KARSINOMA PROSTAT
Oleh :
Meidy Adlina Firliyani (20190420124)
Pembimbing :
REFERAT
KARSINOMA PROSTAT
BAB I.................................................................................................................4
PENDAHULUAN..........................................................................................................4
BAB II................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................6
2.1 Anatomi Kelenjar Prostat....................................................................................6
2.2 Histologi Kelenjar Prostat....................................................................................7
2.3 Fisiologi Kelenjar Prostat.....................................................................................8
2.4 Karsinoma Prostat...............................................................................................8
2.4.1 Epidemiologi.............................................................................................9
2.4.2 Etiologi dan Faktor Resiko Kanker Prostat...............................................10
2.4.3 Gejala Klinis Kanker Prostat....................................................................11
2.5 Diagnosis Kanker Prostat...................................................................................12
2.6 Grading dan Staging Kanker Prostat..................................................................15
2.6.1 Stadium Kanker Prostat...........................................................................17
2.7 Penanganan Kanker Prostat..............................................................................18
BAB III.............................................................................................................23
PENUTUP.................................................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Prostat adalah organ genital yang hanya di temukan pada pria karena
merupakan penghasil cairan semen yang hanya dihasilkan oleh pria.
Prostat berbentuk piramid, tersusun atas jaringan fibromuskular yang
mengandung kelenjar. Prostat pada umumnya memiliki ukuran dengan
panjang 1,25 inchi atau kira – kira 3 cm, mengelilingi uretra pria.
2.4.1 Epidemiologi
Kanker prostat adalah keganasan tersering dan penyebab
kematian karena kanker paling utama pada pria di negara Barat,
menyebabkan 94.000 kematian di Eropa pada 2008 (Ferlay, 2010) dan
lebih dari 28.000 kematian di Amerika Serikat pada 2012. Data di AS
menunjukkan bahwa lebih dari 90% Kanker prostat ditemukan pada
stadium dini dan regional, dengan angka kesintasan (Survival rate) 5
tahun mendekati 100%. Angka ini jauh lebih baik dibandingkan dengan 25
tahun lalu, yang hanya mencapai 69%. Barnes pada tahun 1969
menemukan angka kesintasan 10 tahun dan 15 tahun untuk Kanker
prostat stadium dini hanya sebesar 50% dan 30% Rasio insidensi
terhadap mortalitas sebesar 5.3 pada tahun 2000. Angka mortalitas juga
berbeda pada tiap negara, yang tertinggi di Swedia (23 per 100.000
penduduk) dan terendah di Asia (<5 per 100.000 penduduk) (Klein, 2007).
Tabel 2.1. Rata-rata nilai normal Prostat Spesifik Antigen menurut umur
( Choen J.J dan Douglas M.D
Pasien yang memiliki kadar PSA lebih dari 10 ng/mL biasanya
menderita kanker prostat. Dalam sebuah penelitian ditemukan bahwa
hanya 2% laki – laki yang menderita BPH yang memiliki kadar PSA
lebih dari 10 ng/mL. Sedangkan dari 103 pasien dengan semua
stadium kanker prostat, 44% memiliki kadar PSA lebih dari 10
ng/mL .Dimana 305 nya dapat ditemukan pada pasien dengan
stadium kanker T1 – 2, NX, M0. Dengan demikian jelaslah bahwa ada
hubungan antara peningkatan PSA dengan stadium kanker prostat (K.
OH, William, et al,. 2000).
3. Biopsi Prostat
Biopsi prostat merupakan “gold standart” untuk menegakkan diagnose
kanker prostat. (Jefferson, K dan Natasha J., 2009).Pemeriksaan
biopsi prostat menggunakan panduan transurectal ultrasound
scanning (TRUSS) sebagai sebuah biopsi standar. Namun seringnya
penemuan mikroskopis kanker prostat ini terjadi secara insidentil dari
hasil TURP atau pemotongan prostat pada penyakit BPH
Pemeriksaan biopsi prostat dilakukan apabila ditemukan peningkatan
kadar PSA serum pasien atau ada kelainan pada saat pemeriksaan
DRE atau kombinasi keduanya yaitu ditemukannya peningkatan kadar
PSA serum dan kelainan pada DRE. Pada pemeriksaan mikroskopis
ini sebagian besar karsinoma prostat adalah jenis adenokarsinoma
dengan derajat diferensiasi berbeda – beda. 70% adenokarsinoma
prostat terletak di zona perifer, 20% di zona transisional dan 10% di
zona sentral (Moul, Judd W, et al, 2005). Namun penelitian lain
menyatakan bahwa 70% kanker prostat berkembang dari zona perifer,
25% zona sentral dan zona transisional dan beberapa daerah
periuretral duct adalah tempat – tempat yang khusus untuk beningn
prostate hyperplasia (BPH) (Seitz, M., et al, 2009). Pada hasil biopsi
prostat, sebagian besar kanker prostat adalah adenokarsinoma
dengan derajat yang berbeda – beda. Kelenjar pada kanker prostat
invasif sering mengandung fokus atipia sel atau Neoplasia Interaepitel
Prostat (PIN) yang diduga merupakan prekusor kanker prostat.
4. Pencitraan
Dalam melakukan pencitraan, ada beberapa jenis pencitraan yang
biasa di pakai dalam mendiagnosis kanker prostat diantaranya yaitu :
1) Transrectal Ultrasound Scanning (TRUSS)
Transrectal Ultrasound Scanning (TRUSS) adalah pemeriksaan
yang digunakan untuk menentukan lokasi kanker prostat yang lebih
akurat dibandingkan dengan DRE, juga merupakan panduan klinisi
untuk melakukan biopsi prostat sehingga TRUSS juga sering
dikatakan sebagai “a biopsy – guidence”.Selain untuk panduan
biopsi, TRUSS juga digunakan untuk mengukur besarnya volume
prostat yang diduga terkena kanker. Transrectal Ultrasound juga
digunakan dalam tindakan cryosurgery dan brachytherapy. Untuk
temuan DRE yang normal namun ada peningkatan kadar PSA
(biasanya lebih dari 4) dapat juga digunakan TRUSS untuk melihat
apakah ada kemungkinan terjadi keganasan pada prostat
(Evidence Based Guideline Transrectal Ultrasound BlueCross
BlueShield of North Carolina, 1994).
2) Endorectal Magnetic Resonance Imaging (MRI)
3) Axial Imaging (CT – MRI)
4) Pemeriksaan ini digunakan untuk melihat apakah pasien penderita
kanker prostat menderita metastase ke tulang pelvis atau kelenjar
limfe sehingga klinisi bias menetukan terapi yang tepat bagi pasien.
Namun perlu diingat juga bahwa penncitraan ini cukup memakan
biaya dan sensitivitasnya juga terbatas hanya sekitar 30 – 40%.
Total skor untuk Gleason adalah jumlah dari skor primer dan skor
sekunder dimana masing – masing rentang nilai untuk skor primer dan
sekunder adalah 1 - 5 dan totalnya 2 – 10. Bila total skor Gleason 2 –
4, maka specimen dikelompokkan kedalam kategori well –
differentiated, sedangkan bila skor Gleason 5 – 6 dikategorikan
sebagai moderate differentiated dan skor Gleason 8 – 10
dikelompokkan sebagai poor differentiated. Tidak jarang skor Gleason
bernilai 7 sesekali di masukkan ke dalam kategori moderate
differentiated, namun bisa dimasukkan kedalam kategori poor
differentiated. Kerancuan ini diatasi dengan cara sebagai berikut :
RESIKO USIA
≤ 70 Tahun 71-80 Tahun >80 Tahun
Rendah: 1. Prostatektomi 1. Monitoring aktif 1. Monitoring aktif
T: 1a atau 1c dan radikal 2. EBRT atau
Gleason:2-5 dan 2. EBRT atau Brakhiterapi
PSA: <10 dan Brakhiterapi permanen
Temuan biopsi: permanen 3. Terapi
Unilateral <50% 3. Monitoring aktif investigasional
4. Terapi
investigasional
Sedang: 1. Prostatektomi 1. EBRT, 1. Monitoring aktif
T: 1b, 2a atau radikal Brakhiterapi 2. EBRT,
Gleason: 6, atau 2. EBRT, permanen Brakhiterapi
3+4 atau Brakhiterapi atau kombinasi permanen atau
PSA: < 10 atau permanen atau 2. Prostatektomi kombinasi
Temuan biopsi: kombinasi radikal 3. T e r a p i
Bilateral, <50% 3. Terapi 3. Terapi investigasional
investigasional investigasional
Tinggi: 1. EBRT+ terapi 1. EBRT+terapi 1. Terapi hormonal
T: 2b, 3a, 3b atau hormonal (2-3 thn) hormonal (2-3 thn) 2. E B R T +
Gleason: ≥ 4+3 2. Prostatektomi 2. Terapi hormonal Terapi hormonal
atau radikal 3. Prostatektomi 3. T e r a p i
PSA: 10-20 atau + diseksi KGB radikal + diseksi investigasional
Temuan biopsi: > pelvis KGB pelvis
50% perineural, 3. Terapi 4. Terapi
Duktal investigasional investigasional
4. Terapi hormonal
Sangat tinggi: 1. EBRT+ terapi 1. Terapi hormonal 1. Terapi hormonal
T: 4 atau hormonal 2. E B R T + 2. EBRT+ terapi
Gleason: ≥ 8, 2. Terapi hormonal terapi hormonal
atau 3. Prostatektomi hormonal 3. Terapi
PSA: > 20, atau radikal 3. Prostatektomi investigasional
Temuan biopsi: + diseksi KGB radikal
limfovaskuler, pelvis + diseksi KGB
neuroendokrin 4. Terapi sistemik pelvis
+terapi hormonal 4. Sistemik terapi
5. Terapi non
multimodal hormonal
Investigasional (kemoterapi)
BAB III
PENUTUP
Karsinoma prostat merupakan suatu penyakit kanker yang
menyerang kelenjar prostat dengan sel-sel prostat, tumbuh secara
abnormal dan tidak terkendali, sehingga mendesak dan merusak jaringan
sekitarnya yang merupakan keganasan terbanyak diantara sistem
urogenitalia pada pria. Kanker ini sering menyerang pria yang berumur di
atas 50 tahun, diantaranya 30% menyerang pria berusia 70-80 tahun dan
75% pada usia lebih dari 80 tahun.
DAFTAR PUSTAKA
Guyton AC, Hall JE. 2008. Buku ajar fisiologi kedokteran, edisi ke-6.
Jakarta: EGC.
Suyono S, 2007, Buku Ajar Ilmur Penyakit Dalam, Jilid I, Edisi Ketiga,
Balai Penerbit FKUI, Jakarta.