Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN

EVALUASI EKSISTENSI PERAN DAN AKTIVITAS e-WARONG


PROGRAM SEMBAKO DI PROVINSI JAWA BARAT
CIMAHI, 7 JUNI TAHUN 2021

LATAR BELAKANG:

• Pada tahun 2017 Pemerintah mentransformasi Program Bantuan Sosial


Pangan Beras Sejahtera (Rastra) menjadi Bantuan Sosial Pangan Non
Tunai (BPNT) dan pada awal Tahun 2020 mengembangan program
Bantuan Sosial Pangan Non Tunai (BPNT) menjadi Program Sembako.
Dalam Program Sembako, indeks bantuan yang semula
Rp.110.000/KPM/bulan naik menjadi Rp.200.000/KPM/ bulan. Selain itu,
program Sembako memperluas jenis komoditas yang dapat dibeli
sehingga tidak hanya berupa beras dan telur, teapi juga ditambah
pilihan bahan pangannya dengan daging ayam, ikan, kacang-kacangan
termasuk tahu dan tempe, sayur2an dan buah2an, dengan tujuan untuk
memberikan akses Keluarga Penerima Manfaat (KPM) terhadap bahan
pokok dengan kandungan gizi lainnya.
• Pengembangan jenis bahan pangan yang didapatkan dari program ini
ditujukan untuk meningkatkan nutrisi/gizi masyarakat, terutama anak-
anak sejak dini sehingga akan memiliki pengaruh terhadap penurunan
stunting.
• Salah satu kunci keberhasilan penyaluran Bansos Sembako adalah
karena peran elektronik Warung Gotong Royong (e-Warong) sebagai
pihak yang langsung melayani KPM dan berkewajiban untuk
mewujudkan pelayanan prima dan kepuasan KPM dengan memenuhi
indikator kinerja Program Bansos Sembako yaitu 6 T (Tepat Sasaran,
Waktu, Kualitas, Harga, Jumlah dan Tertib Administrasi).
PERAN DAN AKTIFITAS E-WARONG PROGRAM SEMBAKO

• Apa dan bagaimana kiprah e-Warong Sembako dalam melayani


penyaluran Bansos Sembako di Jawa Barat dari tahun 2017 sampai
dengan 2021 untuk mewujudkan pelayanan prima dan kepuasan para
KPM, adalah sebagai berikut :

a. Definisi dan Kriteria e-Warong


e-Warong adalah adalah agen bank, pedagang dan atau pihak lain yang
telah bekerjasama dengan bank penyalur dan ditentukan sebagai tempat
pencairan/penukaran/pembelian bahan pangan oleh Keluarga Penerima
Manfaat (KPM) yaitu pasar tradisional, warung, toko kelontong, e-
warong KUBE, warung desa, Rumah Pangan Kita (RPK), agen Bank yang
menjual bahan pangan atau usaha eceran lainnya.

Kriteria e-Warong:
Ada beberapa kriteria atau persyaratan yang harus dipenuhi jika menjadi
e-Warong Bansos Sembako yaitu :

1. Memiliki kemampuan, reputasi, kredibilitas, dan integritas


2. Memiliki sumber penghasilan utama yang berasal dari kegiatan usaha
sembako
3. Menjual bahan pangan sesuai harga pasar dan tidak boleh melebihi
dari HET yang telah ditetapkan Pemerintah
4. Memiliki pemasok yang dapat diandalkan untuk menyediakan dan
memastikan ketersediaan secara berkelanjutan produk bahan pangan
yang secara konsisten berkualitas dengan harga yang bersaing
5. Dapat melayani KPM dan non-KPM dengan menggunakan
infrastruktur perbankan.
6. Memiliki komitmen yang tinggi dalam menyediakan layanan khusus
bagi KPM lanjut usia dan KPM penyandang disabilitas.
7. Badan Usaha MilikNegara (BUMN), Badan Usaha Milik Desa(BUMDes)
beserta unit usahanya, Toko Tani Indonesia, ASN, pegawai HIMBARA
dan Tenaga Pelaksana Bansos Pangan perorangan maupun
berkelompok membentuk badan usaha tidak diperbolehkan
menjadi e-Warong Penyalur Sembako

b. Jumlah dan Sebaran e-Warong


Jumlah KPM Program Sembako se Jawa Barat adalah 3.350.856
Keluarga dan e-Warong yang tercatat melayani penyaluran Bansos
Pangan sejak Tahun 2017 sd sekarang adalah 7.169 unit , dan
sebarannya di 27 Kabupaten Kota adalah sebagai berikut:

JUMLAH RATA-RATA PROPORSI


No KAB/KOTA e-WARONG / KPM YANG DILAYANI
AGEN
1 KABUPATEN BANDUNG 280 796
2 KABUPATEN BANDUNG BARAT 299 486
3 KABUPATEN BEKASI 249 583
4 KABUPATEN BOGOR 264 873
5 KABUPATEN CIAMIS 357 379
6 KABUPATEN CIANJUR 736 354
7 KABUPATEN CIREBON 376 483
8 KABUPATEN GARUT 426 600

9 KABUPATEN INDRAMAYU 232 955


10 KABUPATEN KARAWANG 525 333
11 KABUPATEN KUNINGAN 292 339
12 KABUPATEN MAJALENGKA 413 301
13 KABUPATEN PANGANDARAN 137 258
14 KABUPATEN PURWAKARTA 108 443
15 KABUPATEN SUBANG 719 177
16 KABUPATEN SUKABUMI 295 716
17 KABUPATEN SUMEDANG 395 215

18 KABUPATEN TASIKMALAYA 381 491

19 KOTA BANDUNG 77 1.252

20 KOTA BANJAR 33 350

21 KOTA BEKASI 187 469

22 KOTA BOGOR 64 920

23 KOTA CIMAHI 51 473

24 KOTACIREBON 52 490

25 KOTA DEPOK 94 701

26 KOTA SUKABUMI 42 510

27 KOTA TASIKMALAYA 85 815

Provinsi Jawa Barat 7.169 468

c. Kapabilitas , Kredibilitas dan Kompetensi e-Warong


Dalam rangka pelaksanaan pemetaan, edukasi dan apresiasi terhadap
kapabilitas, kredibilitas dan kompetensi e-warong se Jawa Barat Tikor
Penyaluran Bansos Pangan Tingkat Provinsi Jawa Barat telah
melaksanakan hal-hal sebagai berikut:
1. Mengikuti dan melaksanakan koordinasi dengan Deputy Bansos dan
Subsidi Tepat Sasaran Kemenko PMK dan Ditjen Penanganan Fakir
Miskin Kemensos RI selaku Tim Koordinasi Penyeluran Program
Sembako Tingkat Pusat dalam hal up dating Informasi dan Sosialisasi
Pelaksanaan Penyaluran Bansos Sembako Nasional secara reguler
baik yang dilaksanakan secara off line dan on line.
2. Melaksanakan Rapat Koordinasi secara reguler ( setiap semester)
dengan jajaran Tikor Penyaluran Bansos Pangan Tingkat
Kabupaten/Kota dalam rangka up dating informasi, gelar inovasi dan
quick response penyelesaian masalah / aduan masyarakat terhadap
peran dan aktifitas e-Warong.
3. Melaksanakan koordinasi dan kolaborasi seluruh pelaksana program
bansos sembako di daerah untuk menginventarisasi ketersediaan
bahan pangan lokal di desa dan kecamatan terhadap bahan pangan
ditetapkan (beras, telor, daging sapi, ayam, ikan sayur mayur dan
buah-buahan)
4. Melakukan koordinasi dengan Dinas dan instansi terkait dalam rangka
penyampaian informasi potensi permintaan bahan pangan yang
dibutuhkan oleh para e-Warong kepada para pelaku UKM daerah
antara lain peternak ayam, pengusaha budidaya ikan, KUD Mina,
petani sayur dan pasar tradisional untuk penyediaan bahan pangan
pada waktu penyaluran. Hal ini akan memberikan gairah ekonomi
dari oleh dan bagi masyarakat setempat dengan memberikan
keuntuntungan wajar yang sepenuhnya dinikmati oleh e-warong dan
UKM setempat.
5. Melaksanakan pemantauan aktifitas e-Warong dengan segala
permasalahannya secara terstruktur dengan mengandalkan aktifitas
para pendamping bansos pangan yang terdiri dari 27 orang
Koordinator Teknis Daerah (KORDA) dan 627 orang Tenaga
Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) yang tersebar di seluruh
Kabupaten dan Kota, dengan memanfaatkan penggunaan aplikasi
Geospasial untuk pemantauan aktifitas e-Warong dan
Pendampingnya.
6. Pada September 2019 melakukan adu kompetensi e-Warong sebagai
wadah apresiasi dan motivasi, secara berjenjang setiap Kabupaten
Kota memilih e-Warong terbaiknya dan terpilih 100 e-Warong untuk
dikaji dan diuji kemampuannya dalam memenuhi prinsip 6 T dengan
baik dalam pelayanan penyaluran. Dan ditetapkan 12 e-warong dan
agen bank penyalur sebagai e-Warong Sembako Jabar Juara
7. Melaksanakan kerjasama dengan Direktorat Metrologi Kementerian
Perdagangan RI dalam rangka edukasi kepada e-Warong dan
Pendamping tentang penerapan Tertib Niaga dan kepatuhan dalam
pemenuhan aturan ukuran, takaran, timbangan dan standar kualitas
bahan pangan yang disediakan di e-Warong, antara lain dengan
melaksanakan kewajiban menerakan timbangan dan alat ukur yang
digunakan e-Warong kepada Unit-Unit Metrologi yang ada di
Kabupaten dan Kota setempat, sehingga pelayanan yang
dilaksanakan menjadi legal dan halal.
8. Hasil survey dan Riset pemantauan terhadap kinerja pelayanan para
e-Warong dan KPM Program Sembako yang dilaksanakan oleh
lembaga independen MICROSAVE Consulting Indonesia adalah :
 96 persen KPM menyatakan puas terhadap pelaksanaan
Program Bansos Pangan Non Tunai, artinya mayoritas KPM merasa
puas dengan hasil pelayanan penyaluran bansos pangan yang
dilaksanakan di e-Warong
 89 persen e-Warong menyatakan puas terhadap pelaksanaan
Program Bansos Pangan Non Tunai, konotasinya e-Warong selaku
penyedia bahan pangan bagi KPM juga merasa puas dengan
sistem yang diberlakukan, antara lain keterkaitan dengan supplier,
dengan Bank Penyalur dengan pendamping dan Tim Koordinasi
dan Pengendali program.
 Melalui keberadaan, peran dan aktifitas e-warong sebagai penyalur
juga telah terjadi perluasan peluang usaha (68 persen)
bagi pengusaha mikro di seluruh pelosok wilayah.

d. Best Practiced Pelayanan KPM oleh e-Warong

Di beberapa Kabupaten/Kota di Jawa Barat kemampuan e-Warong


dalam melaksanakan pelayanan prima kepada KPM nya yang mengacu
kepada Pedoman Umum semakin bertambah bagus kualitasnya,
sebagaimana contoh yang dilaksanakan beberapa e-Warong sebagai
berikut:
N e-Warong Best Practiced Foto
O
1 e-Warong Ahmad  Penyaluran
Hotib, Tepat Waktu
Kec Cibadak  Pilihan
Kab. Sukabumi pembelanjaan
full ditangan
KPM
 Tidak
pemaketan dan
ada informasi
harga setiap
bahan pangan
 Ada struk rinci
hasil pembelian
KPM Jenis dan
jumlah bahan
pangan yang
dibeli KPM
 Bila ada sisa
pembelanjaan
maka diberikan
pilihan untuk
mengambil
bahan pangan
yang ada sesuai
yang ditetapkan
Pedum
2 e-warong NANI  Penyaluran
HARTINI, Tepat Waktu
HP.085315294307  Pilihan
pembelanjaan
Jl. R. Dedeng full ditangan
Cimereta Subang KPM
Kab Subang  Tidak
melakukan
pemaketan
3 e-warong YAYAH  Penyaluran
ZAINUL Tepat Waktu
HP 085222732879  Pilihan
Desa Pelabuhan pembelanjaan
Kec Sukahaji full ditangan
Kab Majalengka KPM
 Tidak
pemaketan
4 e-warong GOZAN  Penyaluran
(Kartimi Kusnadi) Tepat Waktu
HP 082127360355  Pilihan
pembelanjaan
Blok Manggunan full ditangan
01/02 Haurgeulis KPM
Kab Indramayu  Tidak
pemaketan dan
ada informasi
harga setiap
bahan pangan
 Ada struk rinci
hasil pembelian
KPM Jenis dan
jumlah bahan
pangan yang
dibeli KPM
 Bila ada sisa
pembelanjaan
maka diberikan
pilihan untuk
mengambil
bahan pangan
yang ada sesuai
yang ditetapkan
Pedum

5 Kab Cirebon  Penyaluran


e-Warong SUKADO Tepat Waktu
Kab. Cirebon  Pilihan
pembelanjaan
full ditangan
KPM
 Tidak
pemaketan dan
ada informasi
harga setiap
bahan pangan
 Ada struk rinci
hasil pembelian
KPM Jenis dan
jumlah bahan
pangan yang
dibeli KPM

e. Kompilasi Aduan Masyarakat tentang Aktifitas e-Warong


Sebagai upaya melaksanakan edukasi, pendampingan dan pengendalian
peran dan aktifitas selalu dilakukan koordinasi lintas Tim Koordinasi dan
Pelaksana Penyaluran Program Sembako di seluruh Kabupaten/ Kota di
Jawa Barat sebagai berikut:

NO DASAR ADUAN LOKASI TINDAK LANJUT /


KEJADIAN PENYELESAIAN
1 Detik News, 15 Kecamatan Cililin  Tidak terpenuhi Prinsip 6 T
Maret 2021 dan Padalarang (kualitas dan Jumlah
Kab. Bdg Barat Bahan Pangan
 Sudah diklarifikasi dan
disampaikan fakta yang
sebenarnya.

2. Hasil Kecamatan  Ada 3 e-Warong yang tidak


Pemerikasaan Sindangbarang memenuhi kriteria
Irjen Kemensos Kab. Cianjur  Sudah ditindaklanjuti
atas aduan dengan dengan
masyarakat rekomendasi kepada
Himbara (BRI) untuk
melakukan penggantian e-
Warong ybs

3. Hasil Kab. Kuningan  Praktek pemaketan Bahan


Pemerikasaan Pangan dan Tidak
Irjen Kemensos, Melakukan Pencantuman
tanggal 1 April Harga
2021  Sdh disampaikan teguran
oleh Dir.PFM Wil 1 kpd
Kadinsos Kab. Kuningan

4. Hasil Kab. Subang  Praktek pemaketan Bahan


Pemerikasaan Pangan dan Tidak
Irjen Kemensos, Melakukan Pencantuman
tanggal 1 April Harga
2021  Sdh disampaikan teguran
oleh Dir.PFM Wil 1 kpd
Kadinsos Kab. Subang

5. Hasil Kab. Sumedang  Praktek pemaketan Bahan


Pemerikasaan Pangan dan Tidak
Irjen Kemensos, Melakukan Pencantuman
tanggal 1 April Harga
2021  Sdh disampaikan teguran
oleh Dir.PFM Wil 1 kpd
Kadinsos Kab. Sumedang

6. Hasil Kab. Purwakarta  Praktek pemaketan Bahan


Pemerikasaan Pangan dan Tidak
Irjen Kemensos, Melakukan Pencantuman
tanggal 4 Mei Harga oleh Penyedia bahan
2021 pangan
 e-Warong tidak memenuhi
kriteria
 KKS dikolektif oleh
Koordinator dan Aparat
Desa
 Sdh disampaikan teguran
oleh Dir.PFM Wil 1 kpd
Kadinsos Kab. Purwakarta

7 Hasil Kota Cirebon  Praktek pemaketan Bahan


Pemerikasaan Pangan dan Tidak
Irjen Kemensos, Melakukan Pencantuman
tanggal 4 Mei Harga oleh Penyedia bahan
2021 pangan
 e-Warong tidak memenuhi
kriteria
 KKS dikolektif oleh
Koordinator
 Sdh disampaikan teguran
oleh Dir.PFM Wil 1 kpd
Kadinsos Kota Cirebon

8 Hasil Kab. Sukabumi  Praktek pemaketan Bahan


Pemerikasaan Pangan dan Tidak
Irjen Kemensos, Melakukan Pencantuman
tanggal 4 Mei Harga oleh Penyedia bahan
2021 pangan
 e-Warong tidak memenuhi
kriteria
 KKS dikolektif oleh
Koordinator dan Aparat
Desa
 Sdh disampaikan teguran
oleh Dir.PFM Wil 1 kpd
Kadinsos Kab. Sukabumi
9 Hasil Kunjungan Kel Malabar  e-Warong tidak memenuhi
Kerja Dirjen Kec Lengkong kriteria dan tidak kompeten
kemensos dan Kota Bandung sebagai Penyalur
Hasil  EDC tidak berada di e-
Pemerikasaan Warong dan digunakan
Irjen Kemensos, untuk aktifitas
tanggal 22 Pendamping / Koordinator
Februari 2021  Sdh dilakukan evaluasi,
edukasi dan rekualifikasi
thd e-Warong ybs, hasil
sementara belum
memenuhi syarat untuk
melaksanakan penyaluran
Program Sembako.
 Sudah disampaikan Surat
Ketua Tikor Prov Jabar kpd
Ketua Tikor Kota Bandung
utk menindaklanjuti hasil
evaluasi, edukasi dan
rekualifikasi tsb

10. Hasil Pengawasan Kec. Cimahi  Penyalahgunaan dana


dan Pengendalian Utara, bansos Program Sembako
oleh Dinsos Kota Kota Cimahi hak KPM oleh Pendamping
Cimahi (TKSK)
 Telah dilakukan
penonaktifan terhadap
pendamping ybs.

11 Aduan Paguyuban Kec. Nanggung,  Transaksi yang tidak riil


Agen se Kec Kec. Leuwiliang, time, ada yang transaksi di
Nanggung Kab Kec. awal dana belum masuk
Bogor, tanggal 12 Rancabungur, KKS, atau sdh gesek KKS
Januari 2021 Kec. Tenjolaya bahan pangan baru
Kab Bogor diserahkan bbrp hari
berikutnya.
 Telah dilakukan pencarian
fakta oleh Irjen Kemensos,
dan Tim Jaksa Agung
Muda dan Inteljen

12. Aduan Masyarakat Kec. Pebayuran  Bahan pangan (Beras)


Kec. Pebayuran Kab. Bekasi yang disalurkan tidak layak
Kab. Bekasi 4 Juni konsumsi.
2021  Telah dilakukan pencarian
fakta oleg jajaran Ditjen
PFM Kemensos dan Dir.
Tindak Pidana Korupsi
Bareskrim POLRI

13. Surat Dirkrimum Kab Sukabumi  Penyalahgunaan


POLDA Jabar No. wewenang oleh TKSK
B/2331/V/2021/Dit Pendamping BSP an.
Reskrim Um SUHANDA, J
 Sedang dalam proses
klarifikasi oleh Dinsos Kab
Sukabumi

KESIMPULAN, SARAN

Merujuk kepada fakta-fakta obyektif tentang peran dan aktifitas e-Warong


di Provinsi Jawa Barat , kami sampaikan beberapa hal sebagai kesimpulan
dan saran sebagai berikut:

KESIMPULAN:
a. e-Warong Program Sembako yang beraktifitas melayani KPM adalah
berasal dari Warung Desa, KUBE Warungan dan Agen Bank
b. e-Warong dibentuk untuk menjawab kebutuhan KPM dalam
penyaluran Program sembako, yaitu berlokasi tetap di area terdekat
yang dapat dijangkau KPM.
c. e-Warong dibentuk, diseleksi, direkomendasi dan ditetapkan sebagai
unit penyalur yang secara optimal melayani KPM.
d. Kolaborasi e-Warong dengan UKM penyedia bahan pangan yang
dibutuhkan dalam penyaluran, akan mendorong pemberdayaan
ekonomi lokal di tingkat desa.
e. Jumlah e-Warong ada 7.169 unit, Jumlah KPM 3.350.856, maka rata-
rata proporsi KPM yang dilayani oleh setiap e-Warong adalah 470
KPM
f. Peran dan Aktifitas e-Warong dalam mewujudkan Prinsip 6 T (Tepat
Sasaran, Waktu, Kualitas, Harga, Jumlah dan Tertib Administrasi)
belum tercapai secara optimal terutama pada e-Warong yang
dikelola oleh Kelompok KPM ybs (ada sekitar 9,5 persen dari total e-
Warong yang beraktifitas di provinsi Jawa Barat).
g. Banyak pihak yang menaruh interest besar untuk mengais margin
keuntungan pada transaksi jual beli bahan pangan yang dilaksanakan
oleh e-Warong dan KPM yang dilayaninya, sehingga sangat
mempengaruhi kapabilitas, kompetensi dan kredibilitas e-Warong
dalam mewujudkan Prinsip 6 Tepat
h. Peran Edukasi, Pendampingan, Evaluasi dan Rekualifikasi e-Warong
sebagai Penyalur Program Sembako sangat perlu dilakukan secara
reguler oleh Tim Koordinasi Penyaluran Bansos Pangan Tingkat
Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan bekerja sama dengan pihak
Bank (Himpunan Bank Negara) sebagai bentuk jaminan pelayanan
prima kepada KPM.

SARAN
a. Peran dan aktifitas e-Warong Program Sembako sebagaimana yang
ditetapkan dalam Instruksi Presiden Nomor 63 Tahun 2017 dan
Pedoman Umum Program Sembako adalah sangat baik dan
mempunyai konteks memberikan kemudahan dan pelayanan prima
kepada KPM serta memberikan dampak pemberdayaan dan
penumbuhan kekuatan ekonomi lokal (desa), sehingga bagi e-
Warong Program Sembako yang kompeten, kredible dan mampu
melaksanakan best practiced pelayanan penyaluran wajib
dipertahankan eksitensi Peran dan Aktifitasnya.
b. Tim Koordinasi Penyaluran Bansos Pangan Tingkat Pusat, Provinsi,
Kabupaten/Kota dan Kecamatan bekerjasama dengan Pihak Bank
(Himbara) secara reguler dan berkesinambungan wajib melakukan
pemetaan, edukasi, evaluasi dan rekualifikasi kapabilitas, kompetensi
dan kredibilitas e-Warong dalam melaksanakan penyaluran dan
pelayanan KPM di daerahnya masing-masing.
c. Tim Koordinasi Penyaluran Bansos Pangan Tingkat Pusat, Provinsi,
Kabupaten/Kota dan Kecamatan secara berjenjang berkoordinasi
untuk memantau dan menyelesaikan masalah dari setiap aduan
masyarakat dengan tuntas dan proporsional.
d. Tim Koordinasi Penyaluran Bansos Pangan Tingkat Pusat, Provinsi,
Kabupaten/Kota dan Kecamatan bekerja sama dengan Aparat
Penegak Hukum untuk melakukan edukasi, pendampingan dan
pengendalian kepada masyarakat dan pihak-pihak yang mempunyai
interes mengambil peran yang signifikan pada aktifitas e-Warong
untuk mengelimir terjadinya penyimpangan-penyimpangan yang
menyebabkan tidak dapat terwujudnya Prinsip 6 Tepat yang harus
diemban e-Warong dalam melakukan Pelayanan kpd KPM.
e. Tim Koordinasi Penyaluran Bansos Pangan Tingkat Pusat, Provinsi,
Kabupaten/Kota melakukan apresiasi dan penghargaan kepada e-
Warong yang telah melaksanakan peran dan fungsinya dengan baik,
taat Pedum dan mampu menciptakan kepuasan KPM yang dilayani.
(Lanjutkan Pemberian Penghargaan e-Warong Jabar Juara yang
diinisiasi oleh Tikor Provinsi Jawa Barat pada September 2019).
Demikian beberapa hal yang dapat kami sampaikan sebagai laporan.
Terima kasih atas perkenan Bapak Sekda Provinsi Jawa Barat selaku Ketua
Tim Koordinasi Penyaluran Bansos Pangan Tingkat Provinsi, Jawa Barat.

Cimahi, 7 Juni 2021


Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat
selaku
Sekretaris Tim Koordinasi Penyaluran
Bansos Pangan Tingkat Provinsi Jawa Barat

dr.H. DODO SUHENDAR, MM


Pembina Utama Madya
Nip. 196509281990101002

Anda mungkin juga menyukai