Anda di halaman 1dari 24

PENGEMBANGAN TRANSPORTASI YANG

BERKELANJUTAN DI KOTA PALEMBANG


DENGAN PRIORITAS KEPADA ANGKUTAN
MASSAL YANG TERINTEGRASI
Fernando Taslim
03011181320072
Dosen Pembimbing :
Prof. Dr. Ir. Hj. Erika Buchari, M.Sc.

PALEMBANG
Kota Metropolitan
Mengalami perkembangan yang pesat
Terjadinya perpindahan pemukiman dari pusat ke
pinggiran
Perpindahan dengan pola menyebar tata guna lahan
yang keliru
Pola pergerakan meningkat
Tidak terjangkau pelayanan angkutan umum
Penggunaan Kendaraan pribadi meningkat Jalan
semakin padat (macet)
Dibutuhkan angkutan umum - massal yang dapat

Palembang 1,4
juta penduduk

Kondisi Eksisting di kota Palembang

Kemaceta
n

Pelayanan angkutan umum belum


memadai

Kondisi jalan
rusak

Infrastruktur halte yang


rusak

Peningkatan polusi udara

Angkot stop dan ngetem di


tengah jalan

Sistem Transportasi Berkelanjutan


Definisi sustainable transportation dari The Centre of Sustainable
Transportation Canada (2002). Sistem transportasi yang berkelanjutan
adalah sistem transportasi yang:
Menjadi akses utama yang dibutuhkan oleh individu dan masyarakat
agar keamanannya lebih terjaga, manusiawi, tidak mencemari
lingkungan, dan memberikan keadilan baik di dalam maupun
antargenerasi;
Dapat dioperasikan secara efisien; memberikan pilihan moda
transportasi dan mendukung pergerakan aspek ekonomi;
Membatasi emisi, pemborosan dalam kemampuan bumi menyerapnya,
meminimalkan penggunaan sumber daya alam yang tidak dapat
diperbarui, membatasi penggunaan sumber daya alam yang dapat
diperbarui agar kualitasnya tetap terjaga, menggunakan dan
memperbarui bagian-bagiannya, dan meminimalkan penggunaan lahan
dan produksi yang menimbulkan kegaduhan

The World Bank (1996).


Secarakonseptual sustainable transportationdidefinisikan sebagai
transportasi yang melayani tujuan utama sebagai penggerak ekonomi
wilayah perkotaan dan perkembangan sosial.
Sistem transportasi yang berkelanjutan merupakan:
Kegiatan transportasi yang mengutamakan keselamatan dan
kenyamanan pemakai atau masyarakat.
Semua kegiatan transportasi harus dilakukan secara efisien dan efektif
baik untuk pemakai kendaraannya ataupun bahan bakar yang digunakan.
Ada keseimbangan tiga pilar transportasi yaitu ekologi, ekonomi, dan
sosial.
Transportasi yang bukan hanya bisa dinikmati masa sekarang tetapi juga
masa yang akan datang.
Sistem transportasi yang menggunakan sarana transportasi yang ramah
lingkungan.

Transportasi berkelanjutan lebih mudah


terwujud pada sistem transportasi yang
berbasis pada penggunaan angkutan umum
dibandingkan dengan sistem yang berbasis
pada penggunaan kendaraan pribadi.

Angkutan umum massal


Angkutan umum masal atau masstransit adalah layanan
jasa angkutan yang memiliki trayek dan jadwal tetap.
Contohnya adalah bus dan kereta api.
Jenis angkutan ini bukan melayani permintaan
melainkan menyediakan layanan tetap, baik jadwal,
tarif maupun lintasan (jalur) yang tetap.

Terobosan dalam Transportasi massal


Pengadaan Bus Trans Musi
Tujuan dan sasaran Trans Musi adalah:
1) Perbaikan sistem angkutan umum
2) Perbaikan manajemen pengelolaan angkutan umum
3) Perbaikan pola operasi angkutan umum (misalnya berhenti pada halte yang
telah ditentukan)
4) Mengalihkan sebagian pengguna kendaraan pribadi atau sepeda motor ke BRT
5) Mengatasi kemacetan di jalan Raya, yang diakibatkan dari banyaknya pengguna
jalan yang menggunakan Kendaraan Pribadi.
6) Mengurangi Emisi Karbon yang dihasilkan dari Gas Buang Kendaraan Bermotor
7) Menciptakan Keamanan, Kenyaman dan Ketepatan Waktu dalam mencapai
tujuan
bagi penggunan Kendaraan Umum sehingga dengan hal ini dapat
mengurangi pemakaian kendaraan Pribadi di Kota Palembang.

Rute Bus TransMusi

Ciri-ciri utama sistem BRT meliputi:


Jalur bus terpisah.
Naik dan turun kendaraan yang cepat.
Stasiun dan terminal yang bersih, aman, dan nyaman.
Penarikan ongkos sebelum berangkat yang efisien.
Penandaan yang jelas dan mudah dikenali, dan tampilan
informasi yang serta merta (real time) (Terjadwal).
Prioritisasi angkutan di persimpangan.
Integrasi moda di stasiun dan terminal.
Teknologi bus yang bersih.
Identitas pemasaran yang canggih.
Layanan pelanggan yang sangat baik.

Perbandingan jumlah kendaraan dan lahan


yang digunakan. (mobil, motor, bus)

BRT TransMilenio (Bogota)

Pembangunan LRT (Light Rail


Transit)
Sistem Light Rail Transit (LRT) merupakan konsep yang
relatif baru dan menjanjikan untuk penerapannya di
lokasi tertentu perkotaan, meskipun lebih relevan pada
kota-kota makmur dari pada kota berkembang. Dalam hal
kapasitas, dibandingkan dengan sistem BRT, LRT tidak
memproduksi emisi lokal. Sama seperti BRT, lini LRT
biasanya terpisah dari kendaraan jenis lainnya pada
lintasan terpisah atau sedikit ditinggikan, atau tingkatnya
benar benar terpisah.
Biaya untuk pembagunan LRT menelan biaya yang
sangat besar , berkali lipat dari biaya pengadaan bus dan

Rute LRT di kota Palembang

Koneksi Rute Trans Musi dan LRT

Integrasi Multi Moda


Integrasi multi moda adalah bagaimana membuat berbagai moda
transportasi menjadi satu kesatuan, terpadu dan menunjang satu
sama lain.
Keterpaduan antar moda dapat berupa keterpaduan fisik, yaitu
titik simpul pertemuan antar moda terletak dalam satu bangunan,
misalnya bandara, terminal bus dan stasiun kereta api merupakan
satu bangunan atau terletak berdekatan atau keterpaduan
sistem, yaitu titik simpul dari masing-masing moda tidak perlu
pada satu bangunan, tetapi ada suatu sitem jaringan transportasi
yang menghubungkan titik simpul antar moda, sehingga
merupakan satu kesatuan yang utuh. Keterpaduan secara sistem
juga menyangkut jadwal keberangkatan, pelayanan pembelian
karcis serta pengelolaannya. (Munawar, 2007)

Pusat (hub) multi moda sangat penting untuk


memastikan efisiensi jaringan transportasi. Pusat itu
memudahkan konsumen untuk mengubah dengan
mudah skala mobilitasnya, dari perjalanan di daerah
setempat menjadi perjalanan antar kota atau antar
daerah, apabila pusat tersebut meliputi layanan bus
regional atau stasiun kereta api. Penataan simpul antar
moda
yang
menggabungkan
berbagai
moda
transportasi cukup kompleks, sementara moda tersebut
harus tetap optimal manfaatnya bagi pengguna.
Fasilitas akses perparkiran, pejalan kaki dan akses
bersepeda, tempat pemberhentian taksi merupakan
bagian yang akan dimasukkan dalam pusat antar moda

Kesimpulan dan Saran


Diharapkan dengan adanya berbagai pengadaan dan peningkatan
kualitas angkutan massal, masyarakat mulai tertarik untuk
menggunakannya.
Tentu angkutan massal yang telah ada tidak akan bekerja dan melayani
pengguna transportasi secara maksimal jika belum ada sistem jaringan
dan pusat integrasi berupa Hub (titik simpul multi moda).
Melihat dari kondisi kota Palembang yang dilalui berbagai rute Transmusi
dan seiring pembangunan LRT, dirasa sangat penting untuk membangun
integrasi jaringan transportasi di pusat kepadatan seperti pemukiman dan
perkantoran, yang sejalan dengan rute angkutan umum lain

Yang menjadi pusat dari kepadatan dan pergantian moda


masyarakat, serta memungkinkan untuk dibangun Hub
berada di wilayah Pasar 16 Ampera (Monpera). Namun
untuk membuat hub (titik simpul integrasi)
membutuhkan kajian serius dan proses yang panjang.
Untuk itu Pemerintah Kota Palembang dan pihak otoritas
transportasi terkait serta masyarakat harus berkomitmen
serius untuk mengembangkan Sistem Transportasi yang
Berkelanjutan dan Terintgrasi antar Moda. Dimulai
dengan komitmen dan koordinasi bersama, dilanjutkan
dengan studi percontohan, perencanaan, analisis dan
pemodelan, pelaksanaan dan pengelolaan serta

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai