PENDAHULUAN
Peraturan Pemerintah ini menjadi pedoman bagi Pemerintah dan Pemerintah Daerah,
masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya dalam mewujudkan tujuan penyelenggaraan
Desa sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa,
yakni “Terwujudnya Desa yang maju, mandiri, dan sejahtera tanpa harus kehilangan jati diri”.
Rencana Kerja Pemerintah Desa yang selanjutnya disebut RKP Desa merupakan
penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang memuat rencana
penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan,
dan pemberdayaan masyarakat Desa, hasil evaluasi pelaksanaan pembangunan tahun
sebelumnya, prioritas kebijakan supra desa, pembangunan kawasan perdesaan/ antar desa dan
atau hal-hal yang karena keadaan darurat/ bencana alam serta adanya kebijakan baru dari
Pemerintah, Pemerintah Provinsi atau Pemerintah Kabupaten.
Sebagai Rencana strategis pembangunan tahunan Desa, RKP Desa merupakan dokumen
perencanaan pembangunan yang bersifat reguler yang pelaksanaannya dilakukan oleh
Pemerintah Desa dengan melibatkan seluruh masyarakat desa dengan semangat gotong-royong.
RKP Desa merupakan satu- satunya dokumen perencanaan pembangunan tahunan yang dipakai
sebagai pedoman atau acuan pelaksanaan pembangunan bagi pemerintahan Desa selanjutnya
sebagai dasar penyusunan APB Desa tahun anggaran bersangkutan.
Rancangan RKP Desa disusun oleh Pemerintah Desa, dibahas dan disepakati oleh
Pemerintah Desa, BPD dan masyarakat dalam Musrenbang Desa, dan selanjutnya ditetapkan
dengan Peraturan Desa. Peraturan Desa ditetapkan oleh Kepala Desa selanjutnya diundangkan
dalam Lembaran Desa oleh Sekretaris Desa.
1.5 SISTEMATIKA
Rencana Kerja Pemerintah Desa Sekarputih Tahun 2022 disusun dengan
sistematika sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Dasar Hukum
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.4 Tahapan Penyusunan RKP Desa
1.5 Sistematika
BAB II : GAMBARAN UMUM DESA
2.1 Gambaran Umum Kondisi Desa
2.2 Data Kemiskinan
2.3 Profil Desa
2.4 Evaluasi kinerja pembangunan Desa
2.5 Rumusan Umum Permasalahan dan tantangan Pembangunan
Desa
BAB III : SASARAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN DESA
3.1 Visi- Misi Kepala Desa
3.2 Arah Kebijakan Rencana Kerja Pemerintah Desa
3.3 Prioritas Pembangunan Desa
BAB IV : ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DESA
BAB V : PENUTUP
BAB II
GAMBARAN UMUM DESA
Sampai
No Nama Kepala Desa Dari Tahun
Tahun
1 H. MACHFUD 1961 1991
2 H. MUKSIN 1991 1999
3 H. ABDULLOH 1999 2013
4 BUKHORI 2013 2016
5 KHOLIFAH 2017 2019
6 BUKHORI 2019 2020
7 KHOLIFAH 2021 2025
H. Kesuburan Tanah
No Tingkat kesuburan Luas (Ha)
1 Sangat subur -
2 Subur 80 Ha
3 Sedang 17 Ha
4 Tidak subur/kritis -
JUMLAH 97 a
I. Erosi Tanah
J. Kwalitas Lingkungan
Keadaan
No. Lingkungan Fisik
tercemar/tidak
1. Sungai Tidak
2 Air sumur Tidak
3 Udara Tidak
4 Hutan -
5 Lahan pertanian Tidak
6 Air irigasi Tidak
7 Lingkungan kumuh Tidak
1. Keadaan sosial
a. Jumlah penduduk (ahir 2020)
- Jumlah penduduk seluruhnya tahun ini = 1.947 Jiwa
- Jumlah kepala keluarga tahun ini = 637 KK
- Jumlah penduduk seluruhnya tahun lalu = 1.936 Jiwa
- Luas wilayah keseluruhan = 104.994 Ha
b. Jumlah Penduduk Menurut Golongan Usia dan Jenis Kelamin
Jumlah
Golongan Umur Penduduk Jumlah Ket
Lk Pr
0 Bln - 3 Thn 97 48 145
4 Thn - 5 Thn 50 99 149
6 Thn - 15 Thn 95 96 191
16 Thn - 20 Thn 84 85 169
21 Thn - 25 Thn 85 87 172
26 Thn - 30 Thn 82 75 157
31 Thn - 35 Thn 73 77 150
36 Thn - 40 Thn 71 90 161
41 Thn - 45 Thn 65 70 135
46 Thn - 50 Thn 46 56 102
51 Thn - 55 Thn 63 58 121
56 Thn - 60 Thn 59 64 123
>60 Thn 90 82 172
Jumlah 960 987 1.947
5 Bendo 01 03
6 Bendo 02 03
7 Trewung 01 04 91 74 165
8 Trewung 02 04 78 68 146
JUMLAH =
Sumber: Data Pendataan SDGs 2021
Kategori Kemiskinan
Kategori 2021
Miskin 248 KK
Menengah Ke bawah 375 KK
Kaya 14 KK
JUMLAH 637 KK
b. Kesehatan
Indikator Kesehatan
5 Samroh 1 Group
Sumber: RT/RW
3. LPMD : 3 orang
4. RT : 8 orang
5. RW : 4 orang
6. Linmas : 14 orang
7. Karangtaruna : 20 orang
8. PKK : 20 orang
Dalam menjalankan tugas – tugas pemerintahan Desa Sekarputih, Jabatan Pemerintah Desa
yang definitif atau yang ada saat ini masih menggunakan Stuktur Organisasi Pemerintahan
Desa Tahun 2021sebagai berikut :
Nama
No Jabatan SK Pejabat
KEPALA DESA
SEKRETARIS DESA
Sesuai hasil kajian, monitoring dan temuan temuan dilapangan, dari hasil pelaksanan
RKP tahun lalu yang telah di inventarisir tentang permasalahan dan hambatan yang perlu
dibenahi , ditingkatkan , dan bahkan perlu kembali kiranya dituangkan ulang pada RKP
berikutnya mengenahi pelaksanaan pembangunan, diantaranya:
1. APBDesa masih terbatas dan hanya mengandalkan keuangan DD dan ADD serta
sumber PBHPD masih belum digali dan dikembangkan dengan maksimal sehingga
mempersulit mewujudkan perencanaan pembangunan yang mampu memenuhi
keinginan masyarakat.
2. Kondisi Balai Desa sudah teralisasikan 100%
3. Kondisi sosial yang labil dan nilai nasionalisme masyarakat yang condong menurun
sehinga menghambat upaya terciptanya suasana yang kondusif, aman damai yang
sekaligus mempengaruhi upaya pemberdayan masyarakat.
4. Kemampuan dan kapasitas aparat pemerintah desa masih sangat terbatas sehingga
perlu sekali untuk ditingkatkan dan diperdayakam agar mampu melaksanakan tugas-
tugas pemerintah sesuai tuntutan perkembangan
Berdasarkan Peraturan Desa Sekarputih Nomor 01 Tahun 2020 tentang RPJM Desa
Sekarputih tahun 2019 - 2025 prioritas masalah yang harus diselesaikan meliputi 2 (dua)
masalah pokok yang secara rinci permasalahan tersebut adalah:
BAB III
SASARAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN DESA
Misi :
1. BIDANG EKONOMI
1. PERTANIAN:
5. Pelatihan Bengkel
6. Pelatihan Menjahit
7. Pelatihan UMKM
9. Pelatihan membatik
3. Pelatihan Drumband
8. Tribun Lapangan
7. gapuro makam
8. TPS 3 R
Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang serta
segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban
Desa. Pengelolaan Keuangan Desa merupakan keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan,
penganggaran, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan desa. Agar
pengelolaan keuangan desa lebih mencerminkan keberpihakan kepada kebutuhan masyarakat dan
sesuai peraturan perundangan, maka harus dikelola secara transparan, akuntabel, pertisipatif serta
dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran.
Agar kebijakan pengelolaan keuangan desa sesuai amanah peraturan perundangan yang berlaku,
salah satu diantaranya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pengelolaan
Keuangan Desa, dan mencerminkan keberpihakan terhadap kebutuhan riil masyarakat, setiap tahunnya
pemerintah desa bersama Badan Permusyawaratan Desa menetapkan Peraturan Desa tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa (APB Desa) secara partisipatif dan transparan yang proses
penyusunannya dimulai dengan lokakarya desa, konsultasi publik dan rapat umum BPD untuk
penetapannya. APB Desa didalamnya memuat pendapatan, belanja dan pembiayaan desa yang
pengelolaannya dimulai tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember.
Adapun pendapatan desa tahun anggaran 2021 dari masing-masing sumber diasumsikan sebagai
berikut:
URAIAN JUMLAH
a. Pendapatan Asli Desa, terdiri; -
- Hasil Usaha Desa -
- Hasil Kekayaan/ Aset Desa -
- Swadaya dan Partisipasi Masyarakat -
- Lain-lain Pendapatan Asli Desa -
b. Dana Desa (DD) Rp. 854.013.000,-
c. Bagian dari Hasil Pajak Daerah dan Retribusi Daerah RP. 652.841.700,-
Kabupaten
d. Alokasi Dana Desa (ADD) Rp. 351.090.500,-
e. Bantuan keuangan dari APBD Propinsi, APBD Rp. 144.600.000,-
Kabupaten
f. Hibah dan Sumbangan yang tidak mengikat dari -
pihak ketiga
g. Sisa lebih Perhitungan Tahun Sebelumnya/SILPA Rp 100.000.000,-
Jumlah Perkiraan Pendapatan Rp. 2.102.545.200,-
4. Pembiayaan
Pembiayaan desa sebagaimana dimaksud meliputi semua
penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang
akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan
maupun pada tahun- tahun anggaran berikutnya.
b. Pengeluaran Pembiayaan
Pengeluaran Pembiayaan sebagaimana di atas, mencakup:
Keberhasilan pelaksanaan pembangunan di tingkat desa pada dasarnya ditentukan oleh sejauh
mana komitmen dan konsistensi pemerintahan dan masyarakat desa saling bekerjasama membangun
desa. Keberhasilan pembangunan yang dilakukan secara partisipatif mulai dari perencanaan,
pelaksanaan sampai pada monitoring evaluasi akan lebih menjamin keberlangsungan pembangunan di
desa. Sebaliknya permasalahan dan ketidakpercayaan satu sama lain akan mudah muncul manakala
seluruh komunikasi dan ruang informasi bagi masyarakat tidak memadai.
Diharapkan proses penyusunan RKP Desa yang benar-benar partisipatif dan berorientasi pada
kebutuhan riil masyarakat akan mendorong percepatan pembangunan skala desa menuju kemandirian
desa. Selain itu dengan akurasi kegiatan yang dapat dengan mudah diakses masyarakat desa, maka
diharapkan dalam proses penyusunan APB Desa seluruhnya bisa teranggarkan secara proporsional.
ABDUL KARIM