Anda di halaman 1dari 6

BAB III

PEMBAHASAN

A. Artikel media cetak


Judul Artikel : Sikap Caring Perawat Membantu Pasien Covid Menjalani Hidup
Berkualitas
Sumber : Kompasiana.com
18 Mei 2020, pukul 23:44 WIB

Pandemi corona saat ini mendapat perhatian khusus seluruh dunia. Diawali
dengan pemberitahuan kepada WHO di China mengenai adanya sejenis pneumonia yang
tidak diketahui penyebabnya pada 31 Desember 2019. Virus corona pertama kali
terdeteksi karena adanya infeksi pernapasan akut di Wuhan, salah satu kota di Provinsi
Hubei, China. Wabah ini diberi nama coronavirus disease 2019 (COVID-19) yang
disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2).
Penyebaran virus covid ini memberikan dampak luas secara sosial dan ekonomi.
Indonesia sendiri pertama kali mengkonfirmasi adanya virus ini pada 2 Maret 2020 lalu.
Presiden Joko Widodo mengumumkan ada 2 orang positif terjangkit, yakni wanita
berusia 31 tahun dan 64 tahun. Pengumuman ini membuat pemerintah dan tenaga
kesehatan mulai gencar dalam memerangi virus corona. Pada 17 Mei 2020 tercatat ada
penambahan 529 kasus menjadi 17.025 kasus di Indonesia dengan jumlah pasien dirawat
12.025, pasien meninggal 1.089, dan pasien sembuh 3.911.
Pemerintah dan tenaga kesehatan harus optimis untuk memerangi virus corona
karena jumlah pasien sembuh kian bertambah melebihi pasien meninggal. Tenaga
kesehatan ikut ambil bagian untuk memerangi corona walaupun mereka berisiko besar
untuk terjangkit. Perjuangan perawat ini didasari dengan adanya sikap caring kepada
sesama manusia terutama pasien yang sedang sakit. Perawat tetap menghargai harkat dan
martabat pasien walaupun wabah ini dapat merenggut nyawanya. Tindakan tersebut
didasari sebuah nilai profesionalisme yang dimiliki oleh setiap perawat.
Pemerintah saat ini gencar memberikan informasi yang valid dan berusaha agar
masyarakat tidak menerima berita palsu mengenai covid. Pemerintah juga membuat
aturan untuk merumahkan masyarakat dengan memberlakukan pembatasan sosial
berskala besar atau disingkat PSBB yang dimulai dari ibukota, yakni Jakarta. Aturan
lainya, yakni membatasi masyarakat yang ingin mudik lebaran. Ada beberapa hal yang
harus menjadi perhatian masyarakat ketika ingin mudik tahun ini. Masyarakat yang
tinggal diperkotaan bisa saja menjadi pembawa virus corona kepada keluarganya yang
ada di desa walaupun tidak terlihat adanya gejala. Masyarakat seperti ini disebut dengan
orang tanpa gejala. Pemerintah mengharuskan masyarakat untuk melakukan rapid test
untuk melihat apakah mereka berpotensi untuk menyebarkan virus atau tidak. Walaupun
tidak valid, tes ini cukup dipercaya dalam memeriksa imun seseorang. Ketika rapid test
menyatakan positif, kemungkinan besar ia terkena corona karena imunnya rendah.
Setelah dinyatakan positif, biasanya pasien akan dibawa untuk swab test. Berbagai media
seperti televisi, koran, dan radio membantu pemerintah untuk memberikan pengetahuan
akan covid kepada masyarakat.
Pada masa ini profesi kesehatan dinyatakan sebagai garda terdepan dalam
memerangi virus corona. Perawat kini berperan aktif dalam menentukan tindakan yang
harus ia lakukan untuk membantu pasien meningkatkan kualitas kesehatannya. Perawat
diyakini sebagai pelayan kesehatan garis terdepan yang berpraktik pada semua jenis
lingkungan pelayanan kesehatan seperti pada pandemi corona ini. Perawat dibutuhkan
untuk meningkatkan status status kesehatan masyarakat dengan memastikan pelayanan
berkualitas yang aman dan efektif (ANA, 2002).
Perawat dan dokter bersama-sama menjadi garda terdepan dalam menangani
kasus corona ini. Pembeda yang spesifik adalah dokter melakukan curing
(penyembuhan) sedangkan perawat melakukan caring.  Caring merupakan inti dari
praktik keperawatan yang mencerminkan hubungan yang luas antara perawat dan klien.
Menurut Benner (2004), hubungan pemberi pelayanan dapat bersifat terbuka ataupun
tertutup. Perawat dan klien tidak hanya melakukan tugasnya saja tetapi juga ada
hubungan memberi-menerima sebagai langkah awal pengenalan dan peduli. Caring
antara perawat dan klien memiliki hubungan yang didasari penghargaan, perhatian, dan
juga dukungan. Sikap caring yang diberikan perawat juga membantu pasien corona untuk
tetap semangat dan berjuang melawan penyakitnya.
Salah satu tindakan caring yang dilakukan perawat adalah membantu pasien
untuk bangkit dan melupakan stres akibat corona. Sebuah cerita dibagikan dalam
beritatrans.com (2020) yang menceritakan pengalaman seorang perawat penanganan
covid di Rumah Sakit Universitas Airlangga. Nissa Aruming Sila mengatakan bahawa ia
cukup terkejut dan cemas ketika ia mengetahui bahwa ia masuk tim penanganan covid. Ia
mencoba untuk menguatkan dirinya untuk menjalani profesi yang menjadi ibadah untuk
menolong sesama bagi. Ketika ia mendapatkan pemberitahuan bahwa ia masuk dalam
tim penanganan covid, ia meminta izin kepada keluarganya dan keluarganya
memberikan semangat kepada Nissa. Mulai saat itu, ia dan teman-teman tenaga
kesehatan bangkit dan saling menyemangati. Selama satu bulan menangani pasien covid,
tentu Nissa dan teman-temannya memiliki suka dan duka. Nissa mengatakan tak sedikit
pasien covid yang mengalami depresi saat dirawat. Ia bercerita bahwa banyak pasien
yang memikirkan tentang kematian dan ia harus menenangkan mereka dengan mengajak
mereka senam untuk meningkatkan imun mereka. Perawat penanganan covid memiliki
tanggung jawab untuk memeriksa tanda vital pasien dan memastikan pasien memakan
dan meminum obatnya secara teratur.  
Perawat berkomitmen tetap ada bersama-sama pasien covid untuk membantu
mereka melawan penyakitnya merupakan salah satu nilai profesionalisme yang ia miliki.
Nilai profesionalisme dijadikan dasar seorang perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan guna meningkatkan kualitas kesehatan pasien. Nilai profesional perawat
yang pertama adalah komitmen yang tinggi untuk melayani. Pada masa pandemi ini, kita
dapat melihat komitmen perawat untuk terus menjadi garda terdepan dalam membantu
memerangi virus corona dan beberapa diantaranya gugur dalam tugasnya. Melayani
pasien dengan sepenuh hati, membantu pasien menyediakan kebutuhannya, memberikan
semangat, perhatian, dan dukungan adalah beberapa hal yang dilakukan perawat
profesional saat pandemi corona.
Penghargaan atas harkat dan martabat klien sebagai manusia adalah nilai
profesional selanjutnya. Perawat-perawat profesional yang menjadi garda terdepan
memiliki nilau ini. Mereka menghargai pasien dengan memberikan pelayanan
semaksimal mungkin untuk menaikkan kualitas kesehatan pasien. Nilai profesional
selanjutnya adalah komitmen pada pendidikan dengan belajar secara berkelanjutan.
Perawat ditutut untuk terus mengembangkan pengetahuannya dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada klien. Pengetahuan dan pengalaman sangat dibutuhkan untuk
memberikan asuhan keperawatan yang terbaik untuk kesehatan pasien. Nilai yang
terakhir adalah otonomi, yakni kemampuan untuk  menentukan pilihan yang terbaik
untuk dirinya.
Ada banyak keluarga yang kehilangan anggotanya pada pandemi ini. Beberapa
diantaranya, yakni yang memiliki kualitas imun yang rendah. Banyak diantara pasien
covid yang masih bisa bertahan sampai saat ini. Keluarga dan orang-orang terdekat
mengambil peran penting dalam membantu pasien covid untuk semangat menjalani
harinya di karantina. Ada banyak tindakan yang dapat dilakukan oleh keluarga dalam
membantu mengurangi rasa sakit yang dialami penderita covid. Pasien covid cenderung
merasa bosan karena tidak memiliki pekerjaan aktif selama di karantina. Hal ini harus
menjadi kesadaran keluarga untuk membantu pasien merasa bahagia dan menganggap
dirinya berharga sehingga ia semangat melawan penyakitnya. Keluarga dapat
memberikan dorongan motivasi dan semangat dengan memberikan perhatian lebih
kepada penderita covid. Keluarga menelpon pasien covid sesering mungkin dan
menanyakan hal-hal kecil seperti apakah pasien sudah makan, minum obat atau
menanyakan bagaimana hari yang dijalani pasien. Tindakan-tindakan kecil tersebut
memberikan harapan besar kepada pasien karena ia merasa bahwa ada banyak orang
yang memperhatikannya dan mendoakan kesembuhannya. Ketika tindakan tersebut
masih dapat kita berikan sudah seharusnya kita bersyukur.

Perawat yang dahulunya dianggap sebelah mata oleh banyak pihak sekarang
menjadi garda terdepan dalam memerangi virus corona yang melanda negeri ini.
Masyarakat Indonesia sudah saatnya peduli pada profesi perawat dengan menghargai dan
menerima mereka sebagaimana profesi yang mereka jalani. Pandemi ini membuka mata
masyarakat akan pentingnya profesi perawat dalam dunia kesehatan. Masyarakat harus
berperan aktif dalam membantu memerangi virus ini dengan tetap dirumah. Ada banyak
hal yang dapat dilakukan ketika di rumah seperti memasak, membuat kue, olahraga, dan
menghabiskan waktu bersama orang terkasih. Pandemi ini juga mengajarkan untuk
membagi waktu antara pekerjaan dengan keluarga. Ada banyak orang terutama yang
menetap di perkotaan lupa untuk menghabiskan waktu bersama orang terkasih.
Masyarakat tetap dirumah bersama keluarga untuk membantu tenaga kesehatan memiliki
waktu istirahat walaupun sedikit.

B. Penerapan pada teori Caring Jean Watson


Ditinjau dari teori Watson, artikel tersebut menggambarkan sikap caring perawat yang
memenuhi elemen utama Caring dimana terdapat 10 faktor carative :
1. Pendekatan humanistik dan altruistik
Artikel tersebut menceritakan pengalaman seorang perawat di Rumah Sakit
Universitas Airlangga, Nissa Aruming Sila yang cukup terkejut dan cemas ketika ia
mengetahui bahwa ia masuk tim penanganan covid. Ia mencoba untuk menguatkan
dirinya untuk menjalani profesi yang menjadi ibadah untuk menolong sesama bagi.
Hal itu membuktikan bahwa perawat tersebut memiliki sikap caring humanistik dan
altruistic, dimana ia mendahului kepentingan orang lain dibanding diri sendiri.

2. Menanamkan sikap penuh harapan


Perawat Nisa mengatakan tidak sedikit pasien covid yang mengalami depresi saat
dirawat. Ia bercerita bahwa banyak pasien yang memikirkan tentang kematian dan ia
harus menenangkan mereka dan membantu dalam kegiatan yang dapat
meningkatkan imun seperti senam. Dengan tetap memberikan afirmasi positif dan
memfasilitasi pasien bicara dengan keluarga melalui telepon atau sambungan video
call dapat memberikan dorongan motivasi dan semangat, membantu pasien merasa
bahagia dan menganggap dirinya berharga sehingga ia semangat melawan
penyakitnya. Dengan sikap tersebut, menunjukan perawat menanamkan sikap penuh
harapan kepada pasien.

3. Kepekaan terhadap diri sendiri dan orang lain


Perawat menyadari bahwa dengan menjadi garda terdepan pada pandemi covid ini,
hal itu berarti siap dengan resiko terpapar, dimana tidak sedikit pasien di antaranya
yang meninggal akibat penyakit covid tersebut. Meskipun ada perasaan cemas dan
khawatir, tetapi dengan sikap caring yang ada, perawat tetap menjalankan tugasnya
karena akan banyak pasien yang membutuhkan pelayanan asuhan keperawatan yang
berdasar pada konsep caring. Pengembangan perasaan ini membawa pada
aktualisasi diri melalui penerimaan diri antara perawat dan klien.

4. Hubungan saling percaya dan saling membantu


Dalam artikel dikatakan bahwa ada banyak keluarga yang kehilangan anggotanya
pada pandemi ini. Beberapa di antaranya, yakni yang memiliki kualitas imun yang
rendah. Banyak di antara pasien covid yang masih bisa bertahan sampai saat ini.
Dengan hubungan saling percaya dan saling membantu, perawat menunjukan hal itu
dapat dilakukan meskipun di masa pandemi di mana segala hal menjadi sangat
terbatas. Pasien mempercayakan sepenuhnya kepada perawat untuk memantau
kondisi tanda vital hingga obat-obatan.

5. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif


6. Menggunakan problem solving dalam mengambil keputusan

7. Peningkatan belajar mengajar interpersonal


Nilai caring yang selanjutnya ditunjukan pada artikel ini adalah komitmen perawat
pada pendidikan dengan belajar secara berkelanjutan. Perawat berususaha untuk
mengembangkan pengetahuannya dalam memberikan asuhan keperawatan kepada
klien. Pengetahuan dan pengalaman sangat dibutuhkan untuk memberikan asuhan
keperawatan yang terbaik untuk kesehatan pasien.

8. Menciptakan lingkungan fisik, mental, sosiokultural, spiritual yang mendukung


Pasien covid cenderung merasa bosan karena tidak memiliki pekerjaan aktif selama
di karantina, karena perawatan dengan diagnosa tersebut membutuhkan waktu lebih
lama untuk pulih. Dengan karantina ketat, perawat tetap berada di sisi pasien siap
melayani dan menyediakan segala kebutuhan dasar seperti makan, eliminasi, hingga
dukungan semangat. Semangat yang diberikan tidak hanya dari perawat, tetapi
kesempatan untuk berkomunikasi dengan keluarga menjadi suatu wadah pasien
menyalurkan emosinya dan rasa bosan yang dialami selama perawatan.

9. Memberi bantuan dalam pemenuhan kebutuhan manusia


Pada artikel ini, dapat dilihat bahwa komitmen perawat untuk terus menjadi garda
terdepan dalam membantu memerangi virus corona dan beberapa diantaranya gugur
dalam tugasnya. Melayani pasien dengan sepenuh hati, membantu pasien
menyediakan kebutuhannya, memberikan semangat, perhatian, dan dukungan adalah
beberapa hal yang dilakukan perawat profesional saat pandemi corona.

10. Terbuka pada eksistensial fenomenologikal dan dimensi spiritual penyembuhan

Anda mungkin juga menyukai