Anda di halaman 1dari 26

Asma Bronkial

Pembimbing: dr. Suhesti Handayani, Sp.A

FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA


KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK
PERIODE 8 FEBRUARI 2021 – 17 APRIL 2021
RSAU dr. ESNAWAN ANTARIKSA
DEFINISI

 Global Initiative Asthma (GINA) mendefinisikan  Penyakit saluran respiratorik dengan dasar
asma sebagai suatu penyakit heterogen, biasanya
inflamasi kronik yang mengakibatkan
ditandai dengan inflamasi kronik saluran
respiratorik. Inflamasi kronik ini ditandai dengan obstruksi dan hiperreaktivitas saluran
riwayat gejala-gejala pada saluran respiratori seperti respiratori dengan derajat bervariasi.
wheezing(mengi), sesak napas, dan batuk yang
bervariasi dalam waktu maupun intensitas, disertai
 Cenderung memberat pada malam atau dini
dengan limitasi aliran udara ekspiratorik. hari dan biasanya timbul jika ada pencetus.
EPIDEMIOLOGI

 Prevalensi total asma di dunia diperkirakan 7,2% (6% pada


dewasa dan 10% pada anak). Prevalensi pada anak menderita
asma meningkat 8-10 kali di negara berkembang

Indonesia
PATOFISIOLOGI
• Hipersekresi mukus
KLASIFIKASI ASMA PADA ANAK
Anamnesis
Apakah ada batuk yang berulang terutama pada malam menjelang dini hari ?

Apakah pasien mengalami mengi atau dada terasa berat atau


batuk setelah terpajan alergen atau polutan?

Apakah ada mengi atau rasa berat di dada atau


batuk setelah melakukan aktifitas atau olah raga?

Apakah gejala-gejala tersebut di atas berkurang/hilang setelah


pemberian obat pelega (bronkodilator)?

Apakah ada batuk, mengi, sesak di dada jika terjadi perubahan musim/
cuaca atau suhu yang ekstrim (tiba-tiba)?

Apakah ada penyakit alergi lainnya (rinitis, dermatitis atopi, konjunktivitis alergi)?

Apakah dalam keluarga (kakek/nenek, orang tua, anak, saudara kandung,saudara sepupu)
ada yang menderita asma atau alergi?
MANIFESTASI KLINIS
MANIFESTASI KLINIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Spirometri

Skin Prick Test , eosinofil total


darah , pemeriksaan IgE spesifik

Uji provokasi bronkus


DIAGNOSIS
(IDAI)
SKEMA KEMUNGKINAN ASMA PADA BALITA
JENJANG TATALAKSANA ASMA JANGKA
PANJANG ANAK USIA >5 TAHUN

• Bila suatu jenjang sudah berlangsung selama 6-8 minggu & asma belum
terkendali  STEP UP
• Bila suatu jenjang sudah berlangsung selama 8- 12 minggu & asma terkendali
penuh  STEP DOWN
• Pada Jenjang 4, jika belum terkendali  ditambahkan omalizumab
JENJANG TATALAKSANA ASMA JANGKA
PANJANG ANAK USIA <5 TAHUN
ALGORITME TATALAKSANA KASUS
ASMA RINGAN SEDANG DAN BERAT

 Kasus Ringan
 B2 Agonist (inhalasi)
 Obs 1-2 jam:  bila efek bertahan ( boleh pulang ) , bekali bronkodilator (hirupan atau
oral) yang diberikan tiap 4−6 jam
 Riwayat serangan asma berat: Kortikosteroid oral diberikan jangka pendek (3−5 hari),
dengan dosis 1−2 mg/kgBB/hari
 Kontrol ke Klinik Rawat Jalan dalam waktu 24−48 jam
ALGORITME TATALAKSANA KASUS
ASMA RINGAN SEDANG DAN BERAT

 Kasus Sedang
 nebulisasi dilanjutkan dengan -agonis + antikolinergik tiap 2 jam atau kortikosteroid
sistemik (oral) prednisone/prednisolon dengan dosis 1-2 mg/kgbb/hari selama 3-5 hari.
 Baik: dikurangi tiap 4 jam, kemudian tiap 6 jam. Jika dalam 12-24 jam klinis tetap baik,
maka pasien dipulangkan dan dibekali obat seperti pasien serangan ringan.
 Tidak membaik: dalam 12 jam responsnya tetap tidak baik, maka pasien dialih rawat ke
Ruang Rawat Inap
ALGORITME TATALAKSANA KASUS
ASMA RINGAN SEDANG DAN BERAT

 Kasus Berat
 Berikan oksigen 2-4 lpm
 Foto toraks
 Steroid IV diberikan bolus tiap 6-8 jam, dosis 0.5-1 mg/kgbb/hari. Nebulisasi B-agonis +
antikolinergik dengan oksigen dilanjutkan tiap 1-2 jam; jika dengan 4-6 kali pemberian
mulai terjadi perbaikan klinis, jarak pemberian dapat diperlebar menjadi tiap 6 jam
ALGORITME LENGKAP
Tatalaksana Non Farmakologis

Edukasi pada anak/ keluarga

Mengidentifikasi dan menghindari


factor pencetus

Kepatuhan dalam
pengobatan
PENCEGAHAN • SEKUNDER
(mencegah inflamasi pada anak yang telah
tersentisisasi)
• PRIMER • Menghindari pajanan asap rokok, serta
(mencegah sensitisasi pada bayi dengan allergen dalam ruangan terutama tungau
risiko asma) debu rumah

1. Menghindari asap rokok dan polutan


lain selama kehamilan & masa • TERSIER
perkembangan bayi/anak
(mencegah manifestasi asma pada anak yang
2. Diet hipoalergenik ibu hamil telah menunjukkan manifestasi penyakit
3. Pemberian ASI eksklusif alergi)
• Pemberian cetirizine selama 18 bulan 
4. Diet hipoalergenik ibu menyusui
pada anak atopi dan IgE spesifik
terhadap serbuk rumput dan tungaua
debu rumah menurunkan kejadian asma
sebanyak 50%
Komplikasi

Status
Pneumothorax Pneumonia Bronkitis
Asmatikus
PROGNOSIS

 Anak dengan asma sedang sampai berat dengan fungsi paru yang menurun akan menderita
asma persisten saat dewasa
 Anak dengan asma ringan dan fungsi paru yang normal akan membaik seiring
pertumbuhan.
TERIMA KASIH….

Anda mungkin juga menyukai