Anda di halaman 1dari 7

COVID 19 PADA ANAK

A. KONSEP MEDIS
1. Definisi
COVID-19 adalah sub family virus corona yaitu severe acute respiratory syndrome
coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang ditularkan melalui hewan lalu ditularkan ke
manusia. Infeksi virus ini menyerang seluruh kalangan usia dari bayi dan anak-anak
hingga lansia
COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory
Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). SARS-CoV-2 merupakan coronavirus jenis
baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia
2. Etiologi dan Faktor Resiko
Kasus ini menjadi pandemi karena penularan manusia melalui droplet yang menyebar
melalui aerosol, juga dikarenakan lamanya bertahan virus ini. Proses terjangkitnya
virus ini pada anak karena merupakan kelompok rentan dengan gizi yang rendah, imun
yang kurang dan penyakit penyerta (comorbid) dengan menjadi mudah terpapar virus
ini. Adapun masa inkubasi penyakit ini bekisar 2-14 hari terhitung dari mulai terpapar
virus.
SARS-CoV-2 ditularkan dari manusia yang terinfeksi ke manusia lain. Jalur utama
terpaparnya virus ini ke manusia melalui inhalasi langsung dari droplet saluran napas
(dari batuk atau bersin orang yang terinfeksi) dan kontak langsung dengan orang yang
telah terinfeksi, sedangkan penularan pada anak sebagian besar terjadi dari kontak
dengan keluarga. Penularan ini bisa menjadi tinggi apabila kepatuhan terhadap
protokol kesehatan tidak diterapkan pada anak-anak dan menjaga imunitas anak
rendah disertai pemberian makanan gizi yang rendah.
COVID-19 yang menginfeksi anak-anak sebagian besar hanya menunjukkan gejala
ringan seperti terinfeksi virus lainnya, contohnya batuk, pilek dan demam biasa. Hal
seperti ini biasanya tidak begitu menjadi perhatian oleh orang tua, bahkan cenderung
diabaikan. Padahal ini adalah ancaman yang nyata dalam ruang lingkup sosial yang
paling kecil.
3. Tanda da Gejala
Tanda dan gejala biasanya pada anak terjadi demam tinggi, batuk pilek, nyeri
tenggorokkan atau lebih dikenal infeski saluran pernapasan yang dapat menjadi kasus
pneumonia baik ringan maupun berat. Hal inilah yang menjadi penyebab kematian
yang tinggi kasus pada anak yang terinfeski virus COVID-19. Kasus pneumonia
merupakan salah satu penyebab angka kematian tinggi pada anak bahkan sebelum
pandemi COVID-19 terjadi.
Identifikasi awal kasus COVID-19 pada anak sangat perlu dilakukan terutama jika
anak memiliki riwayat kontak dengan pasien kasus berat COVID-19 atau dengan
riwayat penyakit sebelumnya. Misalnya anak dengan penyakit jantung bawaan,
gangguan sistem pernapasan, nilai kadar hemoglobin abnormal, serta status gizi
dengan kondisi malnutrisi berat) atau dengan status defisiensi sistem imunologi.
Adapun tanda dan gejala yang terjadi pada anak dengan COVID-19 adalah jumlah
pernapasan >50 kali/menit (usia < 1 tahun) >40 kali/menit (usia 1-5 tahun), >30
kali/menit (usia >5 tahun), demam tinggi (238°C) menetap selama 3-5 hari. Selain itu
juga diikuti dengan adanya penurunan kesadaran, terjadi letargis, kemudian respons
tidak adekuat, dan gangguan kesadaran lainnya, asidosis metabolik yang tidak dapat
dijelaskan, hasil foto toraks ditemukan infiltrat, efusi pleura, atau progresi cepat
kondisi dalam waktu sangat cepat, serta infeksi dengan virus dan bakteri lainnya
(Kunling, et al., 2020)
Tanda dan gejala selain yang sudah dijelaskan, perlu juga diperhatikan riwayat apakah
anak tinggal di negara terjangkit atau berpergian ke negara terjangkit dalam 14 hari
terakhir sebelum timbul gejala dan adanya riwayat kontak dengan kasus konfirmasi
COVID-19, serta mengunjungi atau dirawat di fasilitas kesehatan yang berhubungan
dengan pasien konfirmasi
Klasifikasi klinis Covid 19

1. Infeksi Asimtomatik yaitu dimana anak yang terkonfirmasi positif dengan


real-time reservse transcription-PCR (RT-PCR) SARS-CoV tanpa disertai
gejala ataupun adanya temuan abnormal pada foto thoraks. Kasus ringan yaitu
anak dengan gejala demam, batuk, nyeri tenggorokkan, pilek, lelah, lesu,
nyeri kepala tanpa tanda pneumonia dari hasil fototoraks
2 Kasus Ringan yaitu anak dengan gejala demam, batuk, nyeri tenggorokan,
pilek, lelah, lesu, nyeri kepala tanpa tanda pneumonia dan hasil fotothoraxs
3 Kasus sedang atau pneumonia ringan yaitu anak dengan atau tanpa demam,
terdapat gejala seperti batuk, dan terdapat pneumonia dari hasil fototoraks
akan tetapi tidak pada kategori penumonia berat
4 Kasus berat atau pneumonia berat yaitu anak dengan memenuhi kriteria
sebagai berikut:
- Peningkatan jumlah pernapasan lebih dari 70 kali/menit (anak usia <1
tahun), >50 kali/menit (usia >1 tahun) tidak diukur pada saat anak demam
dan sedang menangis.
- Saturasi Oksigen < 92%.
- Distress pernapasan (merintih, napas cuping hidung, retraksi/tarikan
dinding dada area suprasternal, interkostal, substernal) sianosis, apnea
intermitten.
- Penurunan kesadaran seperti somnolen, koma atau kejang.
- Tidak mau makan atau penurunan intake makanan dengan tanda
dehidrasi.

5 Kasus Kritis yaitu anak dengan memeliki kriteria berikut:


- Gagal napas pada anak dan memerlukan ventilasi mekanik.
- Syok.
- Gagal organ lain

4. Tes Diagnostik
Pemeriksaan Swab PCR
Thorax
5. Tatalaksana
Adapun penatalaksanaan COVID-19 di rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan
sesuai dilaksanakan sesuai dengan standar prosedur yang telah ditetapkan pemerintah.
Upaya preventif dan penatalaksanaan untuk komplikasi, penyakit penyerta, infeksi
sekunder dan penurunan kondisi kesehatan yang buruk harus dilakukan secara aktif
dan sesuai indikasi.
Penanganan anak dengan suspek COVID-19 dilakukan sesuai kondisi yang dialami
anak. Anak dengan suspek COVID-19 seharusnya diisolasi di dalam ruangan sendiri
atau isolasi mandiri di rumah sesuai anjuran yang telah ditetapkan. Kasus yang
terkonfirmasi positif terinfeksi dapat dirawat dalam satu ruangan yang sama. Kondisi
anak yang kritis harus segera dirawat di ruang intensif.
Penerapan Asuhan keperawatan selama pasien anak dirawat dengan COVID-19
dilakukan sesuai dengan diagnosa keperawatan yang muncul dan mengutamakan
prioritas masalah keperawatan yang ada pada anak tersebut, sehingga perawatan lebih
tepat guna. Diagnosa keperawatan pada kasus anak yang dirawat ini lebih berfokus
pada sistem pernapasan.
Tatalaksana Umum Penanganan COVID-19 Pada Anak

Tatalaksana Umum

- Istirahat penuh/total
- Terapi dukungan pemberian intake kalori (nutrisi) dan cairan yang cukup,
pantau tanda-tanda vital dan saturasi oksigen, menjaga jalan napas tetap
paten dan memberikan oksigen tambahan jika perlu
- Pemeriksaan untuk laboratorium dan radiologi berulang jika perlu
Terapi Simptomatik

- Antipiretik (obat penurun demam) parasetamol 10-15 mg/kgBB/ dosis per


oral setiap 4-6 jam jika perlu, atau ibuprofen 5-10 mg/kgBB/ dosis per oral
- Pemberian sedatif jika anak kejang

Terapi Antiviral
- Interferon-a: pemberian nebulasi Interferon-a 200.000-400.000 IU/ kgBB
atau 2-4 µg/kg dalam 2 ml air steril (nebulasi diberikan dua kali sehari
selama 5-7 hari
- Oseltamivir Diberikan jika bersamaan dengan virus influenza
- Usia <1 tahun 3 mg/kgBB/dosis setiap 12 jam
Usia >1 tahun
- Berat Badan <15 kg, 30 mg setiap 12 jam
- Berat Badan 15-23 kg, 45 mg setiap 12 jam
- Berat Badan 23-40 kg, 60 mg setiap 12 jam
- Berat Badan >40 kg, 75 mg setiap 12 jam
- Lopinavir/ritonavir bila tersedia
- Usia anak 2 minggu - 6 bulan, 16 mg/kgBB/dosis/kali setiap 12 Berat Badan
7-15 kg, 12 mg/kgBB/dosis/kali setiap 12 jam (lopinavir komonen)
- Berat Badan 15-40 kg, 10 mg/kgBB/dosis setiap 12 jam (lopinavir
komponen)
- Berat Badan >40 kg, sesuai dosis dewasa

Terapi antibiotik
- Hindari pemberian antibiotik yang tidak rasional, terutama pengggunaan
antibiotik spektrum luas.
- Pilihan antibiotik: ampisilin, gentamisin melalui Intravena, seftriakson
melalui intravena

Terapi Obat Lain


Glukokortikoid digunakan sesuai dengan beratnya inflamasi sistemik derajat
dispnea dengan atau tanpa ARDS, dan dari hasil pemeriksaan radiologi. Terapi ini
dapat digunakan dalam jangka pendek. Dosis rekomendasi metilprednisolon
maksimal 1-2 mg/kgBB/hari (3-5 hari)

Adapun pasien tanpa gejala isolasi mandiri sebaikanya dilakukan selama 14 hari dan
dipantau petugas kesehatan, selanjutnya kontrol kembali setalah 14 hari karantina.
Untuk pasien yang mengalami gejala ringan tetap dilakukan isolasi mandiri dirumah
selama 14 hari dan mengkonsumsi obat seperti paracetamol dan obat antiviral, serta
multivitamin yang telah diberikan oleh fasilitas kesehatan. Sedangkan untuk anak yang
bergelaja sedang-berat anak di isolasi di ruang perawatan COVID-19/ Rumah Sakit
Darurat COVID-19 selama 14 hari
6. Pencegahan
Pencegahan secara umum adalah menerapkan physical distancing dengan menjaga
jarak 1-2meter; dan menerapkan perilaku hidup bersih sehat (PHBS) dengan cara:
menjaga kebersihan tangan rutin, terutama sebelum memegang mulut, hidung dan
mata, serta setelah memegang instalasi publik dengan mencuci tangan dengan air dan
sabun cair serta bilas setidaknya 20 detik atau menggunakan alkohol 70-80% handrub,
menutup mulut dan hidung dengan tisu ketika bersin atau batuk, dan jika memiliki
gejala saluran napas, gunakan masker, berjemur di sinar matahari selama 10-15 menit,
serta peniadaan kegiatan publik yang melibatkan anak (sekolah); dan periksakan anak
ke fasilitas kesehatan.
Perawat juga mengedukasi masyarakat untuk menjaga lingkungan seperti kebersihan
rumah, ventilasi dan cahaya udara, selalu membuka jendela kamar secara berkala, lalu
membersihkan kamar setiap hari, bisa dengan air sabun atau bahan desinfektan
lainnya.
Perawat juga menganjurkan konsumsi vitamin C sangat baik. dianjurkan kepada orang
tua untuk menambah daya kekebalan tubuh anak, anjuran yang disarankan adalah
tablet Vitamin C dianjurkan juga multivitamin yang mengandung vitamin C,B, E, dan
Zink.
Upaya lainnya adalah memberikan penyuluhan tentang menyediakan menu dan porsi
makanan harian dengan gizi seimbang yang sesuai dengan kebutuhan tumbuh-
kembang anak. Imunitas anak sangat ditentukan oleh asupan nutrisi harian, dan
imunitas adalah senjata utama mereka
7. Komplikasi
 Pneumonia
 ARDS
 Gangguan HAti
 Gagal Ginjal Akut
 Gagal Jantung
 Gangguan Neurologis
 Gangguan Jantung
8. Masalah Keperawatan
Sebagai seorang perawat harus dapat mengetahui apa saja yang menjadi masalah
keperawatan pada anak yang terinfeksi virus ini dan mampu menentukan prioritas
utama terhadap masalah keperawatan yang muncul pada anak dengan COVID-19,
sehingga perawatan yang dilakukan lebih tepat. Adapun masalah keperawatan utama
pada kasus anak yang mengalami COVID-19 dengan gejala sedang sampai berat,
yaitu:

a. Bersihan jalan napas tidak efektif

b. Gangguan pertukaran gas


C. Pola napas tidak efektif

d. Hipertermia

e. Resiko defisit nutrisi

f. Resiko ketidakseimbangan cairan

9. Resiko ketidakseimbangan elektrolit

h. Resiko syok

i. Resiko jatuh

J. Resiko infeksi

Anda mungkin juga menyukai