ETIOLOGI
Pertusis ditularkan melalui droplet ketika batuk atau bersin.
Sebagian besar bayi tertular dari saudaranya atau kadang-
kadang orang tuanya.
PENULARAN Penyakit ini sangat menular dan dapat menyerang dengan rata-
rata serangan mencapai 80-100% pada kelompok yang rentan.
Masa inkubasinya selama 6-20 hari dengan rata-rata serangan 7
hari.
Pertusis merupakan toxin mediated disease, yaitu toksinnya
melekat dan melumpuhkan bulu getar saluran nafas (silia),
PENCEGAH Booster diperlukan pada usia empat tahun dan sekali lagi pada
usia 15 tahun.
AN Imunisasi dapat diperoleh dari dokter keluarga dan beberapa
institusi kesehatan milik pemerintah setempat.
Jauhkan bayi Anda dari orang yang batuk
Bayi memerlukan dua atau tiga vaksinasi sebelum terlindung.
Oleh karena itu, penting sekali bayi Anda dijauhkan dari
penderita batuk agar pertusis atau kuman lain tidak ditularkan.
Penyuluhan kepada masyarakat perlu dilakukan terutama
PENCEGAH
AN
Jika seorang dokter merasa bahwa seseorang menderita pertusis,
sekaan dari belakang hidung atau tes darah mungkin dilakukan untuk
membantu mengkonfirmasikan diagnosis.
Curiga pertusis jika anak batuk berat lebih dari 2 minggu, terutama
jika penyakit diketahui terjadi lokal. Tanda diagnostik yang paling
berguna:
TATA
anak dengan pneumonia, kejang, dehidrasi, gizi buruk, henti
napas lama, atau kebiruan setelah batuk.
LAKSANA Beri eritromisin oral (12.5 mg/kgBB/kali, 4 kali sehari) selama
10 hari atau jenis makrolid lainnya. Hal ini tidak akan
memperpendek lamanya sakit tetapi akan menurunkan periode
infeksius.
Terapi Oksigen
Beri oksigen pada anak bila pernah terjadi berhenti napas atau
batuk paroksismal berat.
Gunakan nasal prongs, jangan kateter nasofaringeal atau
kateter nasal, karena akan memicu batuk. Selalu upayakan agar
TATA lubang hidung bersih dari mukus agar tidak menghambat aliran
oksigen.
LAKSANA Terapi oksigen dilanjutkan sampai gejala yang disebutkan di
atas tidak ada lagi.
Perawat memeriksa sedikitnya setiap 3 jam, bahwa nasal
prongs berada pada posisi yang benar dan tidak tertutup oleh
mukus dan bahwa semua sambungan aman.
Tatalaksana jalan napas
Selama batuk paroksismal, letakkan anak dengan posisi kepala
lebih rendah dalam posisi telungkup, atau miring, untuk
mencegah aspirasi muntahan dan membantu pengeluaran
TATA sekret.
LAKSANA Bila anak mengalami episode sianotik, isap lendir dari hidung
dan tenggorokan dengan lembut dan hati-hati.
Bila apnea, segera bersihkan jalan napas, beri bantuan
pernapasan manual atau dengan pompa ventilasi dan berikan
oksigen.
Perawatan penunjang
Hindarkan sejauh mungkin segala tindakan yang dapat merangsang
terjadinya batuk, seperti pemakaian alat isap lendir, pemeriksaan
tenggorokan dan penggunaan NGT.
Jangan memberi penekan batuk, obat sedatif, mukolitik atau antihistamin.
Obat antitusif dapat diberikan bila batuk amat sangat mengganggu.
TATA Jika anak demam (≥ 39º C) yang dianggap dapat menyebabkan distres,
berikan parasetamol.
LAKSANA Beri ASI atau cairan per oral. Jika anak tidak bisa minum, pasang pipa
nasogastrik dan berikan makanan cair porsi kecil tetapi sering untuk
memenuhi kebutuhan harian anak. Jika terdapat distres pernapasan,
berikan cairan rumatan IV untuk menghindari risiko terjadinya aspirasi
dan mengurangi rangsang batuk. Berikan nutrisi yang adekuat dengan
pemberian makanan porsi kecil dan sering. Jika penurunan berat badan
terus terjadi, beri makanan melalui NGT.
Pemantauan
Anak harus dinilai oleh perawat setiap 3 jam dan oleh dokter
sekali sehari. Agar dapat dilakukan observasi deteksi dan terapi
TATA dini terhadap serangan apnea, serangan sianotik, atau episode
LAKSANA batuk yang berat, anak harus ditempatkan pada tempat tidur
yang dekat dengan perawat dan dekat dengan oksigen. Juga
ajarkan orang tua untuk mengenali tanda serangan apnea dan
segera memanggil perawat bila ini terjadi.
Pneumonia
KOMPLIKAS Kejang
I Status Gizi Kurang
Perdarahan dan Hernia
Beri imunisasi DPT pada pasien pertusis dan setiap anak dalam
TINDAKAN keluarga yang imunisasinya belum lengkap.
KESEHATAN Beri DPT ulang untuk anak yang sebelumnya telah diimunisasi.