Anda di halaman 1dari 2

Wasiat Bung Hatta Tentang Pancasila

OPINI | 23 July 2010 | 21:04 Dibaca: 710 Komentar: 6 1 dari 1 Kompasianer menilai bermanfaat
Ternyata tidak salah juga lho kalau ada orang yang bilang hari lahir Pancasila tanggal 1 Juni
1945. Kan pengesahannya sebagai dasar negara baru pada 1978. Untunglah negara kita kini
resmi memiliki Pancasila. Saya tertarik berbagi surat wasiat Bung Hatta mengenai Pancasila.
Sebelum Bung Hatta wafat, surat itu diserahkan pada Guntur Soekarno Putra.
Anakda Goentoer Sukarnoputa
Cempaka Putih Barat I/2
Jakarta Pusat

PANCASILA

Dekat pada akhir bulan Mei 1945 Dr. Radjiman Wedyoningrat, ketua Panitia Penyelidik Usaha –
Usaha Kemerdekaan Indonesia membuka siding Panitia itu dengan mengemukakan pertanyaan
kepada rapat : “Negara Indonesia Merdeka” yang kita bangun itu, apa dasarnya? Kebanyakan
anggota tidak mau menjawab pertanyaan itu karena takut pertanyaan itu akan menimbulkan
persoalan filosofi yang akan berpanjang – panjang. Mereka langsung membicarakan soal Undang
– Undang Dasar. Salah seorang dari para anggota Panitia Penyelidik Usaha – Usaha
Kemerdekaan Indonesia itu, yang menjawab pertanyaan itu ialah Bung Karno, yang
mengucapkan pidatonya pada tanggal 1 Juni 1945, yang berjudul Pancasila, lima sila, yang
lamanya kira – kira satu jam. Pidato itu menarik perhatian anggota Panitia dan disambut dengan
tepuk tangan yang riuh. Sesudah itu siding mengangkat suatu Panitia kecil untuk merumuskan
kembali Pancasila yang diucapkan Bung Karno itu. Di antara Panitia kecil itu dipilih lagi 9 orang
yang akan melaksanakan tugas itu, yaitu :
Ir. Soekarno
Mohammad Hatta
Mr. A.A. Maramis
Abdulkahar Muzakir
H.A. Salim
Mr. Ahmad Soebardjo
Wahid Hasyim
Mr. Muhammad Yamin
Orang Sembilan ini mengubah susunan lima sila itu dan meletakkan sila Ketuhanan Yang Maha
Esa diatas. Sila kedua, yang dalam rumusan Soekarno disebut Internasionalisme atau peri-
kemanusiaan diganti dengan sila kemanusiaan yang adil dan beradab, sila ketiga disebut
Persatuan Indonesia pengganti sila kebangsaan Indonesia, yang dalam rumusa bung Karno dia
ditaroh diatas jadi sila pertama. Sila keempat disebut Kerakyatan, yang dalam rumusan Bung
Karno sebagai sila ketiga disebut Mufakat atau Demokrasi. Sila kelima disebut sila
Kesejahteraan Sosial, yang dalam rumusan Bung Karno disebut Sila ke-4 Keadilan Sosial.
Seperti dikatakan tadi Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, yang dalam rumusan Bung Karno
menjadi Sila kelima dijadikan Sila pertama.
Pada tanggal 22 Juni 1945 pembaruan rumusan Panitia 9 itu diserahkan kepada Panitia
Penyelidik Usah – Usaha Kemerdekaan Indonesia dan diberi nama “Piagam Jakarta”. Kemudia
seluruh Piagam Jakarta itu dijadikan “Pembukaan Undang – Undang Dasar 1945”, sehingga
“Pancasila dan Undang – Undang Dasar” menjadi “Dokumen Negara Pokok”.
Pancasila dan Undang – Undang Dasar yang sudah menjadi Satu Dokumen Negara itu diterima
oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945 dengan sedikit
perubaha. Yang dicoret aialah 7 perkataan di belakang Ketuhanan, yaitu “dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi penduduknya”. Sungguhpun 7 perkataan itu hanya mengenai
penduduk yang beragama Islam saja, pemimpin – pemimpin umat Kristen di Indonesia Timur
berkeberatan, kalau 7 kata itu dibiarkan saja, sebab tertulis dalam pokok dari pada dasar Negara
kita, sehingga menimbulkan kesan, seolah – olah dibedakan warga Negara yang beragama Islam
dan bukan Islam.
Pada tanggal 29 Agustus 1945 Komite Nasional dalam rapatnya yang pertama sudah mensahkan
Undang – Undang Dasar yang diterima oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia dan
sekarang sudah menjadi U.U.D. Negara kita lagi.
Jakarta, 16 Juni 1978
Mohammad Hatta
sumber : Dwitinggul Soekarno Hatta, Pahlawan Proklamator Kemerdekaan Indonesia oleh
Tugiyono, DKK
http://sejarah.kompasiana.com/…/wasiat-bung-karno-tentang-…/
Jangan sekali-kali melupakan sejarah.!!

Anda mungkin juga menyukai