Anda di halaman 1dari 26

KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PEMBERDAYAAN SOSIAL


DIREKTORAT PEMBERDAYAAN SOSIAL PERORANGAN,
KELUARGA DAN KELEMBAGAAN MASYARAKAT
Jalan Salemba Raya No. 28 Jakarta Pusat 10430
Telp. 021-3103679 Laman : https://www.kemsos.go.id

KEPUTUSAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN SOSIAL PERORANGAN,


KELUARGA, DAN KELEMBAGAAN MASYARAKAT
NOMOR : 100/5.2/KPTS/09/2021

TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN BANTUAN OPERASIONAL
PROGRAM KEWIRAUSAHAAN SOSIAL TAHUN 2021

DIREKTUR PEMBERDAYAAN SOSIAL PERORANGAN, KELUARGA,


DAN KELEMBAGAAN MASYARAKAT,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka memfasilitasi kebutuhan


pelaksanaan pendampingan kewirausahaan sosial
yang dilaksanakan oleh perguruan tinggi/
lembaga/badan usaha perlu diberikan bantuan
operasional;
b. bahwa untuk pelaksanaan kegiatan Potensi
Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) perlu
diberikan bantuan biaya operasional dan/atau
peralatan usaha;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan
Keputusan Direktur Pemberdayaan Sosial
Perorangan Keluarga dan Kelembagaan
Masyarakat tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan
Bantuan Operasional Program Kewirausahaan
Sosial Tahun 2021;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang


Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4967);
2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang
Penanganan Fakir Miskin (Lembaran Negara Tahun
2011 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 5235);
-2-

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang


Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012
tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5294);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2013
tentang Pelaksanaan Upaya Penanganan Fakir
Miskin melalui Pendekatan Wilayah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 157,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5449);
6. Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2013 tentang
Pengembangan Inkubator Wirausaha (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 66);
7. Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2015 tentang
Kementerian Sosial (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 86);
8. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang
Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Presiden Nomor 96 Tahun 2015 tentang Perubahan
Atas Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010
tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 199;
9. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 tentang
Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 203);
-3-

10. Peraturan Menteri Sosial Nomor 20 Tahun 2015


tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Sosial (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 86) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Sosial Nomor 22 Tahun 2018
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri
Sosial Nomor 20 Tahun 2015 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Sosial (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1517);

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN SOSIAL


PERORANGAN KELUARGA DAN KELEMBAGAAN
MASYARAKAT TENTANG PETUNJUK TEKNIS
PENGELOLAAN BANTUAN OPERASIONAL PROGRAM
KEWIRAUSAHAAN SOSIAL TAHUN 2021.

KESATU : Menetapkan Petunjuk Teknis Pengelolaan Bantuan


Operasional Program Kewirausahaan Sosial Tahun
2021 merupakan acuan dan landasan sekaligus
rambu-rambu bagi semua pihak yang terlibat agar
terlaksana secara efektif, efisien dan akuntabel serta
terciptanya persamaan persepsi dan pemahaman
dalam pelaksanaannya.

KEDUA : Pedoman Umum Petunjuk Teknis Pengelolaan


Bantuan Operasional Program Kewirausahaan Sosial
Tahun 2021 disusun dengan sistematika sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
BAB II TATA CARA MEMPEROLEH DANA BANTUAN
BOP-PROKUS
BAB III AKUNTABILITAS PENYELENGGARAAN BOP-
PROKUS
BAB IV INDIKATOR KEBERHASILAN DAN
PENGENDALIAN MUTU
BAB V PENUTUP
-4-

KETIGA : Keputusan Direktur ini mulai berlaku pada tanggal


ditetapkan, dengan ketentuan apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan dalam penetapannya akan
diperbaiki sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal September 2021

DIREKTUR PEMBERDAYAAN SOSIAL


PERORANGAN, KELUARGA DAN
KELEMBAGAAN MASYARAKAT,

ttd

SERIMIKA BR KARO

Salinan Keputusan disampaikan kepada Yth:


1. Menteri Sosial Republik Indonesia
2. Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial
3. Inspektur Jenderal Kementerian Sosial
4. Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial.
5. Direktur Jenderal Penanganan Fakir Miskin
6. Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial
7. Kepala Badan Pendidikan Pelatihan dan Penyuluhan Sosial
8. Dinas/Instansi Sosial Kabupaten/Kota Penerima Program
9. Kepala KPPN VII Jakarta
-5-

LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN
SOSIAL PERORANGAN KELUARGA DAN
KELEMBAGAAN MASYARAKAT
NOMOR: /5.2/KPTS/09/2021
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN
BANTUAN OPERASIONAL PROGRAM
KEWIRAUSAHAAN SOSIAL TAHUN 2021

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemiskinan di Indonesia merupakan masalah multi dimensional
yang tidak saja dipengaruhi faktor ekonomi, tetapi juga bersumber
sekaligus berdampak pada faktor sosial, budaya dan politik. Upaya-
upaya penanganan kemiskinan yang telah dilakukan perlu beradaptasi
dengan situasi dan kondisi yang berkembang. Upaya penanganan
kemiskinan untuk memandirikan masyarakat miskin melalui program
pemberdayaan sosial menjadi salah satu keniscayaan. Pemerintah tidak
dapat bekerja sendiri, memerlukan kerjasama dengan berbagai pihak,
baik masyarakat, perguruan tinggi maupun dunia usaha. Hal ini sejalan
dengan semakin banyaknya perguruan tinggi/lembaga/badan usaha
sebagai inkubasi bisnis dalam pengembangan usaha/bisnis. Perguruan
tinggi/lembaga/badan usaha semakin besar perannya dalam membantu
pemerintah untuk meningkatkan mutu layanan dan penyelenggaraan
kursus/pelatihan/inkubasi/akselerasi yang telah dilakukan selama ini,
antara lain memikirkan, menelaah, dan mengembangkan kurikulum,
sarana pembelajaran, peningkatan mutu ketenagaan, pengujian dan
sertifikasi peserta kursus.
Pemerintah pusat yang sebelumnya lebih dominan dalam
pemberian bantuan sosial secara karitatif, perlu lebih menekankan pada
perubahan pola pikir masyarakat. Masyarakat sebagai subyek pelaksana
perubahan melalui fasilitasi pendampingan kegiatan pemberdayaan sosial
yang diwujudkan dalam kegiatan kewirausahaan sosial. Berdasarkan hal
tersebut dipandang perlu melibatkan dan bekerjasama dengan perguruan
tinggi/lembaga/badan usaha sebagai inkubasi bisnis dalam
penyelenggaraan kegiatan pemberdayaan sosial keluarga melalui
kewirausahaan sosial, khususnya kepada keluarga miskin dan rentan
yang memiliki potensi untuk menumbuhkan dan mengembangkan
-6-

usahanya. Dalam pelaksanaan pendampingan usaha dimaksud perlu


diberikan dukungan, berupa dana, Bantuan Operasional bagi inkubator
bisnis dalam pelaksanaan kewirausahaan sosial (BOP-ProKUS). Bantuan
tersebut untuk biaya operasional pelaksanaan inkubator bisnis dalam
program kewirausahaan sosial bagi keluarga penerima manfaat program
keluarga harapan (KPM PKH). Dalam pelaksanaannya, sasaran BOP-
ProKUS berkembang untuk biaya operasional dan/atau peralatan usaha
bagi Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS).
Agar pelaksanaan BOP-ProKUS sesuai dengan yang direncanakan,
maka diperlukan petunjuk teknis sebagai acuan dalam penyelenggaraan
bantuan operasional bagi BOP-KS.

B. Dasar Hukum
1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang
Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada
Kementerian Negara/Lembaga sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran
Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga
2. Peraturan Menteri Sosial Nomor 20 Tahun 2015 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Sosial sebagaiman telah beberapa kali
diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri Sosial Nomor 22 Tahun
2018 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Sosial Nomor
20 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Sosial

C. Tujuan
1. Petunjuk teknis BOP-ProKUS ini adalah untuk memberikan acuan
dalam pelaksanaan/penyelenggaraan operasional kewirausahaan
sosial.
2. Memfasilitasi kebutuhan dalam proses pelaksanaan kewirausahaan
sosial yang dilaksanakan oleh perguruan tinggi/lembaga/badan
usaha sebagai inkubator bisnis.
3. Meningkatkan rintisan usaha Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial
(PSKS).

D. Penerima Bantuan Pemerintah


Lembaga yang dapat mengusulkan BOP-ProKUS adalah perguruan
tinggi/lembaga/badan usaha yang menyelenggarakan program/kegiatan
peningkatan mutu melalui kursus/pelatihan/inkubasi/akselarasi usaha
dan sudah melakukan kesepakatan bersama tentang kegiatan
Kewirausahaan Sosial serta memiliki tugas untuk:
-7-

1. Melakukan analisis pasar;


2. Melakukan inkubasi bisnis;
3. Melakukan expo dan pameran; dan
4. Melakukan monitoring dan evaluasi.
Kementerian Sosial menyediakan biaya operasional untuk masing-
masing Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan (KPM
PKH), Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) yang memiliki
rintisan usaha dalam rangka mendukung dan memberi kemudahan bagi
inkubator bisnis untuk melaksanakan kegiatan bagi masyarakat.
Pelaksanaan kegiatan kewirausahaan ini dapat disinergikan dengan
pengabdian masyarakat, yang dikelola perguruan tinggi, lembaga dan
badan usaha. BOP-ProKUS ini menjadi salah satu sumber anggaran yang
dapat dipergunakan selama proses kegiatan. Penerima BOP-ProKUS
dapat digunakan untuk biaya operasional dan/atau peralatan usaha bagi
Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) yang memiliki rintisan
usaha.

E. Bentuk Bantuan Pemerintah


Bantuan pemerintah yaitu biaya operasional bagi inkubator bisnis untuk
pendampingan usaha program kewirausahaan sosial dan biaya
operasional dan/atau peralatan usaha bagi Potensi Sumber
Kesejahteraan Sosial (PSKS).

F. Mekanisme Penyaluran BOP-ProKUS


1. Inkubator Bisnis menyerahkan salinan nomor rekening bank atas
nama inkubator bisnis/perguruan tinggi/lembaga pengabdian
masyarakat.
2. Kementerian Sosial merekap dan melakukan proses pencairan BOP-
ProKUS.
3. Pencairan BOP-ProKUS dapat dilakukan dalam beberapa tahap,
sesuai dengan Perjanjian Kerja Sama.
4. Pencairan biaya operasional dilaksanakan dengan cara pengajuan
Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS) oleh Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) Direktorat Pemberdayaan Sosial Perorangan,
Keluarga dan Kelembagaan Masyarakat (Direktorat PSPKKM) kepada
KPPN Jakarta VII yang dilampiri Surat Keputusan tentang Biaya
Operasional Kewirausahaan sosial.
5. Atas dasar SPM-LS tersebut KPPN Jakarta VII melakukan
pembayaran langsung dan melaksanakan pencairan biaya
operasional dengan menerbitkan SP2D ke bank untuk ditransfer ke
rekening penerima.
-8-

6. Biaya operasional dan/atau peralatan usaha bagi Potensi Sumber


Kesejahteraan Sosial (PSKS) berdasarkan pengajuan proposal dan
hasil asesmen kebutuhan.

G. Pemanfaatan Biaya Operasional


1. BOP-ProKUS untuk inkubator bisnis
a. BOP-ProKUS diambil oleh inkubator bisnis sebagai penerima
untuk dipergunakan dalam rangka kegiatan kewirausahaan
sosial.
b. BOP-ProKUS
c. BOP-ProKUS sepenuhnya dipergunakan inkubator bisnis untuk
keperluan antara lain:
1) Rapat koordinasi, rapat teknis, dan FGD dalam rangka
perencanaan dan konsolidasi kegiatan kewirausahaan sosial.
2) Klasterisasi dalam rangka menentukan jenis layanan terhadap
peserta kewirausaaan sosial dan mentor.
3) Kursus, pelatihan, inkubasi, akselerasi dalam rangka
penumbuhan dan/atau pengembangan usaha dan penguatan
kapasitas SDM peserta kewirausahaan sosial, termasuk
peningkatan mutu dan kompetensi.
4) Expo, workshop, dalam rangka promosi dan penjajagan pasar
terhadap produk barang/jasa yang dihasilkan peserta
kewirausahaan sosial, serta penjajagan dengan calon ‘investor’.
5) Uang saku dan jasa profesi
6) Transportasi dan akomodasi bagi inkubator bisnis dan KPM
PKH yang mempunyai rintisan usaha selama proses inkubasi.
7) Supervisi, monitoring, evaluasi dan pelaporan dalam rangka
mendampingi dan mengetahui perkembangan kegiatan/usaha
yang dilakukan oleh peserta kewirausahaan sosial, serta
menyusun laporannya.
2. BOP-ProKUS untuk Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS)
diberikan dalam bentuk biaya operasional dan/atau peralatan usaha.

H. Kewajiban Pajak
BOP-ProKUS untuk inkubator bisnis dikenai pajak sebesar:
1. 10% (sepuluh persen) Ppn dan 1,5% (satu koma lima persen) Pph
digunakan untuk belanja bahan (ATK, konsumsi);
2. 5% (lima persen) digunakan untuk uang saku; dan
3. 15 % (lima belas persen) digunakan untuk jasa profesi.

I. Kewajiban pengguna
Setelah BOP-ProKUS digunakan, inkubator bisnis dan penerima dari
Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) berkewajiban untuk:
-9-

1. Menyusun laporan triwulan perkembangan kegiatan inkubasi bisinis


yang terdiri dari kegiatan yang telah dilakukan, jumlah dana yang
telah dimanfaatkan, jumlah peserta dan dokumentasi kegiatan, serta
rencana kegiatan yang akan dilaksanakan.
2. Menyusun laporan keuangan pemanfataan BOP-ProKUS per
kabupaten/kota, yang terdiri atas pengelolaan/pemanfaatan dana
dan bukti transaksi/kuitansi asli.
3. Mengirimkan laporan triwulan dan/atau akhir yang ditujukan kepada
Direktur PSPKKM, Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial,
Kementerian Sosial yang beralamat di Gedung Kementerian Sosial
lantai 5, Jalan Salemba Raya Nomor 28 Jakarta Pusat 10430. Laporan
ditembuskan kepada Dinas Sosial Kabupaten/Kota.

J. Hasil Yang Diharapkan


1. Tersalurkannya biaya operasional kegiatan kewirausahaan sosial bagi
inkubator bisnis dan penerima dari Potensi Sumber Kesejahteraan
Sosial (PSKS); dan
2. Terfasilitasinya kegiatan Kewirausahaan sosial yang dilakukan
melalui kerjasama dengan inkubator bisnis.

K. Kepanitiaan
Panitia pelaksana kegiatan kewirausahaan Sosial yang dilakukan
inkubator bisnis terdiri dari:

1. Penanggung jawab : ketua/pimpinan lembaga/institusi/


inkubator
2. Ketua : pengurus/anggota lembaga/institusi/
inkubator
3. Sekretaris : Minimal 1 (satu) orang dari unsur
pengurus/ anggota lembaga/institusi/
inkubator
4. Koordinator : minimal 1 (satu) orang dari unsur mentor
mentor atau pengurus/anggota lembaga/institusi/
inkubator
5. Bendahara : minimal 1 (satu) orang dari unsur
pengurus/ anggota lembaga/institusi/
inkubator.

L. Sumber Biaya
Anggaran BOP-ProKUS bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja
Negara (APBN) yang dikelola melalui Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA) Direktorat PSPKKM, Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial,
Kementerian Sosial Republik Indonesia Tahun Anggaran 2021.
-10-

BAB II
TATA CARA MEMPEROLEH DANA BANTUAN BOP-ProKUS

A. Pengertian Biaya Operasional


Pemberian biaya operasional oleh Direktorat PSPKKM kepada perguruan
tinggi/lembaga/badan usaha dan karang taruna sebagai inkubasi bisnis
untuk melaksanakan klasterisasi usaha kepada KPM PKH yang
mempunyai rintisan usaha, analisis pasar, inkubasi bisnis, expo dan
pameran, serta monitoring dan evaluasi dalam kegiatan kewirausahaan
sosial bagi KPM PKH yang menjadi peserta kewirausahaan sosial untuk
dapat menumbuhkan dan mengembangkan usahanya. Biaya operasional
dan/atau peralatan usaha bagi Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial
(PSKS) yang memiliki rintisan usaha, untuk melaksanakan usaha yang
dijalankan dengan didasarkan pada proposal dan asesmen kebutuhan.

B. Tujuan Biaya Operasional


Tujuan pemberian dana BOP-ProKUS kepada inkubasi bisnis yang
mengusulkan bantuan adalah untuk:
1. Memperkuat manajerial dan kapasitas organisasi dalam
menumbuhkan dan mengembangkan usaha peserta kewirausahaan
sosial yang dibina; dan
2. Membantu Direktorat PSPKKM dalam mensosialisasikan berbagai
program untuk meningkatkan layanan pemberdayaan sosial
keluarga.
3. Meningkatkan rintisan usaha penerima dari Potensi Sumber
Kesejahteraan Sosial (PSKS).

C. Organisasi Pengusul dan Persyaratan


1. Inkubator Bisnis
Organisasi yang berhak untuk mengajukan dana BOP-ProKUS adalah
perguruan tinggi/lembaga/badan usaha yang menyelenggarakan
program/kegiatan peningkatan mutu melalui kursus/pelatihan/
inkubasi/akselarasi usaha dan sudah melakukan kesepakatan
bersama tentang kegiatan kewirausahaan sosial.
Adapun syarat yang harus dipenuhi sebagai berikut:
a. Administrasi
1) Memiliki Akta Notaris/Surat Keputusan Pendirian lembaga/
badan usaha;
2) Memiliki rekening bank (a.n. inkubator bisnis/ perguruan
tinggi/ lembaga/ badan usaha yang masih aktif yang
dibuktikan dengan surat keterangan dari bank (alamat
organisasi pada rekening harus sama dengan alamat
-11-

sekretariat inkubator bisnis/perguruan tinggi/lembaga/


badan usaha; dan
3) Memiliki NPWP atas nama inkubator bisnis/perguruan tinggi/
lembaga pengabdian masyarakat (alamat organisasi pada
NPWP harus sama dengan alamat sekretariat inkubator
bisnis/ perguruan tinggi/ lembaga/ badan usaha.
b. Teknis
1) Memiliki identitas, kantor dan alamat sekretariat
2) Memiliki struktur organisasi yang jelas dan seluruh fungsi dan
tanggung jawab jabatan berjalan dengan baik; dan
3) Mengusulkan kegiatan yang sesuai dengan tugas dan fungsi
perguruan tinggi/lembaga/badan usaha.
2. Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS)
Terdaftar sebagai Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) pada
Direktorat PSPKKM, yang memiliki rintisan usaha.

D. Mekanisme Pengajuan Proposal


Inkubasi bisnis yang akan mendapatkan biaya operasional BOP-ProKUS
wajib:
1. Menandatangani Perjanjian Kerja Sama;
2. Menyusun proposal kegiatan;
3. Membuat Pakta Integritas;
4. Membuat pernyataan kesanggupan; dan
5. Membuat pernyataan tanggung jawab mutlak.
Bagi penerima dari Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS)
menyerahkan proposal kegiatan, RAB disesuaikan dengan e-katalog dan
rekomendasi dari Dinas Sosial dan aparat pemerintahan setempat.
Dokumen diatas dikirim/diantarkan kepada Direktur PSPKKM yang
beralamat di Gedung Kementerian Sosial Lt. 5 Direktorat Jenderal
Pemberdayaan Sosial Cq. Direktorat Pemberdayaan Sosial Perorangan,
Keluarga Dan Kelembagaan Masyarakat, Jalan Salemba Raya No. 28
Jakarta Pusat (format terlampir).

E. Verifikasi Proposal
1. Inkubator Bisnis
a. Mekanisme verifikasi proposal melalui :
1) Seleksi administrasi dan jenis kegiatan yang diusulkan oleh
perguruan tinggi/lembaga/badan usaha sebagai inkubator
bisnis yang meliputi identitas organisasi, ketepatan jenis
kegiatan yang diusulkan, dan dokumen-dokumen yang
meliputi: akta notaris/SK pembentukan inkubator
bisnis/lembaga/badan usaha, NPWP, surat rekomendasi,
rekening bank, struktur organisasi, dan foto-foto pendukung;
-12-

2) Seleksi substansi proposal, yang meliputi kelayakan rencana


pelaksanaan kegiatan yang diusulkan oleh inkubator bisnis,
Rencana Anggaran Biaya (RAB), dan dokumen pendukung
lainnya; dan
3) Verifikasi terhadap organisasi pengusul untuk memastikan
kebenaran dokumen dan kegiatan yang akan dilaksanakan.
b. Tim verifikasi proposal usulan inkubator bisnis ditetapkan oleh
Direktur PSPKKM. Struktur tim verifikasi minimal terdiri dari
ketua, sekretaris dan anggota.
c. Proses Penetapan
1) Tim verifikasi merekomendasikan calon inkubator bisnis
kepada Direktur PSPKKM untuk ditetapkan sebagai penerima
dana BOP-ProKUS.
2) Lembaga penerima wajib melakukan perjanjian kerjasama
dengan Direktorat PSPKKM.
3) Perguruan tinggi/lembaga/badan usaha sebagai Inkubator
bisnis wajib:
a) Melaksanakan kegiatan sesuai dengan petunjuk teknis dan
proposal yang sudah disetujui dan melakukan evaluasi
pelaksanaan kegiatan;
b) Mengadministrasikan dan mendokumentasikan seluruh
kegiatan;
c) Melaksanakan kewajiban pajak sesuai peraturan yang
berlaku; dan
d) Membuat laporan pertanggungjawaban kegiatan kepada
direktur pembinaan kursus dan pelatihan.
2. Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS)
Mekanisme verifikasi proposal dengan cara seleksi administrasi dan
seleksi kelayakan penerima meliputi identitas Potensi Sumber
Kesejahteraan Sosial (PSKS), ketepatan jenis usaha yang diusulkan,
kelayakan rencana anggaran biaya disesuaikan dengan e-katalog,
struktur organisasi (Lembaga) dan foto pendukung, serta terdapat
lampiran dokumen asesmen kebutuhan dari Direktorat PSPKKM.

F. Penyaluran Dana
1. Jumlah dana yang diberikan untuk masing-masing inkubasi bisnis
disesuaikan dengan jumlah sasaran program kewirausahaan sosial.
2. Mekanisme penyaluran BOP-ProKUS dilakukan setelah Perjanjian
Kerjasama ditandatangani, selanjutnya disiapkan kelengkapan
administrasi yang akan diajukan ke Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN) untuk proses pencairan dana
bantuan.
-13-

G. Pelaporan
1. Laporan awal, inkubator bisnis penerima BOP-ProKUS
menyampaikan kepada Direktur PSPKKM perihal telah diterimanya
BOP-ProKUS paling lambat 15 hari setelah BOP-ProKUS diterima di
rekening organisasinya.
2. Laporan akhir dibuat paling lambat 30 hari setelah kegiatan selesai
dilaksanakan kepada Direktur PSPKKM.
-14-

BAB III
AKUNTABILITAS PENYELENGGARAAN BOP-ProKUS

Dalam mendukung tata kelola pelaksanaan BOP-ProKUS program


penyelenggara program diharapkan dapat melengkapi:

A. Pernyataan Kesanggupan
Pernyataan kesanggupan adalah surat pernyataan pimpinan untuk
melaksanakan dan menyelesaikan program sesuai dengan proposal yang
telah disetujui dan mematuhi ketentuan-ketentuan yang ditetapkan
dalam petunjuk teknis pelaksaan program. (lihat lampiran 5)

B. Pakta Integritas
Pakta Integritas adalah pernyataan tidak akan melakukan korupsi,
kolusi, dan nepotisme serta penyelewengan dalam pengelolaan dan
penggunaan dana bantuan operasional bagi inkubator bisnis pelaksana
kewirausahaan sosial. (lihat lampiran 6)

C. Pertanggungjawaban Mutlak
Pertanggungjawaban mutlak adalah tanggung jawab organisasi penerima
dana BOP-ProKUS untuk melaksanakan program sesuai dengan proposal
yang telah disetujui oleh Direktur PSPKKM. Pemanfaatan dana yang
diterima, sepenuhnya menjadi tanggung jawab pimpinan organisasi.
Apabila terjadi penyelewengan maka segala akibat yang ditimbulkan
menjadi tanggung jawab penerima dana. (lihat lampiran 7)
-15-

BAB IV
INDIKATOR KEBERHASILAN DAN PENGENDALIAN MUTU

A. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan penyaluran dana BOP-ProKUS dilihat dari:
1. Adanya laporan perkembangan kegiatan kewirausahaan sosial;
2. Lengkapnya bukti transaksi dalam laporan keuangan yang
disampaikan Inkubator Bisnis yang menjadi mitra Kerjasama; dan
3. Tersampaikannya laporan tepat pada waktunya.

B. Monitoring, Evaluasi, dan Pengawasan


Monitoring, evaluasi, dan pengawasan terhadap pelaksanaan penyaluran
dana BOP-ProKUS dilakukan dengan:
1. Monitoring dan evaluasi oleh Direktorat PSPKKM, Sekretariat
Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial (Set.Ditjen Dayasos), dinas
sosial provinsi, atau dinas sosial kabupaten/kota.
2. Pengawasan dan pemeriksaan dapat dilakukan oleh Inspektorat
Jenderal Kementerian Sosial, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK),
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), atau aparat
pengawasan lainnya yang berwenang.
-16-

BAB V
PENUTUP

Petunjuk Teknis ini diharapkan dapat menjadi acuan, rujukan dan


petunjuk bagi semua pihak yang berkepentingan dalam merencanakan,
mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengendalikan program pemberian
dana bantuan operasional bagi inkubator bisnis pelaksana kewirausahaan
sosial (BOP-ProKUS). Untuk informasi dan klarifikasi lebih lanjut yang terkait
dengan pemberian dana BOP-ProKUS, dapat menghubungi Direktorat
PSPKKM dengan nomor telepon/nomor faksimile: (021) 3100374 atau
Website: http//www.kemsos.go.id.

Hal-hal yang belum diatur dalam petunjuk teknis ini, akan


ditindaklanjuti dengan surat pemberitahuan dari Direktur Pemberdayaan
Sosial Perorangan Keluarga dan Kelembagaan Masyarakat.

DIREKTUR PEMBERDAYAAN SOSIAL


PERORANGAN, KELUARGA DAN
KELEMBAGAAN MASYARAKAT

ttd

SERIMIKA BR KARO
-17-

LAMPIRAN 1
CONTOH COVER PROPOSAL :

PROPOSAL

BANTUAN OPERASIONAL ProKUS BAGI PERGURUAN


TINGGI/LEMBAGA/BADAN USAHA SEBAGAI INKUBATOR BISNIS
PELAKSANA TEKNIS PEMBERDAYAAN SOSIAL KELUARGA MELALUI
KEWIRAUSAHAAN SOSIAL

(JUDUL KEGIATAN)

NAMA ORGANISASI
Sekretariat : ..............................................................

Kota Pengusul
Bulan, Tahun
-18-

LAMPIRAN 2
CONTOH SURAT PERMOHONAN :

Kepada Yth.
Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial
Cq. Direktur Pemberdayaan Sosial Perorangan,
Keluarga dan Kelembagaan Masyarakat
Kementerian Sosial
Di Jakarta

Melalui proposal ini kami :


Nama Organisasi : ....................................................................
Pimpinan Organisasi : ....................................................................
Alamat Organisasi : ……..............................................................
....................................................................
Telp............................. Fax. ........................
Email: .........................................................
Jenis Kegiatan : ....................................................................
Waktu & Tempat Pelaksanaan : ....................................................................

Mengajukan proposal untuk mendapatkan dana “Bantuan Operasional Bagi


Perguruan Tinggi/Lembaga/Badan Usaha Sebagai Inkubator Bisnis
Pelaksana Teknis Pemberdayaan Sosial Keluarga melalui Program
Kewirausahaan Sosial (BOP-ProKUS)” Tahun 2021 sebesar
Rp. ..................,- (.........................................................rupiah).

Demikian pengajuan ini untuk dapat dipertimbangkan.

..........................., ...................2021
Pimpinan Lembaga

(tanda tangan dan cap/stempel


lembaga pemberi rekomendasi)

(Nama Lengkap)
-19-

LAMPIRAN 3
CONTOH PROPOSAL :

A. IDENTITAS ORGANISASI
NO INFORMASI KETERANGAN
1. Nama Organisasi :
2. Tingkat Wilayah Kerja :
3. Nama Ketua Organisasi :
4. Alamat Lengkap Sekretariat :
5. Kabupaten/Kota :
6. Provinsi :
7. Kode Pos :
8. No. Telepon :
9. Faksimile :
10. Email :

B. DOKUMEN ADMINISTRASI (DILAMPIRKAN)


No PERSYARATAN KELENGKAPAN
1. Akte notaris pendirian Lembaga  Ada  Tidak ada
2. SK penetapan lembaga inkubasi bagi Perguruan  Ada  Tidak ada
Tinggi
3. NPWP atas nama organisasi  Ada  Tidak ada
4. Rekening bank atas nama organisasi  Ada  Tidak ada
5. Rekomendasi dari dinas sosial  Ada  Tidak ada
provinsi/kabupaten/kota
6. Pakta integritas, pernyataan kesanggupan, dan  Ada  Tidak ada
surat pernyataan tanggung jawab mutlak

Catatan :
Dokumen administrasi nomor 1-4 cukup melampirkan fotocopy, dan
dokumen nomor 5 dan 6 harus melampirkan aslinya. Dokumen tersebut
disusun sesuai dengan urutan pada bagian B ini.
-20-

C. KONDISI ORGANISASI PENGUSUL


No DATA ORGANISASI
A. DATA SDM
1. Jumlah pegawai tetap

Jumlah non pegawai


tetap
B. KONDISI ORGANISASI
1. Intensitas pertemuan a. Periodik....
b. Insidental....
2. Kantor sekretariat a. Milik Sendiri
b. Sewa
c. Pinjam
3. Cara organisasi Sebutkan :
melakukan sosialisasi
a. ...............................
b. ...............................
c. ...............................
d. ...............................
4. Penghargaan yang Sebutkan :
diterima a. ...............................
b. ...............................
c. ...............................
d. ...............................
5. Rencana pengembangan Sebutkan :
kegiatan a. ...............................
b. ...............................
c. ...............................
d. ...............................
C. KONDISI MITRA
1. Jumlah peserta binaan Bidang :

a. Makanan dan minuman


(..... orang/binaan)

b. Jasa
(..... orang/binaan)
-21-

c. Pertanian
(..... orang/binaan)

d. Lainnya
(..... orang/binaan)

2 Pihak yang diajak Sebutkan :


kerjasama (2 tahun a. ...............................
terakhir)
b. ...............................
c. ...............................
d. ...............................

D. SUBSTANSI
NO SUBSTANSI
A. JENIS KEGIATAN KETERANGAN
1. Jenis Kegiatan yang .........................................................
diusulkan .........................................................
.........................................................

2. Alasan mengusulkan jenis .........................................................


kegiatan tersebut .........................................................
.........................................................

B. PESERTA KEGIATAN KETERANGAN


1. Jumlah dan asal peserta Jumlah ...... orang
yang diusulkan
2. Asal peserta kegiatan Kabupaten/ Kota...............
C. NARASUMBER/ TRAINER KETERANGAN
1. Nama / Asal a. Nama : ...............................
b. Asal :........ ......................
c. Kompetensi : ..............................
a. Nama : ...............................
b. Asal :........ ......................
c. Kompetensi : ..............................
a. Nama : ...............................
b. Asal :........ ......................
c. Kompetensi : ..............................
-22-

D. PELAKSANA KEGIATAN KETERANGAN


1. SK Pelaksana Nomor : ...........................................
E. GAMBARAN KETERANGAN
PROSES KEGIATAN
1. Waktu .....................................................
2. Tempat .....................................................
3. Jadwal .....................................................
F. DANA YANG DIUSULKAN KETERANGAN
1. Jumlah Rp. ..................................................

E. PENUTUP
......................., .......................2021

Penanggung Jawab/

Ttd & cap

(Nama Lengkap)
-23-

LAMPIRAN 4
CONTOH Surat Pernyataan Kesanggupan Melaksanakan Program
(Dilakukan pada saat akad kerjasama) :

KOP LEMBAGA

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini saya :


Nama :
Tempat dan tanggal lahir :
Pekerjaan :
Jabatan dalam organisasi :
Alamat Rumah :
Alamat Organisasi :

Sesuai dengan proposal yang diajukan, (-Nama Organisasi-) siap untuk


melaksanakan (sebutkan nama/jenis kegiatan yang diajukan) sesuai dengan
petunjuk teknis Biaya Operasional Pemberdayaan Sosial Keluarga melalui
Kewirausahaan Sosial (BOP-ProKUS) Tahun 2021 yang diberikan oleh
Direktorat Pemberdayaan Sosial Perorangan, Keluarga dan Kelembagaan
Masyarakat, Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial, Kementerian Sosial.

Apabila (-Nama Organisasi-) mendapatkan dana (BOP-ProKUS), saya


menyatakan bahwa kami :
1. Sanggup memanfaatkan dana sesuai dengan petunjuk teknis yang telah
ditetapkan dan peraturan yang berlaku.
2. Akan melakukan koordinasi dengan Dinas Sosial setempat.
3. Bersedia menyampaikan laporan pelaksanaan program dan pemanfaatan
dana BOP-ProKUS kepada Direktur Pemberdayaan Sosial Perorangan,
keluarga dan Kelembagaan Masyarakat dan Dinas Sosial
Provinsi/Kabupaten/Kota.
Pernyataan ini dibuat dengan sadar, tanpa paksaan dari pihak lain dan
penuh rasa tanggung jawab.

......................, .......................2021
Penanggung Jawab/

Ttd & cap


Materai Rp.6.000,-

(Nama Jelas)
-24-

LAMPIRAN 5
CONTOH PAKTA INTEGRITAS
(dilakukan saat perjanjian kerjasama) :

PAKTA INTEGRITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, sebagai perwakilan Perguruan


Tingggi/Lembaga/Badan Usaha Pengguna Dana Biaya Operasional
Pemberdayaan Sosial melalui Kewirausahaan Sosial (BOP-ProKUS) pada
Direktorat Pemberdayaan Sosial Perorangan, Keluarga dan Kelembagaan
Masyarakat, Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial, dengan ini
menyatakan bahwa saya :

1. Tidak akan melakukan praktek Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme;

2. Akan melaporkan kepada pihak yang berwajib/berwenang apabila


mengetahui ada indikasi KKN di dalam Penggunaan Dana Dana Biaya
Operasional Pemberdayaan Sosial melalui Kewirausahaan Sosial (BOP-
ProKUS) ini;

3. Dalam Penggunaan Dana Dana Biaya Operasional Pemberdayaan Sosial


melalui Kewirausahaan Sosial (BOP-ProKUS) ini, akan melaksanakan
tugas secara transparan, dan profesional dalam arti akan mengerahkan
segala kemampuan dan sumber daya secara optimal untuk memberikan
hasil kerja terbaik, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan
penyelesaian Penggunaan Dana Biaya Operasional Pemberdayaan Sosial
melalui Kewirausahaan Sosial (BOP-ProKUS) ini;

4. Apabila saya melanggar hal–hal yang telah saya nyatakan dalam Pakta
Integritas ini, saya bersedia dikenai sanksi hukum, moral, dan/atau
sanksi administrasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang–
undangan yang berlaku.

..............., .............................. 2021

Pejabat Pembuat Komitmen Ketua Organisasi Penerima

_____________________________ __________________________
NIP. ...................................
-25-

LAMPIRAN 6
CONTOH SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK (SPTJM) :

KOP SURAT

SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK

Yang bertanda tangan dibawah ini saya :


Nama :
Jabatan :
Nama Institusi/Lembaga :
Alamat :
Nomor Telepon :
Jumlah Dana :
No. Rekening :

Menyatakan dengan sesunguhnya bahwa :

1. Dana yang telah diterima untuk Biaya Operasional Pemberdayaan Sosial


melalui Kewirausahaan Sosial (BOP-ProKUS) pada Direktorat
Pemberdayaan Sosial Perorangan, Keluarga dan Kelembagaan
Masyarakat, Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial menjadi tanggung
jawab saya sepenuhnya sebagai pihak penerima dana;

2. Apabila terjadi penyelewengan dalam penggunaan dana Biaya Operasional


Pemberdayaan Sosial melalui Kewirausahaan Sosial (BOP-ProKUS)
tersebut menjadi tanggung jawab saya sebagai penerima dana;

3. Apabila dikemudian hari terdapat kelebihan atas pembayaran maupun


perhitungan dalam dana Biaya Operasional Pemberdayaan Sosial melalui
Kewirausahaan Sosial (BOP-ProKUS) tersebut, kami bersedia untuk
menyetorkan kelebihannya ke Kas Negara;

4. Saya sebagai ketua lembaga penerima dana Biaya Operasional


Pemberdayaan Sosial melalui Kewirausahaan Sosial (BOP-ProKUS)
sanggup dan bertanggung jawab untuk melaksanakan/menyelesaikan
program sesuai jumlah dana yang telah saya terima.
-26-

Demikian pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan saya bersedia
menerima sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, apabila dikemudian hari terjadi kelalaian yang mengakibatkan
kerugian negara dalam melaksanakan kegiatan dimaksud.

........................, ......................2021
Penanggung Jawab/
Ketua Inkubator Bisnis..............

Ttd & cap

(Nama Jelas)

Anda mungkin juga menyukai