Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENERAPAN CARING PADA PASIEN DENGAN HIV

AIDS
Dosen pengampu : Siti Khoiriyah., S. Kep., Ns., M.Kep

Di susun oleh :
Marwah Hanny Arsita : 2020270006
Ardiana : 2020270016
Silviana Salsabila : 2020270023

Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Sains Al Qur’an di Wonosobo
2022

Kata Pengantar
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalwat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah yang berjudul PENERAPAN CARING PADA PASIEN HIV/AIDS

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempruna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharap kritik
serta saran dari pembaca untuk mekalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalh yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
pembimbing kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini. Demikian, semoga
Komakalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatu.


Daftar Isi
Kata Pengantar
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Bab II Pembahasan
A. Pengertian HIV/AIDS
B. Faktor resiko penularan HIV/AIDS
C. Konsep Caring
D. Penerapan caring pada pasien HIV
E. Asuhan keperawatan HIV
F. Sop perawatan penyakit HIV

BAB III Kesimpulan


DAFTAR PUSTAKA
BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Di era globalisasi ini, segala bidang kehidupan sedang mengalami perkembangan
bahkan kemajuan. Salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan, bidang pelayanan
keseahtan tidak hanya sarana dan prasarana yang mengalami kemajuan, tetapi juga
profesionalisme dari tenaga kesehatan.
Lingkungan keseahtan seperti rumah sakit, perawat akan berhadapan dengan klien
dan tenaga kesehatan lainnya. Oleh karena itu, perawat harus terus meningkatkan
profesionalosmenya, yaitu meingkatkan perilaku caring. Caring bukan semata-mata
perilaku. Caring adalah cara yang memiliki makna dan memotivasi tindakan. Caring juga
didefinisikan sebagai tindakan yang bertujuan memberikan asuhan disik dan
memperhatikan emosi sambal meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien (Carruth et
all, 1999).

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian caring?
2. Apa maksud dari aspek biologis?
3. Apa maksud dari aspek psikologis
4. Apa maksud dari aspek sosial
5. Asuhan keperawatan dalam aspek sepiritual

C. Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui pengertian caring.
2. Mahasiswa mengetahui penerapan caring pada pasien hiv
BAB II
Pembahasan
A. Pengertian HIV/AIDS
HIV/AIDS merupakan penyakit yang menyerang sistem imun manusia terutama sel
CD4 yang berfungsi untuk melawan infeksi atau penyakit yang masuk ke dalam
tubuh. Jika seseorang menderita penyakit ini, maka gejala yang dialami biasanya
diakibatkan oleh kegagalan sistem imun dalam membangun kekebalan tubuh,
sehingga ia rentan mengalami berbagai jenis infeksi di dalam tubuh. Gejala mulai dari
demam yang tidak jelas asalnya, sariawan, gejala seperti flu, dan masih banyak
lainnya.
Penyakit ini pada prinsipnya ditularkan melalui cairan tubuh. Cairan tubuh yang
mengandung virus HIV tersebut (contohnya darah, sperma, cairan vagina atau rektum,
ASI) dapat menginfeksi orang lain melewati membran mukosa yang terbuka,
misalnya pada alat genital, luka terbuka, atau suntikan. Sehingga, biasanya rute
penularan HIV yang paling sering adalah melalui hubungan seksual (vaginal, anal),
injeksi suntikan yang tidak steril, persalinan, dan menyusui.

B. FAKTOR RESIKO PENULARAN HIV


Berbagai faktor resiko penyebab HIV/AIDS, seperti: hubungan sex bebas (beresiko),
pemakaian jarum suntik narkoba, penularan melalui transfusi darah, dan transmisi dari ibu ke
anak. Di samping itu faktor karakteristik juga berperan terhadap resiko penularan HIV/AIDS,
seperti umur, jenis, pekerjaan, dan pendidikan. Faktor-faktor risiko penularan HIV/AIDS
sangat banyak, tetapi yang paling utama adalah faktor perilaku seksual4 . Faktor lain adalah
penularan secara parenteral dan riwayat penyakit infeksi menular seksual yang pernah diderita
sebelumnya1,5,6. Perilaku seksual yang berisiko merupakan faktor utama yang berkaitan
dengan penularan HIV/AIDS7 . Partner seks yang banyak dan tidak memakai kondom dalam
melakukan aktivitas seksual yang berisiko merupakan faktor risiko utama penularan
HIV/AIDS.

C. Konsep Caring
Mayehoff memandang caring sebagai suatu proses yang beorientasi pada tujuan
membantu orang lain bertumbuh dan mengaktualisasikan diri. Mayheoff
memperkenalkan sifat-sifat caring seperti jujur, sabar dan rendah hati. Sobey
mendefinisikan caring sebaai suatu rasa peduli, hormat dan menghargai orang lain.
Artinya memberi perhatian dan mempelajari kesukaan-kesukaan seseorang dan
bagaimana seseorang berfikir, bertindak dan berperasaan.
Caring sebagai theraipetik intervention. Dalam hal ini tindakan caring yang
dibutuhkan pasien seperti mendengarkan dengan aktif, mendidik pasien, menjadi
penasehat pasien, menyentuh, menemani pasien dan kemampuan Teknik mengenai
prosedur atau intervensi keperawatan. Dalam keperawatan, caring merupakan bagian
inti yang penting terutama dalam praktik keperawatan.
Saat ini, caring adalah isu besar dalam profesionalisme keperawatan. Banyak ahli
keperawatan yang mengungkapkan mengenai teori caring, antara lain sebagai berikut :
1. Watson (1979), yang terkenal dengan Theory of Human Caring, mempertegas
bahwa caring sebagai jenis hubungan dan transaksi yang diperlukan antara
pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungi pasien sebagai
manusia, dengan demikian mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh.
2. Mariner dan Tomey (1994), menyatakan bahwa caring merupakan pengetahuan
kemanusiaan, inti dari praktikk keperawatan yang bersifatetik dan filosofikal.
Caring bukan semata-mata perilaku. Caring adalah cara yang memiliki makna dan
memotivasi tindakan. Caring juga didefinisikan sebagai tindakan yang bertujuan
memberikan asuhan fisik dan memperhatikan emosi sambal meningkatkan rasa
aman dan keselamatan klien (Carruth et all, 1999).
3. Griffin (1983), membagi konsep caring kedalam dua dominan utama. Salah satu
konsep caring ini berkenan dengan sikap dan emosi perawat, sementara konsep
caring yang lain terfokus pada aktivitas 0yang dilakukan perawat saat
melaksanakn fungsi keperawatannya. Griffin menggambarkan caring dalam
keperawatan sebagai sebuah proses interpersonal essensial yang mengharuskan
perawat melakukan aktivitas peran yang spesifik dalam sebuah cara dengan
menyampaikan ekspresi emosi-emosi tertentu kepada pasien. Aktivitas tersebut
menurut Griffim meliputi membantu, menolong, dan melayani orang yang
mempunyai kebutuhan khusus. Proses ini dipengaruhi oleh hubungan antara
perawat dengan pasien.
4. Lydia Hall (1969), mengemukakan perpaduan tiga aspek dalam teorinnya.
Sebagai seorang perawat, kemampuan care, core, dan cure harus dipadukan
secara seimbang sehingga menghasilkan asuhan keperawatan yang optimal untuk
klien. Care merupakan komponen penting yang berasal dari naluri seorang ibu.
Core merupakan dasar dari ilmu sosial yang terdiri dari kemampuan terapeutik,
dan kemampuan bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain. Sedangkan cure
merupakan dasar ilmu patologi dan terapeutik. Dalam memberikan asuhan
keperawatan secara total kepada klien, maka ketiga unsur ini harus dipadukan
(Julia, 1995).
5. Florence Nightingale (1860), caring adlaah tindakan yang memnunjukan
pemanfaatan lingkungan pasien dalam membantu penyembuhan, memberikan
lingkungan pasien dalam membantu penyembuhan, memberikan lingkungan
bersih, verifikasi yang baik dan tenang kepada pasien.
6. Leinginger (1981), caring memiliki aktifitas, proses dan pengambilan keputusan
yang bersifat memelihara baik secara langsung maupun tidak langsung untuk
meningkatkan status kesehatan.
7. Barnum (1994), caring memiliki mana yang bersifat aktivitas, sikap (emosional)
dan kehati-hatian. Secara garis besar, dapat dikatakan caring adalah sental praktik
keperawatan berupa tindakan yang memperhatikan kesehatan klien dengan
menunjukan perhatian, empati maupun rasa menyayangi yang berupaya untuk
meningkatkan kesehatan klien.
D. PENERAPAN CARING PADA PENDERITA HIV/AIDS
Menurut Prof. Dr. Nursalam, M.Nurs (Hons) dalam pidatonya yang
disampaikan pada Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu
Keperawatan pada Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga di Surabaya
pada Hari Sabtu, Tanggal 18 Januari 2014 menyatakan bahwa Prinsip Asuhan
keperawatan HIV dalam mengubah perilaku dalam perawatan dan
meningkatkan respons Imunitas pasien dengan HIV melalui pemenuhan
kebutuhan fisik, psikologis, sosial, dan spiritual perawat dalam menurunkan
stresor.

1. pada Aspek Biologis

Caring pada aspek biologis pada PHIV adalah pemenuhan kebutuhan fisik
sebagai akibat dari tanda dan gejala yang terjadi. Aspek perawatan fisik meliputi
(a) universal precautions; (b) Pengobatan Infeksi Skunder (IO) dan Pemberian
ARV; (d) Pemberian Nutrisi; dan (e) aktifitas dan istirahat.

2.Caring pada Aspek Psikologis

Coping strategy pada aspek psikologis merupakan koping yang digunakan


individu secara sadar dan terarah dalam mengatasi sakit atau stresor yang

dihadapinya. Strategi Koping (Cara Penyelesaian Masalah) ada 3


yaitu,

a. Teknik Koping

 Pertama, Pemberdayaan Sumber Daya Psikologis (Potensi diri),


Sumber daya psikologis merupakan kepribadian dan kemampuan
individu dalam memanfaatkannya menghadapi stres yang disebabkan
situasi dan lingkungan (Pearlin & Schooler, 1978:5).

 Kedua, Pikiran yang positif tentang dirinya (harga diri), Jenis ini
bermanfaat dalam mengatasi situasi stres, sebagaimana teori dari
Colley’s looking-glass self: rasa percaya diri, dan kemampuan untuk
mengatasi masalah yg dihadapi
 Ketiga, mengontrol diri sendiri. Kemampuan dan keyakinan untuk
mengontrol tentang diri sendiri dan situasi (internal control) dan
external control (bahwa kehidupannya dikendalikan oleh
keberuntungan, nasib, dari luar) sehingga pasien akan mampu
mengambil hikmah dari sakitnya (looking for silver lining).

b. Teknik Perilaku.

Teknik perilaku dapat dipergunakan untuk membantu individu dalam mengatasi


situasi stres. Beberapa individu melakukan kegiatan yang bermanfaat dalam
menunjang kesembuhannya. Misalnya, pasien HIV akan melakukan aktivitas
yang dapat membantu peningkatan daya tubuhnya dengan tidur secara teratur,
makan seimbang, minum obat anti retroviral dan obat untuk infeksi sekunder
secara teratur, tidur dan istirahat yang cukup, dan menghindari konsumsi obat-
obat yang memperparah keadaan sakitnya. Hasil penelitian Efek strategi
koping terhadap respons psikologis (penerimaan) yang dikembangkan dari
Kubler-Rose meliputi denial, anger, bargaining, depression, dan acceptance
menunjukkan hasil korelasi yang positif dengan aspek biologis yaitu CD4
dan kortisol.

3. Caring pada Aspek Sosial


Caring pada Aspek Sosial tercermin dalam bentuk dukungan sosial (Social
Support) Hampir setiap orang tidak mampu menyelesaikan masalah sendiri,
mereka memerlukan bantuan orang lain.Dimensi dukungan sosial meliputi 3 hal
(Jacobson, 1986), yaitu: Emotional support, meliputi; perasaan nyaman, dihargai,
dicintai, dan diperhatikan), Cognitive support, meliputi informasi, pengetahuan
dan nasehat, Materials support, meliputi bantuan/pelayanan berupa sesuatu barang
dalam mengatasi suatu masalah,Mekanisme bagaimana dukungan sosial
berpengaruh terhadap kesehatan meliputi 3 mekanisme Social support secara
langsung atau tidak berpengaruh terhadap kesehatan seseorang (Pearlin &
Aneshensel, 1986: 418), yaitu: (1) Mediator perilaku, mengajak individu untuk
mengubah perilaku yang jelek dan meniru perilaku yang baik (misalnya, berhenti
merokok), (2) Psikologis, meningkatkan harga diri dan menjembatani suatu
interaksi yang bermakna, (3) Fisiologis, membantu relaksasi terhadap sesuatu
yang mengancam dalam upaya meningkatkan sistem imun seseorang.
E. ASUHAN KEPERAWATAN RESPONS SPIRITUAL

Asuhan Keperawatan pada aspek spiritual ditekankan pada penerimaan


pasien terhadap sakit yang dideritanya (Ronaldson, 2000). Sehingga PHIV akan dapat
menerima dengan ikhlas terhadap sakit yang dialami dan mampu mengambil hikmah
Asuhan Keperawatan yang dapat diberikan adalah:

1) menguatkan harapan yang realistis kepada pasien terhadap kesembuhan.


misalnya akan memberikan ketenangan dan keyakinan pasien untuk berobat.

2) pandai mengambil hikmah. Peran perawat dalam hal ini adalah mengingatkan
dan mengajarkan kepada pasien untuk selalu berfikiran positif terhadap semua
cobaan yang dialaminya

3) Ketabahan hati. Karakteristik seseorang didasarkan pada keteguhan dan

ketabahan hati dalam menghadapi cobaan


Hasil penelitian efek dukungan spiritual pada Pasien dengan HIV menunjukkan
korelasi terhadap respon biologis. Indikator dukungan spiritual meliputi harapan,
tabah, dan pandai mengambil hikmah.

F. SOP PASIEN HIV/AIDS


a. Pasien di tempatkan di ruangan sesuai dengan gejala yang di rasakan
b. Perawatan di lakukan secara terpisah dengan pasien lain
c. Menggunakan sarung tangan steril ketika harus mengelola cairan tubuh pasien
seperti darah dan feses. Cuci tangan sebelum menggunakan sarung tangan, lepas
dan buang sarung tangan di kontainer medis, dan cuci tangan setelahnya.
d. Bedakan kontainer medis dan non-medis ketika melakukan perawatan pada
pasien. Pisahkan alat-alat atau bahan yang sudah bersentuhan dengan cairan tubuh
pasien ke kontainer medis
BAB III
Kesimpulan

Caring merupakan esensi keperawatan yang membedakan dengan profesi lain


dan mendominasi serta mempersatukan serta menjiwai tindakan keperawatan. Caring
sebagai core (inti) dari ilmu keperawatan yang dikenal sebagai “human science and
human care” (Watson, 2008).

Peran Caring perawat di masa depan harus berkembang seiring dengan


perkembangan iptek dan tuntutan kebutuhan masyarakat, sehingga perawat dituntut
mampu menjawab dan mengantisipasi terhadap dampak dari perubahan. Sebagai
perawat profesional, peran yang diemban adalah C-A-R-E (Communicatiom-Activity-
review & responsive, tanggap-education) (Nursalam, 2011).
DAFTAR PUSTAKA

Novieastari, E. (2009). Perilaku Caring Dalam Pemberian Asuhan Keperawatan.


Universitas Indonesia. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai