Anda di halaman 1dari 19

INFLUENZA

Apt.Ahmad Wildhan Wisnu Wardaya,M.Farm


Pendahuluan
Influenza merupakan salah satu penyakit yang paling sering
ditemui dan sangat mudah menular melalui udara. Penyakit
influenza merupakan penyakit pada saluran nafas bagian atas
yang disebabkan oleh infeksi virus influenza. Sama seperti
infeksi virus pada umumnya, influenza berlangsung sekitar 2-7
hari dan akan sembuh seiring dengan meningkatnya sistem
imun seseorang.
Ada 3 tipe virus influenza, yaitu tipe A, B, dan C. Penyakit
influenza terjadi akibat infeksi virus influenza tipe A atau B.
Pendahuluan
Manifestasi klinis penyakit influenza sangat beragam, mulai
dari gejala yang ringan sampai dengan gagal nafas.  Pada
pasien yang menderita penyakit kronis, influenza dapat
berlangsung lebih lama, berlanjut pada komplikasi (terutama
infeksi dan peradangan saluran nafas bagian bawah, seperti
pneumonia), dan bahkan berakibat fatal.  Manifestasi serius
penyakit influenza juga sering terjadi pada anak-anak berusia
kurang dari 6 bulan dan lanjut usia (lansia), wanita hamil, dan
penderita imunosupresi.
Epidemiologi
Epidemiologi penyakit influenza ditemukan di seluruh semua
negara di dunia dan terutama terjadi pada musim dingin di
negara 4 musim dan sepanjang tahun di negara tropis.  Ada
banyak epidemi influenza yang bersejarah dan risiko pandemi
influenza di masa depan selalu hadir dengan beberapa
organisasi kesehatan seperti CDC dan WHO yang melakukan
pengamatan dan mendorong program vaksinasi influenza.
Epidemiologi
Pandemi influenza telah lama dikenal sejak fenomena “Flu
Spanyol” di era tahun 1918-19 yang menyebabkan kematian
hingga 50 juta jiwa dan disebabkan oleh subtipe virus H1N1.
Antara tahun 1957-58, pandemi “Flu Asia” muncul setelah
adanya antigenic shift dari subtipe H1N1 menjadi subtipe
H2N2.  Virus H2N2 kemudian digantikan oleh H3N2 saat
terjadi pandemi “Flu Hongkong” tahun 1968 sebelum akhirnya
disusul oleh wabah virus H1N1 tahun 1977 yang
karakteristiknya mirip virus H1N1 pada saat “Flu Asia” terjadi.
Patofisiologi
Patofisiologi influenza dimulai dari inhalasi droplet virus
influenza, diikuti replikasi virus dan kemudian infeksi virus
menyebabkan inflamasi pada saluran pernafasan.
Virus influenza masuk melalui inhalasi dari droplet yang
infeksius, aerosol partikel mikro, maupun inokulasi langsung
lewat sentuhan tangan dari penderita. Virus kemudian
mengikat reseptor asam sialat yang terdapat pada sel epitel
jalan napas, khususnya di trakea dan bronkus. Kemudian,
replikasi virus mencapai puncaknya dalam 48 jam pasca
infeksi dan jumlah virus berhubungan langsung dengan
derajat keparahan penyakit.
Patofisiologi
Pada kasus yang berat, terdapat perluasan infeksi virus
mencapai bagian paru-paru distal yang sesuai dengan
karakteristik pneumonitis interstisial.  Kerusakan pada alveoli
yang disertai pembentukan membran hialin menyebabkan
perdarahan dan eksudat keluar dari kapiler alveolar menuju
lumen yang kemudian mengakibatkan gangguan pertukaran
gas dan disfungsi napas berat.
Patofisiologi
Respon imun tubuh terhadap virus influenza mencakup
peningkatan sitokin proinflamasi seperti IL-6 dan IFN-α oleh
sel yang terinfeksi.  Peningkatan sitokin memuncak pada 48
hari kedua pascainfeksi dan sesuai dengan berat gejala yang
dialami pasien.
Antibodi serum (IgM, IgG, dan IgA) terhadap hemaglutinin
(HA) dan neuraminidase (NA) baru muncul setelah satu
minggu pascainfeksi dan belum berperan dalam proteksi
terhadap penyakit akut, namun dapat memberikan imunitas
dan proteksi terhadap reinfeksi oleh tipe virus yang sama
hingga beberapa tahun.
Diagnosa
Gejala sistemik yang muncul mendadak setelah 1-2 hari
periode inkubasi, yang ditandai oleh demam, menggigil, nyeri
otot, sakit kepala, lemas, dan penurunan nafsu makan.
Keluhan pernapasan seperti batuk kering, nyeri tenggorok,
dan pilek dapat terjadi bersamaan dengan gejala sistemik,
namun yang lebih menjadi keluhan utama biasanya adalah
gejala sistemik dibandingkan gejala pernapasan.
Nyeri otot terutama dikeluhkan pada tungkai dan lengan atau
otot punggung. Nyeri sendi tanpa disertai tanda-tanda radang
sendi. Nyeri pada mata khususnya saat melihat ke samping
dan disertai rasa terbakar atau peningkatan produksi air mata.
Penularan
Penularan influenza terjadi melalui kontak erat dengan
penderita. Virus dari penderita dapat menginfeksi orang lain
melalui droplet saat penderita sedang batuk atau bersin dan
melalui . Influenza dapat menular 2-5 hari sejak gejala
dirasakan pada orang dewasa dan sampai dengan 10 hari
pada anak-anak.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan untuk sebagian besar pasien dengan infeksi
influenza adalah pengobatan suportif dengan istirahat,
paracetamol dan hidrasi cukup. Penatalaksanaan
influenza mencakup pengenalan dini komplikasi seperti
pneumonia dan pengobatan yang tepat.
Penatalaksanaan
Penanganan Pertama
 Banyak beristirahat dan hindari kontak dengan orang lain
 Cukupi kebutuhan cairan dengan banyak minum
 Konsumsi paracetamol atau ibuprofen untuk mengurangi
gejala sistemik
Penatalaksanaan
Pemberian obat antivirus (oseltamivir oral atau zanamivir inhalasi)
dapat dilakukan dalam skema rawat jalan apabila seluruh kriteria
berikut terpenuhi:
 Pasien termasuk dalam kategori kelompok berisiko yang memiliki
prognosis lebih buruk dibanding orang sehat yang terinfeksi
influenza
 Terdapat pemberitahuan petugas kesehatan atau pemerintah bahwa
sedang ada wabah influenza
 Pasien dapat memulai terapi dalam kurun waktu 48 jam sejak awitan
gejala (pemberian obat setelah 48 jam hanya boleh dipertimbangkan
pada kondisi terbatas oleh spesialis penyakit infeksi).
 Pertimbangkan pemberian oseltamivir oral walaupun pasien bukan
kelompok berisiko namun secara klinis berpotensi mengalami
komplikasi serius dari influenza. Lakukan evaluasi pengobatan
setelah satu minggu untuk memastikan perbaikan gejala dan
menyingkirkan adanya komplikasi sekunder.
Penatalaksanaan
Persiapan rujukan ke rumah sakit
 Beberapa tanda bahaya pada penyakit influenza yang perlu
diperhatikan pada orang dewasa antara lain:
 Terlihat sesak atau nafas menjadi semakin cepat
 Nyeri atau terasa berat pada bagian dada dan/atau abdomen
 Muntah yang hebat atau terus-menerus
 Gejala influenza yang dialami berkurang atau membaik,
namun muncul kembali dengan demam dan batuk yang lebih
hebat
Obat-Obatan
 Untuk orang dewasa yang mengalami imunosupresi berat dan anak-anak
berusia diatas 5 tahun, zanamivir merupakan lini pertama. Jika zanamivir
tidak memungkinkan, oseltamivir dapat menjadi pilihan kedua.
 Untuk pasien dengan gangguan ginjal, zanamivir merupakan obat
pilihan. Jika oseltamivir harus digunakan, lakukan penyesuaian dosis
berdasarkan derajat kerusakan ginjal.
 Untuk kelompok pasien dewasa dan anak-anak lainnya (termasuk wanita
hamil), gunakan oseltamivir sebagai terapi lini pertama, kecuali terdapat
bukti adanya resistensi oseltamivir. Dalam kondisi resistensi oseltamivir,
maka pertimbangkan zanamivir untuk dewasa dan anak-anak diatas 5
tahun, atau rujuk ke spesialis penyakit infeksi untuk pertimbangan
pemberian nebulisasi zanamivir
Obat-obatan
 Oseltamivir
 Bekerja terhadap virus influenza tipe A dan B dengan menghambat
neuraminidase
 Indikasi dan dosis:
 Profilaksis influenza (oral):
 Usia 1-2 bulan : 2,5 mg/kg/hari selama 10 hari pasca paparan
 Usia 3-11 bulan : 3 mg/kg/hari selama 10 hari pasca paparan
 Usia 1-12 tahun : 30 mg/hari (untuk BB 10-15 kg); 45 mg/hari (BB 15-23 kg);
60 mg/hari (BB 23-40 kg); 75 mg/hari (BB > 40 kg) selama 10 hari
 Usia 13-17 tahun : 75 mg/hari selama 10 hari untuk profilaksis; dan selama 6
minggu ketika epidemi
 Dewasa : 75 mg/hari selama 10 hari untuk profilaksis; dan selama 6 minggu
ketika epidemi
Efek Samping
 Sering : nyeri perut, gejala dispepsia, sakit kepala, mual,
muntah
 Jarang : gangguan kesadaran, ruam, gangguan irama
jantung, perdarahan saluran cerna, trombositopenia, sindrom
Steven-Johnson, gangguan penglihatan, dan gangguan
neuropsikiatri.
Obat-obatan
 Zanamivir
 Bekerja dengan menurunkan replikasi virus influenza A dengan menghambat neuraminidase
 Indikasi dan dosis:
 Pencegahan influenza (inhalasi serbuk):
 Usia 5-17 tahun : 10 mg/hari selama 10 hari
 Dewasa : 10 mg/hari selama 10 hari
 Pencegahan influenza epidemik (inhalasi serbuk)
 Usia 5-17 tahun : 10 mg/hari selama 28 hari
 Dewasa : 10 mg/hari selama 28 hari
 Pengobatan influenza (inhalasi serbuk)
 Usia 5-17 tahun : 10 mg dua kali sehari selama 5-10 hari
 Dewasa : 10 mg dua kali sehari selama 5-10 hari
 Efek samping
 Sering : ruam
 Jarang : angioedema, bronkospasme, sesak, urtikaria, gangguan neuropsikiatrik, sindrom
Steven-Johnson.
Promkes
Edukasi upaya pencegahan influenza mengharuskan menjaga
kebersihan seperti kebiasaan mencuci tangan dan
menghindari menyentuh hidung dan mulut perlu digalakkan,
bersama dengan orang-orang yang terinfeksi influenza yang
menghindari kontak dekat dengan orang lain seperti izin tidak
masuk kantor atau sekolah. Promosi kesehatan vaksinasi
influenza penting untuk mengendalikan risiko epidemi dan
menghindari dampak ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai