Anda di halaman 1dari 17

PROGRAM PEMBERDAYAAN

KOMUNITAS ADAT TERPENCIL

Kelompok 3 :
Muhamad Arief Ikhtiardy N 19.04.023
Indy Zalsadissa Putri 19.04.084
Oktaviara Sukowati 19.04.154
Randika Alaydrus 19.04.265
Pengertian
Pemberdayaan Sosial adalah semua upaya yang diarahkan
untuk menjadikan warga negara yang mengalami masalah
sosial mempunyai daya, sehingga mampu memenuhi
kebutuhan dasarnya.
Komunitas Adat Terpencil yang selanjutnya disingkat
dengan KAT adalah sekumpulan orang dalam jumlah
tertentu yang terikat oleh kesatuan geografis, ekonomi,
dan/atau sosial budaya, dan miskin, terpencil, dan/atau
rentan sosial ekonomi.
Landasan Dasar Hukum
 Undang-Undang Dasar RI tahun 1945 Pasal 18B, Pasal 27 ayat (1) dan (2), Pasal 28I ayat (3) dan pasal 34

ayat (2)
 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial

 Peraturan Pemerintah RI Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Dana Pembantuan

 Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial

 Peraturan Presiden Nomor 186 Tahun 2014 tentang Pemberdayaan Sosial terhadap KAT

 Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 9 Tahun 2012 tentang Pemberdayaan KAT

 Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pelaksanaan Perpres Nomor 186 Tahun 2014

tentang Pemberdayaan Sosial terhadap KAT


 Peraturan Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial Nomor 179/DYS.4/KPTS/03/2016 tentang petunjuk

Teknis Kegiatan Pemberdayaan Sosial terhadap KAT Tahun 2016


Sasaran atau Pemerlu
1. Komunitas adat terpencil yang belum dan yang sedang
diberdayakan.
2. Masyarakat di sekitar lokasi permukiman sosial.
3. Instansi terkait, lembaga sosial kemasyarakatan, perorangan
(pakar, praktisi atau pemerhati) dan dunia usaha.
Kondisi Masalah Pemerlu
Yaitu terikat oleh kesauran geografis, ekonomi, dan/atau sosial budaya, dan miskin, terpencil, dan/atau
rentan sosial ekonomi. Yang dibagi menjadi 3 kategori:
a) Kategori I
Merupakan KAT yang pada umumnya hidup dengan kondisi :
 hidup berpencar dan berpindah dalam komunitas kecil, tertutup, dan homogen.
 bermata pencaharian tergantung pada lingkungan hidup dan sumber daya alam setempat yang relatif
tinggi.
 hidup dengan sistem ekonomi subsisten.
 sangat sederhana dan marjinal di pedesaan.
 Mengalami berbagai kerentanan

b) Kategori II
Merupakan KAT yang pada umumnya hidup dengan kondisi :
 hidup menetap sementara, pada umumnya masih homogen, namun sudah lebih terbuka
 peladang berpindah
 hidup dengan sistem ekonomi mengarah pada sistem pasar;
 kehidupannya sedikit lebih maju dari KAT kategori I
 marjinal di pedesaan dan mengalami kerentanan
c) Kategori III
Merupakan KAT yang pada umumnya hidup dengan kondisi :
 hidup menetap, sudah heterogen, dan lebih terbuka
 bermata pencaharian bertani, berkebun, nelayan, kerajinan dan/atau berdagang
 hidup dengan sistem ekonomi pasar
 pada umumnya hidup lebih maju dari KAT kategori II
 marginal di pedesaan dan perkotaan
 masih mengalami kerentanan
Asas dan Tujuan
Tujuan pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil (KAT) adalah untuk meningkatkan
taraf hidup dan kesejahteraan sosial Komunitas Adat Terpencil (KAT) dalam segala
aspek jasmani, rohani, dan sosial. Berdasarkan tujuan tersebut maka ada empat aspek
yang saling terkait satu sama lainnya, meliputi :
 Aspek fisik : segala hal yang menyangkut kebutuhan fisik/ jasmani seperti pangan,
sandang, papan dan lingkungan.
 Aspek mental (rohani) : seperti pengetahuan, pendidikan, kesehatan dan interaksi
dengan masyarakat luas.
 Aspek sosial : meliputi pengenalan tentang perlindungan yang optimal terhadap
hak-hak yang melekat pada KAT.
 Aspek ekonomi : meliputi penguatan ekonomi KAT yang disesuaikan dengan
potensi dan kebiasaan yang sudah ada untuk dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan masyarakat secara umum sehingga disamping
memberdayakan warga KAT juga mencegah terjadinya eksploitasi terhadap warga
KAT tersebut.
Fungsi, Pendekatan, Program dan Metode

Fungsi
Pemberdayaan Sosial terhadap KAT dimaksudkan untuk mengembangkan kemandiriannya agar
mampu memenuhi kebutuhan dasarnya.

Pendekatan
Pendekatan dilakukan dnegan dengan menggunakan instrumen penilaian, yang dilakukan
sebelum kegiatan Pemberdayaan Sosial terhadap KAT dilaksanakan.

Program
Program Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil

Metode
Metode pemberdayaan yang digunakan komunitas adat terpencil:
Pengembangan dan Pengorganisasian Masyarakat (Community Organization & Community
Development)
Mekanisme Pelayanan dan Program
Berikut merupakan tahapan-tahapan pelaksanaan pemberdayaan KAT:
1. Tahapan Persiapan Pemberdayaan
2. Tahap Pelaksanaan Pemberdayaan
3. Tahapan Monitoring dan Evaluasi
Tahapan Persiapan Pemberdayaan
Tujuan Persiapan pemberdayaan ditujukan untuk mempersiapkan kondisi
yang kondusif bagi warga KAT untuk melakukan transformasi sosial yang
ditentukan berdasarkan kebutuhan dan kepentingan warga KAT.
Kegiatan yang dilaksanakan Kegiatan yang dilakasanakan dalam tahap
persiapan meliputi :
1. Pemetaan Sosial
2. Penjajagan Awal
3. Studi kelayakan
4. Penyusunan Rencana Program
Tahap Pelaksanaan Pemberdayaan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Pemberdayaan SDM dimaksudkan sebagai usaha
peningkatan kualitas KAT yang meliputi berbagai aspek kehidupan dan penghidupan.
Komponen Pemberdayaan SDM terdiri dari :
1. Aspek kehidupan seperti komunikasi, interaksi, tumbuhnya rasa kebersamaan, rasa aman,
pendidikan, kesehatan kehidupan beragama dan lain sebagainya.
2. Aspek penghidupan seperti kemampuan melaksanakan usaha pertanian, perkebunan,
perikanan, keterampilan dalam rangka peningkatan perekonomian warga, koperasi,
kemitraan dan lain sebagainya.
Pemberdayaan Lingkungan Sosial Pemberdayaan lingkungan sosial dimaksudkan sebagai
usaha peningkatan kualitas lingkungan sosial KAT.
Perlindungan Komunitas Adat Terpencil Perlindungan KAT dimaksudkan sebagai upaya
melindungi mereka antara lain :
3. Internal; seperti hak ulayat, hukum adat, sistem kepemimpinan lokal.
4. Eksternal melalui advokasi dan legislasi.
Tahapan Monitoring dan Evaluasi
Tingkat Pusat Monitoring dan evaluasi dimaksudkan untuk memantau proses
pelaksanaan program pemberdayaan KAT berdasarkan perencanaan yang telah
disusun. Sedangkan evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui hasil-hasil yang telah
dicapai, kendala yang dihadapi dan usaha pemecahannya. Dengan demikian
monitoring dan evaluasi meliputi :
Monitoring :
 Membandingkan antara hasil perencanaan dengan pelaksanaannya secara
operasional
 Untuk mengetahui efektivitas dan ketepatan hasil perencanaan dengan
pelaksanaanya.

Evaluasi :
 Mengadakan evaluasi kebijakan teknis yang telah disusun oleh pemerintah daerah
dalam pembangunan kesejahteraan sosial khususnya PKAT
 Mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan program di lapangan, baik rutin
maupun pembangunan
 Sebagai bahan perencanaan di waktu yang akan datang
Tingkat Daerah Pelaksanaan monitoring dan evaluasi oleh jajaran kerja
pemerintah daerah disesuaikan dengan kebijakan teknis kondisi daerah
masing-masing. Keberhasilan PKAT yang dikategorikan terpencil dan terasing
dalam berbagai aspek kehidupan dan penghidupan sangat tergantung pada
tekad, sikap dan semangat penyelenggara negara termasuk peran serta
seluruh masyarakat dan dunia usaha.
Organisasi pelaksana/tim kerja pelaksana
 Kementerian Sosial RI, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota

Tenaga profesional dan penunjang


 Tim Pakar Pemberdayaan Sosial terhadap KAT dan Kelompok Kerja Pemberdayaan
Sosial terhadap KAT.

Dana/anggaran/sumber pembiayaan
 Terdapat beberapa sumber pendanaan program pemberdayaan KAT, antara lain dana
 dekonsentrasi dan dana bantuan sosial dari APBN di Kemensos.
Sarana dan Prasarana
Sesuai kebijakan program yang diteutukan, bahwa bantuan sarana dan prasarana meliputi :
1. Rumah Warga
2. Bahan Bangunan Rumah
3. Jalan Lingkungan
4. Balai Sosial
5. Rumah Petugas
6. Rumah Ibadah
7. Sarana Air Bersih
8. Bibit Tanaman
9. Peralatan Kerja
10. Peralatan Rumah Tangga
PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ADAT TERPENCIL
Di Lokasi Sekulit Desa Munggu Kecamatan
Longkali Kabupaten Paser
Jenis bantuan yang diberikan meliputi jaminan hidup dan bantuan sarana daan
prasarana untuk menunjang kehidupan masyarakat. Sebagai penerima bantuan adalah
warga Lokasi Sekulit dengan jumlah Kepala Keluarga sebanyak 50 KK dan 150 jiwa. Setiap
KK mendapatkan masing masing 1 unit rumah dan bantuan bahan makanan antara lain :
beras, minyak, gula, teh, kopi, ikan asin, susu kaleng, mie instan dan garam. Dari hasil
penelitian, jika dilihat dari kuantitas bantuan khususnya bantuan jaminan hidup
(permakanan) yang diperoleh warga Lokasi Sekulit sangatlah kurang terlebih diberikan
hanya satu tahun sekali selama tiga tahun namun warga warga tetap merespon bantuan
ini dengan baik dan merasa cukup terbantu. Dari jenis bantuan sarana dan prasarana
(perumahan) yang sudah diberikan pemerintah dalam hal ini Dinas Sosial Provinsi
Kalimantan Timur juga dirasakan warga sangat baik. Dari hasil penelitian di lapangan
bantuan perumahan yang diberikan kepada warga Lokasi Sekulit sudah sesuai dengan
ketentuan pemberian bantuan yang telah ditentukan. Hanya dengan Rp. 35 juta rumah
bantuan untuk warga KAT terbangun dengan kategori sederhana. Dikhawatirkan rumah
bantuan bagi warga KAT ini tidak bisa bertahan lama karena kualitas bahan yang tidak
begitu baik dan susahnya ekonomi warga untuk merenovasi rumah mereka menjadi lebih
baik lagi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai