Anda di halaman 1dari 31

REMBUK WARGA

PROGRAM SANIMAS IDB

Tahapan Persiapan, Perencanaan, Pelaksanaan


Konstruksi dan Paska Konstruksi
REMBUK: Bicara/Nasehat
Rembuk Desa: Musyarawah
Adalah sebagai sebuah
cara/Media untuk menyepakati
sebuah kondisi/ sesuatu di
tingkat masyarakat secara
partisipatif untuk kepentingan
masyarakat/bersama.
Pentingnya Rembuk/
Alasan Dilakukannya Rembuk:

• Berbasis masyarakat maka rembuk menjadi


permufakantan tertinggi, sehingga terhidar dari
dominasi
• Menempatkan warga sebaagai subyek
pembangunan
• Legitimasi Keputusan (proporsi warga yang hadir
adalah cukup mewakili)
Hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum
pelaksanaan Rembuk adalah:
• Materi yang akan dirembukkan
• Tujuan dilakukannya rembuk (keluaran yang
diharapkan)
• Memastikan Sasaran dan Narasumber rembuk
• Menetukan waktu dan tempat pelaksanaan rembuk
(representatif)
• Teknis penyebaran undangan rembuk
• Merancang proses pelaksanaan rembuk
• Menyiapkan kelengkapan administrasi rembuk
Manfaat Rembuk Warga
• Sebagai forum komunikasi untuk menyamakan persepsi
(informasi dan pembelajaran) kepada masyarakat.
• Sebagai forum komunikasi untuk menyepakati,
memutuskan yang diambil berpotensi mendapat dukungan
mayoritas,
• Cerminan Partisipasi dan transparansi kepada warga
Kelengkapan pelaksanaan rembuk:
• Undangan, dibuat
• Daftar Hadir, (rekap jml. kehadiran L/P, kk MBR)
• Notulensi (catatan proses kegiatan)
• Berita Acara Rembuk (di tandatanganinya kesepakatan
oleh penyelenggaran rembuk, dan keterwakilan
masyarakat )
• Foto Dokumentasi Rembuk
SOSIALISASI AWAL TINGKAT KELURAHAN
• Adalah upaya DPIU dalam memperkenalkan
dan menyebarluaskan informasi program
Sanimas IDB kepada masyarakat calon
Penerima, pelaksana, serta para
pelaku/lembaga masyarakat pendukung
program di tingkat kelurahan.
• Sosialisasi sekaligus upaya untuk
mendapatkan dukungan masyarakat dalam
kegiatan-kegiatan selanjutnya
Tujuan Sosialisasi di Masyarakat
• Mendorong partisipasi masyarakat dalam pelaksanakan tahapan
program, sehingga kegiatan yang akan dilaksanakan di kelurahan
tidak hanya ditetapkan oleh aparat pemerintah kelurahan atau tokoh-
tokoh masyarakat, namun melibatkan representasi masyarakat/laki-
laki dan perempuan.
• Mendapatkan minat dan komitmen masyarakat untuk berpartisipasi
melaksanakan tahapan program sesuai dengan ketentuan/pedoman
dan prinsip - prinsip pelaksanaan yang ditetapkan dalam Surat
Pernyataan Kesiapan Masyarakat
Fasilitator dan Narasumber Sosialisasi
Tingkat Kelurahan

• DPIU DPIU
• Lurah & BKM
• Tim TFL
Catatan terkait Proses Sosialisasi
• Sosialisasi dapat dilakukan pada saat yang sama
setelah Promosi Sanitasi,
• Promosi Sanitasi mempunyai tujuan membuka
kesadaran masyarakat dan pemerintah terhadap
kebutuhan akses sanitasi yang layak, sedangkan
sosialisasi memperkenalkan Program Sanimas IDB
yang harapannya dapat meningkatkan akses
sanitasi layak di masyarakat.
Proses kegiatan sosialisasi
• Salam pembuka
• Perkenalkan seluruh fasilitator/narasumber dalam kegiatan Sosialisasi
• Sampaikan review hasil kegiatan Promosi Sanitasi
– Kondisi sanitasi dan perilaku masyarakat yang terkait
– Dampak yang dirasakan dalam kehidupan sehari-hari
– Pendapat dan gagasan masyarakat dalam memperbaiki kondisi sanitasi
• Sampaikan informasi umum tentang Program Sanimas IDB dan harapan yang ingin dicapai.
• Buka kesempatan diskusi dan kesediaan masyarakat untuk berpartisipasi. Tanyakan hambatan apa
saja yang dikhawatirkan yang membuat mereka tidak dapat berpartisipasi aktif
• Akhiri dengan membangun komitmen untuk berpartisipasi aktif pada proses berikutnya dengan
menanda tangani Surat Pernyataan Kesiapan Masyarakat.
• Sampaikan kepada peserta sosialisasi untuk menyebarluaskan informasi di lingkungan masing-
masing dan melaksanakan pemilihan wakil yang akan hadir dalam rembuk-rembuk
• Kesimpulan dan Penutup. Pada sesi ini ajak stakeholder Kelurahan untuk menjadi motivator untuk
mewujudkan harapan peserta
Rembuk warga dalam siklus/tahapan
Program Sanimas IDB
1. Sosialisasi Progran Sanimas IDB Tingkat Masyarakat
2. Rembuk Khusus Perempuan Tingkat Kelurahan
3. Rembuk Kelurahan Tahap I
4. Rembuk Kelurahan Tahap II
5. Rembuk Khusus Perempuan I Tingkat RT/RW
6. Rembuk Warga Tingkat RT/RW (atau sebutan lainnya) Tahap I
7. Rembuk Warga Tingkat RT/RW (atau sebutan lainnya) Tahap II
8. Rembuk Warga Tingkat RT/RW Tahap III
9. Rembuk Khusus Perempuan II Tingkat RT/RW
10. Rembuk Warga Tingkat RT/RW (atau sebutan lainnya) Tahap IV
1. REMBUK KHUSUS PEREMPUAN TINGKAT KELURAHAN
kegiatan lanjutan sosialisasi kepada kelompok perempuan
TUJUAN:
• Memahami prinsip-prinsip dan mekanisme penyelenggaraan
Program SANIMAS IDB .
• Menyamakan persepsi/pandangan dalam pelaksanaan Program.
• Memahami pentingnya keterlibatan perempuan dalam setiap
tahapan program.
• Menentukan wakil perempuan yang akan diusulkan didalam
kepengurusan POKJASAN (minimal 30% perempuan).
• Memilih Gender Focal Point Tingkat Kelurahan merupakan kegiatan
lanjutan sosialisasi kepada kelompok perempuan

MATERI
• Prinsip-prinsip, pendekatan dan mekanisme program;
• Partisipasi dan peran perempuan dalam setiap tahapan program.
• Identifikasi tentang permasalahan, pengalaman kebutuhan dan usulan perempuan
terkait dengan permasalahan dengan sanitasi
2. Rembuk Kelurahan Tahap I
Tujuan :
• Memahami prinsip-prinsipdan mekanisme
penyelenggaraan program;
• Menyamakan persepsi/pandangan dalam
pelaksanaan program;
• Menyepakati kesiapan dalam menerima
program
Materi :
• Prinsip-prinsip, pendekatan dan mekanisme program;
• Surat pernyataan kesiapan masyarakat;
• Tugas, fungsi dan ketentuan dasar Pokjasan kelurahan
(masa tugas, wewenang dll);
• Mekanisme seleksi kampung dengan metode
Selotif (Seleksi Lokasi Partisipatif)
3. Rembuk Kelurahan Tahap II (diskusi prioritas titik lokasi)
• Merumuskan prioritas permasalahan yang terdapat di kelurahan;
• Menentukan titik lokasi penanganan permasalahan;
• Menyusun rencana kegiatan pelaksanaan pembangunan.
• Jenis infrastruktur yang akan dibangun harus disesuaikan dengan
kriteria teknis program Sanimas
5. Rembuk Warga Tingkat Rt/Rw
(Atau Sebutan Lainnya) Tahap I
• Memaparkan hasil Pemetaan Kebutuhan Sanitasi
dengan Selotif kepada masyarakat, serta menentukan titik
lokasi pembangunan;
• Membentuk KSM Sanitasi, ditetapkan melalui SK Lurah
diketahui oleh Camat setempat;
• Merencanakan jadwal dan pelaksanaan Penyusunan RKM;
Peserta yang hadir pada Rembuk RT/RW (atau sebutan
lainnya) Tahap I minimal 30% perempuan.
• Menyepakati lahan yang akan digunakan sebagai lokasi
pembangunan sarana sanitasi
* Berdasarkan Perpres No 54 Tahun 2010 dan perubahannya, dibentuk
tim swakelola untuk mendukung kegiatan pembangunan Program
Sanimas, yaitu Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM).
* KSM dibentuk melalui rembug warga di titik lokasi sasaran (calon
pemanfaat sarana.
* KSM ditetapkan melalui SK Lurah/Kepala Desa.
* Jumlah anggota KSM harus ganjil, minimal 5 orang.
* Struktur organisasi KSM terdiri atas: ketua, sekretaris, bendahara,
seksi perencana, seksi pelaksana dan seksi pengawas.
* KSM bertugas sampai dengan serah terima prasarana dan sarana
sanitasi kepada Satker PIP Kota/Kabupaten.
Proses Rembuk Tingkat RT/RW 1
1. Pemaparan kembali oleh narasumber mengenai
sistem seleksi lingkungan/kampung dalam program
dan pelaksanaan pemetaan sanitasi.
2. Pemaparan hasil pemetaan sanitasi kepada
masyarakat.
3. Peserta rembug kemudian memilih anggota KSM
Sanitasi.
4. Peserta rembug kemudian menentukan waktu dan
pelaksanaan penyusunan RKM.
4. Rembuk Khusus Perempuan I Tingkat RT/RW

• Membahas permasalahan sanitasi di Tingkat RT/RW dan


upaya penanggulangannya (titik lokasi);
• Menentukan keluarga inti calon penerima manfaat dari
prasarana-sarana sanitasi yang akan diusulkan melalui
kegiatan Sanimas IDB;
• Menentukan wakil perempuan yang akan diusulkan didalam
kepengurusan KSM Sanitasi dan KPP (minimal 30%
perempuan).
• Menentukan peran dan tugas perempuan dalam tahap
pelaksanaan fisik dan O&P
• Ketua: Tugas KSM
– Mengkoordinasikan perencanaan kegiatan pembangunan;
– Memimpin pelaksanaan tugas panitia dan kegiatan rapat-rapat.
• Sekretaris:
– Membantu penyusun rencana kebutuhan dan melaksanakan kegiatan tata
usaha dan dokumentasi;
– Melaksanakan surat-menyurat;
– Melaksanakan pelaporan kegiatan pembangunan secara bertahap.
• Bendahara:
― Menerima, menyimpan, membayarkan, uang serta
mempertanggungjawabkan dan mengarsipkan dokumen-dokumen
pertanggungjawaban.
― Melakukan Pengelolaan administrasi keuangan dengan melakukan
pencatatan pada:
 Laporan keuangan mingguan untuk diumumkan (ditempel di papan
pengumuman/tempat strategis) sehingga dapat dilihat dengan mudah oleh
masyarakat
 Laporan keuangan bulanan yaitu laporan penggunaan dana dan laporan harian
sesuai format yang ditentukan untuk kemudian diserahkan kepada Satker
Pengembangan Sistem PLP
4. Seksi-Seksi
•Seksi Perencana
Tugas seksi perencana adalah bersama TFL membantu:
• Mensosialisasikan pilihan teknologi sanitasi kepada masyarakat;
• Mengevaluasi dan menentukan pilihan teknologi sanitasi yang akan dibangun,
sesuai dengan pilihan, kemampuan masyarakat serta kondisi lingkungan;
• Menyusun analisa teknis, membuat DED lengkap dengan potongan – RAB dan
menyusun analisa struktural, elektrikal, arsitektural sesuai dengan teknologi
sanitasi yang dipilih masyarakat;
• Menyusun jadwal rencana kegiatan konstruksi dan kurva S;
• Menyusun dokumen RKM;
• Melakukan inventarisasi tenaga kerja;
• Melakukan rekrutmen tenaga kerja;
• Mengatur tenaga kerja di lapangan;
• Mengatur dan mengkoordinir material yang diperlukan;
• Mengatur mekanisme pengawasan terhadap pekerja.
•Seksi Pelaksana
Tugas seksi pelaksana didampingi TFL adalah membantu:
• Bertanggung jawab terhadap keamanan material selama pembangunan;
• Membuat laporan tentang keadaan material;
• Mengalokasikan material sesuai dengan kebutuhan pekerjaan konstruksi;
• Mengorganisir kegiatan kampanye kesehatan di masyarakat;
• Membantu dalam penyuluhan kesehatan masyarakat;
• Melakukan monitoring terhadap upaya penyehatan lingkungan.
•Seksi Pengawas
Seksi Pengawas mempunyai tugas dan bertanggungjawab dalam melaksanakan
pengawasan terhadap pelaksanaan dan pelaporan, baik fisik maupun administrasi
pekerjaan swakelola, dan didamping TFL antara lain:
• Bertanggung jawab terhadap pengawasan administrasi, teknis dan keuangan;
• Menilai kualitas dan progres pekerjaan fisik;
• Berkoordinasi dalam menyusun laporan pekerjaan untuk diteruskan dan/atau ditindak
lanjuti ke Satker PIP Kabupaten/Kota;
6. Rembuk Warga Tingkat Rt/Rw
(Atau Sebutan Lainnya) Tahap II
Tujuan: membentuk Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara (KPP).
KPP adalah Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara Sanitasi yang
anggotanya terdiri dari para penerima manfaat sanitasi. Selanjutnya
struktur dan keanggotaan KPP ditetapkan melalui Surat Keputusan
Lurah/Kepala Desa

Hal-hal yang disepakati : Pembentukan KPP adalah sebagai berikut :


•Masyarakat menyusun dan menyepakati AD/ART KPP;
•Masyarakat memilih pengurus KPP
Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara (KPP)

KPP adalah kelompok yang anggotanya terdiri dari para


penerima manfaat sanitasi. Struktur dan keanggotaan KPP
ditetapkan melalui SK lurah/kepala desa.

Hal-hal yang disepakati dalam rembug warga pembentukan


KPP adalah:
1. Masyarakat menyusun dan menyepakati AD/ART KPP.
2. Masyarakat memilih pengurus KPP.
Proses Rembug Warga Tingkat RT/RW Tahap II

1. KSM dibantu kader masyarakat dan TFL menyiapkan materi yang


akan disampaikan di dalam Rembug Warga tingkat RT/RW Tahap
II, untuk membentuk KPP.
2. KSM dibantu kader masyarakat, TFL dan perwakilan BKM/LKM
melaksanakan Rembug Warga tingkat RT/RW Tahap II.
3. Perwakilan BKM/LKM sebagai pimpinan rembug menjelaskan
kembali prinsip-prinsip penting program, terutama tentang
perlunya keterbukaan dalam pengelolaan kegiatan dan adanya
hak masyarakat untuk melakukan pemantauan.
4. Pembentukan KPP.
7. Rembug Warga Tingkat Rt/Rw Tahap III
• Tujuan untuk Menyepakati isi dokumen RKM, dan
menetapkan rencana pelaksanaan pembangunan;
Rencana Pelaksanaan meliputi:
• Mensosialisasikan perjanjian kerjasama/kontrak kepada
masyarakat;
• Metodepelaksanaan kegiatan konstruksi;
• Rencana pengadaan material;
• Jadwal rencana kerja;
• Rekrutmen tenaga kerja;
• Kesepakatan besaran upah pekerja;
• Mekanisme pembayaran upah/material;
• Kesanggupan swadaya/ konstribusi masyarakat
Proses Rembug Warga Tingkat RT/RW Tahap II

1. KSM dibantu kader masyarakat dan TFL menyiapkan materi yang


akan disampaikan di dalam Rembug Warga tingkat RT/RW Tahap
II, untuk membentuk KPP.
2. KSM dibantu kader masyarakat, TFL dan perwakilan BKM/LKM
melaksanakan Rembug Warga tingkat RT/RW Tahap II.
3. Perwakilan BKM/LKM sebagai pimpinan rembug menjelaskan
kembali prinsip-prinsip penting program, terutama tentang
perlunya keterbukaan dalam pengelolaan kegiatan dan adanya
hak masyarakat untuk melakukan pemantauan.
4. Pembentukan KPP.
8. Rembug Khusus Perempuan II Tingkat Rt/Rw

Tujuan:
• Memberikan pemahamanan pelaksanaan
kegiatan akan keterlibatan seluruh warga
dalam kegiatan termasuk kelompok
perempuan;
• Menginformasikan kepada masyarakat
khususnya kelompok perempuan untuk
dapat berpartisipasi aktif, terlibat langsung
dalam kegiatan pelaksanaan pembangunan
konstruksi dengan mendapatkan hak sama
dengan kelompok laki-laki.
Materi :
• Tahapan dan mekanisme pelaksanaan
pembangunan infrastruktur sanitasi;
• Menginformasikan jenis-jenis kegiatan
yang akan dilakukan dalam
pelaksanaan pembangunan
infrastruktur sanitasi;
• Memberikan kesempatan kepada
kelompok perempuan untuk
mendaftarkan diri sebagai tenaga kerja
atau ikut berkonstribusi dalam bentuk
inkind/bukan uang tunai sesuai dengan
kesepakatan bersama
9. Rembuk Warga Tingkat Rt/Rw
(Atau Sebutan Lainnya) Tahap IV
Tujuan:
• memberikan informasi hasil pelaksanaan kegiatan
dan hasil pengelolaan dana bantuan oleh KSM dan
BKM/LKM kepada warga lokasi sasaran

Rembuk dilaksanakan setelah pelaksanaan fisik


selesai 100%. Rembuk Warga ini merupakan
penilaian akhir Sanimas yang akan menjadi dasar
dalam pemeriksaan
SEKIAN
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai