Anda di halaman 1dari 19

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam rangka implementasi Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang


Pemerintahan Daerah, Undang-undang Nomor 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan
Sosial dan untuk mendukung tercapainya pelaksanaan program-program
pembangunan bidang kesjehateraan sosial di daerah, diperlukan adanya pedoman
yang dapat dijadikan acuan dasar bagi terwujudnya capaian kinerja SKPD terhadap
bidang atau urusan wajib yang menjadi tugas pokoknya sebagaimana ditetapkan
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 65 tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan
Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang memberikan kewajiban kepada
pemerintah daerah membuat dan menyusun Standar Pelayanan Minimal sesuai dengan
urusan wajib yang merupakan kewenangannya.

Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 129/HUK/2008 tentang Standar Pelayanan


Minimal Bidang Sosial Daerah Provinsi dan Daerah kab/Kota, ditindak lanjuti oleh
pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dengan menetapkan Peraturan Gubernur Provinsi
Kalimantan Timur Nomor 13 tahun 2012 tentang Perencanaan Pencapaian Standar
Pelayanan Minimal Bidang Sosial sebagai pedoman Dinas Sosial provinsi Kalimantan
Timur dalam menyelenggarakan pelayanan sosial dasar kepada masyarakat yang
bertujuan untuk meningkatkan dan manjmain mutu pelayanan sosial kepada
masyarakat.

Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu
pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh warga
Negara secara minimal. Dalam penerapannya, SPM harus menjamin akses masyarakat
untuk mendapatkan pelayanan dasar dari Pemerintah Daerah sesuai dengan ukuran-
ukuran yang ditetapkan oleh Pemerintah.

B. Dasar Hukum

1. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1997 Tentang Penyandang Cacat;


2. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia;
3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak;
4. Undang-undang Nomor 6 Tahun 2001 tentang Yayasan sebagaimana telah diubah
dengan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2004;

2
5. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana
telah diubah dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008;
6. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial;
7. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
8. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Fakir Miskin;
9. Undang-undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Convention on The
Right of Persons With Disabilities;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 65 tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan
Penerapan Standar Pelayanan Minimal;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tantang Pembagian Urusan Pemerintah
antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kab/Kota;
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal;
13. Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 129/HUK/2008 tentang Satandar Pelayanan
Minimal Bidang Sosial Daerah Provinsi dan Daerah Kab/Kota.
14. Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 80/HUK/2010 tentang Panduan Perencanaan
Pembiayaan Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Sosial Daerah
Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota;
15. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur nomor 08 tahun 2008 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Kalimantan Timur;
16. Peraturan Gubernur Kalimantan Timur nomor 45 tahun 2008 tentang Penjabaran
Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Kalimantan Timur;
17. Peraturan Gubernur Kalimantan Timur nomor 17 tahun 2009 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas pada Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Timur;
18. Keputusan Gubernur Kalimantan Timur nomor 03 tahun 2001 tentang Pembentukan,
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Provinsi Kalimantan Timur;

C. Kebijakan Umum

Standar Pelayanan Minmal (SPM) bidang Sosial merupakan penjabaran dari


target yang telah ditetapkan oleh Kementerian Sosial RI berdasarkan Peraturan Menteri
Sosial RI Nomor 129/HUK/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Sosial di
Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota.
SPM bidang Sosial mencakup 4 (empat) pelayanan dasar yaitu :
1. Pelasanaan Program/Kegiatan Bidang Sosial
2. Penyediaan sarana dan prasarana sosial

3
3. Penanggulangan korban bencana pada tahap tanggap darurat
4. Pelaksanaan dan pengembangan jaminan sosial bagi penyandang cacat fisik dan
mental serta lanjut usia tidak potensial terlantar yang berasal dari masyarakat rentan
dan tidak mampu.

D. Arah Kebijakan

Dari 4 (empat) jenis pelayanan dasar tersebut diatas dijabarkan lagi kedalam 7
(tujuh) indikiator SPM daerah Provinsi yang akan dicapai secara bertahap dalam kurun
waktu tahun 2011 – 2015 yang terdiri dari :
1. Pemberian bantuan sosial bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
skala Provinsi
2. Penyelenggaraan pelayanan dan rehabilitasi sosial dalam panti sosial skala Provinsi
3. Penyediaan sarana prasarana panti sosial skala Provinsi
4. Penyediaan sarana prasarana luar panti sosial skala Provinsi
5. Bantuan sosial bagi korban bencana skala Provinsi
6. Evakuasi korban bencana skala Provinsi
7. Penyelenggaraan jaminan sosial bagi penyandang cacat fisik dan mental serta
lanjut usia tidak potensial skala Provinsi

4
BAB II.
PENERAPAN DAN PENCAPAIAN SPM

A. Jenis Pelayanan Dasar

Jenis pelayanan dasar Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang sosial yang
diselenggarakan oleh pemerintah Provinsi Kalimantan Timur adalah sebagai berikut :
1. Pelaksanaan program/kegiatan bidang sosial
a. Pemberian bantuan sosial bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
skala provinsi
b. Penyelenggaraan pelayanan dan rehabilitasi sosial dalam panti skala provinsi
2. Penyediaan sarana dan prasarana sosial
a. Penyediaan sarana prasarana panti skala provinsi
b. Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan luar panti skala provinsi
3. Penanggulangan korban bencana
a. Bantuan sosial bagi korban bencana skala provinsi
b. Evakuasi korban bencana skala provinsi
4. Pelaksanaan dan pengembangan jaminan sosial bagi penyandang cacat fisik dan
mental, serta lanjut usia tidak potensial
- Penyelenggaraan jaminan sosial skala provinsi

B. Target SPM

Berdasarkan Peraturan Gubernur Kalimantan Timur Nomor 13 Tahun 2012 tentang


Perencanaan Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Sosial Provinsi Kalimantan
Timur yang pada intinya merupakan pelaksanaan dari 4 (empat) jenis Pelayanan Dasar
dan 7 (tujuh) indikator SPM bidang sosial. Dalam Paraturan Gubernur Kalimantan Timur, 4
(empat) jenis Pelayanan Dasar dan 7 (tujuh) indikator SPM bidang sosial tersebut
dijabarkan kedalam 31 (tiga puluh satu) sasaran indikator yang akan dilaksanakan
secara bertahap dari tahun 2011 s/d 2015 yang terdiri dari :

5
Sasaran Indikator SPM Periode Pencapaian
Target
No Bidang Sosial Dinas Sosial Kaltim Jumlah (per tahun (%))
(%)
Tahun 2011 – 2015 I II III IV V
1. Jumlah prasarana, sarana dan 7 Unit 100 100 100 100 100 100
mobilitas Dinas Sosial yang dilakukan
perawatan
2. Jumlah panti sosial pemerintah yang 6 UPTD 100 100 100 100 100 100
memenuhi standar operasional
prosedur
3. Jumlah panti sosial pemerintah yang 6 UPTD 100 100 100 100 100 100
direnovasi/dilakukan perawatan
4. Jumlah panti sosial non pemerintah 122 Panti 16 16 16 16 16 80
yang mendapat fasilitas dan
aksesibilitas dalam
penyelenggaraan pelayanan sosial
5. Jumlah keluarga fakir miskin yang 24.790 KK 5 5 5 5 5 25
menerima bimbingan mental,
pelatihan keterampilan UEP melalui
KUBE
6. Jumlah Komunitas Adat terpencil 3.536 KK 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 12,5
(KAT) yang diberdayakan melalui
pemukiman
7. Jumlah rumah tidak layak huni yang 25.701 KK 1 1 1 1 1 5
direhabilitasi
8. Jumlah wanita rawan sosial ekonomi 2.701 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 17,5
yang ditangani Orang
9. Jumlah anak jalanan yang 682 20 20 20 20 20 100
mendapatkan pelayanan dan Orang
rehabilitasi sosial
10. Jumlah anak nakal yang 1.620 5 5 5 5 5 25
mendapatkan bimbingan mental, Orang
sosial, keterampilan dan bantuan
stimulus
11. Jumlah anak yang berhadapan 400 6 6 6 6 6 30
dengan hukum yang mendapatkan Orang
bantuan pendampingan
12. Jumlah anak yang memerlukan 243 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 12,5
perlindungan khusus dan rehabilitasi Orang
sosial
13. Jumlah wanita tuna susila yang 5.769 4 4 4 4 4 20
mendapatkan bimbingan mental, Orang
sosial dan keterampilan serta
bantuan stimulan
14. Jumlah eks. narapidana yang 660 5 5 5 5 5 25
mendapatkan bimbingan mental, Orang
sosial dan keterampilan serta
bantuan stimulan
15. Jumlah korban penyalahgunaan 691 7 7 7 7 7 35
NAPZA yang mendapatkan Orang
bimbingan mental, sosial dan
keterampilan serta bantuan stimulan
16. Jumlah orang dengan HIV/AIDS 711 6 6 6 6 6 30
yang mendapatkan bimbingan Orang
mental, sosial dan keterampilan
serta bantuan stimulan
17. Jumlah pengemis yang 769 10 10 10 10 10 50
mendapatkan pelayanan sosial orang

6
18. Jumlah korban tindak kekerasan 3.735 2 2 2 2 2 10
yang mendapatkan pelayanan Orang
sosial
19. Jumlah pekerja migran yang 2.815 3 3 3 3 3 15
mendapatkan pelayanan sosial Orang
20. Jumlah orang terlantar yang 525 15 15 15 15 15 75
mendapatkan pelayanan sosial Orang
21. Korban bencana alam/sosial yang 14.000 80 80 80 80 80 80
mendapatkan bantuan sosial Orang
berupa buffer stock
22. Korban bencana alam/sosial yang 14.000 20 20 20 20 20 100
mendapatkan bantuan sosial Orang
berupa makanan siap saji
23. Korban bencana alam/sosial yang 14.000 20 20 20 20 20 100
mendapatkan bantuan evakuasi Orang
24. Korban bencana alam/sosial yang 14.000 20 20 20 20 20 100
mendapatkan bantuan Orang
penampungan sementara/shelter
25. Korban bencana alam/sosial yang 250 15 15 15 15 15 75
mendapatkan bantuan bahan Orang
bangunan rumah
26. Jumlah satuan penanggulangan 644 20 20 20 20 20 100
bencana yang terampil dan siap Orang
siaga menghadapi bencana
27. Jumlah lanjut usia yang 17.389 5 5 5 5 5 25
mendapatkan bantuan sosial Orang
28. Jumlah anak terlantar yang 13.689 10 10 10 10 10 50
mendapatkan bantuan sosial Orang
29. Jumlah balita terlantar yang 929 20 20 20 20 20 100
mendapatkan bantuan sosial Orang
30. Jumlah anak dengan kecacatan 1.100 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 12,5
yang mendapatkan bantuan sosial Orang
31. Jumlah penyandang cacat yang 8.945 2 2 2 2 2 10
mendapatkan bantuan sosial Orang

7
C. Penerapan dan Capaian SPM

Realisasi capaiaan SPM


Sasaran Indikator SPM 2011 2012 2013 2014 2015
No Bidang Sosial Dinas Sosial Kaltim Jumlah Targe Targe Targe Targe Targe
Tahun 2011 - 2015 Real Real Real Real Real
t t t t t
(%) (%) (%) (%) (%)
(%) (%) (%) (%) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
Jumlah prasarana, sarana dan
1. mobilitas Dinas Sosial yang 7 Unit 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
dilakukan perawatan
Jumlah panti sosial pemerintah
2. yang memenuhi standar 6 UPTD 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
operasional prosedur
Jumlah panti sosial pemerintah
3. yang direnovasi/dilakukan 6 UPTD 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
perawatan
Jumlah panti sosial non
pemerintah yang mendapat
4. fasilitas dan aksesibilitas dalam 122 Panti 16 111 16 111 16 86,8 16,00 23,77 16 59,84
penyelenggaraan pelayanan
sosial (**)
Jumlah keluarga fakir miskin yang
menerima bimbingan mental,
5. 24.790 KK 5 8 5 8 5 8,87 5,00 10,61 5 11,09
pelatihan keterampilan UEP
melalui KUBE
Jumlah Komunitas Adat terpencil
6. (KAT) yang diberdayakan melalui 3.536 KK 2,5 6 2,5 5 2,5 3,22 2,40 2,46 2,5 2,83
pemukiman
Jumlah rumah tidak layak huni
7. 25.701 KK 1 0.2 1 0.5 1 0,69 1,00 0 1 0
yang direhabilitasi
Jumlah wanita rawan sosial 2.701
8. 3,5 3 3,5 3 3,5 3,3 3,5 7,40 3,5 1,85
ekonomi yang ditangani Orang
Jumlah anak jalanan yang
682
9. mendapatkan pelayanan dan 20 11 20 31 20 30,7 20 7,04 20 9,53
Orang
rehabilitasi sosial
Jumlah anak nakal yang
mendapatkan bimbingan mental, 1.620
10. 5 0 5 0 5 0 5 0 5 0
sosial, keterampilan dan bantuan Orang
stimulus
Jumlah anak yang berhadapan
dengan hukum yang 400
11. 6 6 6 7 6 5,00 6,00 10,25 6 11,75
mendapatkan bantuan Orang
pendampingan
Jumlah anak yang memerlukan
243
12. perlindungan khusus dan 2,5 2.5 2,5 7 2,5 6,17 2,50 0,41 2,5 5,76
Orang
rehabilitasi sosial
Jumlah wanita tuna susila yang
mendapatkan bimbingan mental, 5.769
13. 4 2 4 6 4 1,21 4,00 1,56 4 1,13
sosial dan keterampilan serta Orang
bantuan stimulan
Jumlah eks. narapidana yang
mendapatkan bimbingan mental, 660
14. 5 5 5 14 5 7,57 5,00 4,55 5 6,06
sosial dan keterampilan serta Orang
bantuan stimulan
Jumlah korban penyalahgunaan
NAPZA yang mendapatkan
691
15. bimbingan mental, sosial dan 7 7 7 7 7 29,66 7,00 15,48 7 14,47
Orang
keterampilan serta bantuan
stimulan
Jumlah orang dengan HIV/AIDS
yang mendapatkan bimbingan 711
16. 6 4 6 11 6 3,51 6,00 12,10 6,00 6,33
mental, sosial dan keterampilan Orang
serta bantuan stimulan
Jumlah pengemis yang 769
17. 10 30 10 7 10 4,68 10,00 0 10,00 11,83
mendapatkan pelayanan sosial orang
Jumlah korban tindak kekerasan
3.735
18. yang mendapatkan pelayanan 2 3 2 3 2 3,48 2,00 1,34 2,00 1,90
Orang
sosial
Jumlah pekerja migran yang 2.815
19. 3 2 3 1 3 0,25 3,00 0,53 3,00 0,21
mendapatkan pelayanan sosial Orang

8
Jumlah orang terlantar yang 525
20. 15 10 15 15 15 9,33 15,00 11,05 15,00 10,86
mendapatkan pelayanan sosial Orang
Korban bencana alam/sosial
yang mendapatkan bantuan 14.000
21. 80 71 80 79 80 86,65 80,00 58,93 80,00 82,14
sosial berupa buffer stock/logistic Orang
(*)
Korban bencana alam/sosial
yang mendapatkan bantuan 14.000
22. 30 71 30 79 30 10,86 3,00 3,57 3,00 32,29
sosial berupa makanan siap saji Orang
(*)
Korban bencana alam/sosial
14.000
23. yang mendapatkan bantuan 25 36 25 29 25 10,86 25,00 15,71 25,00 28,57
Orang
evakuasi
Korban bencana alam/sosial
14.000
24. yang mendapatkan bantuan 25 2 25 1 25 10,86 25,00 7,86 25,00 26,43
Orang
penampungan sementara/shelter
Korban bencana alam/sosial
154,0
25. yang mendapatkan bantuan 250 KK 15 68 15 111 15 15,00 58,40 15,00 16,00
0
bahan bangunan rumah
Jumlah satuan penanggulangan
644
26. bencana yang terampil dan siap 32 73 32 74 32 37,27 32,00 27,80 32,00 31,06
Orang
siaga menghadapi bencana (**)
Jumlah lanjut usia yang 17.389
27. 5 3 5 6 5 6,46 5,00 5,45 5,00 6,84
mendapatkan bantuan sosial Orang
Jumlah anak terlantar yang 13.689
28. 10 14 10 22 10 25,81 10,00 18,02 10,00 9,41
mendapatkan bantuan sosial Orang
Jumlah balita terlantar yang 929
29. 20 23 20 34 20 39,07 20,00 43,92 20,00 36,06
mendapatkan bantuan sosial Orang
Jumlah anak dengan kecacatan
1.100
30. yang mendapatkan bantuan 2 2.2 2 9 2.5 8,09 2.50 11,27 2.50 14,24
Orang
sosial
Jumlah penyandang cacat yang 8.945
31. 2 7 2 9 2 8,27 2,00 9,67 2,00 7,42
mendapatkan bantuan sosial Orang

Keterangan :
(*) Bersifat tentative
(**) Bukan jumlah akumulatif

9
D. Alokasi Anggaran.

Jumlah keseluruhan anggaran yang dipergunakan pada tahun kelima


penerapan dan pencapaian SPM sebesar Rp. 82.929.595.976 yang berasal dari
anggaran APBN sebesar Rp. 17.581.802.000 dan anggaran APBD (belanja langsung dan
belanja tidak langsung) sebesar Rp. 65.347.793.976. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel dibawah ini :

1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

No Program/Kegiatan Pagu Dana Realisasi %

Belanja tidak langsung 23.819.107.826 22.884.921.432 96,08


Belanja langsung 35.828.481.600 31.895.248.947 89,02
1. Program administrasi perkantoran 8.411.806.000 6.474.392.040 76,97
2. Program peningkatan sarana dan
6.861.228.100 6.173.646.533 89,98
prasarana aparatur
3. Program peningkatan disiplin aparatur 30.000.000 30.000.000 100,00
4. Program peningkatan kapasitas
sumber daya manusia 418.250.000 237.855.150 56,87

5. Program peningkatan pengembangan


sistem pelaporan capaian kinerja dan 57.700.000 56.585.000 98,07
keuangan
6. Program pemberdyaan fakir miskin,
Komunitas Adat terpencil (KAT) dan 760.000.000 735.379.000 96,76
PMKS lainnya
7. Program pelayanan dan rehabilitasi
1.447.076.000 1.370.572.023 94,71
kesejahteraan sosial
8. Program pembinaan anak terlantar 2.515.000.000 2.427.033.650 96,50
9. Program peningkatan dan
pengembangan pengelolaan 1.468.500.000 1.329.922.400 90,56
keuangan daerah
10. Program pembinaan para
745.000.000 662.488.200 88,92
penyandang cacat dan trauma
11. Program pembinaan panti asuhan/
7.998.051.500 7.529.020.264 94,14
panti jompo
12. Program pembinaan eks penyandang
penyakit sosial (eks narapidana, PSK, 675.933.000 652.149.800 96,48
narkoba dan penyakit sosial lainnya)
13. Program pemberdayaan
2.381.090.000 2.220.652.887 93,26
kelembagaan kesejahteraan sosial
Jumlah 59.647.589.426 54.780.170.379 91,84

10
2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) terdiri dari dana


dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (TP) dengan uraian sebagai berikut :

No Program/Kegiatan Pagu Dana Realisasi %

A. Dana Dekonsentrasi
1. Program dukungan manajemen dan 455.941.000 365.651.500 80,20
pelaksanaan tugas teknis lainnya
kementerian sosial
2. Program pemberdayaan sosial dan 8.091.863.000 7.584.653.300 93,73
penanggulangan sosial
3. Bidang pelayanan dan rehabilitasi sosial 4.115.415.000 3.948.612.000 95,95
4. Program bantuan dan jaminan sosial 4.307.439.000 3.693.630.240 85,75
Jumlah 16.970.658.000 15.592.547.040 91,88

B. Tugas Pembantuan
1. Program pemberdayaan sosial dan 2.244.932.000 2.168.966.000 96,82
penanggulangan sosial
Jumlah 2.244.932.000 2.168.966.000 96,82
Jumlah Keseluruhan (A + B) 19.215.590.000 17.761.513.040 92,43

E. Dukungan Personil.

Dalam melaksanakan penerapan dan pencapaian SPM Bidang Sosial di


Provinsi Kalimantan Timur di peroleh tidak saja dari unsur Pegawai Negari Sipil (PNS)
dilingkungan Dinas sosial Provinsi Kalimantan Timur tetapi juga berasal dari unsur non-PNS
seperti yang tercantum pada table dibawah ini :

1. Unsur Pengawai Negeri Sipil


Unsur pegawai negeri sipil adalah seluruh jajaran pegawai dilingkup Dinas
Sosial Provinsi Kalimantan Timur dengan Jumlah dan komposisi sebagai berikut :

Eselon
Jenis
Jumlah Non Jumlah
Kelamin I II III IV
Eselon Eselon
Pria 0 0 6 14 20 117 137
Wanita 0 1 4 12 17 58 75
Jumlah 0 1 10 26 37 175 212

11
2. Unsur Non-PNS
Unsur non-PNS adalah seluruh Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS)
yang merupakan mitra kerja/relawan yang bergerak dibidang kesejahteraan sosial
yang terdiri dari :

Jenis Potensi Sumber Kesejahteraan Jumlah


No L P Jumlah
Sosial (PSKS) Unit

1. Tenaga Kesejahteraan Sosial


Masyarakat (TKSM)
a. Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) 546 348 894
b. Wanita Pemimpin kesejahteraan 0 101 101
Sosial (WPKS)
Jumlah 546 449 995

2. Organisasi Sosial (Orsos) 741


Jumlah Pengurus 3.225 2.703 5.928

3. Karang Taruna 1.321


Jumlah Pengurus 574 559 1.133

4. Dunia Usaha Yang Melakukan 43


Usaha Kesejahteraan Sosial (UKS)

5. Wahana Kesejahteraan 32
Sosial Berbasis Masyrakat (WKSBM)

6. Perintis Kemerdekaan dan


Keluarga Pahlawan
- Perintis Kemerdekaan 495 4 499
- Keluarga Pahlawan 180 261 441
Jumlah 675 265 940

7. Taruna Siaga Bencana (TAGANA) 644

8. Tenaga Kesejahteraan Sosial 122


Kecamatan (TKSK)

Jumlah Keseluruhan 2.341 3.976 7.083 2.137

F. Permasalahan dan Solusi.

Secara umum kendala dan permasalahan yang dihadapi Dinas Sosial Provinsi
Kalimantan Timur dalam mengimplementasikan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
antara lain meliputi :

12
1. Luas Wilayah
Provinsi Kalimantan Timur adalah Provinsi terluas di Indonesia dengan dengan
sebaran penduduk yang belum merata serta aksesibiltas ke lokasi sasaran PMKS
belum memadai.
2. Sistem Regulasi
Kebijakan pemerintah yang sering mengalami perubahan dari segi peruaturan dan
perundang-undangan khususnya yang berhubungan dengan penganggaran.
3. Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di Kabupaten/Kota belum berjalan
secara optimal
4. Terbatasnya akses Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) terhadap
pelayanan sosial dasar.
5. Belum optimalnya koordinasi antara pemerintah Pusat, Provinsi dan Kab/Kota dalam
melaksanakan program pembangunan di bidang kesejahteraan sosial.
6. Provinsi Kalimantan Timur merupakan salah satu pintu gerbang pembangunan
diwilayah Indonesia bagian timur dengan sumber daya alamnya yang melimpah,
menyebabkan Kalimantan timur menjadi sasaran para pencari kerja dari daerah lain
bermigrasi. Sebagian besar pencari kerja tersebut tidak memiliki kemampuan dan
keterampilan yang memadai, sehingga membuat permasalahan baru dengan
bertambahnya penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS).
7. Data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) meliputi data populasi yang
belum diverifikasi dan divalidasi secara periodik dan belum rapinya
pendokumentasian hasil-hasil penanganan PMKS di Kab/Kota dalam format by
name adress sehingga dalam penanganannya juga mengalami hambatan khusunya
dalam penyusunan program dan distribusi kegiatan untuk Kabupaten/Kota.
8. Masih belum optimalnya pendayagunaan sumber daya manusia dalam
melaksanakan program-program kesejahteraan sosial.

b. Pemecahan Masalah

Adapun pemecahan masalah yang dapat diambil untuk mengatasi


permasalahan tersebut diatas diatas adalah :
1. Melengkapi sarana dan prasarana penunjang kegiatan sehingga pencapaian
sasaran dapat diperoleh secara maksimal.

13
2. Meningkatkan system pelaporan kinerja dinas-dinas/instansi sosial Kab/Kota se
Kalimantan Timur.
3. Mengoptimalkan anggaran berdasarkan program-program skala prioritas.
4. Meningkatkan dan mengoptimalkan koordinasi dengan instansi terkait dalam
memantau para pendatang baru dengan memperketat pengawasan disetiap akses
pintu masuk di wilayah provinsi Kalimantan Timur.
5. Penajaman program-program kesejahtraan sosial yang berhubungan langsung
dengan masyarakat penyandang masalah kesejahteraan sosial seperti peningkatan
pembentukan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dan pemberian Usaha Ekonomi
Produktif.
6. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan melaksanakan serta mengikut
sertakan pegawai yang ada dilingkup dinas sosial Prov. Kalimantan Timur pada setiap
kegiatan pelatihan/diklat baik ditingkat daerah maupun nasional.
7. Mekanisme usulan penganggaran agar dilaksanakan secara konsisiten.
8. Melaksanakan kegiatan sosialisasi SPM bagi instansi sosial se- Kalimantan Timur guna
mempercepat penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) tingkat Kab/Kota.

14
BAB. III
PROGRAM DAN KEGIATAN

Dalam melaksanakan Penerapan dan pencapaian SPM bidang sosial, Dinas


Sosial Prov. Kalimantan Timur melaksanakan program-progam dan kegiatan baik yang
berumber dari APBD maupun program-program kegiatan yang bersumber dari APBN.
Program dan kegiatan tersebut adalah :

A. Program dan kegiatan APBD

1. Program Penanggulangan Kemiskinan bidang Kesejahteraan Sosial untuk


mengukur Indeks Kedalaman Kemiskinan
 Fasilitasi Pelaksanaan Program Keluarga Harapan
 Peningkatan Kualitas Pelayanan Sarana, dan Prasarana Rehabilitasi
Kesejahteraan Sosial Bagi PMKS
 pelatihan keterampilan berusaha bagi keluarga miskin dan PMKS lainnya
 Fasilitasi manajemen usaha bagi keluarga miskin dan PMKS lainnya
2. Program Penanggulangan Kemiskinan bidang Kesejahteraan Sosial
 pelatihan keterampilan berusaha bagi keluarga miskin dan PMKS lainnya
3. Program Pemberdayaan Remaja Putus Sekolah
 Pengembangan Kecakapan Hidup Bagi Putus Sekolah
4. Program pemberdayaan fakir miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya melaui kegiatan :
 Pelatihan keterampilan berusaha bagi keluarga miskin
 Fasilitasi manajemen usaha bagi keluarga miskin
 Pengadaan sarana dan prasarana pendukung usaha keluarga miskin
 Pelatihan keterampilan bagi PMKS
5. Program Pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial melaui kegiatan :
 Pelayanan dan perlindungan sosial, hokum bagi korban eksploitasi,
perdagangan perempuan dan anak
 Peningkatan kualitas pelayanan, sarana dan prasarana rehabilitasi sosial bagi
PMKS
 Koordinasi perumusan kebijakan dan sinkronisasi pelaksanaan upaya-upaya
penanggulangan kemiskinan dan penurunan kesenjangan
 Fasilitasi pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH)

15
6. Program Pembinaan anak terlantar melalui kegiatan :
 Pengembangan bakat dan keterampilan anak terlantar
 Pelatihan ketrampilan dan praktek belajar kerja bagi anak terlantar
7. Program pembinaan para penyandang cacat dan trauma melalui kegiatan :
 Pendidikan dan pelatihan bagi penyandang cacat dan eks trauma
8. Program pembinaan eks penyandang penyakit sosial (eks narapidana, PSK,
narkoba dan penyakit sosial lainnya).
 Pemberdayaan eks penyandang penyakit sosial.
9. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial dengan kegiatan:
 Peningkatan peran aktif masyarakat dan dunia usaha.
 Peningkatan kualitas SDM kesejahteraan sosial masyarakat.
 Pengembangan model kelembagaan perlindungan sosial.
10. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran dengan kegiatan:
 Penyediaan jasa surat menyurat.
 Penyediaan jasa komunikasi, sumber air dan listrik.
 Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor.
 Penyediaan jasa kebersihan kantor.
 Penyediaan alat tulis kantor.
 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan.
 Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor.
 Penyediaan bahan bacaan dan perundang-undangan.
 Penyediaan makan dan minum.
 Rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah.
 Rapat koordinasi, pembinaan dan pengawasan dalam daerah.
 Penyediaan jasa tenaga tertentu.
 Pengamanan asset, kantor dan rumah jabatan
11. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana, dengan kegiatan sebagai berikut :
 Pengadaan perlengkapan gedung kantor.
 Pengadaan peralatan gedung kantor.
 Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor.
 Pemeliharaan rutin.berkala kendaraan dinas/operasional
 Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor.
 Rehabilitasi sedang/berat rumah dinas
12. Program Peningkatan Disiplin Aparatur dengan kegiatan berupa:
 Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya.

16
13. Program peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur.
 Bimbingan teknis implementasi peraturan perundang-undangan.
14. Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja
keuangan.
 Penyusunan laporan capaian kinewrja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD

B. Program dan Kegiatan APBN (Dekonsentrasi)

1. Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya


Kementerian Sosial.

- Kegiatan perencanaan dan penganggaran.


- Kegiatan penyuluhan sosial.
2. Program pemberdayaan sosial dan penanggulangan kemiskinan.
- Pelestarian kepalwanan, keperintisan dan kesetiakawanan sosial.
- Penanggulangan kemiskinan pedesaan.
- Pemberdayaan keluarga dan kelembagaan sosial masyarakat.
- Pemberdayaan komunitas adat terpencil.
- Penanggulangan kemiskinan perkotaan
3. Program rehabilitasi sosial.
- Rebabilitasi sosialkorban penyalahgunaan napza.
- Rehabilitasi sosial orang dengan kecacatan.
- Rehabilitasi sosial tuna sosial.
- Rehabilitasi dan perlindungan sosial anak.
- Pelayanan sosial lanjut usia.

4. Program perlindungan dan jaminan sosial, dengan kegiatan:


- Perlindungan sosial korban bencana alam.
- Perlindungan sosial korban bencana sosial
- Perlindungan sosial korban tindak kekerasan dan pekerja migran.
- Pengumpulan dan pengelolaan sumber dana sosial.

- Asuransi kesejahteraan sosial.

C. Program dan Kegiatan APBN (Tugas Pembantuan)

1. Program Pemberdayaan sosial dan Penanggulangan Kemiskinan


- Pemberdayaan komunitas adat terpencil.

17
BAB. IV
PENUTUP

Demikian laporan realisasi pencapaian target Standar Pelayanan Minimal (SPM)


bidang sosial tahun 2015 ini dibuat dengan harapan dapat dijadikan sebagai bahan
monitoring dan evaluasi target kinerja sehingga dapat lebih ditingkatkan dimasa-masa
yang akan datang.

KEPALA DINAS SOSIAL


PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Dra. Hj. Siti Rusmalia Idrus, M.si


NIP. 19570915 198602 2 002

18
KATA PENGANTAR

Puji syukur di panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan berkat rahmat dan
hidayah-Nya Laporan Realisasi Pencapaian Target Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Bidang Sosial Tahun 2015 ini dapat di selesaikan.
Laporan Realisasi Pencapaian Target Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang
Sosial Tahun 2015 ini dibuat sebagai wujud pertanggung jawaban kinerja Dinas Sosial
Provinsi Kalimantan Timur sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Gubernur
Provinsi Kalimantan Timur Nomor 13 tahun 2012 dengan harapan pencapaian SPM ini
dapat meningkatkan mutu dan pelayanan sosial kepada masyarakat.
Disadari bahwa dalam penyajian laporan ini masih banyak terdapat kekurangan
oleh karena itu kritik dan saran sangat di perlukan untuk penyempurnaan laporan yang
akan datang.

Samarinda, Maret 2015


KEPALA DINAS SOSIAL
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Dra. Hj. Siti Rusmalia Idrus, M.si


NIP. 19570915 198602 2 002

19

Anda mungkin juga menyukai