Penyusun:
(rsmmc.co.id, 2018)
Epidemiologi
World Health Organisation (WHO) memperkirakan 235 juta penduduk dunia menderita asma dan paling
sering terjadi pada anak (WHO, 2018).
Menurut laporan CDC (Center for Disease Control and Prevention) tahun 2015, prevalensi asma menurut
usia sebesar 8,4 % pada anak dan 7,6 % pada orang dewasa (Kemenkes, 2016).
Faktor Resiko
Dikelompokan menjadi genetik dan non genetik.
◦ Asap rokok
◦ Perubahan cuaca
◦ Polusi udara
◦ Binatang peliharaan
◦ Jenis makanan
◦ Perabot rumah tangga
◦ Tungau debu rumah
◦ Riwayat penyakit keluarga
Asma bayi – baduta (bawah dua tahun) Asma tercetus infeksi virus
Asma balita (bawah lima tahun) Asma tercetus aktivitas (exercise induced asthma)
Serangan asma dengan ancaman henti napas ◦ Tanpa obat pengendali : pada asma
intermiten
Kelebihan energi akan disimpan menjadi lemak sehingga dengan bertambahnya simpanan lemak
tersebut, bertambah berat badan dan menjadi obesitas.
Kegemukan dan obesitas pada anak dinilai dengan pengukuran Body Mass Index (BMI)
Dampak Obesitas
Menimbulkan berbagai keluhan dan berbagai keluhan dan gangguan penyakit
Penyakit Kardiovaskuler
Penyakit Hipertensi
Asma Bronkhiale
Sleep Apnea
3. Faktor genetik
4. Diet
Diagnosis
Penegakan diagnosis asma pada anak mengikuti alur klasik diagnosis medis. Diagnosis asma pada pasien
obesitas disertai dengan pengukuran parameter hiperreaktivitas bronkus karena gejala respiratori pada pasien
obesitas seringkali menyerupai asma.
Gejala timbul secara episodik atau berulang. Dalam keadaan sedang bergejala batuk atau sesak,
dapat terdengar wheezing, baik yang terdengar
Timbul bila ada faktor pencetus.
langsung (audible wheeze) atau yang terdengar dengan
Adanya riwayat alergi
stetoskop.
Variabilitas
Reversibilitas
Untuk menunjukkan variabilitas gangguan aliran napas akibat obstruksi, hiperreaktivitas, dan inflamasi
Jika terindikasi dan fasilitas tersedia, pemeriksaan untuk mencari kemungkinan diagnosis banding,
misalnya uji tuberkulin, foto sinus paranasalis, foto toraks,, uji defisiensi imun, CT-scan toraks,
endoskopi respiratori.
Obat pereda (reliever) untuk meredakan gejala asma bila sedang timbul dan obat pengendali
(controller) untuk mencegah serangan asma. Cara pemberian dengan inhalasi
Tatalaksana
Obat pengendali asma terdiri dari :
Steroid inhalasi
Menekan inflamasi dan sebagai tatalaksana asma jangka Panjang. Steroid inhalasi
dapat mengendalikan asma, menurunkan angka kekambuhan, mengurangi risiko MRS,
memperbaiki kualitas hidup, memperbaiki fungsi paru.
Kombinasi agonis β2 kerja panjang dengan steroid terbukti memperbaiki fungsi paru
dan menurunkan angka kekambuhan
Tatalaksana
Antileukotrien
Memiliki efek bronkodilatasi kecil, mengurangi gejala termasuk batuk, memperbaiki fungsi paru, dan
mengurangi inflamasi jalan napas dan eksaserbasi.
Diberikan sebagai preparat tunggal atau diberikan sebagai kombinasi dengan steroid inhalasi
karena kemampuan absorbsi dan bioavaibilitas yang lebih baik.
Anti-IgE (omalizumab)
Adalah antibodi monoklonal yang mampu mengurangi kadar IgE bebas dalam serum
Tatalaksana
Non-medikamentosa
Keterangan :