OLEH
DIREKTORAT PENANGANAN FAKIR MISKIN WILAYAH II
DIREKTORAT JENDERAL PENANGANAN FAKIR MISKIN
KEMENTERIAN SOSIAL RI
2019
Pokok
Bahasan
Bantuan Sosial KUBE
2
KELOMPOK USAHA
BERSAMA (KUBE)
3
Landasan Hukum
1. UU no. 11/2009 tentang Kesejahteraan Sosial
2. UU no. 13/2011 tentang Penanganan Fakir Miskin
3. PP No. 63/2013 tentang Penanganan FM melalui pendekatan
wilayah
4. PMK No. 254/2015 tentang belanja bantuan sosial pada
Kementerian Negara/Lembaga yang telah yang telah diubah
menjadi PMK No. 228/2016.
5. Kepmensos No. 146/2013 tentang kriteria dan pendataan FM dan
orang tidak mampu.
6. Permensos No. 2/2019 tentang Bantuan Sosial Usaha Ekonomi
Produktif kepada Kelompok Usaha Bersama untuk Penanganan
Fakir Miskin
7. Perdirjen Nomor 4/4/PER/HK.02.01/06/2019 tentang Petunjuk
Teknis Usaha Ekonomi Produktif Kepada Kelompok Usaha Bersama
4
untuk Penanganan Fakir Miskin
KEGIATAN UTAMA TAHUN 2019
MONITORING RAKORTEK
DAN DAN
EVALUASI VERIFIKASI
TAHUN 2019 USULAN KUBE
TAHUN 2018
BANTUAN
VERIFIKASI
STIMULAN LAPANGAN
UEP KUBE KUBE
TAHUN 2019 KEGIATAN TAHUN 2019
PENDAMPINGAN
BIMTEK (UU No.13 Thn 2011
PENERIMA pasal 33 huruf e)
MANFAAT TAHUN 2019
(TAHUN 2019)
KUBE
• KUBE adalah kelompok usaha bersama yang
dibentuk, tumbuh dan berkembang atas
prakarsanya dalam melaksanakan usaha
ekonomi produktif untuk meningkatkan
pendapatan keluarga (sesuai Permensos
Nomor 2 Tahun 2019 tentang Bantuan Sosial
Usaha Ekonomi Produktif kepada Kelompok
Usaha Bersama untuk Penanganan Fakir
Miskin).
Tujuan KUBE (umum)
1. Menguatkan kapasitas fakir miskin
2. Meningkatkan pendapatan, kapasitas
individu, dan kemampuan berusaha
anggota kelompoknya sehingga mampu
memenuhi kebutuhannya secara mandiri
3. Meningkatkan kesetiakawanan sosial.
SKIM KUBE
UEP KUBE KRITERIA PENERIMA BANTUAN PERSYARATAN USULAN
Bantuan Sosiial untuk 1. Keluarga FM yang masuk dalam Data • Foto copy KTP
stimulan usaha ekonomi Terpadu Penanganan Fakir Miskin dan • FC kartu PKH dan/atau KKS
Orang Tidak Mampu priioritas penerma • FC Kartu Keluarga
produktif, yang
bansos pangan • Rancangan Anggaran Belanja (RAB)
dilaksanakan secara
2. Telah menikah dan/atau berusia 18 – • Foto kegiatan usaha yg akan
berkelompok dengan 60 tahun dan masih produktif
anggota 10 Kepala dikembangkan
3. Berdomisili tetap dan memiliki identitas
Keluarga Fakir Miskin. • Membentuk kelompok
diri
Bantuan dikelola secara • Diusulkan/direkomendasikan Dinas
4. Memiliki potensi dan Kemampuan
kelompok berusaha. Sosial Kota/Kab; tembusan Dinsos
5. Diusulkan/rekomendasi oleh Dinsos Provinsi
Kota/Kab
KETUA
BENDAHARA SEKRETARIS
URUSAN
Anggota
Anggota
MEKANISME PENCAIRAN BANSOS KUBE
• Direktorat Penanganan Fakir Miskin Wilayah II melakukan
verifikasi kelengkapan proposal, RAB dan data pendukung
Kube, bila tidak lengkap akan di informasikan ke Dinas Sosial
Kabupaten/Kota untuk dilengkapi. Bila lengkap akan dilakukan
proses penyaluran bantuan.
• Direktorat Penanganan Fakir Miskin Wilayah II membuka
rekening kelompok atas nama Kube pada bank Himbara yang
ditunjuk. Kemudian Dit. PFM Wil. II Melalui KPPN akan
mentransfer dana bantuan ke rekening tersebut.
• Ketua dan bendahara melakukan pencairan bantuan KUBE
dengan membawa KTP, surat rekomendasi Dinsos
Kabupaten/Kota dan SK Kepala Dinas Sosial Kabupaten/Kota
paling lambat 30 hari setelah dana masuk ke rekening Kube.
Pencairan dengan mengusulkan kebutuhan kepada
pendamping. Pencairan diketahui dan mendapat persetujuan
dari dinas sosial Kabupaten/Kota.
Direktorat Penanganan Fakir Miskin Wilayah II
MEKANISME PENCAIRAN BANSOS KUBE
• Pencairan bantuan dilaksanakan berdasarkan perjanjian
kerjasama antara pejabat pembuat komitmen dengan
ketua kelompok yang telah ditetapkan.
• Kube membelanjakan dana bantuan sesuai proposal dan
RAB, apabila ada perubahan RAB harus membuat Berita
Acara dan perubahan proposal yang di tandatangani oleh
pengurus dan anggota Kube diketahui oleh Kepala Dinas
Kabupaten/Kota.
• Bila terjadi perubahan BNBA penerima bantuan Kube,
maka harus membuat Berita Acara yang ditandatangani
Kepala Dinas dan perubahan SK Kepala Dinas Sosial
Kabupaten/Kota.
• Spesimen rekening tabungan atas nama kube
ditandatangani oleh Ketua dan Bendahara Kube serta
unsur dinas sosial.
Direktorat Penanganan Fakir Miskin Wilayah II
PEMANFAATAN DANA BANSOS
a. Kube dapat mengembangkan 1 (SATU) jenis usaha.
b. Dana untuk membiayai kegiatan yang mendukung
langsung produktifitas kegiatan ekonomi.
c. Pemanfaatan dana sesuai proposal yg diajukan dan
faktur pembelian sebagai laporan.
d. Bila pemanfaatan dana berubah maka harus
dimusyawarahkan dalam kelompok.
e. Pemanfaatan dana DILARANG untuk atk,
honorarium pengurus , transport dan keg. politik.
ADMINISTRASI KUBE :
1. Buku keanggotaan KUBE (daftar nama anggota KUBE,
daftar nama anggota keluarga dan kartu identitas anggota
KUBE).
2. Buku Keuangan (buku kas utama, buku kas harian, buku kas
IKS, dan buku simpan pinjam).
3. Buku tamu.
4. Buku rencana kerja (absensi pertemuan, rapat anggota,
daftar pembagian tugas, rencana kegiatan dan notulen
rapat).
5. Buku agenda (surat masuk dan surat keluar).
6. Buku inventaris
7. Buku laporan tahunan (laporan keuangan dan kegiatan).
8. Laporan keuangan
9. Papan Nama Kube
IURAN KESETIAKAWANAN SOSIAL
DINAS SOSIAL
PROVINSI
tembusan
PENDAMPING
DINAS SOSIAL
KUBE
KOTA/KABUPATEN
PENGURUS
KUBE
27
INDIKATOR KEMAJUAN KUBE
• KUBE yang berprestasi akan diberikan
penghargaan.
• Ada 3 aspek yang digunakan sebagai indikator
kemajuan kube yaitu:
1. Aspek Sosial
2. Aspek Ekonomi
3. Aspek Kelembagaan/organisasi
28
1. ASPEK SOSIAL
35
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
DINAS SOSIAL KAB/KOTA
1. Melakukan pendataan, menyiapkan dan
mengajukan lokasi kube dilengkapi BNBA calon
penerima manfaat kepada Kementerian Soaial.
2. Menerima usulan Kube dan melakukan validasi
dan verifikasi.
3. Memberikan rekomendasi pengusulan Kube
kepada Kemensos tembusan Dinsos Provinsi.
4. Melaksanakan validasi Kube bersama Kemensos
dan Dinas Sosial Provinsi.
5. Melakukan seleksi dan mengusulkan nama
nama pendamping kube dengan rasio 10
kelompok 1 pendamping.
lanjutan
6. Melaksanakan sosialisasi kegiatan kube kepada
penerima bantuan dan pihak pihak terkait.
7. Menggerakkan partisipasi masyarakat dan potensi
sumber kesos serta dunia usaha
8. Menyetujui pencairan
9. Bertanggung jawab terhadap penerimaan dan
pemanfaatan dana bantuan stimulan yang
dilakukan kube.
10. Bertanggung jawab pada terlaksananya kegiatan
sesuai ketentuan.
lanjutan
11. Melakukan supervisi dan bimbingan sosial .
12. Melakukan monev.
13. Menerima laporan realisasi penggunaan dana dari kube
dengan melampirkan dokumen dan kwitansi asli
pembelanjaan.
14. Menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan kube
beserta dokumen dan kwitansi asli kepada Direktorat
PFM Wilayah II.
15. Laporan disampaikan 30 hari setelah bantuan dicairkan
oleh KPM
16. Laporan Kube yang telah berjalan aktivitasnya,
disampaikan secara berkala per semester dan akhir
tahun anggaran.
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB CAMAT
1. Membantu Dinsos Kab/kota dalam verifikasi
dan validasi data anggota calon penerima
UEP KUBE.
2. Membantu Dinsos kab/kota dalam verifikasi
dan validasi calon pendamping sosial KUBE.
3. Memberikan pendampingan pengelolaan
UEP KUBE.
39
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
KELURAHAN/DESA
1. Mengajukan data calon penerima UEP KUBE
bersumber dari data terpadu dan nama KUBE
kepada dinas sosial kab/kota.
2. Mengajukan calon pendamping Sosial KUBE kepada
dinas Sosial Kab/kota.
3. Memfasilitasi pengelolaan bantuan melalui usaha
produktif, penyusunan pertanggungjawaban
pengunaan dana serta penyusunan dan
penyampaian laporan KUBE.
4. Memobilisasi sumber daya yang ada di
Kelurahan/Desa untuk kegiatan optimalisasi KUBE
5. Mengawasi pelaksanaan kegiatan KUBE
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
PENGURUS DAN ANGGOTA KUBE
1. Melakukan musyawarah kelompok untuk
menentukan jenis usaha yang akan dikelola
2. Membuat proposal pencairan dana stimulan yang
diajukan ke Dinas Sosial Kabupaten/Kota untuk
mendapatkan rekomendasi
3. Bertanggungjawab atas pemanfaatan dana stimulan
yang telah diterima, dan
4. Melaporkan kegiatan KUBE kepada Dinas Sosial
Kabupaten/Kota secara periodik
JENIS-JENIS USAHA EKONOMI PRODUKTIF
Penerima bantuan dapat menggunakan dana bantuan stimulan UEP untuk
melakukan usaha, diantaranya :
1. Perikanan (budidaya lele, budidaya nila, budidaya patin, budidaya udang,
budidaya bandeng, produksi garam, budidaya rumput laut, budidaya
kerang, dll)
2. Jasa (parawisata, tambal ban, bengkel sepeda, bengkel motor, las / karbit,
tukang sol sepatu, pertukangan kayu, dll)
3. Industri rumah tangga (anyaman tikar, pembuatan bakso ikan, kripik ikan,
pembuatan terasi, abon ikan, naget ikan, sosis ikan, dll)
4. Peternakan (ternak kambing, ternak sapi, ternak ayam, ternak bebek,
ternak burung, dll)
5. Pertanian/Perkebunan (pertanian palawija, cabe, kelapa, sayur mayur, padi,
bawang batak, bawang merah, seledri, dll)
6. Perdagangan (jualan nasi, jual ikan, jual bakso, jual baju, jual minyak, dll)
7. Jenis usaha yang dilarang : Jual Pulsa, Jual Rokok, Jual Minuman Keras.
BEBERAPA CONTOH JENIS USAHA EKONOMI PRODUKTIF
LAMPIRAN
47
BUKU TAMU
NO Hari/Tgl Nama Alamat Tujuan Kesan dan Pesan Tanda
Tangan
BUKU AGENDA SURAT MASUK
1. Andi Suami
a. Sarah Istri
b. Yudi Anak
c. Dudi Anak
d. Sandi Anak
BUKU KAS UTAMA
NO Modal Awal Simpanan Wajib Simpanan Pokok Modal Penguatan
BUKU KAS HARIAN
NO Hari/Tgl Pemasukan Pengeluaran
BUKU KAS
IURAN KESETIAKAWANAN SOSIAL
VERIFIKASI
LAPANGAN
RS
RUTILAHU
KEGIATAN dan SARLING
TH. 2019
BIMTEK
BANTUAN PENERIMA
SOSIAL RS- MANFAAT
RUTILAHU DAN TH. 2019
SARLING (Sebagian krn
Th. 2019 anggaran tdk
cukup)
TUJUAN KEGIATAN RS-RUTILAHU
65
• Rehabilitasi Sosial Rutilahu
adalah proses
mengembalikan
keberfungsian sosial fakir
miskin melalui upaya
memperbaiki kondisi
Rutilahu baik sebagian
maupun seluruhnya yang
dilakukan secara gotong
royong agar tercipta kondisi
rumah yang layak sebagai
tempat tinggal.
66
SKIM RS-RUTILAHU
RS-RTLH KRITERIA PENERIMA BANTUAN PERSYARATAN RS-
1. Masuk kategori Keluarga Fakir Miskin RUTILAHU
Bantuan RS-RUTILAHU,
yang masuk dalam Data Terpadu •
yang dilaksanakan secara Membentuk Kelompok
Penanganan Fakir Miskin dan Orang
berkelompok dengan Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak
Tidak Mampu (DTPFM-OTM) di
anggota 10 Kepala Layak Huni (RS-RUTILAHU);
prioritaskan penerima bansos pangan. • Kepengurusan dan Struktur
Keluarga Fakir Miskin yang 2. Rumah yang ditempati masuk kategori
dikelola dengan pola Organisasi yang jelas
tidak layak huni.
Pemberdayaan/Gotong 3. Memiliki rumah di atas tanah milik Ketua
Royong sendiri yang dibuktikan dengan
sertifikat/girik atau surat keterangan
kepemilikan dari camat selaku Pejabat Sekretaris Bendahara
Pembuat Akta Tanah.
4. Bersedia tidak menjual/menyewakan
rumah tersebut selama minimal 5 Anggota
tahun setelah mendapatkan bantuan
RS-RUTILAHU dari Kementerian Sosial.
5. Memiliki Kartu Identitas diri dan Belum • Memiliki rekening atas nama
pernah menerima bantuan RS-RTLH. kelompok pada Bank
Pemerintah;
69
PEMBENTUKAN KELOMPOK RUTILAHU
1. Calon penerima Bantuan Sosial Rehabilitasi Sosial Rutilahu
membentuk kelompok berdasarkan kelurahan/desa dalam 1
(satu) kecamatan difasilitasi oleh dinas sosial kabupaten.
2. Kelompok beranggotakan sebanyak 10 (sepuluh) kepala keluarga
yang terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara dan 7 anggota dan
diupayakan terdapat anggota yang memiliki pengalaman atau
mengerti pekerjaan bangunan rumah.
3. Kelompok penerima Bantuan Sosial Rehabilitasi Sosial Rutilahu
mempunyai tugas:
a. Melakukan penilaian rumah yang akan
direhabilitasi/dibangun;
b. Mengajukan usulan kebutuhan dana perbaikan/
pembangunan;
c. mengerjakan perbaikan/pembangunan rumah secara gotong
royong; 70
LANJUTAN
d. Menandatangani bukti penerimaan Bantuan Sosial;
e. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban
pelaksanaan kegiatan Rehabilitasi Sosial Rutilahu
kepada dinas sosial daerah kabupaten dan diteruskan
kepada Kementerian Sosial melalui Direktorat
Penanganan Fakir Miskin Wilayah II dengan tembusan
kepada dinas sosial daerah provinsi.
71
Hal yang perlu diperhatikan sebelum pelaksanaan
kegiatan RS-RUTILAHU
1. Berapa lama pelaksanaan pekerjaan.
2. Tugas dan tanggung jawab masing masing pihak
3. Kebutuhan/prioritas yang akan diperbaiki (dihitung
bersama tim/tokoh masyarakat/ tksk/ dinsos
kabupaten)
4. Ukuran/luas yang menjadi sasaran RS-RUTILAHU
(jumlah bantuan sosial yang tersedia terbatas )
PELAKSANAAN RS-RUTILAHU
Pelaksanaan kegiatan Rehabilitasi Sosial Rutilahu
dilaksanakan oleh kelompok penerima Bantuan Sosial
dengan mekanisme:
1. Melakukan penilaian dan menentukan bagian rumah
atau sarana lingkungan yang akan diperbaiki;
2. Menetapkan prioritas bagian rumah yang akan
diperbaiki berdasarkan pada fungsi dan ketersediaan
dana dan sumber lainnya;
3. Membuat rincian jenis/bahan bangunan yang
diperlukan serta besarnya biaya;
73
LANJUTAN PELAKSANAAN RS-RUTILAHU
4. Melaksanakan pembelian bahan bangunan dibuktikan
dengan kuitansi atau faktur pembelian bahan bangunan;
5. Pelaksanaan Rehabilitasi Sosial Rutilahu paling lambat 100
(seratus) hari kalender setelah Bantuan Sosial masuk
kedalam rekening kelompok;
6. Apabila dalam 100 hari dana bansos rutilahu masih
terdapat sisa, maka akan dikembalikan ke kas negara.
7. Mendokumentasikan pelaksanaan Rehabilitasi Sosial
Rutilahu meliputi kondisi awal 0%, proses pengerjaan, dan
hasil akhir 100%, dan
8. Pelaksanaan pembangunan/perbaikan Rutilahu dilakukan
secara bergotong-royong dan tidak bisa dipihak ketigakan.
74
PRINSIP PELAKSANAAN
PRINSIP
Swakelola Dikelola sendiri, pelaksanaan secara gotong royong
Kesetiakawanan Dilandasi kepedulian sosial
Keadilan Aspek pemerataan dan seimbang
Kemanfaatan Memperhatikan kegunaan yang diperbaiki
Keterpaduan Mengintegrasikan stakeholder
Kemitraan Menjalin kemitraan dengan pihak lain termasuk dunia usaha
Keterbukaan Membuka informasi secara benar
Akuntabilitas Penggunaan sumber daya yang berkualitas
Partisipasi Melibatkan unsur masyarakat, dan sumber potensi lain termasuk
dunia usaha.
Keberlanjutan Dilaksanakan berkesinambungan untuk mencapai kesejahteraan
76
PERSYARATAN SARANA PRASARANA LINGKUNGAN
• Berada pada lokasi RS-RUTILAHU.
• Merupakan fasilitas umum yang mendukung
peningkatan kualitas hidup masyarakat
terutama warga miskin.
• merupakan tanah yang berfungsi sebagai
fasilitas sosial dan umum/tanah
bengkok/tanah hibah atau wakaf dan menjadi
kebutuhan dan diusulkan oleh masyarakat.
• Status tanah tidak dalam sengketa atau Legal
dan tidak berpotensi menimbulkan konflik
sosial.
• Belum pernah mendapatkan bantuan Sarling
• Masyarakat setempat bersedia untuk
mengalokasikan sumber daya yang mereka
miliki seperti : lahan, tenaga dan material. 77
JENIS SARLING
a. tempat mandi, cuci, dan kakus untuk
masyarakat umum;
b. jalan setapak;
c. tempat pembuangan/pengelolaan sampah;
d. pembuangan air limbah rumah tangga/parit;
e. prasarana penyedia air bersih;
f. pos keamanan lingkungan; dan/atau
g. tempat pertemuan warga.
78
Prosedur Pengusulan
1. Lurah/kepala desa mengajukan permohonan dalam bentuk
proposal kepada dinas sosial daerah kabupaten/kota;
2. Dinas sosial daerah kabupaten melakukan verifikasi dan validasi
calon penerima Bantuan Sosial Rehabilitasi Sosial Rutilahu
berdasarkan data terpadu program penanganan Fakir Miskin
dan Calon lokasi Sarling;
3. Hasil verifikasi dan validasi disampaikan oleh dinas sosial
kabupaten kepada Direktur Penanganan Fakir Miskin Wilayah II
dengan tembusan disampaikan kepada kepala dinas sosial
provinsi;
4. Direktorat Penanganan Fakir Miskin Wilayah II melakukan
verifikasi dan validasi calon penerima Bantuan Sosial Rehabilitasi
Sosial Rutilahu dan Sarling atas usulan proposal dinas sosial
daerah kabupaten;
79
Lanjutan Prosedur Pengusulan
5. Direktur Penanganan Fakir Miskin Wilayah II menetapkan lokasi
penerima Bantuan Sosial Rehabilitasi Sosial Rutilahu dan Sarling;
6. Hasil penetapan lokasi penerima Bantuan Sosial Rehabilitasi
Sosial Rutilahu dan Sarling disampaikan kepada dinas sosial
kabupaten dengan tembusan disampaikan kepada dinas sosial
provinsi;
7. Kepala dinas sosial kabupaten menyampaikan hasil penetapan
lokasi kepada penerima Bantuan Sosial Rehabilitasi Sosial
Rutilahu dan Kelompok Sarling ; dan
8. Dinas sosial kabupaten menandatangani surat pernyataan
tanggung jawab mutlak dengan materai cukup atas kebenaran
persyaratan dan kriteria penerima Bantuan Sosial Rehabilitasi
Sosial Rutilahu dan Sarling.
80
PROSES PENCAIRAN DAN PEMANFAATAN DANA
1. Dana yg sudah masuk rekening dapat dicairkan dgn mengajukan usulan
pemanfaatan dana yg di tandatangani ketua kelompok dan bendahara
dgn persetujuan Dinas Sosial Kabupaten.
2. Usulan sebagai dasar pencairan di Bank.
3. Setelah dana masuk rekening maksimal 30 hari kalender dana harus
dicairkan.
4. Dana bantuan yg dicairkan dibelanjakan sesuai usulan dan peruntukannya
dan Bukti pembelanjaan menjadi bahan dalam penyusunan laporan.
5. Tidak diperkenankan untuk operasional : atk, transport, konsumsi dan
ongkos tukang.
6. Bantuan RS-RUTILAHU untuk 1 unit rumah Rp.15.000.000,- untuk
renovasi/perbaikan rumah dengan prioritas ALADIN : atap, lantai, dinding
dan perbaikan/peningkatan kualitas MCK yang dituangkan dalam RAB.
7. Bantuan Sarling perlokasi sebesar Rp. 50.000.000,00 sesuai RAB,
8. Dana bantuan dimanfaatkan untuk pembelian berupa bahan bangunan
dan peralatan bangunan
TERMINASI
Kegiatan RS-RUTILAHU dan Sarling telah selesai dan
sudah dapat dimanfaatkan rumah maupun MCK nya
termasuk sarlingnya.
Bentuk terminasi dilakukan dengan :
Surat pernyataan dari masing masing penerima
manfaat bahwa rumahnya telah selesai di rehab
dengan baik dan sarling telah dibangun.
Melaporkan hasil rehabnya dan bangunan sarling
dengan dilampiri foto-foto.
PELAPORAN
1. Laporan pelaksanaan Rehabilitasi Sosial Rutilahu dan/atau
Sarling dibuat oleh kelompok penerima Bantuan Sosial.
2. Laporan disampaikan oleh ketua kelompok penerima
Bantuan Sosial kepada kepala dinas sosial kabupaten.
3. Laporan pelaksanaan Rehabilitasi Sosial Rutilahu dan
Sarling disampaikan oleh kepala dinas sosial kabupaten
kepada Direktur Penanganan Fakir Miskin Wilayah II
dengan tembusan kepada kepala dinas sosial provinsi.
4. Laporan Pelaksanaan perbaikan RS-RUTILAHU dan Sarling
selambat lambatnya 130 (seratus tiga puluh) hari setelah
dana bantuan masuk ke rekening penerima.
LANJUTAN PELAPORAN
4. Setiap tahapan proses RS-RUTILAHU dan Sarling di
dokumentasikan meliputi : 0% (kondisi awal), dan 100% (hasil
akhir/ setelah selesai).
5. Dinas Sosial Kabupaten menyampaikan laporan pertanggung
jawaban keuangan dan kegiatan RS-RUTILAHU dan Sarling
dilampiri:
berita acara serah terima;
Realisasi rencana anggaran biaya;
Kuitansi dan faktur; dan
Foto kopi buku tabungan.
Dokumentasi pelaksanaan berupa foto kegiatan
Surat pernyataan kelompok RS-RUTILAHU dan Sarling atas
penyelesaian pekerjaan.
ISI LAPORAN
1. Pendahuluan
2. Perkembangan kegiatan
3. Pemanfaatan dana bantuan
4. Permasalahan / kendala yg dihadapi
5. Pemecahan masalah dan saran
6. Penutup
7. Lampiran
a. Dokumentasi setiap tahapan proses : 0%, dan 100%.
b. Bukti pembelanjaan
c. Dokumen-dokumen lain yang diperlukan.
MONITORING
1. Pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan secara
rutin agar tidak terjadi penyimpangan serta mencari
solusi bila terjadi permasalahan.
2. Hasilnya sebagai bahan pengambilan keputusan agar
kegiatan berjalan sesuai target dan rencana yg telah
ditetapkan.
3. Dilaksanakan oleh petugas pusat, petugas provinsi
dan petugas kabupaten.
4. Pelaksanaannya bisa langsung ke lapangan dan bisa
dgn mempelajari laporan.
5. Sebagai bahan evaluasi.
SANKSI
1. Dinas Sosial selaku penerima, penanggung jawab
kegiatan tidak mempergunakan dan tidak
melaksanakan sepenuhnya sesuai peruntukannya.
2. Kelompok RS-RUTILAHU tidak mempergunakan
sepenuhnya sesuai peruntukannya dan tidak
menyelesaikan rehab rumahnya.
3. Tim sarling tidak sepenuhnya mempergunakan
sesuai peruntukannya dan tidak menyelesaikan
pembangunannya.
Sanksi sesuai peraturan dan perundang undangan
yang berlaku.
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
DINAS SOSIAL PROVINSI
88
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
DINAS SOSIAL KABUPATEN
1. Melakukan pendataan dan verifikasi calon penerima
bantuan.
2. Membuat SPTJM tentang kebenaran lokasi, kesesuaian
kriteria, dan kesiapan lokasi dan selesainya pekerjaan.
3. Melakukan sosialisasi pada pihak terkait di wilayahnya.
4. Menggerakkan partisipasi masyarakat.
5. Membentuk kelompok RS RUTILAHU dengan jumlah
perkelompok sebanyak 10 kk.
lanjutan
6. Membentuk tim pelaksana sarling : TKSK
(KT,PSM), unsur aparatur kelurahan, tokoh
masyarakat, perwakilan kelompok rsrtlh, ahli
bangunan/tukang.
7. Melakukan validasi usulan.
8. Menyetujui pencairan
9. Monitoring dan Evaluasi.
lanjutan
10. Menyampaikan laporan pertanggung jawaban keuangan
dan kegiatan dilampiri bukti pemanfaatan dana
operasional, bukti penerimaan bantuan RS RUTILAHU dan
sarling, bukti pembelanjaan dana bantuan RS RUTILAHU
dan sarling, surat pernyataan kelompok RS-RUTILAHU
dan Tim Sarling atas penyelesaian pekerjaan, foto rumah
dan sarling dengan kondisi sebelum (0% ), dan hasil/telah
selesai (100%).
11.Melakukan penggantian nama apabila penerima bantuan
meninggal dunia, pindah rumah atau mengundurkan diri.
Penggantian dengan berita acara dan ditembuskan
kepada Kementerian Sosial (Direktorat PFM Wilayah II).
Nama pengganti dilengkapi dokumen sesuai persyaratan.
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
CAMAT
1. Berkoordinasi dengan kelurahan/desa
tentang kegiatan RS RUTILAHU dan sarling.
2. Mendukung, memotivasi dan mengakses
pihak lain untuk mendukung kegiatan RS
RUTILAHU dan Sarling.
92
TUGAS DAN TJ KELURAHAN ( LURAH )
1. Memberikan informasi tentang RS-RUTILAHU dan Sarling
terhadap calon penerima bantuan.
2. Memfasilitasi kelompok RS RUTILAHU dan Tim sarling dalam
menyusun perencanaan usulan perbaikan rumah dan sarling.
3. Bertanggung jawab dan menjamin kebenaran kriteria penerima
bantuan.
4. Bertanggung jawab dan menjamin kebenaran penerimaan dan
pemanfaatan bantuan yang telah diterima KPM.
5. Memotivasi masyarakat dan calon penerima manfaat dalam
mendukung kegiatan RS-RUTILAHU.
6. Mengalokasikan sumber daya lain, dunia usaha, BUMD dan
orang peduli yang dibutuhkan untuk keberhasilan RS-RUTILAHU
dan sarling.
7. Memberdayakan masyarakat dengan memperhatikan kearifan
lokal dan melaksanakan gotong royong.
8. Melaksanakan pemantauan kegiatan.
TUGAS DAN TJ KELOMPOK RS-RUTILAHU
1. Membentuk pengurus kelompok : Ketua, sekretaris,
Bendahara.
2. Melakukan penilaian bagian rumah yang akan di rehab.
3. Mengajukan usulan kebutuhan perbaikan rumah beserta
dana yg diperlukan maksimal 15 juta, untuk disetujui oleh
Dinas Sosial Kabupaten.
4. Bertanggung jawab dan menjamin kebenaran atas
penerimaan dan pemanfaatan bantuan RS RUTILAHU serta
selesainya pekerjaan.
5. Setelah uang diterima, ketua menandatangani tanda terima
dana bantuan dari Kemensos sejumlah yg tercantum dalam
rekening diketahui lurah/kepala desa setempat dan segera
dikirim ke Dit. PFM Wilayah II melalui Dinas Sosial Kabupaten.
lanjutan
98
LAMPIRAN
99
KEMENTERIAN SOSIAL RI Nomor Bukti Kas :
DIREKTORAT PENANGANAN FAKIR MISKIN WILAYAH II Tgl. Pembukuan :
JL. SALEMBA RAYA NO. 28 JAKARTA Mata Anggaran :
Tahun Anggaran : 2019
KUITANSI/BUKTI PEMBAYARAN
Terbilang :
Untuk Pembayaran
Bantuan Stimulan Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) Tahun 2019 bagi ..........
: KPM anggota kelompok RS-RTLH di Desa/Kelurahan ................................... Kecamatan
.............................. Kabupaten......................
Kabupaten,........................................
Yang Menerima,
Ketua Tim RS RUTILAHU ...........
(.............................................................)
Mengetahui,
Kepala Dinas Sosial Kabupaten
100
Kepala Dinas Sosial Kabupaten
NIP.......................................................
KEMENTERIAN SOSIAL RI Nomor Bukti Kas :
DIREKTORAT PENANGANAN FAKIR MISKIN WILAYAH II Tgl. Pembukuan :
JL. SALEMBA RAYA NO. 28 JAKARTA Mata Anggaran :
Tahun Anggaran : 2019
KUITANSI/BUKTI PEMBAYARAN
Terbilang :
Untuk Pembayaran
Bantuan Sarana Prasarana Lingkungan sebanyak ....... Unit untuk lokasi kegiatan di Kelurahan
:
............... Kecamatan .........................kabupaten ............................................ Tahun 2019
Kabupaten,........................................
Yang Menerima,
TIM SARLING............
(.............................................................)
Mengetahui,
Kepala Dinas Sosial Kabupaten
101
Kepala Dinas Sosial Kabupaten
NIP.......................................................
Contoh 3
TOTAL
(________________________) (_________________________)
Menyetujui
Kepala Bidang Penanganan Fakir Miskin
Dinas Sosial Kabupaten
(____________________)
NIP. 102
Contoh 4
TOTAL
Menyetujui
Kepala Bidang Penanganan Fakir Miskin
Dinas Sosial Kabupaten
(____________________)
NIP.
103
Contoh 5
SURAT PERNYATAAN PENYELESAIAN PEKERJAAN
KEGIATAN REHABILITASI SOSIAL RUMAH TIDAK LAYAK HUNI
TAHUN 2019
Nama :
Umur :
Alamat :
Mewakili kelompok penerima bantuan rehabilitasi sosial rumah tidak layak huni dari Kementerian
Sosial c.q. Direktorat Penanganan Fakir Miskin Wilayah II tahun 2019, menyatakan bahwa pekerjaan
rehabilitasi sosial rumah tidak layak huni bagi .........orang anggota kelompok yang beralamat di
Kelurahan/Desa...............Kecamatan................................Kabupaten...................telah selesai 100%.
Pernyataan ini kami buat dalam keadaan sehat jasmani dan rokhani tanpa tekanan dari pihak manapun
dan kami bertanggungjawab baik secara pribadi maupun kelompok dihadapan hukum bila
dikemudianhari terbukti pernyataan ini tidak benar.
Materai 6000
(________________________) (_________________________)
Menyetujui
Kepala Bidang Penanganan Fakir Miskin
Dinas Sosial Kabupaten
(____________________)
104
NIP.
Contoh 6
Nama :
Umur :
Alamat :
Mewakili Tim penerima bantuan sarana prasarana lingkungan sebanyak ...........unit dari Kementerian
Sosial c.q. Direktorat Penanganan Fakir Miskin Wilayah II tahun 2019, menyatakan bahwa pekerjaan
pembangunan sarana prasarana lingkungan berupa.......... bertempat di Kelurahan/Desa
..................Kecamatan................Kabupaten...................telah selesai 100%.
Pernyataan ini kami buat dalam keadaan sehat jasmani dan rohani tanpa tekanan dari pihak manapun
dan kami bertanggungjawab baik secara pribadi maupun kelompok dihadapan hukum bila
dikemudianhari terbukti pernyataan ini tidak benar.
Materai 6000
(________________________) (_________________________)
Menyetujui
Kepala Bidang Penanganan Fakir Miskin
Dinas Sosial Kabupaten
(____________________)
NIP.
105
SEKIAN TERIMA KASIH
Direktorat Penanganan Fakir
Miskin Wilayah II
2019
10
Direktorat Penanganan Fakir Miskin Wilayah II 6