KELOMPOK 3
Disusun Oleh :
Eka Ayu Safira 18334731
Idha Rachmasuny 18334742
Mila Hanifah 18334730
Nurul Wulandari 18334036
Pinesti 19334728
Tedy Ria Atmaja 19334729
CAIRAN TUBUH
“
1. Pemeriksaan preparat basah untuk pendeteksian
sel-sel darah
2. Pemeriksaan preparat basah untuk pendeteksian
tripanosoma, terutama pada daerah endemik 4. Pemeriksaan pulasan Ziehl-Neelsen pada kasus
tripanosomiasis Afrika yang dicurigai sebagai meningitis tuberkulosa
Pipetkan setetes endapan CSF pada kaca objek CSF jangan langsung diperiksa. Diamkan
lalu tutup dengan penutup kaca objek. Periksa sebentar spesimen tersebut lalu
preparat tersebut di bawah mikroskop dengan perhatikan apakah terbentuk endapan; jika
objektif 40x. ada endapan, buang dulu endapan tersebut.
3. Pemeriksaan pulasan Gram untuk pendeteksian Selanjutnya, buat apusan dari spesimen yang
berbagai organisme penyebab meningitis, seperti sudah bebas-endapan tersebut dan pulas
Neisseria meningitidis, Streptococcus dengan pewarna Ziehl-Neelsen.
pneumoniae, dan Haemophylus influenzae 5. Pemeriksaan jamur, seperti Cryptococcus
Buat apusan dari endapan CSF dan biarkan neoformans dan Candida albicans, jika dicurigai
mengering, kemudian difiksasi dengan api kecil. penyebabnya adalah jamur.
Pulas apusan tersebut dengan pewarna Gram.
Amati sediaan dibawah mikroskop dengan
perbesaran 1000 x (minyak emersi) selama
sedikitnya 10 menit atau sampai ditemukannya
4
bakteri.
2
Pemeriksaan Kimia
Penentuan kadar Glukosa
Penetapan glukosa harus dikerjakan dengan cairan otak segar karena sel-sel dan mikroorganisme
akan mengurangi jumlahnya. Penetapan biasanya menggunakan 0,1 ml cairan, tetapi ada juga yang
memakai lebih banyak tergantung cara penetapan. Normalnya, kadar glukosa dalam CSF adalah
sekitar 60% dari kadarnya dalam darah
Penentuan kadar Protein
Pemeriksaan terhadap protein dalam cairan otak ialah yang paling penting diantara pemeriksaan
kimia. Usaha mengetahui jumlahnya dapat dilakukan secara kualitatif dan kantitatif. Pemeriksaan
dapat dilakukan dengan metode test Pandy atau Test None.
5
6
Cairan Lambung
7
▪ Tujuan Pemeriksaan Getah Lambung
▪ Menilai motilitas lambung, yaitu kemampuan
lambung untuk meneruskan isinya ke arah
duodenum.
▪ Menilai kemampuan sekresi lambung, yaitu HCl
secara kualitatif dan kuantitatif serta enzim-
enzimnya.
▪ Mendeteksi adanya unsur-unsur abnormal
seperti darah, pus, jamur, dan bakteri.
▪ Mendeteksi adanya racun-racun untuk
pemeriksaan forensik.
▪ Pemeriksaan sitologi terhadap sel-sel tumor.
8
Cara Pengambilan Cairan Lambung
10
Basal Acid Output (BAO)
11
maximal acid output (MAO)
14
Pemeriksaan Kimia
▪ Dalam getah duodenum dapat dicari
adanya atau banyaknya enzim-enzim
seperti tripsin, lipase, dan amilase yang
berasal dari pankreas. Insufisiensi
pankreas dalam mengeluarkan enzim-
enzim dikaitkan dengan keadaan seperti
pankreatitis kronik dan fibrosis pankreas.
15
3 Cairan Empedu
▪ Pemeriksaan Empedu
▪ Setelah sonde dimasukkan ke dalam
duodenum dan setelah getah duodenum
dikeluarkan, diadakan perangsangan saluran
cerna dan kantung empedu dengan
magnesium sulfat 25% agar mengeluarkan
isinya ke duodenum.
▪ Pemeriksaan empedu dilakukan secara
makroskopis, mikroskopis, dan secara
bakteriologi.
16
Pemeriksaan Makroskopis
Perhatikan warna cairan empedu yang diperoleh
secara bertahap.
Empedu A : keluar terlebih dahulu, berwarna
kuning-emas, volume 5-30 ml, dan berasal dari
duktus koledokus.
Empedu B : banyaknya 30-60 ml, berwarna kuning
kehijauan kental, dan berasal dari kantung empedu.
Empedu C : banyaknya 30-200 ml, berwarna kuning
muda, dan berasal dari saluran empedu dalam hati.
Bila pada pemeriksaan makroskopis tidak didapatkan
empedu B, itu berarti kantung empedu kosong atau
tidak dapat menimbun atau memekatkan empedu.
17
Pemeriksaan Mikroskopis
▪ Sedimen yang diperoleh dari tiap empedu diperiksa di bawah
mikroskop dan dilakukan pengecatan Gram.
▪ Dalam keadaan normal, hanya beberapa epitel yang akan terlihat.
▪ Jika jumlah epitel bertambah, menunjukkan kemungkinan adanya
radang.
▪ Bila didapatkan kristal kolesterol dan kristal bilirubin
mengindikasikan adanya batu empedu.
Pemeriksaan Bakteriologi
▪ Empedu yang didapat baik untuk kultur Salmonella terutama pada
penderita karier.
18
4 Pemeriksaan Cairan Sendi / analisis cairan sinovial
2. Karakteristik mikroskopik
Menghitung sel-sel yang diperlukan pada cairan
sinovial (diperlukan untuk menghitung leukosit)
20
3. Karakteristik kimia
Mengubah zat kimia tertentu pada cairan
sinovial, meliputi: tingkat emisi dalam
cairan ini lebih rendah dari kadar darah
dan dapat meningkat lebih signifikan lagi
pada peradangan dan infeksi sendi,
protein (kandungan protein meningkat
sesuai peradangan infeksi), asam urat
meningkat (pada Gout).
21
TERIMA KASIH
22