Anda di halaman 1dari 37

LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI BENGKALIS

NOMOR : TAHUN 2014


TANGGAL :

PETUNJUK TEKNIS
PROGRAM PENINGKATAN KEBERDAYAAN MASYARAKAT PERDESAAN
(PPKMP)
KABUPATEN BENGKALIS

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Fenomena kemiskinan yang bertolak belakang dengan kekayaan


sumberdaya mengindikasikan bahwa kemiskinan di Kabupaten Bengkalis
bukan disebabkan oleh kemiskinan alami, tetapi lebih disebabkan oleh
kemiskinan struktural yang multidimensional. kondisi ini berakibat pada
ketidakmampuan masyarakat dalam memperoleh hak yang paling
mendasar dalam bidang sosial, ekonomi dan politik. akar
permasalahannya adalah kebijakan yang belum fokus pada masyarakat
miskin.

Penanggulangan kemiskinan dengan menitikberatkan pada pemberdayaan


masyarakat sebagai pendekatan operasional, merupakan wujud komitmen
pemerintah dalam merealisasikan kesejahteraan bagi masyarakat.

Seluruh proses kegiatan dalam Program pada hakekatnya memiliki tiga


dimensi, yaitu:
a. Memberdayakan masyarakat untuk menentukan sendiri
kebutuhannya, merencanakan kegiatan pembangunan,
melaksanakannya secara terbuka (transparan) dan penuh tanggung
jawab.
b. Memberikan dukungan bagi terciptanya lingkungan yang kondusif
untuk mewujudkan peran masyarakat dalam pembangunan,
khususnya dalam upaya peningkatan kesejahteraan mereka sendiri.
c. Menyediakan Dana Usaha Desa/Kelurahan untuk pinjaman yang
murah dan mudah guna pengembangan ekonomi masyarakat
desa/kelurahan.

1.2. TUJUAN KHUSUS PROGRAM

Tujuan khusus dilaksanakannya PPKMP Kabupaten Bengkalis secara


khusus adalah untuk :
a. Mendorong berkembangnya perekonomian masyarakat
Desa/Kelurahan.
b. Meningkatkan dorongan berusaha bagi anggota masyarakat
Desa/Kelurahan yang berpenghasilan rendah.
c. Meningkatkan pengembangan usaha dan penyerapan tenaga kerja bagi
masyarakat Desa/Kelurahan.
d. Mengurangi ketergantungan masyarakat dari rentenir.
e. Meningkatkan peranan masyarakat dalam pengelolaan Dana Usaha
Desa/Kelurahan secara transparan.
f. Meningkatkan kebiasaan gotong-royong dan gemar menabung secara
tertib.
g. Meningkatkan peran perempuan dalam perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan Desa/Kelurahan.

1
h. Memenuhi kebutuhan sarana/prasarana yang dibutuhkan oleh
masyarakat Desa/Kelurahan.

1.3. SASARAN

Sasaran yang akan dicapai dari kegiatan ini adalah:


a. Berkembangnya iklim yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi
perdesaan/kelurahan yang sehat dan berdaya saing tinggi.
b. Terpenuhinya kebutuhan permodalan masyarakat dalam lingkungan
Pemerintahan Kabupaten Bengkalis.
c. Melembagakan usaha-usaha masyarakat dilingkungan Pemerintahan
Kabupaten Bengkalis.

1.4. JENIS PROGRAM

Dalam implementasinya jenis kegiatan pada PPKMP meliputi :


a. Kegiatan bidang ekonomi mikro melalui Dana Usaha Desa/Kelurahan
yang dikelola oleh kelembagaan Usaha Ekonomi Desa/Kelurahan.
b. Kegiatan bidang ekonomi mikro melalui Simpan Pinjam yang dikelola
oleh kelembagaan Usaha Ekonomi Desa/Kelurahan Desa/Kelurahan
c. Kegiatan peningkatan ekonomi masyarakat dan pembangunan.

Untuk menjamin pemahaman mekanisme dan tujuan program, maka


sosialisasi program wajib dilaksanakan oleh pelaksana program di
Kabupaten Bengkalis.

Untuk memperkuat sistem pengendalian program, maka dalam waktu 3


(tiga) bulan sekali perlu dilakukan rapat koordinasi yang melibatkan
semua dinas/instansi terkait, sedangkan untuk melihat progres
perkembangan dan masalah terakhir perlu dilakukan rapat koordinasi
pelaku program tingkat Desa/Kelurahan dan fasilitator program dan pihak
BPMPD setiap bulannya.

1.5. KRITERIA DAN PERSYARATAN PELAKU PROGRAM

A. Pemegang Otoritas
Pemegang Otoritas terdiri dari
1. Kepala Desa/Lurah
2. Ketua LPM/LPMK
3. Tokoh/Wakil perempuan dipilih melalui Musyawarah
Desa/Kelurahan.

B. Pengawas Umum
1. Ketua BPD.
2. Untuk Kelurahan dipilih 1 orang melalui Musyawarah Kelurahan
dengan persyaratan sebagai berikut :
- Pendidikan minimal SLTA/Sederajat.
- Umur maksimal 50 tahun.
- Penduduk kelurahan yang menetap minimal 5 tahun dan
mempunyai bukti kependudukan (KTP) kelurahan setempat.

C. Kader Pemberdayaan Masyarakat


Kader Pemberdayaan Masyarakat dengan persyaratan sebagai berikut :
- Pendidikan minimal SLTA/sederajat
- Umur maksimal 45 Tahun
- Penduduk Desa/Kelurahan yang menetap minimal 5 Tahun dan
Mempunyai Bukti kependudukan (KTP) Desa/Kelurahan Setempat.

2
- Tidak memiliki ikatan kerja dengan pihak lain yang berbenturan
dengan waktu kerja Kelembagaan UED/K-SP.
- Berdomisili di Desa/Kelurahan setempat
- Bukan Aparat Desa

D. Pengelola UED/K-SP
Pengelola UED/K-SP dengan persyaratan sebagai berikut :
- Pendidikan minimal SLTA/Sederajat
- Umur Maksimal 45 Tahun
- Penduduk Desa/Kelurahan yang menetap minimal 5 Tahun dan
Mempunyai bukti kependudukan (KTP) Desa/Kelurahan Setempat.
- Tidak memiliki ikatan kerja dengan pihak lain yang berbenturan
dengan waktu kerja Kelembagaan UED/K-SP.
- Berdomisili di Desa/Kelurahan setempat
- Bukan Aparat Desa

3
BAB II

RENCANA KEGIATAN DAN PRINSIP PENGELOLAAN

2.1. RENCANA KEGIATAN


Jenis kegiatan Pogram pada dasarnya meliputi seluruh bidang kegiatan
yang mendukung upaya Pemerintah Kabupaten Bengkalis untuk
menanggulangi masalah Kemiskinan, Kebodohan dan Ketertinggalan
Infrastruktur.

A. RENCANA JANGKA MENENGAH (RJM)


Rencana Jangka Menengah merupakan daftar prioritas pembangunan
desa/kelurahan selama 5 (lima) tahun dibidang peningkatan ekonomi
mikro, pendidikan dan pemenuhan infrastruktur yang dihasilkan dari
penggalian potensi dan gagasan dengan sistem partisipatif
menggunakan metode PRA (Partisipatory Rural Appraisal).

Rencana Jangka Menengah desa/kelurahan minimal memuat : Kondisi


umum desa/keluahan (potensi dan masalah), visi dan misi, tujuan
pembangunan, sasaran pembangunan desa/kelurahan dan prioritas
pembangunan desa/kelurahan untuk masa waktu 5 (lima) tahun yang
akan datang.

B. RENCANA PEMBANGUNAN TAHUNAN DESA/KEL( RPTD/K)


Rencana Pembangunan Tahunan Desa/Kelurahan (RPTD/K)
merupakan penjabaran dari Rencana Jangka Menengah (RJM), yang
disusun berdasarkan skala prioritas dan berkesinambungan untuk satu
tahun anggaran. Penyusunan skala prioritas RJM dan RPTD/K
dilakukan dengan metode partisipatif, dimulai dari tahap identifikasi
potensi dan kebutuhan di tingkat kelompok, RT, dusun dan
desa/kelurahan, dengan melibatkan segenap unsur masyarakat serta
keterwakilan kepentingan kelompok perempuan.

2.2. PRINSIP PENGELOLAAN KEGIATAN

A. PRINSIP DASAR
Pengelolaan Dana Usaha Desa/Kelurahan harus memperhatikan
prinsip-prinsip dasar yaitu harus transparan, memihak kepada
masyarakat miskin, desentralisasi/dapat dikerjakan oleh masyarakat,
akuntablitas, kompetisi sehat, termasuk dalam hal usulan, pemilihan
pengelola, sistem pengelolaan serta penyaluran dana.
Segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan Dana Usaha
Desa/Kelurahan, harus dapat diketahui oleh seluruh masyarakat
setempat dengan mudah dan terbuka, disebarluaskan melalui papan
informasi, selebaran, pertemuan-pertemuan atau melalui media lainnya.

B. SWADAYA
Masyarakat dapat memberikan swadaya untuk setiap kegiatan yang
diusulkan, sebagai salah satu indikasi adanya kesungguhan dan
kebutuhan akan kegiatan tersebut.

C. PELESTARIAN KEGIATAN
Dana Usaha Desa/Kelurahan merupakan tanggung jawab masyarakat
melalui pengurus kelembagaan Usaha Ekonomi Desa/Kelurahan–
Simpan Pinjam yang telah terbentuk, sedangkan kegiatan ekonomi yang
telah tercipta dan mempunyai pangsa pasar perlu terus dikembangkan
dengan bantuan pembinaan pihak-pihak terkait.

4
BAB III

ALUR KEGIATAN

3.1 TAHAP PERSIAPAN PROGRAM

Pada tahap persiapan program dilakukan sosialisasi dan penetapan jumlah


dana yang disalurkan pada Desa/Kelurahan serta dilakukan seleksi dan
pelatihan bagi Fasilitator Program atau Pendamping Desa/Kelurahan.

Pada tahap selanjutnya Fasilitator Program melaksanakan identifikasi dan


memfasilitasi pembentukan pengurus UED/K-SP serta membuat rencana
aturan lainnya untuk dibahas pada musyawarah Desa/Kelurahan.

3.2 MUSYAWARAH DESA/KELURAHAN (MD/K)

Kegiatan Musyawarah Desa/Kelurahan dengan agenda :

a. Sosialisasi program kepada segenap lapisan masyarakat


Desa/Kelurahan.
b. Menetapkan Kepala Desa dengan Keputusan Desa dan Lurah dengan
Keputusan Camat sebagai otoritas.
c. Menetapkan Ketua LKMD dengan Keputusan Kepala Desa dan Ketua
LPM dengan Keputusan Camat sebagai otoritas.
d. Memilih dan menetapkan satu wakil tokoh masyarakat (harus
perempuan) sebagai anggota Otoritas, untuk desa ditetapkan melalui
keputusan Kepala Desa dan Kelurahan ditetapkan oleh Camat.
e. Memilih dan menetapkan dua orang Kader Pemberdayaan Masyarakat,
salah satunya adalah perempuan, untuk desa ditetapkan melalui
keputusan Kepala Desa dan Kelurahan ditetapkan oleh Camat.
f. Menetapkan Ketua BPD sebagai Pengawas Umum yang ditetapkan
dengan Keputusan Kepala Desa.
g. Memilih satu orang Penanggungjawab Pengawas Umum UEK-SP secara
musyawarah pada kelurahan dan ditetapkan melalui Keputusan Camat.
h. Memilih dan menetapkan Pengelola UED/K-SP yang difasilitasi oleh
Pendamping Desa/Kelurahan. Pengelola terpilih minimal satu orang
dari perempuan, Pengelola UED-SP yang sudah terbentuk selanjutnya
ditetapkan dengan Keputusan Desa dan Pengelola UEK-SP yang sudah
terbentuk selanjutnya ditetapkan dengan Keputusan Camat.
i. Menentukan lokasi penempatan papan informasi.
j. Menetapkan nama lembaga UED/K-SP untuk Desa/Kelurahan
k. Menetapkan jasa pinjaman dan penggunaannya.
l. Menetapkan jam kerja lembaga UED/K-SP minimal 5 jam perhari
dengan waktu kerja minimal 5 hari dalam seminggu
m. Menetapkan jumlah penduduk miskin dan yang prioritas untuk
dilakukan pembinaan
n. Membahas dan menetapkan ketentuan lainnya.

Otoritas Dana Usaha Desa/Kelurahan (DUD/K) untuk Tokoh/Wakil


perempuan, Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM), Pengawas Kelurahan,
Pengelola UED/K-SP dengan masa tugas selama 3 tahun dan dapat dipilih
kembali berdasarkan MD/K, apabila pelaku tersebut diatas terjadi post
majuer (meninggal dunia, mengundurkan diri, tersangkut kasus hukum
atau tidak dapat menjalankan tugas sesuai dengan tanggung jawab) segera
dilakukan musyawarah untuk mengisi kekosongan atau mengganti pelaku
Program, khusus kekosongan otoritas berupa Kepala Desa atau Lurah

5
tugas otoritas sementara dilimpahkan kepada Pelaksana Tugas atau
Pelaksana Harian sampai adanya Kepala Desa/Lurah Definitif.

Persiapan Musyawarah Desa/Kelurahan (MD/K) :


a. Undangan dilakukan oleh Kepala Desa/Lurah dan telah disampaikan
paling lambat 3 hari sebelum dilaksanakan MD/K.
b. Undangan dapat disampaikan melalui berbagai media (tertulis,
pertemuan kelompok, RT, RW, Dusun, papan informasi, dll).
c. Pendamping Desa/Kelurahan mempersiapkan kebutuhan data
sosialisasi dan perlengkapan yang diperlukan untuk memfasilitasi
jalannya MD/K.
d. Peserta MD/K adalah seluruh masyarakat Desa/Kelurahan atau
keterwakilan Tokoh Ulama, Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemuda, Tokoh
Perempuan, Aparat Desa/Kelurahan dan Prangkat Desa/Kelurahan
minimal dihadiri oleh 30 orang, minimal 10% dari jumlah peserta terdiri
dari kaum perempuan dan minimal 10% lagi mewakili orang miskin.
e. Calon pengelola UED/K-SP, KPM, Tokoh Perempuan (Otoritas) dan
Pengawas Kelurahan yang diajukan di MD/K terlebih dahulu dilakukan
penilaian oleh Pendamping Desa/Kelurahan, Kepala Desa/Lurah dan
atau melalui mekanisme lainnya kemudian dilakukan pemilihan melalui
MD/K.

3.3 PEMBUKAAN REKENING DANA USAHA DESA/KEL DAN REKENING


UED/K-SP

Pemegang Otoritas Rekening Desa/Kelurahan yang terdiri dari Kepala


Desa/Lurah, Ketua LPM/LKMD/K, 1 Orang Tokoh Perempuan yang, secara
bersama-sama membuka Rekening pada bank yang telah ditetapkan
dengan nama REKENING DUD/K

Pengelola UED/K-SP membuka rekening untuk menampung dana yang


disalurkan dari Rekening Dana Usaha Desa/Kelurahan dengan nama
REKENING UED/K (disebutkan nama UED/K yang bersangkutan serta
Desa/Kelurahan), dengan spesimen tanda tangan Ketua dan Kasir, pada
bank yang sama dengan Rekening Dana Usaha Desa/Kelurahan.

Selain itu Pengelola UED/K-SP juga membuka Rekening tersendiri dengan


speciment yang sama untuk menampung dan menyalurkan dana yang
berasal dari kegiatan simpan pijam anggota UED/K-SP dengan nama
REKENING SP (disebutkan nama UED/K-SP yang bersangkutan serta
Desa/Kelurahan).

3.4 IDENTIFIKASI POTENSI DAN PENGGALIAN GAGASAN

Tahapan kegiatan setelah pelaksanaan MD/K, Pendamping


Desa/Kelurahan melakukan pembinaan dan pengarahan pada Pengelola
UED/K-SP dan KPM dilanjutkan dengan pelaksanaan identifikasi potensi
Desa/Kelurahan serta penggalian gagasan yang dilakukan pada tingkat
Dusun/RW/RT/Kelompok/lainnya

Tujuan dilakukan penggalian gagasan ini adalah adalah dengan membuat


peta Desa/Kelurahan yang berisi potensi dan masalah yang ada dalam
Desa/Kelurahan baik ekonomi, sosial, infrastruktur, kesehatan,
pendidikan, kelembagaan dan lain-lain.

6
3.5. KELENGKAPAN PROPOSAL PINJAMAN DAN VERIFIKASI

A. Kelengkapan Proposal Pinjaman Pemanfaat :


1. Lembar Surat Permohonan Kredit
2. Profil Pemanfaat, Peta Lokasi agunan dan Pas Foto 3 X 4
menyesuaikan
3. KTP dan KK calon pemanfaat
4. Rencana Usaha Pemanfaat
5. Surat Penyerahan agunan
6. Surat Kuasa Pemakaian agunan untuk agunan pihak lain
7. Surat Kuasa Penjualan agunan
8. Photo Usaha Pemanfaat dan Photo yang diagunkan
9. Agunan dan Foto copy anggunan
10. Surat keterangan usaha dari Desa/Lurah bagi usulan pinjaman
diatas Rp. 15 juta
11. Syarat lainnya yang ditetapkan Desa/Kelurahan

B. Kelengkapan Dokumen Verifikasi:


1. Lembar verifikasi kelengkapan dokumen pemanfaat
2. Lembar penilaian survey lapangan
3. Berita acara verifikasi akhir dan Daftar pemanfaat
4. Lembar kunjungan pemanfaat
5. Lembar persetujuan umpan balik
6. Lembar verifikasi agunan asli pemanfaat

C. Ruang Lingkup Verifikasi Pengelola:


1. Verifikasi meliputi pemeriksaan administrasi dan kelengkapan
proposal serta pemeriksaan lapangan.
2. Pelaksanaan tugas verifikasi dilaksanakan oleh Pengelola

D. Survey lapangan untuk menilai :


1. Kelayakan tempat usaha dengan Pinjaman yang diusulkan
2. Kesesuaian usaha yang dilakukan dengan yang diusulkan dalam
proposal
3. Kesesuaian penggunaan dana dengan kebutuhan usaha
4. Kebenaran dan nilai agunan yang diajukan
5. Kapasitas usaha dan kemampuan mengembalikan pinjaman
6. Karakter calon pemanfaat

E. Alur Kegiatan Verifikasi :


1. Dilakukan Pemeriksaan Kelengkapan Proposal Pemanfaat
2. Pemeriksaan Rencana Usulan Pemanfaat (RUP) oleh staf analis
kredit.
3. Jika ada hal-hal yang dirasakan belum lengkap, maka diberikan
bantuan dari Pengelola UED/K-SP dalam memperbaiki proposal.
4. Pemeriksaan kembali terhadap RUP yang telah diperbaiki.
5. Survey dan verifikasi lapangan oleh Pengelola dan Pendamping
Desa/Kelurahan.
6. Pengelola UED/K-SP difasilitasi oleh Pendamping Desa melaporkan
secara tertulis hasil verifikasi kepada otoritas dan pengawas.
7. Rapat khusus rekomendasi akhir oleh otoritas, pengawas, KPM,
Pengelola dan PD/K.
8. Pemberian umpan balik kepada calon pemanfaat.
9. Selanjutnya dibawa ke MD/K Pencairan atau Perguliran.

7
3.6. MUSYAWARAH PENCAIRAN/PERGULIRAN

Segera setelah selesai pelaksanaan verifikasi usulan kegiatan dan


pencairan dana DUD/K, Kepala Desa/Lurah dan Pengelola UED/K-SP
dibantu Pendamping Desa/Kelurahan dan Kader Pemberdayaan
Masyarakat, menetapkan jadwal pelaksanaan Musyawarah
Desa/Kelurahan (MD/K) Pencairan/Perguliran dengan agenda :
a. Memberikan pengarahan tentang pelaksanaan PPKMP.
b. Membuat Berita Acara Musyawarah Desa/Kelurahan
Pencairan/Perguliran.
c. Menjelaskan Jasa pinjaman serta jadwal pengembalian.
d. Pencairan dana dapat dilaksanakan selambat-lambatnya pada tanggal
20 setiap bulannya.
e. Menyalurkan dana pinjaman pemanfaat sesuai Surat Penetapan
Desa/Kelurahan dengan mekanisme teknis diatur oleh Desa/Kelurahan
f. Penerima dana sesuai dengan daftar calon pemanfaat
g. Membahas dan menetapkan hal-hal yang memungkinkan.

Persiapan Musyawarah Desa/Kelurahan Pencairan/Perguliran :


a. Undangan MD/K Pencairan/Perguliran dilakukan oleh Pengelola
UED/K-SP diketahui Pendamping Desa/Kelurahan dan Kepala
Desa/Lurah serta disampaikan paling lambat 3 hari sebelum
pelaksanaan musyawarah;
b. Undangan musyawarah dapat disampaikan melalui berbagai media
(tertulis, pertemuan kelompok, RT, RW, papan informasi, dll);
c. Peserta musyawarah adalah masyarakat Desa/Kelurahan atau calon
pemanfaat yang melakukan pinjaman dana.
d. Calon pemanfaat dan kelompok pemanfaat diwajibkan hadir pada
MD/K Pencairan/Perguliran.
e. Pengelola UED/K-SP didampingi Pendamping Desa/Kelurahan dan
Kader Pemberdayaan Masyarakat mempersiapkan dokumen usulan
kegiatan yang telah di verifikasi beserta kelengkapan administrasinya
termasuk Berita Acara dan rekomendasi hasil kegiatan verifikasi serta
segala kelengkapan yang berkaitan dengan pencairan dana.
f. Demi keamanan dan menghindari terjadinya kriminalitas, Kelembagaan
UED/K-SP dapat melibatkan Aparat Penegak Hukum dalam proses
pencairan sampai penyerahan dana.
g. Keamanan dana yang telah disalurkan pada pemanfaat sepenuhnya
tanggungjawab pemanfaat.

3.7. PROSES PENCAIRAN DANA USAHA DESA/KELURAHAN


a. Pemanfaat (kelompok atau individu) mambuat Surat Perjanjian
Pemberian Kredit (SP2K) dengan Pengelola UED/K-SP yang diketahui
oleh Kepala Desa/Kelurahan dan Pendamping Desa/Kelurahan.
b. Pengelola UED/K-SP membuat Surat Perjanjian Pemberian Pinjaman
(SP3) dengan Pemegang Otoritas Rekening Dana Usaha Desa/Kelurahan
diketahui oleh Pendamping Desa/Kelurahan dan Ketua BPD/ Pengawas
Umum.
c. Pemegang Otoritas Rekening Dana Usaha Desa/Kelurahan mentransfer
dana dari rekening Dana Usaha Desa/Kelurahan ke rekening UED/K-
SP sesuai dengan Jumlah yang diajukan, dilengkapi dengan :
1. Daftar Pemanfaat Hasil Verifikasi Akhir
2. Surat Penetapan Desa/Kelurahan (SPD)
3. Rencana Pencairan Dana (RPD)
4. Surat Perintah Bayar (SPB)
5. Kwitansi DUD/K dan UED/K-SP
6. Surat Perjanjian Pemberian Pinjaman (SP3)

8
3.8 PERTANGGUNGJAWABAN DANA

a. Otoritas melalui Pengelola UED/K-SP mempertanggungjawabkan dana


kepada masyarakat melalui forum Musyawarah Desa/Kelurahan
Pertanggungjawaban Tahunan (MD/K-PT) yang dilaksanakan selambat-
lambatnya 4 bulan setelah tutup buku akhir tahun.
b. Otoritas dan Pengelola UED/K-SP menyebarluaskan informasi status
dana yang dikelola oleh UED/K-SP melalui papan informasi atau media
lainnya secara rutin.
c. Door Prize atau hadiah undian diatur tersendiri oleh MD/K

3.9 PELAKSANAAN KEGIATAN DANA USAHA DESA/KELURAHAN

a. Calon Pemanfaat dan pihak bersangkutan wajib menandatangani


Surat Perjanjian Pemberian Kredit (SP2K) Sebelum dana disalurkan.
b. Calon Pemanfaat dan pihak bersangkutan wajib mengikuti Surat
Perjanjian Pemberian Kredit (SP2K).
c. Perubahan-perubahan terhadap perjanjian yang ditetapkan harus
melalui proses verifikasi dilengkapi dengan berita acara khusus.
d. Pengembalian dana pemanfaat ke rekening Dana Usaha
Desa/Kelurahan dilakukan sebelum tutup buku setiap bulannya.
e. Kelembagaan UED/K-SP terlebih dahulu mengeluarkan insentif
pengurus dan dana operasional sebelum dilakukan tutup buku
bulanan
f. Penggunaan dana operasional maksimal dikeluarkan sesuai dengan
pembagian jasa yang telah ditetapkan dan dapat digunakan oleh
seluruh pelaku program.
g. Pengelola UED/K-SP membuat buku induk/anggota penerima manfaat
Dana Usaha Desa/Kelurahan dengan besar pinjaman, jangka waktu
pengembalian dan besar angsuran pembayaran perbulannya.
h. Pengelola UED/K-SP wajib membuat buku kas umum, buku bank,
kartu kredit monitoring.
i. Pengelola UED/K-SP wajib membuat semua bukti-bukti transaksi
keuangan.
j. Pengelola UED/K-SP wajib membuat laporan kepada Kepala
Desa/Lurah dengan tembusan kepada BPD dan Pendamping
Desa/Kelurahan. Pelaporan UED/K-SP meliputi :
1. Laporan Perkembangan Program
2. Laporan Keuangan
3. Laporan lainya sesuai kebutuhan program
4. Rencana kerja dan kegiatan UED/K-SP.
k. Pemanfaat membayar angsuran pinjaman ditambah jasa, melalui
Pengelola UED/K-SP.
l. Otoritas, BPD/Pengawas Umum, Pengelola UED/K-SP, Pendamping
Desa/Kelurahan harus melakukan pembinaan terhadap Pemanfaat.
m. Pengelola UED/K-SP melakukan rapat koordinasi bulanan bersama
Otoritas, BPD/Pengawas Umum, Pendamping Desa/Kelurahan dan
pihak terkait lainnya.
n. Sewaktu-waktu akan dilakukan audit terhadap keuangan UED/K-SP
oleh lembaga yang berkompeten.
o. Kegiatan pra audit dilakukan sebagai pembinaan dan penguatan
kapasitas pengelola UED/K-SP. Biaya yang dikeluarkan untuk
kegiatan pra audit diambil dari biaya operasional UED/K-SP dan
sumber lain yang sah dan tidak mengikat.
p. Mengalokasikan Dana Usaha Desa/Kelurahan (DUD/K), sekitar 10 %
sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat miskin (perorangan
dan kelompok) dengan ketentuan sebagai berikut :

9
1. Masyarakat miskin terlebih dahulu diberdayakan oleh
Pendamping Desa/Kelurahan dan Pengelola UED/K-SP sebelum
mendapatkan pinjaman dana.
2. Jaminan Tanggung Renteng diberlakukan bagi masyarakat miskin
yang berkelompok.
3. Jaminan disesuaikan dengan kondisi Desa/Kelurahan setempat
yang tidak memberatkan masyarakat miskin.
4. Kelayakan usaha tetap menjadi pertimbangan dan
dikoordinasikan dengan Fasilitator Program.
5. Besarnya pinjaman maksimal Rp. 10.000.000- (sepuluh juta
rupiah), jasa pinjaman maksimal 10 % pertahun.

3.10 KETENTUAN PEMANFAAT

A. Ketentuan Pemanfaat
Pada dasarnya seluruh anggota masyarakat desa/kelurahan berhak
mendapatkan pinjaman dari Dana Usaha Desa/Kelurahan dengan
kriteria :
1. Warga Desa/Kelurahan yang telah berdomisili tetap di
Desa/Kelurahan bersangkutan selama minimal 5 tahun.
2. Tercatat sebagai anggota aktif UED/K-SP dan telah mempunyai
simpanan pokok sebesar minimal Rp. 50.000,- (Lima Puluh Ribu
Rupiah)
3. Memiliki usaha atau rencana usaha.
4. Dinilai layak secara administrasi maupun usaha.
5. Peminjam diwajibkan menggunakan agunan.
6. Peminjaman melalui kelompok dengan pinjaman lebih dari Rp.
1.000.000,- per anggota, maka diwajibkan menggunakan Agunan,
sedangkan untuk nilai pinjaman dengan nilai maksimal Rp.
1.000.000,- per Anggota, agunan dapat diganti dengan Surat
Pernyataan Kesanggupan Tanggung Renteng oleh Kelompok (Sesuai
dengan kesepakatan Tanggung Renteng dalam kelompok).
7. Surat pernyataan kesanggupan tanggung renteng harus dibuat diatas
kertas bermaterai dengan menyebutkan sumber dana yang akan
digunakan untuk tanggung renteng, ditandatangani oleh seluruh
anggota peminjam.
8. Pendamping Desa/Kelurahan memfasilitasi seluruh masyarakat yang
melakukan pinjaman.
9. Maksimal pinjaman ke lembaga UED/K-SP adalah Rp. 30.000.000,-
(tiga puluh juta rupiah). Batas maksimal ini dapat disepakati di
Desa/Kelurahan untuk memperkecilnya, misalnya maksimal Rp.
15.000.000.(lima belas juta rupiah)
10. Untuk membantu usaha yang sudah berkembang dengan baik,
Pengelola UED/K-SP, Pendamping Desa/Kelurahan hendaknya dapat
membantu memfasilitasi peminjam diatas Rp. 30.000.000,- (tiga
puluh juta rupiah) pada lembaga keuangan lainnya.
11. Pelaku program, aparat desa/kelurahan dan prangkat
desa/kelurahan yang akan meminjam dana UED/K-SP harus
mendapat rekomendasi dari Kepala Desa/Lurah selaku otoritas.
12. Usulan dan verifikasi pinjaman pelaku program, aparat
desa/kelurahan dan prangkat desa/kelurahan harus mengikuti
prosedur dan ketentuan yang sama dengan pemanfaat lainnya.
13. Pendamping Desa/Kelurahan (PD/K) tidak dibenarkan menggunakan
dan meminjam dana UED/K-SP.
14. Bila Pendamping Desa/Kelurahan (PD/K) melakukan tindakan
tersebut point di atas maka PD/K tersebut akan diberikan sanksi
yang ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Bengkalis.

10
B. Kelayakan Usaha
1. Relatif cepat menghasilkan,
2. Memanfaatkan sebanyak mungkin potensi yang ada di
Desa/Kelurahan.
3. Memberikan manfaat baik langsung maupun tidak langsung bagi
masyarakat miskin.
4. Dalam jangkauan kemampuan manajerial dan teknologi yang ada di
Desa/Kelurahan.
5. Tidak termasuk dalam daftar larangan.

C. Jasa dan Pengembalian Pinjaman


1. Siklus maksimal 24 bulan bagi pinjaman pemanfaat pertama dengan
jumlah nominal pinjaman maksimal Rp. 20.000.000, untuk pinjaman
kedua dan seterusnya siklus maksimal 36 bulan dengan jumlah
nominal pinjaman maksimal Rp. 30.000.000, dapat diberikan pada
pemanfaat yang telah melunasi.
2. Pinjaman Dana Usaha Desa/Kelurahan oleh UED/K-SP ke Rekening
Desa/Kelurahan dikenakan jasa pinjaman sebesar 1 % pertahun,
Dana 1 % ini harus disetor oleh UED/K-SP ke rekening DUD/K
sesuai dengan saldo akhir hutang DUD untuk tambahan modal
DUD/K.
3. Jadwal pengembalian pokok pinjaman ditambah Jasa dari UED/K-SP
ke Rekening Dana Usaha Desa/Kelurahan harus tertera pada Surat
Perjanjian Pemberian Pinjaman (SP3).
4. Penetapan Jasa Pinjaman pemanfaat sebesar 6% sampai dengan 12%
per tahun.
5. Jadwal pengembalian pokok pinjaman ditambah jasa pinjaman dari
anggota/kelompok pemanfaat kepada UED/K-SP harus tertera pada
Surat Perjanjian Pemberian Kredit (SP2K).
6. Dana Simpan Pinjam dalam penggunaannya disesuaikan dengan
kesepakatan musyawarah Desa/Kelurahan.
7. Pembagian jasa pinjaman UED/K-SP ditetapkan :
a. 60% (enam puluh persen) Insentif pengurus dengan
pembagian lanjutan pada pengelola maksimal 65% untuk
jumlah 4 orang dan maksimal 70% untuk jumlah diatas 4
orang, minimal 18% KPM dan minimal 12% otoritas dan
pengawas.
b. 10% (sepuluh persen) untuk operasional dan
c. 30% (tiga puluh persen) untuk Laba Usaha.
8. Mengalokasikan sebesar 10% dari Laba Usaha untuk cadangan
modal Kelembagaan UED/K-SP
9. Sisa dari laba usaha dialokasi untuk Bonus Pelaku, Door Prize,
Inventaris, Dana Sosial dan Lain-lain yang persentasenya diatur
tersendiri ditingkat Desa/Kelurahan dan dibagi melalui MD/KPT

D. Kriteria Kelompok
Kriteria kelompok yang layak mengajukan pinjaman Dana Usaha
Desa/Kelurahan melalui UED/K-SP yaitu :
1. Mempunyai kepengurusan yang jelas.
2. Mempunyai anggota minimal 10 orang termasuk pengurus.
3. Mempunyai aturan-aturan kelompok yang tertulis, walaupun secara
sederhana.
4. Mempunyai alamat sekretariat / posko yang jelas.
5. Mempunyai papan nama kelompok disekretariat / posko.
6. Mempunyai buku daftar anggota kelompok dan jenis usaha ekonomi
setiap anggota kelompok.
7. Mempunyai catatan terhadap transaksi yang dilakukan.

11
8. Mempunyai rencana kerja, walau sederhana.
9. Mempunyai jadwal pertemuan rutin dan catatan hasil pertemuan.
10. Mempunyai tabungan atau simpanan kelompok.
11. Mempunyai surat pengesahan dari Kades/Lurah.

E. Agunan
1. Keamanan agunan menjadi tanggung jawab Pengelola UED/K-SP.
2. Pengelola UED/K-SP wajib menyediakan tempat penyimpanan
dokumen agunan, biaya yang timbul dibebankan pada dana
operasional UED/K-SP atau dana operasional Desa/Kelurahan.
3. Letak agunan dibolehkan diluar Desa/Kelurahan, dengan syarat
biaya pemeriksaan ditanggung calon peminjam.
4. Pengelola UED/K-SP wajib membuat daftar inventaris agunan dan
dipegang oleh Pengelola UED/K-SP dan Pemerintahan Desa.
5. Agunan dalam bentuk barang bergerak yang dapat diterima adalah
berupa kendaraan roda empat, roda dua yang mempunyai nilai
ekonomi dengan menyerahkan Surat Bukti Kepemilikan Kendaraan
Bermotor (BPKB).
6. Nilai agunan barang bergerak dihitung pada akhir jatuh tempo.
7. Besarnya nilai pinjaman dengan agunan barang bergerak adalah
minimal 40% dari nilai agunan yang dihitung pada akhir
peminjaman/akhir jatuh tempo masa pinjaman keseluruhan.
8. Besarnya nilai pinjaman dengan agunan barang tidak bergerak
adalah minimal 40% dari nilai agunan.
9. Agunan barang bergerak bila terjadi kehilangan masih dalam jaminan
pinjaman maka peminjam harus mengganti agunan yang hilang
dengan agunan yang baru atau melunasi pinjaman.
10. Penetapan nilai agunan dilakukan oleh staf analisis kredit
berdasarkan kriteria yang berlaku dilingkungan masyarakat
setempat.
11. Anggunan yang telah dianggunkan tidak dapat diambil atau
dipinjamkan sebelum dilakukan pelunasan, kecuali dilakukan
penukaran anggunan dengan nominal anggunan tidak mengurangi
nilai pinjaman apabila telah jatuh tempoh.
12. Jenis anggunan lainnya diluar diatas dapat ditetapkan melalui
musyawarah Desa/Kelurahan serta memiliki nilai ekonomis diatas
40% dari total pinjaman pemanfaat
13. Surat pernyataan kesanggupan tanggung renteng bagi kelompok
masyarakat miskin.

3.11 PENYELESAIAN TUNGGAKAN DAN PENYITAAN

a. Bagi pemanfaat yang menunggak dapat diberikan solusi dan sanksi


berupa kunjungan lapangan, surat teguran, surat peringatan, sanksi
dari kepala desa/lurah atau lainnya.
b. Bagi pemanfaat yang menunggak 1 sampai dengan 5 bulan
pananganan tunggakan dilakukan oleh pengelola difasilitasi
Pendamping Desa/Kelurahan
c. Bagi pemanfaat yang menunggak diatas 5 bulan telah masuk katagori
penangan khusus dari Kelembagaan UED/K-SP dan Pemerintah
Desa/Kelurahan
d. Pemanfaat yang tidak dapat melakukan pembayaran sesuai waktu
yang telah disepakati dilakukan penyitaan dan penjualan.
e. Mekanisme penyitaan dan penjualan diatur tersendiri oleh
Desa/Kelurahan

12
f. Jika penyitaan dan penjualan tidak ditemui kesepakatan dengan
pemanfaat agar melibatkan aparat penegak hukum.
g. Bagi anggunan yang telah terjual dan ada kelebihan dari pelunasan
sisa pinjaman, maka sisanya akan dikembalikan pada yang
bersangkutan
i. Khusus sitaan jaminan dan dilaporan keuangan nama pemanfaat
menunggak dianggap lunas dilakukan apabila agunan belum terjual,
namun pemanfaat masih memiliki kesempatan untuk melunasi
seluruh sisa pinjaman beserta jasa.
h. Bagi pemanfaat yang melunasi pinjaman melewati masa jatuh tempoh
tidak dibenarkan untuk mengajukan pinjaman kembali kecuali atas
persetujuan Pengurus UED/K-SP diketahui oleh Kepala Desa/Lurah,
Pengawas, dan Pendamping Desa/Kelurahan tertuang didalam Berita
Acara Khusus.

3.12 KETENTUAN LAIN

Untuk kepentingan pengendalian, efektifitas, dan menjamin PPKMP


tepat sasaran serta untuk tambahan aturan lainnya, maka
Desa/Kelurahan dapat membuat ketentuan tersendiri dalam Peraturan
Desa/Kelurahan, Keputusan Desa/Kelurahan atau melalui Musyawarah
Desa/Kelurahan serta tidak bertentangan dengan ketentuan PPKMP
yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Bengkalis.

13
Sosialisasi
Rekrutme
n& Pelatihan
Musyawarah Pelatihan
Pelatihan Fasilitator
Desa/Kelurahan Pengelola UED/K-SP
Fasilitator Program
& KPM
Program

Dokume Identifikasi Potensi


Musrenbang n Desa & Penggalian
Desa RPTD/K Gagasan
& RJM

Penulisan Usulan

Musrenbang
Kecamatan Verifikasi Usulan

Proses Pencairan
Musrenbang
Kabupaten

Musyawarah
Penyaluran Dana

Angsuran
Realisasi Pinjaman
Usulan

Musyawarah Evaluasi
Desa/Kel
Pertanggungjawaban

Gambar 1. Alur Kegiatan Program

14
BAB IV

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PELAKU PROGRAM

4.1. STRUKTUR ORGANISASI PROGRAM

Struktur Organisasi terdiri dari dua jalur yaitu jalur struktural dan jalur
fungsional, yang meliputi pelaku mulai dari tingkat Desa/Kelurahan
sampai ke tingkat Kabupaten.

Yang disebut dengan jalur struktural adalah pelaku-pelaku dari Aparatur


Pemerintahan mulai dari tingkat Desa/Kelurahan, Kecamatan, hingga
Kabupaten, sedangkan jalur fungsional adalah pelaku-pelaku yang
berasal dari komponen masyarakat, profesional dan swasta, terutama
Fasilitator Program.

Gambar 2: Struktur Organisasi Program Peningkatan Keberdayaan


Masyarakat Perdesaan Kabupaten Bengkalis

Tim Koordinasi
Kabupaten
TEAM ADVISOR Penanggungjawab
(Bupati Bengkalis)

Fasilitator
Program Tim Pengarah

Koordinator
Ketua Pelaksana
Kabupaten (Ka.BPM-PD Kabupaten)

Analisis Keuangan
UED/K Sekretariat Pembinaan

Spesialis Data

Koordinator Kecamatan Camat

Spesialis Keuangan

Pendamping Otoritas
Desa/Kelurahan BPD/PU Kades/ Rekening
DUD
Lurah

Kader
Pembangunan Pengelola UED/K-SP
Masyarakat (KPM)

MASYARAKAT

15
Gambar 3. Struktur Kelembagaan UED/K-SP Desa/Kelurahan

Pendamping
Otoritas Rekening
Desa/Keluraha BPD/PU Kades/
DUD/K
n
Lurah

Kader Pemberdayaan
Masyarakat (KPM) Pengelola UED/K-SP

MASYARAKAT

16
4.2. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PELAKU PROGRAM

4.2.1. TIM KOORDINASI PEMBINAAN DAN PENGENDALIAN TINGKAT


KABUPATEN

A. PENANGGUNG JAWAB
Penanggung jawab keseluruhan pelaksanaan PPKMP adalah Bupati yang
mempunyai tugas membentuk dan menetapkan :
1. Tim Koordinasi Pembinaan dan Pengendalian PPKMP Kabupaten dan
Sekretariat Pembinaan Kabupaten Melalui SK Bupati
2. Menyediakan Dana Pembinaan dan Administrasi Proyek (PAP) Kabupaten
Untuk mendukung pembinaan dan pengendalian pelaksanaan PPKMP.

B. TIM PENGARAH
Tim Pengarah diketuai oleh Sekretariat Daerah Kabupaten dan dibantu oleh
Kepala Bappeda Kabupaten sebagai Anggota yang bertugas :
1. Mengkoordinasikan perencanaan dan pengendalian pelaksanaan PPKMP
dan program-program sekrotal dan regional untuk mendukung
keberhasilan pelaksanaan PPKMP
2. Melakukan pembinaan umum bagi kelancaran pelaksanaan PPKMP
3. Melakukan evaluasi mengenai perkembangan dan hasil pelaksanaan
pengelolaan PPKMP serta menindaklanjuti laporan pelaksanaan PPKMP.
4. Membuat laporan bulanan kepada Bupati.

C. TIM PELAKSANA
Tim Pelaksanaan diketuai oleh Kepala Badan pemberdayaan Masyarakat
dan Pemerintah Desa Kabupaten yang dibantu oleh kepala Bidang / Kepala
Sub Bidang yang mempunyai tugas pokok dan fungsi relevan pada Badan
Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten Bengkalis
sebagai sekretariat serta unsur Sekretariat Daerah, Bappeda, Unsur-unsur
Dinas terkait lainnya dan Camat dilokasi kegiatan PPKMP sebagai anggota.
Tugas dan Fungsi Tim Pelaksanaan adalah :
1. Melakukan Koordinasi dengan Tim Koordinasi Pembinaan dan
Pengendalian PPKMP Kabupaten Bengkalis dalam penetapan lokasi
Kegiatan PPKMP.
2. Melakukan Koordinasi dengan Tim Koordinasi Pembinaan dan
Pengendalian PPKMP Kabupaten dalam rangka perencanaan,
pelaksanaan dan pelestarian PPKMP.
3. Melakukan rapat koordinasi bulanan bersama fasilitator program dan
minimal tiga bulan sekali melibatkan Dinas dan instansi terkait.
4. Melakukan Pembinaan pengembangan peran serta masyarakat
pembinaan adminstrasi dan fasilitas pemberdayaan masyarakat pada
seluruh tahapan kegiatan PPKMP.
5. Memantau, mengevaluasi dan melakukan pembinaan teknis dalam
seluruh tahapan program yang dikoordinasikan dengan instansi terkait
di Kabupaten.
6. Menyelesaikan masalah yang memerlukan keterlibatan Tim
Koordinasikan pembinaan dan pengendalian Kabupaten untuk kemudian
melaporkan masalah-masalah yang perlu penanganan dari Tim Pengarah
dan Bupati dan Tim Koordinasi Pembinaan dan Pengendalian PPKMP
Kabupaten.

D. SEKRETARIAT PEMBINAAN PPKMP KABUPATEN


Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan kinerja Tim Koordinasi
Pembinaan dan Pengandalian PPKMP Kabupaten, dibentuk Sekretariat
Pembinaan yang berfungsi, sebagai pengelola harian kegiatan administrasi
dan Pembinaan Kegiatan PPKMP, yang berada dibawah tanggung jawab

17
ketua pelaksana Tim Koordinasi Pembinaan dan Pengendalian PPKMP
Kabupaten adalah sekretaris Tim Koordinasi Pembinaan dan Pengendalian
PPKMP Kabupaten.

E. TEAM ADVISOR
Untuk membantu dalam melakukan analisa efektifitas serta kualitas
pelaksanaan kegiatan PPKMP di Kabupaten Bengkalis maka dibentuk Tim
Advisor dari unsur profesional ditetapkan melalui SK Bupati bertugas
memberikan masukan yang lengkap dengan dasar pengambilan kebijakan
kepada kepala BPM-PD selaku ketua pelaksana
Tugas Tim Advisor secara spesifik adalah :
1. Melakukan kajian tentang peran kelembagaan/pengelolaan program
dan kegiatan pada tingkat desa/kelurahan, kecamatan dan kabupaten
dalam rangka upaya pemantapan pelaksanaan PPKMP.
2. Memberikan saran/masukan tentang upaya-upaya dilakukan untuk
pemantauan bagi pengelola dan pelaku kegiatan di tingkat
Desa/Kelurahan, Kecamatan dan Kabupaten
3. Memberikan saran dan masukkan tentang upaya-upaya yang perlu
dilakukan untuk pemantauan bagi para pengelola dan pelaku kegiatan
di tingkat Desa/ Kelurahan, Kecamatan dan Kabupaten
4. Mengikuti Rapat koordinasi/rapat evaluasi bulanan bersama Fasilitator
Program dari tingkat Kabupaten sampai dengan Desa/Kelurahan untuk
membahas permasalahan-permasalahan serta upaya pemecahan
permasalah yang perlu dilakukan.
5. Membuat laporan khusus dan rekomendasi kepada Kepala Badan
Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten sebagai
masukan dalam mengambil kebijakan untuk perbaikan dan
peningkatan serta pemantapan pelaksanaan kegiatan program di
Kabupaten Bengkalis.

4.2.2. CAMAT
Camat Bertanggung Jawab atas pembinaan pelaksanaan peran serta
masyarakat dan bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan dan
tugas :
1. Pembinaan terhadap pelaksanaan kegiatan ditingkat kecamatan dan
Desa/kelurahan dibantu oleh unsur-unsur pemerintah Kecamatan
lainnya.
2. Menyelenggarakan rapat tingkat kecamatan untuk menjelaskan
prinsip dan peraturan Dana Usaha Desa/Kelurahan kepada aparat
tingkat kecamatan.
3. Memantau pelaksanaan proses pengusulan kegiatan oleh Desa /
kelurahan pada forum MUSRENBANG.
4. Memantau pelaksanaan Dana Usaha Desa/Kelurahan dan
melaporkannya Kepada Tim Koordinasi Pembinaan dan Pengendalian
Kabupaten.
5. Membuat laporan bulanan kepada Bupati mengenai pelaksanaan
program Dana Usaha Desa/Kelurahan.

4.2.3. KEPALA DESA/LURAH


Kepala Desa/Lurah bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan
program dan pelestarian program.
Kepala Desa/Lurah bertugas dan berkewajiban :
1. Menyelenggarakan musyawarah Desa/Kelurahan dalam rangka
pelaksanaan PPKMP dan menyebar luaskan kepada seluruh
masyarakat Desa/Kelurahan
2. Mengesahkan RJMDesa/Kel dan RPTD/K serta menyampaikan
dokumen tersebut pada forum MUSRENBANG Kecamatan.

18
3. Mengesahkan daftar calon pemanfaat Dana Usaha Desa/Kelurahan
dalam Surat Penetapan Desa/Kelurahan (SPD/K)
4. Menandatangani dokumen Surat Perjanjian Pemberian Pinjaman
(SP3)
5. Melaksanakan rapat verifikasi akhir pinjaman pemanfaat.
6. Memantau realisasi penyaluran dan pengembalian pinjaman Dana
Usaha Desa/Kelurahan.
7. Bersama-sama dengan ketua LPM/LKMD/K, Wakil Masyarakat
Perempuan yang dipilih melalui musyawarah Desa/Kelurahan,
membuat rekening Dana Usaha Desa/Kelurahan lainnya, melakukan
pemindahbukuan (over booking) dana sesuai dengan pengajuan
UED/K-SP yang tertuang dalam dokumen SP3.
8. Mengikuti rapat musyawarah perencanaan pembangunan
(MUSRENGBANG) Kecamatan guna menyampaikan daftar Kegiatan
Bidang sektoral (RJM dan RPTD/K)
9. Mendorong dan mengupayakan penyelesaian permasalahan yang
terjadi di Desa/Kelurahan bersangkutan
10. Membuat laporan bulanan kepada Camat tentang perkembangan
pelaksanaan PPKMP di Desa/Kelurahan bersangkutan.

4.2.4. KETUA BADAN PERMUSYAWARAHAN DESA (BPD) atau PETUGAS


PENGAWAS UMUM KELURAHAN.
Ketua BPD atau Petugas Pengawasan Umum bertugas dan
berkewajiban :
1. Bersama Pendamping Desa/Kelurahan dan Pemerintah
Desa/Kelurahan memberikan infromasi tentang kegiatan PPKMP
kepada masyarakat Desa/Kelurahan
2. Melakukan pengawasan umum terhadap pelaksanaan kegiatan
PPKMP evaluasi sasaran program serta pemanfaatannya.
3. Memastikan penyaluran Dana Usaha Desa/Kelurahan telah
memenuhi syarat dan ketentuan program yang berlaku.
4. Memantau realisasi penyaluran dan pengembalian pinjaman Dana
Usaha Desa/ Kelurahan
5. Mendorong masyarakat pemanfaatan/peminjam, memiliki tanggung
jawab dalam pengelolaan Dana Usaha Desa/ Kelurahan, sehingga
pengembangan tepat waktu dan perguliran berjalan baik.
6. Bersama Kepala Desa/Kelurahan dan Pelaku PPKMP lainnya
menyampaikan hasil musyawarah Desa/Kelurahan.
7. Mengikuti pelaksanaan kegiatan PPKMP pada tahap perencanaan
pelaksanaan dan pelestarian/perguliran, khususnya dalam
pertemuan-pertemuan Desa/Kelurahan.
8. Menandatangani Surat Perjanjian Pemberian Pinjaman (SP3)

4.2.5. LPM/LKMD/K
Ketua LPM/LKMD/K bertugas dan berkewajiban :
1. Bersama Pendamping Desa/Kelurahan dengan melibatkan berbagai
unsur/kelompok masyarakat yang ada, memberikan informasi
tentang kegiatan Dana Usaha Desa/Kelurahan
2. Membantu Kades/Lurah melaksanakan pertemuan bersama
pendamping Desa/Kelurahan dengan Kepala Dusun dan melibatkan
berbagai unsur/kelompok masyarakat yang ada untuk memberikan
informasi tentang Dana Usaha Desa/Kelurahan
3. Bersama Pendamping Desa/Kelurahan dan pengelola UED/K-SP
mengumpulkan dan membahas aspirasi masyarakat atau kelompok
masyarakat serta merumuskannya menjadi draft usulan.
4. Dibantu Pendamping Desa/Kelurahan, menyiapkan usulan termasuk
rencana biaya untuk diajukan ke MUSRENBANG kecamatan dan

19
MUSRENBANG Kabupaten. LPM/LKMD/K harus menyimpan satu
salinan asli (copy) dari setiap usulan yang diajukan ke
MUSRENBANGDES.
5. Bersama kelompok masyarakat serta pendamping Desa/Kelurahan
mengatur persiapan pelaksanaan kegiatan.
6. Ketua LPM/LKMD/K menandatangani speciment pada rekening
Dana Usaha Desa/Kelurahan

4.3. TIM FASILITATOR PROGRAM PENINGKATAN KEBERDAYAAN


MASYARAKAT PERDESAAN.

A. KOORDINATOR KABUPATEN (KORKAB)


Pelaksanaan dan pengendalian kegiatan PPKMP dari Tingkat Kabupaten
hingga Desa/ Kelurahan dipimpin oleh seorang Koordinator Kabupaten
dengan Tugas dan Tanggung Jawab sebagai berikut :
1. Memfasilitasi Rapat Koordinasi PPKMP di Kabupaten serta rapat
lainnya yang dianggap perlu.
2. Memberikan saran dan masukan kepada Satuan Kerja dan
Sekretariat Pembinaan PPKMP Kabupaten dalam pengendalian
Kegiatan PPKMP
3. Melakukan Pengkajian bersama fasilitator Program PPKMP tentang
kebijakan teknis, pengendalian dalam rangka mensukseskan PPKMP
4. Melakukan Pembinaan, pengendalian, Monitoring, Evaluasi,
terhadap Fasilitator Program PPKMP.
5. Menyusun prioritas Kebutuhan Pelatihan, pengembangan paket-
paket pelatihan yang tepat bagi pengelola UED/K-SP, kelompok
masyarakat, kader pemberdayaan masyarakat dan di koordinasikan
dengan Kepala Satuan Kerja.
6. Memberikan usulan dan saran dalam menyempurnakan panduan
program, evaluasi kinerja fasilitator, pedoman rekrutmen, panduan
administrasi keuangan, modul-modul pelatihan.
7. Mengkoordinasikan dukungan terhadap upaya penanganan dan
penyelesaian permasalahan yang terjadi di tingkat Kabupaten
8. Bersama Tim Koordinasi Pembinaan dan pengendalian PPKMP
Kabupaten melakukan Sosialisasi dan penyebarluasan informasi
kepada seluruh stake Holder di Kabupaten.
9. Memberikan saran dan masukan terhadap pelaksanaan kegiatan
dilapangan termasuk proses veritifikasi pinjaman pemanfaat
UED/K-SP
10. Koordinator Kabupaten mempunyai wewenang memberikan teguran
atau peringatan secara langsung pada fasilitator program terkait
masalah pelaksanaan program .
11. Menyampaikan laporan Bulanan, laporan Periodik, dan laporan
Akhir tahun disampiakan kepada Kepala Satuan Kerja Kabupaten
tembusannya Tim Advisor
12. Mengeluarkan Rekomendasi sesuai dengan Kebutuhan Program.
13. Koordinator Kabupaten bertanggung jawab kepada Kepala Satuan
Kerja dalam mensukseskan kegiatan PPKMP.

B. ANALISIS KEUANGAN UED/K-SP


Guna kelancaran Program, perlu diangkat Analisis Keuangan UED/K-SP
dengan tugas dan tanggung jawab sebagai berikut ;
1. Melakukan pemantauan dan memberikan masukan kepada Pelaku
PPKMP dilapangan dalam pengembangan usaha kecil dan simpan
pinjam di Lokasi PPKMP

20
2. Melakukan kajian terhadap lembaga Pengelola UED/K-SP dan
merumuskan pola pengembangan dan penguatan kelembagaannya
dalam penyusunan data-data keuangan.
3. Menyusun panduan keuangan untuk penguatan kelembagaan
usaha masyarakat pedesaan, memfasilitasi bimbingan dan pelatihan
4. Menyiapkan laporan (fakta dan analisis) perkembangan usaha
ekonomi PPKMP
5. Memberikan Pemahaman dan pelatihan terhadap fasilitator program
dan kelembagaan UED/K-SP dalam bidang keuangan
6. Mengikuti Rakor Bulanan setiap bulan yang dilaksanakan di
Kabupaten/Kecamatan dan Memberikan saran/pendapat untuk
perbaikan program
7. Melakukan koordinasi secara langsung dengan Koordinator
Kabupaten dan Koordinator Kecamatan, Spesialis Data, Pendamping
Desa dan Pelaku Program di Desa/Kelurahan.
8. Melakukan monitoring dan evaluasi pada kelembagaan UED/K-SP
9. Melaporkan posisi keuangan tepat waktu dan sewaktu-waktu
diperlukan pihak bersangkutan.
10. Membuat dan menyiapkan laporan keuangan bulanan tepat waktu.
laporan reguler, laporan insidentil, rekomendasi hasil kerja serta
laporan lainnya sesuai dengan keperluannya diserahkan pada
pihak-pihak yang bersangkutan.
11. Analisis Keuangan UED/K-SP bertanggung jawab kepada Kepala
BPM-PD Kabupaten Bengkalis melalui Koordinator
Kabupaten/Kecamatan dalam mensukseskan kegiatan PPKMP

C. SPESIALIS DATA
Guna kelancaran tugas Koordinator maka perlu diangkat Spesialis Data
untuk keperluan Kegiatan PPKMP dengan tugas dan tanggung jawab
sebagai berikut :
1. Mengembangkan sistem manajemen dan sistem komunikasi data
dengan pelaku PPKMP serta pihak lainnya.
2. Menyiapkan panduan sistem pengelolaan dan pengolahan data dari
unsur pelaku PPKMP serta pihak lainnya
3. Menyiapkan laporan mutakhir/terbaru sesuai format standar
pelaporan yang ada.
4. Menyusun, menyiapkan dan mengkoordinasikan segala kebutuhan
data yang diperlukan oleh program melalui pelaku PPKMP.
5. Melakukan Koordinasi secara berjenjang pada Fasilitator Program
baik tingkat Kabupaten, Kecamatan, pendamping Desa/Kelurahan
atau pihak lainnya.
6. Membuat dan menyampaikan segala laporan tepat waktu sesuai
kebutuhan program.
7. Melakukan monitoring dan evaluasi di kelembagaan UED/K-SP
serta menyampaikan hasil rekomendasi kerja pada Koordinator
Kabupaten/Kecamatan.
8. Melakukan Verefikasi Laporan dan menyiapkan segala tugas sesuai
dengan arahan Koordinator Kabupaten.
9. Spesialis Data bertanggung jawab kepada Koordinator
Kabupaten/Kecamatan dalam mensukseskan kegiatan PPKMP
10. Mengikuti Rakor Bulanan PPKMP setiap bulan yang dilaksanakan di
Kabupaten/Kecamatan dan memberikan saran/pendapat untuk
perbaikan program.
11. Melaporkan kondisi program secara periodik tepat waktu dan
sewaktu-waktu diperlukan.

D. KOORDINATOR KECAMATAN (KORCAM)

21
Dalam rangka menunjang kelancaran pelaksanaan program direkrut
fasilitator di tingkat Kecamatan yang disebut Koordinator Kecamatan
(KORCAM) yang berkedudukan di Kecamatan, tugas dan tanggung jawab
sebagai berikut :
1. Memberikan saran dan masukan kepada Tim Koordinasi Kecamatan
dalam menyukseskan keberhasilan Program.
2. Memberikan saran terhadap kelayakan ekonomi usulan kegiatan
serta proses verifikasi.
3. Menyusun prioritas kebutuhan pelatihan, pengembangan paket-
paket pelatihan yang tepat bagi pengelola UED/K-SP, kelompok
masyarakat, dan pihak yang bersangkutan dengan program
4. Bersama Pendamping Desa/Kelurahan membantu dan mengikuti
MUSRENBANG di tingkat Kecamatan.
5. Melakukan supervisi, monitoring, pembinaan dan evaluasi
perjalanan program
6. Membuat laporan sesuai kebutuhan dan disampaikan kepada
Kepala BPM-PD Kabupaten Bengkalis melalui Koordinator
Kabupaten.
7. Memberi saran dan petunjuk mengenai upaya-upaya yang perlu
dilakukan agar pasca program tetap berfungsi secara berkelanjutan.
8. Memfasilitasi kepada instansi teknis berkaitan dengan petanian,
peternakan, perikanan, perkebunan dan lain-lain dalam rangka
meningkatkan produktifitas dan kwalitas, untuk meningkatkan
kesejahteran masyarakat.
9. Menfasiltiasi rapat koordinasi PPKMP bulanan di Kecamatan
10. Memfasiltasi jaringan kemitraan dengan dunia usaha dan swasta
untuk mendukung pengembangan kegiatan PPKMP terutama
kegiatan Dana Usaha Desa/ Kelurahan.
11. Melakukan evaluasi kinerja terhadap pendamping Desa/ Kelurahan
secara periodeik dan melaporkan kepada Kepala BPM-PD melalui
Koordinator Kabupaten.
12. Membantu memberikan masukan dan saran dalam penyelesaian
permasalahan yang terjadi seperti tunggakan pinjaman
penyalahgunaan wewenang, segala yang bertentangan Juknis serta
Peraturan yang berlaku.
13. Memfasilitasi pelatihan dengan dinas terkait di Kabupaten sesuai
dengan kebutuhan di Desa/Kelurahan dalam menunjang program
PPKMP.
14. Korcam Bertanggung jawab kepada Kepala BPM-PD melalui
Koordinator Kabupaten dalam mensukseskan Kegiatan PPKMP
15. Melakukan verifikasi laporan program dan laporan individu yang
dibuat oleh pendamping Desa/Kelurahan.
16. Mengeluarkan rekomendasi sesuai kebutuhan program.
17. Mengikuti rapat koordinasi bulanan di Kecamatan maupun di
Kabupaten dan rapat lain yang dianggap perlu.

E. PENDAMPING DESA/ KELURAHAN


Dalam rangka menunjang kelancaran Pelaksanaan Program, direkrut
Fasilitator Program Tingkat Desa/Kelurahan yang disebut dengan
Pendamping Desa/Kelurahan atau Konsultan Desa/Kelurahan dengan
Tugas dan Tanggung Jawab sebagai berikut :
1. Melapor dan melakukan koordinsi secara berjenjang.
2. Melakukan sosialisasi PPKMP seluruh lapisan masyarakat.
3. Memfasilitasi forum musyawarah Desa/Kelurahan dan forum
pertemuan kelompok RT/Dusun
4. Melakukan kajian terhadap potensi Desa/Kelurahan

22
5. Memeriksa dan memberikan masukan terhadap kualitas tehnis
dan kelayakan ekonomi usulan kegiatan serta proses verifikasi.
6. Membantu menyiapkan dan menyempurnakan dokumen kegiatan
kegiatan program.
7. Memfasilitasi Pembuatan Profil UED/K-SP, Profil Desa/Kel,
RPJMDes/Kel, RPTDes/Kel.
8. Memfasilitasi penyelesaian masalah-masalah yang terjadi di Desa/
Kelurahan dan melaporkan semua permasalahan yang terjadi di
Desa/kelurahan kepada Koordinator Kabupaten melalui Koordinator
kecamatan
9. Melakukan Pembinaan, Monitoring dan Evaluasi pada pemanfaat
dana UED/K-SP dan masyarakat
10. Membuat penilaian kebutuhan pelatihan, pengembangan paket-
paket pelatihan yang tepat bagi pengelola UED/ K-SP, kelompok
masyarakat, Kader Pemberdayaan Masyarakat dan pihak-pihak
bersangkutan lainnya.
11. Membantu mengembangkan potensi desa melalui kerjasama dengan
dinas dan instansi terkait.
12. Membantu mensukseskan semua program yang masuk di
Desa/Kelurahan sesuai Petunjuk Tim Koordinasi Kabupaten
13. Memfasilitasi pelaksanaan rakor bulanan di Desa / Kelurahan
14. Membuat laporan :
a. Absensi dan kegiatan harian bulanan
b. Lap. perkembangan UED/K-SP bulanan
c. Lap. Keuangan hasil verifikasi Pendamping Desa/Kel bulanan
d. Laporan Insendentil
e. Laporan Perkembangan UED/K-SP Tahunan
f. Laporan sesuai kebutuhan program
15. Bertanggung jawab terhadap tugas-tugas sesuai dengan ketentuan
yang ada.
16. Bertanggung jawab kepada koordinator kecamatan dalam
mensukseskan kegiatan PPKMP.
17. Mengikuti rapat koordinasi kecamatan bersama koordinator
kecamatan.
18. Mengkaji dan memberikan masukan mengenai upaya-upaya yang
perlu dilakukan agar program tetap berfungsi secara berkelanjutan.

F. STAF ADMINISTRASI
1. Membantu Koordinaor Kabupaten/Kecamatan dalam penyusunan
arsip dan administrasi dan bertanggung jawab pada spesialis data.
2. Menyiapkan dan menyusun segala bentuk surat keluar dan surat
masuk
3. Mengikuti rakor bulanan kabupaten atau rapat lainnya sesuai
arahan koordinator
4. Menyiapkan rekap absensi setiap bulannya dan dilaporkan pada
Koordinator
5. Menerima laporan masuk dan administrasi lainnya serta mencatat
dalam buku agenda sekretariat
6. Menyiapkan dan menyusun segala kegiatan administrasi sekretariat
koordinator kabupaten.

4.4. PELAKU PELAKSANA PROGRAM PENINGKATAN KEBERDAYAAN


MASYARAKAT PERDESAAN DI DESA / KELURAHAN

A. PEMEGANG OTORITAS REKENING DUD/K


Secara Umum Tugas dan Tanggungjawab Pemegang Otoritas adalah :

23
1. Membuka rekening Dana Usaha Desa/Kelurahan.
2. Menandatangani dukumen yang dikeluarkan oleh Bank
bersangkutan atau dokumen berkas pencairan yang telah
ditetapkan
3. Menandatangani Surat Perjanjian Pemberian Pinjaman (SP3).
4. Melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan UED/K-
SP.
5. Menghadiri rapat internal PPKMP di Desa/Kelurahan.
6. Memfasilitasi dalam penanganan masalah.

B. PENGELOLA UED/K-SP
Secara Umum Tugas dan Tanggungjawab Pengelola UED/K-SP adalah :
1. Mensosialisasikan kegiatan Dana Usaha Desa/Kelurahan kepada
masyarakat Desa/Kelurahan dan mengumpulkan aspirasi
masyarakat.
2. Mempersiapkan individu-individu rumah tangga/kelompok usaha
penerima Dana Usaha Desa/Kelurahan.
3. Mempersiapkan individu-individu rumah tangga/kelompok usaha
penerima Dana Usaha Desa/Kelurahan sehingga mampu
melaksanakan kegiatan sesuai dengan dokumen serta
menyalurkan Dana Usaha Desa/Kelurahan untuk kegiatan sesuai
dengan rencana penggunaan kepada penerima Dana Usaha
Desa/Kelurahan.
4. Mengelola Dana Usaha Desa/Kelurahan serta dana simpan pinjam
masyarakat.
5. Mengatur dan memastikan perguliran dana sesuai dengan
perjanjian yang telah disepakati bersama.
6. Menyusun RKTL tahunan dan bulanan yang difasilitasi oleh
Pendamping Desa/Kelurahan.
7. Pengelola UED/K-SP melakukan pemberdayaan terhadap
masyarakat miskin sebelum diberikan pinjaman dana.
8. Melaksanakan Pertanggunjawaban tahunan melalui “Musyawarah
Desa/Kelurahan Pertanggungjawaban Tahunan” (MD/K-PT)
9. Melakukan verifikasi terhadap usulan proposal masyarakat.

Pengelola UED/K-SP terdiri dari minimal 4 Orang yaitu, Ketua, Kasir,


Tata Usaha dan Staf Analisis Kredit dengan uraian tugas dan
tanggungjawab masing-masing sebagai berikut :

B.1.Ketua UED/K-SP
Ketua UED/K-SP mempunyai Tugas dan Tanggungjawab sebagai berikut:
1. Memimpin organisasi UED/K-SP.
2. Memberikan pinjaman yang diajukan calon pemanfaat kepada
UED/K-SP berdasarkan hasil verifikasi akhir yang telah
memenuhi syarat-syarat pinjaman.
3. Melakukan pengendalian dan pembinaan terhadap pinjaman dan
pengembalian pinjaman dana UED/K-SP.
4. Mengawasi perputaran dana UED/K-SP.
5. Mengangkat tenaga pembantu lainnya sebagai anggota bila
dibutuhkan sesuai dengan kemampuan keuangan UED/K-SP dan
atas persetujuan otoritas.
6. Melaporkan posisi keuangan dengan membuat laporan rutin
bulanan bersama kasir tepat waktu diserahkan kepada Kepala
Desa/Kelurahan serta Pendamping Desa/Kelurahan.
7. Melakukan koordinasi dengan Aparat Desa/Kelurahan,
BPD/Pengawas Umum, Lembaga Kemasyarakatan, Pendamping
Desa/Kelurahan, Koordinator Kecamatan, Kader Pemberdayaan

24
Masyarakat serta kepada pihak-pihak lain dalam rangka
menyampaikan laporan perkembangan dan permasalahan
pelaksanaan kegiatan Dana Usaha Desa/Kelurahan.
8. Membangun jaringan kerja terhadap pihak-pihak terkait dalam
rangka pengembangan lembaga UED/K-SP.
9. Melaksanakan pertanggungjawaban penggunaan dana setiap
periode pinjaman kepada masyarakat melalui musyawarah atau
media lainnya.
10. Melaksanakan prinsip transparansi dalam pengelolaan kegiatan
Dana Usaha Desa/Kelurahan kepada masyarakat.
11. Menandatangani spesiment rekening UED/K-SP dan rekening
Simpan Pinjam pada Bank yang ditunjuk.
12. Melakukan pembinaan rutin terhadap kelompok-kelompok dan
anggota pemanfaat Dana Usaha Desa/Kelurahan difasilitasi oleh
Pendamping Desa/Kelurahan.
13. Bertanggungjawab terhadap pengelolaan dana UED/K-SP sesuai
Juknis serta aturan yang berlaku.
14. Melakukan penagihan terhadap kelompok-kelompok dan anggota
pemanfaat Dana Usaha Desa/Kelurahan dan didampingi oleh
KPM dan Pendamping Desa/Kelurahan.

B.2.Kasir UED/K-SP
Kasir UED/K-SP mempunyai Tugas dan Tanggungjawab sebagai berikut :
1. Menerima, menyimpan dan membayarkan uang berdasarkan
bukti-bukti penerimaan dan pembayaran yang sah.
2. Melaksanakan pembukuan administrasi keuangan UED/K-SP.
3. Melaporkan posisi keuangan kepada Ketua UED/K-SP secara
periodik tepat waktu dan sewaktu-waktu diperlukan.
4. Menandatangani spesiment rekening UED/K-SP dan rekening
Simpan Pinjam pada Bank yang ditunjuk.
5. Melakukan pembinaan administrasi keuangan kepada kelompok-
kelompok pemanfaat Dana Usaha Desa/Kelurahan dan difasilitasi
oleh Pendamping Desa/Kelurahan.
6. Bertanggungjawab terhadap pengelolaan uang yang ada di kas dan
dana yang tersedia di bank.
7. Melakukan penagihan terhadap kelompok-kelompok dan anggota
pemanfaat Dana Usaha Desa/Kelurahan dan didampingi oleh KPM
dan Pendamping Desa/Kelurahan.

B.3.Tata Usaha UED/K-SP


Tata Usaha mempunyai Tugas dan Tanggungjawab sebagai berikut :
1. Berfungsi sebagai Sekretaris.
2. Membantu dibidang keuangan.
3. Melakukan penagihan terhadap kelompok-kelompok dan anggota
pemanfaat Dana Usaha Desa/Kelurahan dan didampingi oleh KPM
dan Pendamping Desa/Kelurahan.
4. Membantu dibidang administrasi umum UED/K-SP.
5. Menginformasi laporan keuangan dan perkembangan pinjaman
Dana Usaha Desa/Kelurahan pada papan informasi secara rutin
dan mutakhir.
6. Menyusun laporan perkembangan keuangan bulanan dan
permasalahan tepat waktu serta disampaikan kepada Ketua
UED/K.
7. Melakukan pengarsipan dan dokumentasi seluruh data
administrasi dan data yang berkaitan dengan keuangan kegiatan
Dana Usaha Desa/Kelurahan.

25
8. Melakukan pembinaan rutin terhadap kelompok-kelompok dan
anggota pemanfaat Dana Usaha Desa/Kelurahan difasilitasi oleh
Pendamping Desa/Kelurahan.
9. Bertanggungjawab terhadap administrasi kegiatan dan keuangan
UED/K-SP serta administrasi lainnya.

B.4. Staf Analisis Kredit


Staf Analisis Kredit mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai
berikut :
1. Melakukan pemeriksaan administrasi dan kelengkapan dokumen
proposal dari pemanfaat dalam mengajukan pinjaman pada
UED/K-SP.
2. Melakukan penilaian kelayakan usulan dengan melakukan
kunjungan lapangan meliputi :
 Cek fisik kelayakan usaha (tempat usaha),
 Cek fisik kelayakan agunan,
 Mencari informasi kepada masyarakat tentang calon peminjam
(karakter calon pemanfaat),
 Mencari informasi kepada masyarakat tentang pinjaman
dengan pihak ketiga lainnya yang bersangkutan.
3. Mengisi formulir verifikasi usulan saat kunjungan lapangan.
4. Membuat rekomendasi awal hasil kunjungan lapangan.
5. Melakukan umpan balik pada calon peminjam.
6. Melaksanakan rekomendasi akhir untuk dibahas dalam
musyawarah khusus yang terdiri dari Otoritas DUD/K, Kader
Pemberdayaan Masyarakat, Pengawas Umum, Pengelola UED/K-SP
dan Pendamping Desa/Kelurahan.

C. KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (KPM)


Kader Pemberdayaan Masyarakat mempunyai tugas dan tanggung jawab
sebagai berikut :

1. Mensosialisasikan program Dana Usaha Desa/Kelurahan kepada


semua masyarakat desa/kelurahan khususnya dalam tahap
penyiapan masyarakat.
2. Membantu Pendamping Desa/Kelurahan dan pelaku lainnya di
Desa/Kelurahan melakukan identifikasi potensi desa/kelurahan
dan penggalian gagasan serta tugas tugas lain yang diberikan oleh
Pendamping Desa/Kelurahan.
3. Bersama Pendamping Desa/Kelurahan melakukan fasilitasi
terhadap forum Musyawarah Desa/Kelurahan.
4. Bersama Pendamping Desa/Kelurahan mengembangkan kapasitas
masyarakat desa/kelurahan dan kelompok kepentingan lainnya
dalam perencanaan, organisasi dan pelaksanaan kegiatan dengan
memfasilitasi pembentukan Pengelola UED/K-SP.
5. Bersama Pendamping Desa/Kelurahan dalam menyusun rencana
pembangunan desa/kelurahan, program kerja, anggaran dan
kontribusi lokal terhadap Dana Usaha Desa/Kelurahan.
6. Bersama Pendamping Desa/Kelurahan melakukan fasilitasi kepada
masyarakat dalam pengajuan usulan kegiatan.
7. Bersama Pendamping Desa/Kelurahan membantu pelaksanaan
kegiatan verifikasi usulan oleh Staf Analisis Kredit.
8. Bersama Pendamping Desa/Kelurahan membantu Pengelola
UED/K-SP dalam pengelolaan dan perguliran dana kegiatan
ekonomi.
9. Bersama Pendamping Desa/Kelurahan memfasilitasi kelompok
masyarakat dalam mendiskusikan masalah yang ada di
26
desa/kelurahan dan mendiskusikan gagasan yang diusulkan
untuk pemecahan masalah.
10. Bersama Pendamping Desa/Kelurahan membantu menyiapkan
gagasan ketingkat Desa/Kelurahan (Musrenbang).
11. Bersama Pendamping Desa/Kelurahan memfasilitasi masyarakat
dalam penyusunan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan Dana
Usaha Desa/Kelurahan.
12. Bersama Pendamping Desa/Kelurahan memfasilitasi masyarakat
untuk pembinaan pasca program, kelestarian dan pengembangan
tindaklanjut kegiatan.
13. Membantu Kepala Desa/Lurah dalam pelaporan kegiatan PPKMP.
14. Mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh Program atau
pihak lainnya.
15. Membuat laporan kegiatan secara berkala (bulanan) tepat waktu
dan disampaikan kepada Pendamping Desa/Kelurahan dan
tembusannya disampaikan kepada Kepala Desa/Lurah.

27
BAB V

PELAPORAN, PEMANTAUAN DAN EVALUASI

5.1. PELAPORAN

Pelaporan pelaksanaan program mengikuti prosedur yang ada, dilakukan


dengan cepat dan tepat dan minimal harus menginformasikan hal-hal
sebagai berikut :
1. Persiapan pelaksanaan dan peran serta masyarakat.
2. Perkembangan penggunaan dana, dari berbagai jenis kegiatan yang
terinci dalam komponen dan kategori serta sumber pembiayaan
program.
3. Perkembangan pelaksanaan kegiatan dan keuangan.
4. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi dan langkah-langkah
yang ditempuh dan akan ditempuh.

Pelaporan merupakan proses penyaluran informasi dari satu jenjang


kepada jenjang diatasnya, informasi akan berguna apabila:
1. Sesuai dengan kebutuhan (terkait dengan tugas dan tanggungjawab
penerima Laporan),
2. Tepat waktu,
3. Akurat,
4. Berasal dari sumber yang tepat.

Mekanisme pelaporan dilaksanakan secara berjenjang mulai dari tingkat


Desa/Kelurahan, Kecamatan, dan Kabupaten dengan menganalisa laporan
setiap tingkat atau jenjang.

A. ALUR PELAPORAN :

Merupakan tanggungjawab Fasilitator Program Kabupaten yang ada


dilapangan untuk mengumpulkan dan mengkonsolidasikan data pada
wilayah kerja mereka masing-masing dan melaporkan hasilnya pada
setiap bulan kepada jenjang diatasnya.
Adapun Alur Pelaporan seperti dibawah ini.

A.1. Pelaporan Jalur Fungsional


Copy
Pengirim / Laporan Asli
Tgl Pengiriman Laporan
Fasilitator dikirim ke
dikirim ke
Koordinator Tgl. 3 setiap
Pendamping
Kecamatan bulan Kades
Desa/Kelurahan
(Korcam) berikutnya
Tgl. 10 setiap
Koordinator Koordinator
Bulan Camat
Kecamatan Kabupaten
berikutnya
Tgl. 20 setiap
Koordinator
BPMPD Bulan Bupati
Kabupaten
Berikutnya

28
A.2. Pelaporan Jalur Struktural
Laporan Asli Copy Laporan
Pengirim Tgl Pengiriman
dikirim ke dikirim ke
Pengelola Tgl. 2 setiap bulan Pendamping
Kades/Lurah
UED/K-SP berikutnya Desa/Kelurahan
Tgl. 5 setiap bulan Koordinator
Kades Camat
berikutnya Kecamatan
Tgl. 12 setiap
Camat TK. Kab Koordinator Kab.
bulan berikutnya
Tgl. 22 setiap Tim Pengarah
BPMPD Bupati
bulan berikutnya Kabupaten

B. PELAPORAN JALUR FUNGSIONAL

Pelaporan untuk masing-masing jenjang pada jalur fungsional minimal


meliputi:
1. Laporan Harian dan Absensi
2. Rencana dan Realisasi Kegiatan Bulanan.
3. Laporan Keuangan UED/K-SP.
4. Laporan Perkembangan Program
5. Buku Bank.
6. Laporan lainnya sesuai kebutuhan

C. PELAPORAN JALUR STRUKTURAL

Pelaporan untuk masing-masing jenjang pada jalur struktural minimal


meliputi :
1. Laporan kemajuan kegiatan.
2. Permasalahan yang dihadapi dan langkah penanganannya.
3. Jumlah dan jenis usaha serta besarnya pinjaman.
4. Jumlah kelompok dan anggota pemanfaat.
5. Tingkat partisipasi masyarakat.
6. Analisa dan evaluasi kegiatan.
7. Kesimpulan dan saran/rekomendasi.

D. JENIS PELAPORAN

D.1. Laporan Bulanan


Merupakan laporan rutin yang disampaikan setiap bulan oleh
masing-masing jenjang tugas sesuai dengan alur pelaporan yang
meliputi :
1. Kondisi keuangan
2. Kondisi program

D.2. Laporan Insidentil


1. Bersifat khusus, mendesak atau kasualistik
2. Dibuat diluar mekanisme laporan reguler

D.3. Laporan Tahunan


1. Dibuat pada setiap akhir tahun kegiatan
2. Merupakan rekapitulasi perkembangan kegiatan dan analisa
manfaat dan dampak program
3. Dilengkapi dengan hasil kajian dan inovasi yang dilakukan
selama periode kegiatan
29
4. Disampaikan paling lambat 1 bulan setelah berakhirnya
periode pelaksanaan kegiatan.

E. PELAPORAN UED/K-SP

Ketua Pengelola UED/K-SP melaporkan perkembangan pelaksanaan


kegiatan dan keuangan kepada Kepala Desa/Kelurahan dengan
tembusan kepada Pendamping Desa, setiap bulannya disampaikan
pada akhir bulan berjalan. Laporan bulanan UED/K-SP meliputi :

1. Laporan keuangan lengkap.


2. Laporan perkembangan pinjaman dan pengembalian.
3. Laporan permasalahan yang dihadapi dan langkah
penanganan.
4. Copy rekening koran.
5. Jumlah dan jenis usaha serta besarnya pinjaman.
6. Jumlah kelompok dan anggota pemanfaat.
7. Rencana kerja dan realisasi kegiatan UED/K-SP.
8. Perkembangan kegiatan simpan pinjam anggota.
9. Laporan lainnya sesuai kebutuhan.

Pada akhir tahun Pengelola UED/K-SP membuat laporan tahunan


sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan tahunan
kepada masyarakat.

5.2. PEMANTAUAN

Pemantauan adalah kegiatan pengumpulan informasi yang dilakukan


secara periodik untuk memastikan apakah suatu kegiatan sudah
dilaksanakan sesuai dengan rencana, pemantauan adalah proses yang
dilakukan secara terus menerus sepanjang periode program.

A. PRINSIP PEMANTAUAN

1. Pemantauan harus dilihat sebagai alat penting untuk memperbaiki


program. Jika pemantauan dan evaluasi dilakukan dengan baik,
semua pihak akan mendapat keuntungan karena ada banyak
informasi yang diperoleh untuk memperbaiki pelaksanaan program
dan juga untuk mempertimbangkan masa depan program.

2. Partisipasi dan transparansi dilaksanakan secara nyata agar


seluruh pelaku program merasa bebas untuk berpartisipasi dan
melaporkan berbagai masalah yang dihadapi serta memberikan
kontribusinya untuk perbaikan program.

3. Mengumpulkan informasi seakurat mungkin, dimaksudkan agar


para pelaku program tidak hanya mau melaporkan apa yang
dianggap menyenangkan untuk didengar oleh atasan. Jika mungkin,
informasi tersebut harus diuji silang dengan sumber lain untuk
menjamin ketepatannya.

B. PELAKU PEMANTAUAN

Pemantauan dapat dilakukan oleh semua pihak terutama antara lain :


1. Aparat Pemerintah pada berbagai tingkatan (Tim Koordinasi
Pembinaan dan Pengendalian Kabupaten, Camat, Kades/Lurah)

30
2. Anggota DPRD Kabupaten.
3. Fasilitator Program.
4. Kader Pembangunan Masyarakat/Kelurahan.
5. Badan Permusywaratan Desa.
6. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan.
7. Lembaga Swadaya Masyarakat.
8. Masyarakat Desa/Kelurahan.
9. Media Massa.
10. Lembaga yang ditugaskan khusus untuk melakukan
pemantauan.
11. Pihak lain yang mempunyai kepentingan.

C. JENIS KEGIATAN PEMANTAUAN

Pemantauan dalam program terbagi dua :

C.1.PEMANTAUAN INTERNAL

Pemantauan Internal adalah kegiatan pemantauan yang dilakukan


mereka yang terlibat secara langsung dalam program.
1. Pemantauan partisipatif oleh masyarakat.
2. Pemantauan oleh fasilitator program Kabupaten/Kecamatan.
3. Pemantauan oleh Aparat Pemerintah yang berwenang.
4. Pemantauan penanganan pengaduan dan proses penyelesaian
masalah.
5. Studi kasus dan dokumentasi tentang beberapa pelajaran yang
bisa dipetik.

C.2.PEMANTAUAN EXTERNAL

Pemantauan eksternal adalah pemantauan yang dilakukan oleh


pihak luar yang independen yang diharapkan dapat memberikan
pandangan yang lebih objektif, pemantauan eksternal berisi
kumpulan data dan informasi tentang program yang dilakukan
oleh :
1. Pemantauan indipenden oleh LSM.
2. Pemantauan oleh Wartawan Indipenden.

Gambar 4. Bagan Alur Proses Monitoring dan Evaluasi

PEMD/KA

Prop./Kab.
Penempatan
MONEV
Dana
Wakil. Pem. Kab./Kota Independent
Dunia Usaha
Bank
Pem. Kecamatan
Bu
ka

.
R
ek

Buka Rek. LKM


.
D
es
a

UED/K-SP
Penye
dian &
Pengem
dana balian
DESA

Kepala Desa
Ketua BPD
Wakil Perempuan
Masyarakat
Desa
Pendamping Desa

31
5.3. EVALUASI

Kegiatan evaluasi dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana


perkembangan/kemajuan yang telah dicapai dalam pelaksanakan program
selama periode tertentu, evaluasi dapat dilakukan secara parsial atau
secara menyeluruh seluruh aspek pelaksanaan PPKMP yang memuat data
serta analisa yang menyeluruh, sistematis serta objektif, untuk mengukur
tingkat keberhasilan PPKMP di Kabupaten Bengkalis .

A. EVALUASI INTERNAL

Evaluasi internal PPKMP bertujuan, antara lain:


1. Mengetahui capaian yang telah diperoleh selama berlangsungnya
program, terutama menyangkut ketiga aspek PPKMP, yaitu
Pemberdayaan Masyarakat, Pengembangan Ekonomi, dan
Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Desa/Kelurahan.

2. Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi di lapangan dalam


upaya mencapai target yang telah ditetapkan oleh program. Mencari
akar permasalahan dan menyelesaikan permasalahan yang
dihadapi tersebut.

Evaluasi internal diperlukan sebagai bahan masukan bagi perbaikan


kinerja program ke depan, biasanya dilakukan pada tahun pertama,
kedua dan ketiga pelaksanaan PPKMP.

B. EVALUASI EKSTERNAL

Evaluasi eksternal merupakan tindak lanjut dari evaluasi internal,


evaluasi eksternal biasanya dilakukan oleh tim evaluasi independen
yang ditunjuk oleh Pemerintah Kabupaten.

Pelaksanaan evaluasi eksternal pada PPKMP direncanakan setelah 3


tahun (satu siklus) pelaksanaan program. Hal ini dimaksudkan untuk
mengetahui capaian kinerja program secara keseluruhan dan untuk
mengetahui dampak program terhadap perkembangan masyarakat
Desa/Kelurahan lokasi PPKMP.

32
BAB VI

PENANGANAN PENGADUAN DAN MASALAH

Dalam pelaksanaan PPKMP, terdapat prinsip transparansi dan partisipatif.


Artinya semua kegiatan/proses PPKMP (perencanaan, pengambilan keputusan,
pelaksanaan dan pelestarian) dilaksanakan secara transparan (terbuka) dan
melibatkan partisipasi masyarakat. Salah satu indikator pelibatan masyarakat
adalah adanya pengawasan yang dilakukan masyarakat terhadap
kegiatan/proses PPKMP. Peran serta masyarakat dalam pengawasan
ditunjukkan dengan adanya pengaduan terhadap proses pelaksanaan PPKMP.

Bentuk pengaduan seringkali disampaikan berupa informasi lisan maupun


tertulis yang ditujukan kepada pelaku PPKMP tingkat desa/kelurahan,
kabupaten maupun propinsi. Setiap masalah dan pengaduan yang muncul
harus segera ditanggapi secara serius dan proporsional serta tidak terlalu lama
dibiarkan.

Pengaduan ini merupakan salah satu bahan masukan yang sangat berarti bagi
pelaku program sebagai dasar evaluasi terhadap apa yang telah dilakukan,
kesesuaian pelaksanaan dengan prinsip dan tujuan PPKMP sehingga dapat
meningkatkan kualitas pelaksanaan kegiatan serta akan lebih memberikan
manfaat yang luas bagi masyarakat. Munculnya pengaduan terhadap
pelaksanaan kegiatan merupakan wujud kontrol sosial atau pengawasan oleh
masyarakat. Substansi pengaduan lebih banyak merupakan permasalahan-
permasalahan yang timbul dilapangan, sehingga membutuhkan penanganan
yang efektif, tepat waktu dan sasaran. Untuk itu dibutuhkan adanya tatacara
atau prosedur sebagaimana acuan penanganannya. Dalam menangani
pengaduan atau permasalahan dilakukan secara berjenjang. Sehubungan
dengan hal tersebut menjadi sangat perlu diberikan kewenangan untuk
memberikan tindak lanjut sesuai dengan kewenangan yang melekat pada
tugas dan tanggungjawabnya.

Tujuan prosedur ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi pelaku semua
fasilitator program lainnya dalam melakukan penanganan, umpan balik dan
laporan perkembangan penanganan.

6.1. PRINSIP-PRINSIP PENANGANAN MASALAH


Prinsip Penanganan Masalah dan Pengaduan antara lain :
1. Rahasia, Identitas yang melaporkan (Pelapor) pengaduan harus
dirahasiakan
2. Berjenjang, Semua pengaduan ditangani pertama kali oleh pelaku
program di jenjang keberadaan subyek yang diadukan
3. Transparansi dan partisipatif, artinya sejauh mungkin masyarakat
harus diberitahu dan dilibatkan dalam proses penanganan pengaduan
terhadap masalah yang ada diwilayahnya dengan difasilitasi oleh
fasilitator program bersama Kepala Desa, Otoritas, Pengawas Umum
atau BPD.
4. Proporsional, artinya penanganan sesuai dengan cakupan kasusnya.
5. Objektif, sedapat mungkin dalam penanganan pengaduan ditangani
secara objektif, artinya pengaduan-pengaduan yang muncul harus
selalu diuji kebenarannya melalui mekanisme uji silang.

6.2. SISTEM DAN PROSEDUR

A. SUMBER INFORMASI :
Pengaduan dapat diperoleh dari beberapa sumber :

33
1. Warga Masyarakat
2. Kelompok Masyarakat
3. Tokoh Masyarakat
4. LSM
5. Organisasi Masyarakat
6. Aparatur Pemerintah
7. Wartawan
8. Dan sebagainya

Sejalan dengan prinsip berjenjang yang dianut, maka pada setiap


masalah yang muncul ditetapkan derajat masalah, derajat masalah
digunakan untuk menentukan pada tingkat mana suatu masalah harus
mendapat dukungan.

Adapun derajat masalah dibedakan menjadi;

* Derajat 1 : Dukungan penanganan Tingkat Desa/Kel


* Derajat 2 : Dukungan penanganan Tingkat Kecamatan
* Derajat 3 : Dukungan penanganan Tingkat Kabupaten

B. KATEGORI JENIS PENGADUAN DAN MASALAH

Pengkategorian pengaduan dimaksudkan untuk memudahkan


pencatatan dan penanganannya :

KATEGORI URAIAN
1 Pengaduan yang berkaitan dengan adanya
penyimpangan prinsip dan prosedur
2 Pengaduan yang berkaitan dengan adanya
penyimpangan, penyalahgunaan atau penyelewengan
dana
3 Pengaduan yang berkaitan dengan adanya tindakan
intervensi yang mengarah negatif dan merugikan
masyarakat maupun kepentingan program
4 Pengaduan yang berkaitan dengan adanya kejadian
yang mengarah ke kondisi Force Majeur ( suatu
kejadian yang terjadi diluar kemampuan manusia)
5 Lain-lain, yang tidak termasuk dalam katagori 1,2,3
dan 4

C. TAHAPAN PENANGANAN

Tahapan penanganan pengaduan adalah sebagai berikut :


1. Registrasi dan Dokumentasi : registrasi atau pencatatan dan
dokumentasi dimaksudkan sebagai mekanisme kontrol, hal-
hal yang perlu dicatat antara lain tanggal penerimaan,
subtansi pengaduan, identitas pengirim, hal yang diadukan
dll.
2. Pengelompokan dan Distribusi : pengaduan yang telah dicatat
atau diregistrasi dan didokumentasikan, selanjutnya
dikelompokkan berdasarkan jenjang subjek yang diadukan, isi
pengaduan, status pengaduan.
3. Uji Silang dan Analisis : kasus dari hasil pengaduan tersebut,
selanjutnya dilakukan uji silang untuk mendapatkan
kepastian pokok permasalahan yang muncul, kepastian status
34
kasus dan untuk mendapatkan informasi tambahan. Hasil uji
silang merupakan masukan untuk menganalisis
permasalahan yang muncul, sehingga meningkatkan akurasi
penyusunan alternatif penanganan. Hasil dari proses ini
adalah rekomendasi tentang penanganan kasus. Analisis
permasalahan harus menggambarkan risalah permasalahan,
informasi hasil uji silang dan rekomendasi penanganan.
4. Tindak lanjut : didasarkan atas rekomendasi dari hasil uji
silang dan analisis yang dilakukan secara berjenjang sesuai
dengan wilayah kewenangan masing-masing. Tindakan
tersebut dapat berupa, klarifikasi pengaduan kepada unsur
terkait, penjelasan kembali kepada pelapor, klasifikasi
lanjutan dan investigasi langsung kelokasi kejadian atau yang
diadukan, melakukan teguran dan pemberian sanksi kepada
pelaku yang dinilai bersalah, menjelaskan kembali tentang
proses atau prosedur yang seharusnya dilakukan, jika ada
unsur tindakan pidana agar difasilitasi pengaduan melalui
jalur hukum.
5. Pemantauan dan Investigasi Lanjutan : dimaksudkan sebagai
alat kendali penanganan pengaduan, sehingga diketahui
perkembangan penyelesaian masalahnya.
6. Penyelesaian Masalah : mengedepankan prinsip transparansi
dan partisipasi artinya proses penyelesaian harus dilakukan
secara terbuka dan melibatkan masyarakat. Fasilitator
program atau pelaku lainnya hanya memfasilitasi proses
penyelesaian.
7. Umpan Balik : merupakan tanggapan balik masyarakat
terhadap penyelesaian masalah yang muncul hal ini dapat
berupa menerima dan menganggap masalah telah selesai, atau
perlu upaya lanjutan.
8. Pelaporan : kompilasi tentang pengaduan yang muncul dan
tindak lanjut pengananan baik yang telah ditangani maupun
dalam proses penyelesaian, dilaporkan sebagai kelengkapan
laporan bulanan yang dilaksanakan secara berjenjang.

Untuk masalah dengan katagori 2, yaitu pengaduan yang berkaitan


dengan adanya penyimpangan, penyalahgunaan atau penyelewengan
dana, maka diatur dalam mekanisme tersendiri oleh pihak berkaitan
atau dapat melibatkan Aparat Penegak Hukum

6.3. PERAN PELAKU PPKMP DALAM PENANGANAN MASALAH

Fasilitator Program sangat besar peranannya dalam memfasilitasi


masyarakat untuk melakukan penanganan masalah, termasuk melakukan
pemantauan terhadap proses penanganannya.

A. Masalah Dinyatakan Selesai

Tahapan ini bisa dikatakan sebagai tahapan akhir pada proses


penanganan masalah. Dimana suatu masalah yang diadukan sampai
pada tahap dinyatakan selesai. Pada prinsipnya suatu masalah
dinyatakan selesai apabila masyarakat dalam forum menyatakan
demikian, dengan tetap mengacu pada panduan yang ada.

35
“Masalah Selesai”

Langkah Konkrit
 Kesalahan/penyimpangan prinsip dan prosedur serta
intervensi. Telah dikembalikan sesuai dengan aturan
atau prinsip yang seharusnya;
 Kegiatan terbengkalai dilanjutkan/diselesaikan sesuai
rencana yang disepakati,
 Penyimpangan dana
o Proses pengembalian dana kepada yang
berhak/sesuai peruntukkannya jelas dan terukur
o Pelaku mendapatkan teguran/sanksi yang berlaku
secara proporsional

Masalah Yang Diselesaikan Menurut Jalur Hukum


 Berkas telah ada pada pihak pengadilan
 Fasilitator Program bersama masyarakat tetap
memantau dan melaporkan perkembangan

Masalah Force Majeur


 Ada langkah perbaikan terhadap kegiatan;
 Ada tim investigasi untuk memastikan kebenaran
 Ada penjelasan kepada masyarakat

Hasil penanganan/penyelesaian masalah ditransparansikan


kepada masyarakat
Ada bukti-bukti pendukung dan sanksi yang dapat
dipertanggungjawabkan dalam upaya penyelesaian masalah

36
BAB VII
PENUTUP

Petunjuk Teknis (Juknis) merupakan salah satu dari pedoman operasional


Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan (PPKMP) yang
disusun sebagai :

 Panduan pelaksanaan kegiatan di lapangan. Diharapkan


pedoman ini akan menjadi acuan utama bagi pelaku program PPKMP
untuk semua tingkatan, sesuai dengan peran masing-masing.

 Sesuai dengan dinamika yang terjadi di lapangan, maka


pedoman ini akan mengalami penyempurnaan dari waktu ke waktu,
sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan yang terjadi dalam
pelaksanaan kegiatan PPKMP.

BUPATI BENGKALIS

H. HERLIYAN SALEH

37

Anda mungkin juga menyukai