Anda di halaman 1dari 3

Kemiskinan di Indonesia di era pandemi dan cara menanggulanginya

Pertengahan Juli 2020, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka kemiskinan  kondisi Maret
2020. Hasilnya menunjukkan adanya peningkatan jumlah penduduk miskin sebesar 1,63 juta
orang dari 24,79 juta orang pada bulan September 2019 menjadi 26,42 juta orang pada Maret
2020. Peningkatan jumlah penduduk miskin ini disebabkan adanya permasalahan pandemi
Covid-19.

Terhambatnya aktivitas perekonomian menyebabkan proses bisnis sebagian besar


perusahaan-perusahaan di Indonesia terganggu sehingga mengakibatkan munculnya
gelombang PHK masal. Menurut Kadin Indonesia, jumlah pekerja yang dirumahkan dan
PHK mencapai 6-7 juta pekerja. Angka tersebut kemungkinan meningkat pada semester II
2020.

Kenaikan harga bahan-bahan pokok di tengah pandemi menjadi salah satu pemicu kenaikan
nilai garis kemiskinan khususnya garis kemiskinan makanan. Garis kemiskinan per kapita per
bulan pada Maret 2020 sebesar Rp 454.652 dengan komposisi Rp 335.793 (73,86 persen)
merupakan garis kemiskinan makanan dan Rp 118.859 (26,14 persen) merupakan garis
kemiskinan non makanan. Dari komposisi tersebut, dapat kita ketahui bahwa garis
kemiskinan makanan menjadi penentu utama nilai garis kemiskinan secara keseluruhan.

Sumber: Aritonang, Fredinand David,2020, Peningkatan Angka Kemiskinan di Tengah Pandemi


yang Tak Kunjung Selesai, ( https://www.suara.com/yoursay/2020/07/27/112331/peningkatan-angka-
kemiskinan-di-tengah-pandemi-yang-tak-kunjung-selesai?page=all, diakses pada tanggal 19
September 2020)

Kenaikan penduduk miskin terutama terjadi di daerah perkotaan. Per September 2020 jumlah
penduduk miskin meningkat 1,3 juta orang dibandingkan September 2019 menjadi 11,16 juta
orang. Secara persentase, juga terjadi kenaikan dari 6,56% menjadi 7,38% pada periode yang
sama. Sementara penduduk miskin pedesaan bertambah 333,9 ribu orang dibandingkan
September 2019 menjadi 15,26 juta orang. Secara persentase terjadi kenaikan dari 12,6%
menjadi 12,82%.

Sumber: Agustiyanti, 2020, Ekonomi Terpukul Corona, Penduduk Miskin RI Bertambah Jadi
26,43 Juta, (https://katadata.co.id/agustiyanti/finansial/5f0ea4611c235/ekonomi-terpukul-
corona-penduduk-miskin-ri-bertambah-jadi-26-43-juta, diakses pada tanggal 19 September
2020)
Menurut Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Organisasi, Birokrasi dan Teknologi
Informasi Kementrian Keuangan (Kemenkeu) Sudarto dalam harian nasional kompas,
pemerintah telah berupaya menanggulangi kemiskinan di era adaptasi kebiasaan baru akibat
pandemi virus corona atau Covid-19.

Cara pertama yang dilakukan yakni dengan menyalurkan bantuan sosial (bansos) dan bantuan
pangan nontunai (BPNT) kepada masyarakat yang ditingkatkan menjadi perlindungan sosial
dengan anggaran Rp 203,9 triliun, yang terdiri dari PKH.

Cara selanjutnya dengan mendanai Kartu Prakerja sebesar Rp 20 triliun. Menurut Sudarto,
melalui Kartu Prakerja masyarakat yang belum memiliki pekerjaan bisa mendapat pembinaan
dan pelatihan.

Kemudian, memberi subsidi listrik 100 persen bagi konsumen yang menggunakan daya 450
watt, dan subsidi 50 persen bagi yang menggunakan daya 900 watt, ada pula BLT dana desa
dengan anggaran Rp 31 triliun. Pemerintah juga memberikan subsidi untuk Usaha Mikro
Kecil dan Menengah (UMKM). Serta penempatan dana pemerintah pada sektor perbankan
sebagai bantuan untuk para pelaku usaha.

Sumber: Mashabi, Sania, 2002, Upaya Pemerintah Tanggulangi Kemiskinan akibat


Pandemi Covid-19, Bansos hingga Subsisi bagi UMKM,
(https://nasional.kompas.com/read/2020/09/01/19424371/upaya-pemerintah-tanggulangi-
kemiskinan-akibat-pandemi-covid-19-dari-bansos, diakses pada tanggal 19 September 2020)

Upaya lainnya yang pemerintah lakukan adalah dengan membangun food estate  atau
lumbung padi di Kalimantan Tengah. Hal ini merupakan salah satu strategi di dalam
meningkatkan ketersediaan pangan di tengah ketidakpastian selesainya masa pandemi Covid-
19. Upaya tersebut dilakukan untuk mencegah kelangkaan bahan kebutuhan pokok
masyarakat Indonesia, yaitu beras. Apalagi beras menjadi komoditas utama di dalam
pembentukan garis kemiskinan. Harapannya, melalui pembangunan food estate, ketersediaan
pangan di Indonesia tetap stabil untuk menjaga supply dan demand komoditas pangan.

Sumber: Aritonang, Fredinand David,2020, Peningkatan Angka Kemiskinan di Tengah Pandemi


yang Tak Kunjung Selesai, ( https://www.suara.com/yoursay/2020/07/27/112331/peningkatan-angka-
kemiskinan-di-tengah-pandemi-yang-tak-kunjung-selesai?page=all, diakses pada tanggal 19
September 2020) SAMA KAYAK SUMBER PERTAMA

Anda mungkin juga menyukai