Anda di halaman 1dari 4

PENDIDIKAN PANCASILA

DI SUSUN OLEH :
TAUPIK RAHMAN
NIM : 18.11.020488

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKA RAYA


KELAS NON REGULER SEMESTER I TAHUN AKADEMIK 2018/2019
1. Pada tanggal 1 Juni 1945 lahir rumusan Pancasila yang dicetuskan oleh Bung Karno,
sehingga saat itu dijadikan sebagai lahirnya Pancasila. Rumusan Pancasila itu dipengaruhi
oleh berbagai sumber budaya berbeda yang mendominasi Indonesia, yaitu dari etnis Cina
(San Min Cu I Dr. Sun Yat Sen), Belanda (internasionalisme kosmopolitanisme), dan etnis
Islam.
Berikut ini lima sila yang dirumuskan oleh Bung Karno:

1.Kebangsaan Indonesia
2.Internasionalisme atau perikemanusiaan
3.Mufakat atau demokrasi
4.Kesejahteraan sosial
5. Ke-Tuhanan
Lalu, setelah rumusan itu dikeluarkan, Bung Karno membentuk suatu panitia kecil beriisi 9
anggota yang bertugas untuk merumuskan kembali dasar negara yaitu Pancasila, membuat
dokumen sebagai teks untuk proklamasi kemerdekaan Indonesia, mempersiapkan hal lain
untuk memproklamirkan kemerdekaan. Setelah menjalankan banyak pertemuan, panitia
sembilan merumuskan “Piagam Jakarta” yang berisi sila-sila dalam Pancasila yang
dikembangkan dari hasil rumusan Bung Karno, yaitu:

1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknnya


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia
Perdebatan Mengenai Rumusan Piagam Jakarta
Tepat sebelum proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 pukul empat pagi,
diadakan pertemuan tergesa-gesa oleh perwira Jepang tersebut karena pengumuman
Pancasila dari Piagam Jakarta menoreh banyak keluhan terutama dari etnis non-
Islam, mengenai sila pertama. Pada hari itu, Bagian Indonesia Timur mengeluhkan sila
pertama dan menginginkan dihilangkan 7 kata yaitu “.. dengan kewajiban menjalankan
syariat Islam bagi pemeluk pemeluknya”. Keluhan itu disampaikan pada Nishijama, seorang
opsir Jepang yang bertugas di Indonesia Timur. Kemudian usulan itu disampaikan kepada
wakil pemuka agama Kristen dan Katolik, dan mereka pun sangat keberatan terhadap
bagian kalimat tersebut. Mereka berkata bahwa bagian itu tidak bisa mengikat orang di luar
Islam. Bahkan hal itu disebut sebagai diskriminasi terhadap golongan minoritas. Moh. Hatta
berpikir, walaupun bukan maksud diskriminasi dibuat sila pertama tersebut, namun karena
Pancasila dijadikan sebagai dasar konstitusi negara, maka sila pertama diubah sedikit demi
menghindari kesan diskriminasi tersebut dari para golongan minoritas.
Kemudian pada hari tepat sebelum proklamasi itu diadakan rapat yang dipimpin Soekarno
pada jam 11.30-13.45, dengan putusan mengenai Pembukaan UUD 1945 dan Pancasila yang
sempat telah disahkan tanggal 22 Juni 1945 itu. Hasil dari putusan itu adalah:

1. Kata “Mukaddimah” diganti dengan kata “Pembukaan”


2. Dalam kalimat Piagam Jakarta yang mengatakan “dengan kewajiban menjalankan syariat
Islam bagi pemeluk-pemeluknya” diganti dengan “berdasar atas Ketuhanan yang Maha
Esa”.
3. Pada UUD 1945 pasal 6 ayat 1 kalimat “Presiden ialah orang Indonesia asli dan beragama
Islam” serta kata “dan beragama Islam” DICORET
4. Pada UUD 1945 pasal 29 ayat 1 kalimat “Negara berdasarkan atas Ketuhanan, dengan
kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” diganti dengan kalimat
“Negara yang berdasarkan atas Ketuhanan yang Maha Esa”. Sempat ada perdebatan lainnya
atas rasa tidak puas tokoh Islam Prawoto Mangkusasmito dan para tokoh nasionalis sekuler
lainnya karena mengatakan Moh. Hatta dan Soekarno telah menyia-nyiakan Piagam Jakarta
yang telah memeras otak dan tenaga Panitia Sembilan. Namun, pada akhirnya para tokoh
Islam saat itu pun memilih jalan damai walaupun merasa dikhianati dari penggantian tujuh
kata tersebut.
2. Usul ini disampaikan pada 1 Juni 1945 yang kemudian dikenal sebagai hari lahir
Pancasila.Namun masyarakat bangsa indonesia ada yang tidak setuju mengenai pancasila
yaitu Ketuhanan, dengan menjalankan syari'at Islam bagi pemeluk-pemeluknya.Lalu diganti
bunyinya menjadi Ketuhanan Yg Maha Esa. Usul Sukarno sebenarnya tidak hanya satu
melainkan tiga buah usulan calon dasar negara yaitu lima prinsip, tiga prinsip, dan satu
prinsip. Sukarno pula-lah yang mengemukakan dan menggunakan istilah “Pancasila” (secara
harfiah berarti lima dasar) pada rumusannya ini atas saran seorang ahli bahasa (Muhammad
Yamin) yang duduk di sebelah Sukarno. Oleh karena itu rumusan Sukarno di atas disebut

dengan Pancasila, Trisila, dan Ekasila.

Rumusan Pancasila Ir. Soekarno

1. Kebangsaan Indonesia - atau nasionalisme -

2. Internasionalisme - atau peri-kemanusiaan -

3. Mufakat - atau demokrasi -

4. Kesejahteraan sosial

5. Ketuhanan

3. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, yaitu bahwa Pancasila dijadikan sebagai
pedoman dan petunjuk di berbagai bidang kehidupan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.

Anda mungkin juga menyukai