Anda di halaman 1dari 3

NAMA : DEWI KHAMIMAH DEVITASARI

NIM : 220910201017

PRODI : ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS : ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMISKINAN DI KOTA BANDUNG

A. PENDAHULUAN
Masalah kemiskinan merupakan salah satu persoalan mendasar yang menjadi pusat
perhatian pemerintah di negara manapun. Indonesia termasuk dalam negara yang sedang
berusaha untuk menyelesiakan persoalan ini. Hampir setengah dari seluruh masyarakat di
Indonesia hidup miskin. Beban kemiskinan paling besar terletak pada kelompok
masyarakat tertentu. Hal ini muncul karena ketidak mampuan sebagian masyarakat untuk
menyelenggarakan hidupnya sampai suatu taraf yang dianggap manusiawi. Kondisi
tersebut menyebabkan menurunnya kualitas sumber daya manusia sehingga produktivitas
dan pendapatan yang diperoleh rendah.

Kemiskinan di Kota Bandung masih menunjukkan angka yang cukup tinggi.


Berdasarkan data dari Kelurahan Cibangkok dari total 18.200 penduduk pada 2021 sekitar
15% masuk kategori miskin. Jumlah tersebut merata di 82 Rt dari 13 Rw. Sementara dari
hasil survey Sosial Ekonomi Nasional yang dilakukan oleh Badan Statistik pada tahun
2021 angka kemiskinan di Kota Bandung mencapai 112.500 penduduk atau 4,37% dari
total penduduk Bandung. Jumlah ini meningkat dari angka kemiskinan tahun 2020 yang
mencapai 100.020 penduduk atau sekitar 3,99% penduduk. (CNN Indonesia.com)

Kemiskinan berkaitan erat dengan permasalahan sosial. Dimana kemiskinan yang


terjadi di perkotaan akan menyebabkan meningkatnya gelandangan dan anak jalanan.
Kemiskinan juga berhubungan dengan akses Pendidikan dan informasi. Banyak anak
jalanan akan putus sekolah dan memilih untuk bekerja membantu mencukupi kehidupan
keluarganya. Membiarkan masalah tersebut berlarut-larut akan semakin memperkeruh
keadaan, dan tidak jarang dapat menimbulkan konsekuensi negatif terhadap kondisi sosial
dan politik.

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas maka tujuan yang akan dicapai
dalam penelitian ini, yaitu untuk mengetahui dan menemukan faktor-faktor penyebab
kemiskinan masyarakat di Kota Bandung.

B. PEMBAHASAN
Kemiskinan merupakan ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti
makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat
disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses
terhadap pendidikan dan pekerjaan.

COVID-19 yang terjadi di bulan Maret tahun 2020 ini menyebakan bertambahnya
angka kemiskinan di Indonesia khususnya Kota Bandung. Setelah kemunculan pertama,
beberapa kasus Covid di Indonesia terus bermunculan, hingga akhirnya pemerintah
Indonesia memutuskan untuk menerapkan kebijakan pembatasan sosial berskala besar
(PSBB). Kebijakan PSBB mengharuskan masyarakat Indonesia untuk tetap berada di
rumah dan melakukan aktivitas terbatas di luar rumah hanya untuk keperluan yang
mendesak. Tetapi, bagi sebagain orang khususnya masyarakat yang bekerja di sektor
informal, himbauan tersebut kerap tidak dipatuhi karena kebutuhan untuk hidup harus
tetap terpenuhi.

PSBB berdampak pada masalah sosial dan ekonomi di masyarakat. Dimana, sebagian
masyarakat kehilangan pendapatan, tidak dapat bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup
minimum, terutama rumah tangga miskin dan rentan serta sektor informal. Daya beli dan
konsumsi masyarakat turun. Selain berdampak bagi rumah tangga, pandemi Covid 19 juga
berdampak pada UMKM, yang tidak dapat melakukan kegiatan usaha dan terganggu
kemampuannya dalam memenuhi kewajibannya.

Sebelum pandemi angka kemiskinan di Kota Bandung menunjukkan grafik menurun.


Bahkan pada tahun 2019 angka kemiskinan menyentuh angka terendah dalam satu dekade
yakni sebesar 84.670 penduduk atau 3,38% dari total penduduk. Namun pasca pandemi
angka kemiskinan bergerak naik. Data Terpadu Kesejahteraan Sosial menunjukkan
penduduk miskin tahun 2021 di Kota Bandung masih didominasi di area padat penduduk,
seperti Kecamatan Bojongloa Kaler, Babakan Ciparay, serta Kiaracondong.

Untuk menanggulani naiknya angka kemiskinan pasca pandemi Covid 19 pemerintah


pusat memberikan berbagai bantuan sebagai bantalan sosial. Seperti bantuan tunai sebesar
Rp. 150.000 per bulan diberikan kepada 76.497 keluarga penerima sebagai kompensasi
kenaikan harga bahan bakar minyak. Sementara di tingkat kota Wali Kota Bandung, Yana
Mulyana menyatakan terus mengakselerasi pengentasan kemiskinan, salah satunya dengan
pembenahan infrastruktur. Selain itu pemerintah kota akan mengoptimalkan kerja tim
koordinasi penanggulangan kemiskinan, termasuk para camat untuk melakukan berbagai
inovasi demi mempercepat pemulihan ekonomi.

C. KESIMPULAN
Angka kemiskinan di Kota Bandung mengalami kenaikan yang drastis pada tahun
2021. Hal ini disebabkan karena terjadinya pandemi Covid pada tahun 2020 yang
menyebabkan banyak kerugian besar khususnya perokonomian masyarakat yang sangat
berkaitan dengan permasalahan sosial. Dimana kemiskinan yang terjadi akan
menyebabkan meningkatnya gelandangan dan anak jalanan yang putus sekolah dan
memilih untuk bekerja. Beban kemiskinan paling besar terletak pada area padat penduduk
seperti, Kecamatan Bojongloa Kaler, Kecamatan Babakan Ciparay, serta Kecamatan
Kiaracondong. Beberapa upaya dilakukan pemerintah Kota Bandung untuk
menanggulangi naiknya angka kemiskinan pasca pandemi Covid 19 seperti memberi
berbagai bantuan, pembenahan infrastruktur, dan melakukan berbagai inovasi.

Anda mungkin juga menyukai