupun aparatur pemerintaha Nagari.
1. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 Tentang Pembentukan Daerah Kabupaten dalam
Lingkungan Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Tahun 1956 Nomor 25);
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5495);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5539)sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentangPeraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5558)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2015 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang
Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5694);
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
keuangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2093);
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang Pedoman
Pembangunan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2094);
8. Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2015 tentang Tata
Tertib dan Mekanisme Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 159);
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016 Tentang
Kewenangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1037);
10. Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Barat Nomor 2 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok
Pemerintahan Nagari (Lembaran Daerah Propinsi Sumatera Barat Nomor 2 );
11. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 7 Tahun 2008 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Sumatera Barat Tahun 2005 –
2025(Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 7 Tahun 2008, Tambahan Lembaran
Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 7 Tahun 2008);
12. Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Datar Nomor 4 Tahun 2008 tentang Nagari
(Lembaran Daerah Kabupaten Tanah Datar Tahun 2008 Nomor 2 Seri E);
13. Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Datar Nomor 5 Tahun 2010 tentang Prosedur
Perencanaan Pembangunan Partisipatif (Lembaran Daerah Kabupaten Tanah Datar Tahun
2010 Nomor 4 Seri E);
14. Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Datar Nomor 5 Tahun 2011 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Tanah Datar 2005 – 2025
(Lembaran Daerah Kabupaten Tanah Datar Tahun 2011 Nomor 4 Seri E);
15. Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Datar Nomor 5 Tahun 2015tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Tanah Datar Tahun
2015 Nomor 5);
16. Peraturan Nagari Lubuk Jantan Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Kewenangan Nagari
Berdasarkan Hak Asal Usul Dan Kewenangan Lokal Berskala Nagari Di Nagari Lubuk
Jantan (Lembaran Nagari Lubuk Jantan Tahun 2016 Nomor 7);
RPJM Nagari adalah merupakan tolak ukur pembangunan nagari, atau dasar utama
dalam melaksanakan pembangunan Nagari. RPJM NagariLubuk Jantan Kecamatan
Lintau Buo Utara Kabupaten Tanah Datar adalah dokumen Perencanaan Pembangunan
Nagari dalam kurun waktu 6 tahun
3. Menjabarkan Visi dan Misi, dan Program pemerintah Nagari dalam kurun waktu
enam tahun dalam melaksanakan proses pembangunan .
4. Dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa,
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2014 tentang Peraturan
pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 tahun 2014 tentang Dana Desa yang
bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara,di harapkan dalam
melakukan proses pembangunan di Nagari, di Nagari, pemberdayaan masyarakat di
Nagari, partisipasi masyarakat, Penghasilan Tetap Wali Nagari dan perangkat,
operasional Pemerintahan Nagari, tunjangan operasional BPRN, dan Insenstif Kepala
Jorong bisa di prioritaskan sesuai dengan kondisi serta potensi yang dimiliki Nagari
setempat.
5. Memberikan kesempatan partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan,
pelaksanaan dan monitoring pembangunan yang dilaksanakan di Nagari yang di
harapkan bisa menekan terjadinya penyimpangan dalam proses pelaksanaan.
BAB II
Menurut cerita dari Orang Tua-tua di Nagari Lubuk Jantan dahulu kala sarana
transportasi yang utama adalah sungai, maka tempat tinggal/pemukiman penduduk pada
umumnya di pingir – pinggir sungai termasuk negeri kita ini.
Ada sebuah tanjung yang disana banyak tumbuh pohon pauh/semacam mangga, karena
itu tempat tersebut dinamakan tanjung pauh, letaknya tidak jauh dari pinggir sungai tetapi
agak ketinggian, disinilah tempat tinggal nenek moyang orang negeri ini. Sungai yang
melalui negeri ini bernama Batang Sinamar berasal dari Daerah Agam Nan Luhak Nan
Lima Puluh dan bermuara di Kuala Tungkal disebelah Timur Pulau Sumatera dan
selanjutnya memudahkan hubungan Kemalaka, Tiongkok, Tiongkok Selatan, India Dan
Timur Tengah.
Batang Sinamar ini ada yang dangkal dan ada pula yang dalam, bahagian yang dalam ini
dinamakan lubuk. Dikawasan Tanjung Pauh ini ada sebuah lubuk yang pinggirnya
ditumbuhi oleh sebatang pohon beringin yang rimbun dan rindang, dan diatas pohon
beringin berdiam bermacam – macam burung dan binatang lainnya seperti beruk, kera,
siamang, ungko, bangau dan lain – lainnya mempunyai kelainan dari binatang yang biasa
kita lihat. Umpamanya : siamang biasanya bulunya hitam, tetapi disi terdapat siamang
yang bulunya putih. Oleh karena bermacam – macam keajaiban ini pohon beringin itupun
mempunyai keistimewaan/kesaktian pula. Jangankan ditebang, dipatahkan saja
rantingnya orang tersebut bisa sakit.
Pada suatu hari, seorang penjala/penangkap ikan menemukan sosok manusia sedang
terlungkup dan rambut pendek di tepi lubuk beringin sakti tadi. Setelah didekati sipenjala,
sosok manusia itu telah terbujur kaku/meninggal. Lalu penjala itu memberi tahu kepada
penduduk yang tinggal tidak jauh dari lubuk tadi, maka berdatanganlah penduduk kesana
untuk menyaksikan dari dekat.
Anehnya setelah penduduk datang ke lubuk itu ditemui mayat ini telah ditunggui siamang
Putih. Kemudian siamang ini melompat keatas pohon beringin, karena melihat orang
banyak datang.
Setelah beberapa orang tua dari penduduk tadi bermufakat kalau mayat itu dikuburkan
tidak jauh dari lubuk itu. Keanehan terjadi lagi karena esok harinya mayat yang
dikuburkan kemaren ditemukan lagi dalam lubuk tadi, ini terjadi berulang kali.
Akhirnya orang tuo – tuo tanjung pauh ini bersepakat bahwa mayat ini dikuburkan
disebuah bukit kecil yang tidak berapa jauh dari tanjung pauh dan lubuk ini
berjarak + 400 m. Beberapa hari kemudian, orang tuo – tuo tanjung pauh ini bermufakat
memberi nama lubuk beringin sakti ini dengan kata sepakat memutuskan bahwa lubuk itu
adalah Lubuk Jantan. Alasannya karena mayat yang ditemukan di lubuk itu adalah orang
jantan (laki – laki).
Tahun berganti tahun, masa berjalan juga, penduduk taratak tanjung pauh semakin
berkembang biak (ramai). Maka sebagian penduduk berangsur – angsur mencari
pemukiman baru, karena kehidupan dipinggir sungai tidak begitu menjanjikan dan
menjamin masa depan. Sampailah satu pemukiman baru yang diberi nama koto, setelah
menelusuri kapalo rimbo, orang yang mula – mula merambah kapalo rimbo ini diberi
gelar Perambah. Karena letak koto sangat baik dan tanahnya yang subur, sehingga
perkembangan ekonomi penduduk sangat cepat, dalam jangka tidak beberapa puluh
tahun, akhirnya koto sudah dirasakan sempit dengan kata sepakat, maka diutuslah 12
orang pemuka masyarakat/adat yang mewakili 4 suku masing – masing 3 orang sebagai
berikut :
1. Dari Suku Mandahiliang Terdiri Dari : 3. Dari Suku Melayu Terdiri Dari :
a. Datuak Rajo Penghulu
a. Datuak Mangkuto
b. Paduko Besar
b. Datuak Paduko Rajo
c. Datuak Penghulu Besar
c. Datuak Bijo
4. Dari Suku Kutianyir Terdiri Dari :
2. Dari Suku Caniago Terdiri Dari :
a. Datuak Permato Budi
a. Datuak Bijayo
b. Datuak Sinaro b. Datuak Paduko Sirajo
Utusan ini berjalan kearah Utara dari Koto Ini, setelah berhari – hari berjalan melalui
hutan balantara, sampailah utusan ini ke suatu tempat yang diperkirakan memungkinkan
untuk dijadikan tempat pemukiman penduduk.
Pada zaman dahulunya, Dizaman itu tedapat Nagari Nan Duo Baleh tempatnya di Balai
Selasa, ini berasal dari Datuak – Datuak Nan Duo Baleh yang sampai ditempat ini dan
disinilah dia bermusyawarah memberi nama negeri kita ini dulunya.
Sistem Adat di Nagari Lubuk Jantan menganut sistem kelarasan Bodi Caniago (Duduak
Samo Randah, Tagak Samo Tinggi ,Mambasuik dari Bumi ) Suku Di Nagari Lubuk
Jantan terdapat 4 Suku yaitu Suku Mandahiliang, Caniago, Melayu, Dan Kutianyir.
Tabel 1.
Periode
No Nama/Gelar Suku
Pemerintahan
Periode
No Nama/Gelar Suku
Pemerintahan
1. Demografi NAGARI
2. GAMBARAN UMUM NAGARI LUBUK JANTAN
Luas Wilayah
Nagari Lubuk Jantan merupakan salah satu dari 5 Nagari yang ada di Kecamatan Lintau
Buo Utara dengan luas wilayah 7.894 Ha yang terdiri dari 11 (sebelas) Jorong sebagai
berikut:
Tabel 2.
2. Cempaka 8. Teratai
3. Melur 9. Kenanga
6. Kamboja
Sumpur Kudus
Nagari Buo
Karekteristik tanah di Nagari Lubuk Jantan pada umumnya terdiri dari jenis tanah
gembur, warna hitam, tekstur lempung berpasir dengan pH tanah 5,5-7,2
Bila dilihat dari komposisi penggunaannya, lahan di Nagari Lubuk Jantan lebih banyak
diperuntukan untuk sektor pertanian seperti sawah, perkebunan sebagaimana tabel
berikut:
Tabel 3.
Kondisi Demografi/Kependudukan
Jumlah Penduduk
Berdasarkan data yang ada pada tahun 2018 terjadi peningkatan jumlah penduduk
dibandingkan tahun 2017 sebesar 3,2 %. dari total ditahun 2017 sebesar 9.961 Jiwa
menjadi 10.078 jiwa dengan 2766 KK yang tersebar di 11 (sebelas) jorong dengan
sebaran terbanyak berada di Jorong Dahlia. Berikut adalah tabel perkembangan penduduk
Nagari Lubuk Jantan dari tahun 2017 – 2018 :
Tabel 4.
N JORON PENDUDU
PENDUDUK
0 G K
KK TTL KK TTL
LK PR LK PR
Nusa 31
1 178 293 312 605 178 289 601
Indah 2
Cempak 46
2 256 470 466 936 262 467 930
a 3
47
3 Melur 250 445 463 908 263 458 929
1
172 83
4 Dahlia 453 891 832 469 901 1734
3 3
32
5 Melati 190 339 324 663 192 336 659
3
123 60
7 Seroja 333 630 600 349 649 1252
0 3
27
8 Teratai 158 249 273 522 159 254 531
7
27
9 Kenanga 148 280 265 545 156 286 560
4
125 62
10 Mawar I 287 640 612 302 659 1287
2 8
40
11 Mawar II 216 446 397 843 223 459 865
6
4. Tingkat Pendidikan
Berdasarkan data yang ada tingkat pendidikan masyarakat Nagari Lubuk Jantan adalah
sebagai berikut :
Tabel 5.
Usia 3-6 tahun yang belum masuk TK 244 orang 196 orang
Usia 3-6 tahun yang sedang TK/play group 73 orang 107 orang
Usia 7-18 tahun yang sedang sekolah 1002 orang 991 orang
Usia 18-56 tahun tidak pernah sekolah 243 orang 278 orang
Usia 18-56 thn pernah SD tetapi tidak tamat 376 orang 318 orang
Jumlah usia 12 – 56 tahun tidak tamat SLTP 542 orang 428 orang
Jumlah usia 18 – 56 tahun tidak tamat SLTA 643 orang 177 orang
Mata pencaharian pokok penduduk Nagari Lubuk Jantan adalah bertani, disamping PNS,
serta mata pencaharian lainnya sebagaimana tabel berikut :
Tabel 6.
Lama jarak tempuh ke ibu kota kecamatan dengan berjalan kaki atau
30 menit
kendaraan non bermotor
Lama jarak tempuh ke ibu kota kabupaten dengan kendaraan bermotor 1 Jam
Lama jarak tempuh ke ibu kota kabupaten dengan dengan berjalan kaki
6 Jam
atau kendararaan non bermotor
Lama jarak tempuh ke ibu kota provinsi dengan kendaraan bermotor 3 Jam
Tabel 8.
Baik
Rusak
Jenis Sarana dan Prasarana
(km atau unit)
(km atau unit)
SOTK NAGARI
1. PENYELENGARAAN PEMERINTAHAN
Untuk Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Nagari (APB Nagari) Lubuk
Jantan pemerintah Nagari menyusun Rencana Anggaran Belanja (RAB) kegiatan yang
dijadikan sebagai pedoman dalam penggunaan keuangan Nagari, sehingga terwujud
pengelolaan penggunaan Anggaran yang akuntabel.
Transparansi pengunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Nagari (APB Nagari) telah
dilaksanakan oleh pemerintahan Nagari Lubuk Jantan seperti dengan melakukan
sosialisasi APB Nagari dan Realiasasi Pengunaan APB Nagari kepada masyarakat
melalui pertemuan-pertemuan dan pemasangan baliho APB Nagari dan Realiasasi
Pengunaan APB Nagari disetiap Jorong.
2. PEMERINTAH NAGARI
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Datar Nomor 4 Tahun 2008 tentang
Nagari dimana Tugas dan Fungsi Wali Nagari sebagaiberikut :
Pasal 7
Pasal 8
Dalam pelaksanaan tugas dan wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, Wali
Nagari mempunyai kewajiban :
1. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta mempertahankan dan
memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
2. memegang teguh dan mengamalkan adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah,
syara’ mangato adat mamakai, alam takambang jadi guru;
3. meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
4. memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat;
5. melaksanakan kehidupan demokrasi;
6. melaksanakan prinsip tata Pemerintahan Nagari yang bersih dan bebas dari kolusi,
korupsi dan nepotisme;
7. menjalin hubungan kerja dengan seluruh mitra kerja Pemerintahan Nagari;
8. mentaati dan menegakkan seluruh Peraturan Perundang-undangan;
9. menyelenggarakan administrasi Pemerintahan Nagari yang baik;
10. mentaati dan mengindahkan perintah, edaran, undangan yang diberikan
Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
11. melaksanakan dan mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan Nagari;
12. melaksanakan pemungutan pajak dan retribusi yang diatur oleh Pemerintah,
Pemerintah Propinsi, dan Pemerintah Daerah yang objeknya ada di Nagari;
13. melaksanakan urusan yang menjadi kewenangan Nagari;
14. mendamaikan perselisihan masyarakat di Nagari kecuali masalah sako, pusako dan
syara’;
15. mengembangkan dan meningkatkan pendapatan masyarakat dan Nagari;
16. membina, mengayomi dan melestarikan nilai-nilai agama, sosial budaya dan adat
istiadat;
17. memberdayakan masyarakat dan kelembagaan di Nagari;
18. mengembangkan potensi sumber daya alam dan melestarikan lingkungan hidup.
Selain kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Wali Nagari mempunyai
kewajiban untuk memberikan laporan penyelenggaraan Pemerintahan Nagari kepada
Bupati, memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada BPRN, serta
menginformasikan laporan penyelenggaraan Pemerintahan Nagari kepada KAN dan
masyarakat.
Laporan penyelenggaraan Pemerintahan Nagari sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
disampaikan kepada Bupati melalui Camat 1 (satu) kali dalam satu tahun.
Laporan keterangan pertanggungjawaban kepada BPRN sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) disampaikan 1 (satu) kali dalam satu tahun dalam Rapat Paripurna BPRN.
Laporan keterangan pertanggungjawaban kepada BPRN sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) dengan mengundang unsur KAN, Alim Ulama, Cadiak Pandai, Bundo
Kanduang, Kepala Jorong, tokoh masyarakat, generasi muda dan unsur lembaga
lainnya yang ada di nagari.
Menginformasikan laporan penyelenggaraan Pemerintahan Nagari kepada masyarakat
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dapat berupa selebaran yang ditempelkan pada
papan pengumuman atau informasi lisan dalam berbagai pertemuan masyarakat
Nagari atau melalui media lainnya.
Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) digunakan oleh Bupati sebagai dasar
melakukan evaluasi penyelenggaraan Pemerintahan Nagari dan sebagai bahan
pembinaan lebih lanjut.
Laporan akhir masa jabatan Wali Nagari disampaikan kepada Bupati melalui Camat
dan kepada BPRN.
Untuk mendamaikan perselisihan masyarakat di Nagari sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf n Wali Nagari bekerjasama dengan Niniak Mamak, Alim Ulama,
Cadiak Pandai para pihak yang bersengketa dan atau KAN.
Perselisihan yang telah didamaikan Wali Nagari sebagaimana dimaksud pada ayat (9)
diberitahukan kepada KAN dan bersifat mengikat para pihak yang berselisih.
Wali Nagari dalam membina, mengayomi dan melestarikan nilai-nilai agama, sosial
budaya dan adat istiadat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf p, bekerjasama
dengan KAN dengan prinsip kemitraan dan saling menghormati fungsi dan peranan
masing-masing.
Dalam melaksanakan tugas dan kegiatan Perangkat / lembaga Pemerintah Nagari, Wali
Nagari dibantu oleh Sekretaris Nagari dan Perangkat Nagari yang memiliki tugas dan
fungsi sesuai dengan bidangnya, yaitu:
1. SEKRETARIS NAGARI
Tabel 10.
TENAGA
9 WIWI OVALINA ,SE S1
ADMINISTRASI
Badan Permusyawaratan Rakyat Nagari yang yang dipilih melalui Lembaga Musyawarah
Perwakilan dengan berdasarkan Peraturan Bupati Tanah Datar Nomor 6 Tahun 2015
tentang tatacara Pemilihan Anggota BPRN. Dimana Pada tahun 2016 BPRN Lubuk
Jantan untuk keanggotaan serta Pengurus dari BPRN telah terpilih yang berjumlah 9
( sembilan ) Orang dengan susunan sebagai Berikut :
Tabel 9.
No Nama Jabatan
1. RUMZI KETUA
4. HIDASMAN,S.Ag ANGGOTA
5. ANDIZAR ANGGOTA
6. YUNARDI,S.Pd ANGGOTA
7. H A S N A`S.Pd ANGGOTA
8. NURHAYATI ANGGOTA
1. Menjabarkan Visi dan Misi, dan Program pemerintah Nagari dalam kurun waktu
enam tahun dalam melaksanakan proses pembangunan .
2. Dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa,
( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7 ) peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2014 tentang Peraturan pelaksanaan Undang-
undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang DesaPeraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 60 tahun 2014 tentang Dana Desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara.
1.
1.
1. Sosialisasi
2. Musyawarah Jorong
3. Lokakarya Nagari
4. Musyawarah Nagari
5. Musrenbang RPJM Nagari
BAB III
1. Menjabarkan Visi dan Misi, dan Program pemerintah Nagari dalam kurun waktu
enam tahun dalam melaksanakan proses pembangunan .
Adapun tujuan di adakannya penyusunan Rencana pembangunan Jangka Menengah Desa
(RPJMNag) adalah :
1.
1.
1. Sosialisasi
2. Musyawarah Jorong
3. Lokakarya Nagari
4. Musyawarah Nagari
5. Musrenbang RPJM Nagari
BAB IV
Atas dasar pertimbangan tersebut di atas, maka untuk jangka waktu 6 ( enam ) tahun ke
depan diharapkan proses pembangunan di Nagari, penyelenggaraan pemerintahan di
desa, pemberdayaan masyarakat di desa, partisipasi masyarakat, siltap Wali Nagari dan
perangkat, operasional Pemerintahan Nagari, tunjangan operasional BPRN, dan Intensif
Kepala Jorong dapat benar-benar mendasarkan pada prinsip keterbukaan dan partisipasi
masyarakat sehingga secara bertahap Nagari Lubuk Jantan dapat mengalami kemajuan.
Untuk itu dirumuskan Visi dan Misi.
4.1.1 Visi Nagari
Rumusan Visi tersebut merupakan suatu ungkapan dari suatu niat yang luhur untuk
memperbaiki dalam Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pelaksanaan Pembangunan di
Nagari Lubuk Jantan baik secara individu maupun kelembagaan sehingga 6 ( enam )
tahun ke depan Nagari Lubuk Jantan mengalami suatu perubahan yang lebih baik dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat dilihat dari segi ekonomi dengan dilandasi
semangat kebersamaan dalam Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pelaksanaan
Pembangunan.
4.1.2 Misi
Program Nagari diawali dari musyawarah Nagari yang dihadiri oleh tokoh-tokoh
masyarakat, tokoh Agama, Kepala Jorong, Pemerintah Nagari beserta BPRN dalam
rangka penggalian gagasan untuk dibahas dan disepakati. Dari penggalian gagasan
tersebut dapat diketahui permasalahan yang ada di Nagari dan kebutuhan apa yang
diperlukan oleh masyarakat sehingga aspirasi seluruh lapisan masyarakat bisa
tertampung.
Sebagai tim penyusun berperan aktif membantu pemerintah Nagari dalam membahas dan
menyepakati proses pembangunan di Nagari, penyelenggaraan pemerintahan di Nagari,
pemberdayaan masyarakat di Nagari, partisipasi masyarakat, siltap Wali Nagari dan
perangkat, operasional Pemerintahan Nagari, tunjangan operasional BPRN, dan Intensif
Kepala Jorong .Pemerintah Nagari beserta BPRN membahas dan menyepakati program
proses pembangunan di Nagari, penyelenggaraan pemerintahan di Nagari, pemberdayaan
masyarakat di Nagari, partisipasi masyarakat, siltap Wali Nagari dan perangkat,
operasional Pemerintahan Nagari, tunjangan operasional BPRN, dan Kepal Jorong, dalam
hal ini menyusunnya yang bersifat mendesak dan harus dilakukan dengan segera dalam
arti menyusun skala prioritas.
Potensi yang dimiliki Nagari Lubuk Jantan adalah sumberdaya alam yang dimiliki Nagari
seperti lahan kosong, sungai, rawa, sawah,perkebunan, laut, hutan, pegunungan yang
pada saat ini belum dimanfaatkan secara maksimal.
Potensi yang dimiliki Nagari Lubuk Jantan adalah tenaga, kader kesehatan,kader
pertanian, dan tersedianya SDM yang memadai ini bisa dilihat dari tabel tingkat
pendidikan di atas.
Potensi sumber daya ekonomi yang dimiliki Nagari Lubuk Jantan adalah adanya Lahan-
Lahan Pertanian,Perkebunan,maupun Peralatan Kerja Seperti Peternakan,Perikanan.
Bidang Ekonomi
Bidang Pemerintahan
Bidang Kesehatan
1. Belum adanya tempat pelayanan kesehatan ( Polindes ) yang memadai
2. Pemanfaatan Posyandu yang belum optimal
3. Kegiatan kader posyandu yang masih bersifat perjuangan dan masih tergantung pada
petugas kesehatan
4. Belum terbentuk lembaga pelayanan kesehatan masyarakat
Bidang Kelembagaan
1. Masih rendahnya pemahaman terhadap tugas pokok dan fungsi dari kelembagaan
Nagari
2. Tingkat pertemuan / Rapat Koordinasi yang masih kurang
3. Belum tersusunnya rencana kegiatan / program kerja
4. Buku pedoman tentang kelembagaan yang kurang
Bidang Kamtibmas
1. Kegiatan masyarakat dalam Siskamling belum optimal
2. Rendahnya tingkat kesadaran masyarakat dalam mentaati aturan
3. Kurangnya kebersamaan dalam penanganan permasalahan
Bidang Lingkungan Hidup
Bidang Hukum
1. Masih dijumpai pelanggaran terhadap peraturan yang ada
2. Penegakan hukum yang masih kurang
3. Alergi terhadap aparat penegak hukum
4. Kurangnya Kapasitas dalam Penyusunan Legal drafting
Bidang Pertanahan
Strategi
Program Nagari Lubuk Jantan dilaksanakan dengan mengacu pada strategi-strategi yang
disusun berdasarkan kondisi sosial ekonomi masyarakat.
Menetapkan Nagari Lubuk Jantan sebagai Nagari yang lebih maju dalam membangun
Nagari dengan kebersamaan
Fokus pengembangan ekonomi yaitu pada pertanian dan usaha ekonomi mikro yang
memiliki keunggulan komparatif dan diandalkan untuk dapat bersaing dengan daerah
lainnya untuk dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.
Menyusun langkah-langkah operasional pembangunan Nagari.
Ninik Mamak, Alim Ulama, Cadiak Pandai, Bundo Kanduang, Pemuda dan Perantau
Mari Bangkit Bekerja Keras Bersatu Padu dan Bahu Membahu dalam Membangun Masa
Depan Nagari.
Dalam melaksanakan amanah tugas pemerintahan Nagari memegang teguh Pancasila dan
menegakkan Undang – Undang Dasar tahun 1945 dengan fatwa adat sebagai berikut :
Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. Bana badiri sandirinyo, Tiado
Basarikat-sarikati, Basandi Alua jo Patuik Basalimuik aka jo Budi, Dilahiakan kato
Mufakat banamo Bana nan SATU.
Mangati samo barek Maukua samo panjang, Mahukum samo adia, Tibo dimato indak
dipiciangkan, Tibo diparuik indak diampikan, piek – piek dagiang, sakik dek awak sakik
dek urang. Salah makan mutahkan, Salah tariak mangambalikan, Hak nan Bamilik
Haroto nan Bapunyo.
3. PERSATUAN INDONESIA
Saiyo sakato, Sadanciang bak basi, Saciok dek ayam, Kabukik samo mandaki, Kalurah
samo manurun, Tatilantang samo minum ayia, Tatilungkuik samo makan tanah.