Anda di halaman 1dari 3

Berita Terkait

 Meneduhkan Jiwa di Rumah Betang Ensaid Panjang


 Temajuk, Sepotong Surga di Ekor Kalimantan...
 Festival Borneo di "Kota Seribu Sungai"
 Perjalanan Mark ke Borneo dalam "Crazy Little Heaven"
 Mengenal Lebih Dekat Suku Dayak di Borneo

SENJA menepati janjinya untuk menyajikan panorama yang indah di Pantai Pulau Datuk.
Semburat senja mengguyurkan warna oranye. Inilah salah satu keping keindahan alam milik
Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat.

”Pantai Pulau Datuk salah satu pantai yang tidak berlumpur di Kalbar, berbeda dengan beberapa
pant ai lainnya,” tutur Sugeng. Petualang dan fotografer di Kota Pontianak memberi sedikit
gambaran pantai itu sebelum kami mengunjunginya.

Pukul 17.00. Pantai Pulau Datuk menggenapi penjelasan Sugeng. Matahari sore memang
terhalang awan di ufuk barat. Namun, kilauan cahayanya tetap menerobos dan menyiram
penggalan pantai yang diapit dua bukit itu. Indah dan menawan.

Pantai Pulau Datuk membentang sekitar satu kilometer dengan gulungan-gulungan ombak kecil,
pas untuk tempat bermain air. Beberapa jenis tanaman mangrove tumbuh di bagian barat pantai.
Juntaian akar mangrove menjadikan pantai itu kian eksotis.

Kedua bukit yang mengapit Pantai Pulau Datuk juga lebat ditumbuhi berbagai jenis pohon.
Ditambah dengan hamparan bibir pantai yang diteduhi pohon-pohon besar, lengkaplah kesejukan
di Pantai Pulau Datuk. Kedua bukit berhutan itu jugalah yang menjaga Pantai Pulau Datuk dari
sedimentasi lumpur, sehingga pasirnya lebih bersih dibandingkan dengan beberapa pantai lain di
Kalbar.

Pantai itu terletak di Sukadana, hanya berjarak sekitar lima menit berkendaraan dari kantor
pemerintahan Kabupaten Kayong Utara yang dimekarkan dari Kabupaten Ketapang tahun 2007.

Kawasan itu sudah ramai sejak masih menjadi bagian dari Kabupaten Ketapang. Saat itu, tak
hanya orang-orang Sukadana yang berkunjung ke sana, tetapi orang-orang Ketapang juga.

Bahkan Pantai Pulau Datuk sudah mashyur ke berbagai pelosok Kalbar. Kawasan pantai di
Sukadana juga sudah sangat lama menjadi tempat tetirah masyarakat karena pantainya
menghadap ke barat, menghadap ke arah matahari tenggelam.

Sukadana adalah kota tua di Nusantara. Wilayah itu sudah menjadi pusat pemerintahan Kerajaan
Tanjungpura sejak tahun 1431 sebelum ibu kota pindah ke Matan pada 1876. JU Lontaan, dalam
bukunya Sejarah Hukum Adat dan Adat Istiadat Kalimantan Barat, menuturkan, ibu kota
kerajaan itu dipindahkan oleh Sultan Akhmad Kamaludin setelah perang dengan Kerajaan
Pontianak.

Pantai Pulau Datuk dan Sukadana bisa dijangkau dari Kota Pontianak menggunakan kapal cepat
dengan ongkos Rp 200.000, dan waktu perjalanan sekitar 5,5 jam. Pengunjung yang ingin lebih
cepat sampai bisa menggunakan pesawat dari Pontianak ke Ketapang selama 40 menit, dengan
ongkos mencapai Rp 750.000 per orang. Itu pun masih harus dilanjutkan dengan berkendaraan
melalui jalan raya Ketapang-Sukadana.

Keindahan alam Kalbar seperti di Pantai Pulau Datuk sesungguhnya sudah mulai terpampang
ketika pengunjung meninggalkan Pontianak menggunakan kapal cepat menuju Sukadana.

Menyusuri Sungai Kapuas dari Pontianak, kapal akan masuk ke anak-anak sungai, sampai ke
Muara Kubu, masuk ke jalur sungai lagi sebelum masuk ke jalur laut dari Teluk Batang, Kayong
Utara.

Gugusan mangrove

Di sepanjang perjalanan, pengunjung akan disuguhi panorama gugusan mangrove di kiri dan
kanan sungai. Ini adalah salah satu kawasan mangrove yang luas di Kalbar.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kayong Utara, Gunawan menuturkan, pengunjung hanya
dikenai retribusi sebesar Rp 5.000 per orang saat libur hari raya Idul Fitri dan hari raya Idul
Adha. Berdasarkan penjualan karcis saat dua kali masa liburan itu, jumlah pengunjung ke Pantai
Pulau Datuk mencapai sekitar 3.000 orang setiap tahun.
KOMPAS/ALIF ICHWAN Ilustrasi: Rumah panggung di tepi Sungai Kapuas, Kampung Kapur,
Kecamatan Pontianak Timur, Kalimantan Barat, Jumat (1/6/2012).
Jika ditambah dengan jumlah pengunjung di luar yang tercatat pada libur Idul Fitri dan Idul
Adha, jumlah pengunjung ke Pantai Pulau Datuk antara 4.000 orang dan 5.000 orang dalam
setahun.

”Pantai Pulau Datuk salah satu kawasan wisata unggulan di Kayong Utara selain Taman
Nasional Gunung Palung dan Kepulauan Karimata. Ketiga kawasan wisata tersebut memiliki
segmen sendiri-sendiri dan bersifat saling melengkapi,” kata Gunawan.

Sektor pariwisata di Sukadana akan terus berkembang karena dukungan dari sektor penginapan
dan hotel. Di Sukadana ada hotel bintang tiga dan penginapan dengan biaya murah. Pengunjung
tinggal memilih saat berwisata ke Pantai Pulau Datuk atau jalan-jalan ke Sukadana.

”Biaya menginap di losmen sekitar Rp 80.000 hingga Rp 150.000 per malam, terjangkau untuk
wisatawan yang ingin menekan pengeluaran,” ujar Gunawan.

Matahari mulai tenggelam di cakrawala barat, menyembunyikan sejenak keindahan Pantai Pulau
Datuk. Janji akan kembali digenapi saat sinarnya muncul lagi esok hari. (Agustinus Handoko)

Anda mungkin juga menyukai