0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
14 tayangan19 halaman
Penyakit influenza disebabkan oleh infeksi virus influenza tipe A atau B yang menyerang saluran pernafasan bagian atas. Gejalanya bervariasi dari ringan hingga parah. Penularannya terjadi melalui kontak langsung atau droplet dari penderita. Penatalaksanaannya berupa istirahat, parasetamol, dan antivirus oseltamivir atau zanamivir untuk kelompok berisiko. Upaya pencegahannya adalah mencuci tangan, menghindari kontak dengan pender
Penyakit influenza disebabkan oleh infeksi virus influenza tipe A atau B yang menyerang saluran pernafasan bagian atas. Gejalanya bervariasi dari ringan hingga parah. Penularannya terjadi melalui kontak langsung atau droplet dari penderita. Penatalaksanaannya berupa istirahat, parasetamol, dan antivirus oseltamivir atau zanamivir untuk kelompok berisiko. Upaya pencegahannya adalah mencuci tangan, menghindari kontak dengan pender
Penyakit influenza disebabkan oleh infeksi virus influenza tipe A atau B yang menyerang saluran pernafasan bagian atas. Gejalanya bervariasi dari ringan hingga parah. Penularannya terjadi melalui kontak langsung atau droplet dari penderita. Penatalaksanaannya berupa istirahat, parasetamol, dan antivirus oseltamivir atau zanamivir untuk kelompok berisiko. Upaya pencegahannya adalah mencuci tangan, menghindari kontak dengan pender
Pendahuluan Influenza merupakan salah satu penyakit yang paling sering ditemui dan sangat mudah menular melalui udara. Penyakit influenza merupakan penyakit pada saluran nafas bagian atas yang disebabkan oleh infeksi virus influenza. Sama seperti infeksi virus pada umumnya, influenza berlangsung sekitar 2-7 hari dan akan sembuh seiring dengan meningkatnya sistem imun seseorang. Ada 3 tipe virus influenza, yaitu tipe A, B, dan C. Penyakit influenza terjadi akibat infeksi virus influenza tipe A atau B. Pendahuluan Manifestasi klinis penyakit influenza sangat beragam, mulai dari gejala yang ringan sampai dengan gagal nafas. Pada pasien yang menderita penyakit kronis, influenza dapat berlangsung lebih lama, berlanjut pada komplikasi (terutama infeksi dan peradangan saluran nafas bagian bawah, seperti pneumonia), dan bahkan berakibat fatal. Manifestasi serius penyakit influenza juga sering terjadi pada anak-anak berusia kurang dari 6 bulan dan lanjut usia (lansia), wanita hamil, dan penderita imunosupresi. Epidemiologi Epidemiologi penyakit influenza ditemukan di seluruh semua negara di dunia dan terutama terjadi pada musim dingin di negara 4 musim dan sepanjang tahun di negara tropis. Ada banyak epidemi influenza yang bersejarah dan risiko pandemi influenza di masa depan selalu hadir dengan beberapa organisasi kesehatan seperti CDC dan WHO yang melakukan pengamatan dan mendorong program vaksinasi influenza. Epidemiologi Pandemi influenza telah lama dikenal sejak fenomena “Flu Spanyol” di era tahun 1918-19 yang menyebabkan kematian hingga 50 juta jiwa dan disebabkan oleh subtipe virus H1N1. Antara tahun 1957-58, pandemi “Flu Asia” muncul setelah adanya antigenic shift dari subtipe H1N1 menjadi subtipe H2N2. Virus H2N2 kemudian digantikan oleh H3N2 saat terjadi pandemi “Flu Hongkong” tahun 1968 sebelum akhirnya disusul oleh wabah virus H1N1 tahun 1977 yang karakteristiknya mirip virus H1N1 pada saat “Flu Asia” terjadi. Patofisiologi Patofisiologi influenza dimulai dari inhalasi droplet virus influenza, diikuti replikasi virus dan kemudian infeksi virus menyebabkan inflamasi pada saluran pernafasan. Virus influenza masuk melalui inhalasi dari droplet yang infeksius, aerosol partikel mikro, maupun inokulasi langsung lewat sentuhan tangan dari penderita. Virus kemudian mengikat reseptor asam sialat yang terdapat pada sel epitel jalan napas, khususnya di trakea dan bronkus. Kemudian, replikasi virus mencapai puncaknya dalam 48 jam pasca infeksi dan jumlah virus berhubungan langsung dengan derajat keparahan penyakit. Patofisiologi Pada kasus yang berat, terdapat perluasan infeksi virus mencapai bagian paru-paru distal yang sesuai dengan karakteristik pneumonitis interstisial. Kerusakan pada alveoli yang disertai pembentukan membran hialin menyebabkan perdarahan dan eksudat keluar dari kapiler alveolar menuju lumen yang kemudian mengakibatkan gangguan pertukaran gas dan disfungsi napas berat. Patofisiologi Respon imun tubuh terhadap virus influenza mencakup peningkatan sitokin proinflamasi seperti IL-6 dan IFN-α oleh sel yang terinfeksi. Peningkatan sitokin memuncak pada 48 hari kedua pascainfeksi dan sesuai dengan berat gejala yang dialami pasien. Antibodi serum (IgM, IgG, dan IgA) terhadap hemaglutinin (HA) dan neuraminidase (NA) baru muncul setelah satu minggu pascainfeksi dan belum berperan dalam proteksi terhadap penyakit akut, namun dapat memberikan imunitas dan proteksi terhadap reinfeksi oleh tipe virus yang sama hingga beberapa tahun. Diagnosa Gejala sistemik yang muncul mendadak setelah 1-2 hari periode inkubasi, yang ditandai oleh demam, menggigil, nyeri otot, sakit kepala, lemas, dan penurunan nafsu makan. Keluhan pernapasan seperti batuk kering, nyeri tenggorok, dan pilek dapat terjadi bersamaan dengan gejala sistemik, namun yang lebih menjadi keluhan utama biasanya adalah gejala sistemik dibandingkan gejala pernapasan. Nyeri otot terutama dikeluhkan pada tungkai dan lengan atau otot punggung. Nyeri sendi tanpa disertai tanda-tanda radang sendi. Nyeri pada mata khususnya saat melihat ke samping dan disertai rasa terbakar atau peningkatan produksi air mata. Penularan Penularan influenza terjadi melalui kontak erat dengan penderita. Virus dari penderita dapat menginfeksi orang lain melalui droplet saat penderita sedang batuk atau bersin dan melalui . Influenza dapat menular 2-5 hari sejak gejala dirasakan pada orang dewasa dan sampai dengan 10 hari pada anak-anak. Penatalaksanaan Penatalaksanaan untuk sebagian besar pasien dengan infeksi influenza adalah pengobatan suportif dengan istirahat, paracetamol dan hidrasi cukup. Penatalaksanaan influenza mencakup pengenalan dini komplikasi seperti pneumonia dan pengobatan yang tepat. Penatalaksanaan Penanganan Pertama Banyak beristirahat dan hindari kontak dengan orang lain Cukupi kebutuhan cairan dengan banyak minum Konsumsi paracetamol atau ibuprofen untuk mengurangi gejala sistemik Penatalaksanaan Pemberian obat antivirus (oseltamivir oral atau zanamivir inhalasi) dapat dilakukan dalam skema rawat jalan apabila seluruh kriteria berikut terpenuhi: Pasien termasuk dalam kategori kelompok berisiko yang memiliki prognosis lebih buruk dibanding orang sehat yang terinfeksi influenza Terdapat pemberitahuan petugas kesehatan atau pemerintah bahwa sedang ada wabah influenza Pasien dapat memulai terapi dalam kurun waktu 48 jam sejak awitan gejala (pemberian obat setelah 48 jam hanya boleh dipertimbangkan pada kondisi terbatas oleh spesialis penyakit infeksi). Pertimbangkan pemberian oseltamivir oral walaupun pasien bukan kelompok berisiko namun secara klinis berpotensi mengalami komplikasi serius dari influenza. Lakukan evaluasi pengobatan setelah satu minggu untuk memastikan perbaikan gejala dan menyingkirkan adanya komplikasi sekunder. Penatalaksanaan Persiapan rujukan ke rumah sakit Beberapa tanda bahaya pada penyakit influenza yang perlu diperhatikan pada orang dewasa antara lain: Terlihat sesak atau nafas menjadi semakin cepat Nyeri atau terasa berat pada bagian dada dan/atau abdomen Muntah yang hebat atau terus-menerus Gejala influenza yang dialami berkurang atau membaik, namun muncul kembali dengan demam dan batuk yang lebih hebat Obat-Obatan Untuk orang dewasa yang mengalami imunosupresi berat dan anak-anak berusia diatas 5 tahun, zanamivir merupakan lini pertama. Jika zanamivir tidak memungkinkan, oseltamivir dapat menjadi pilihan kedua. Untuk pasien dengan gangguan ginjal, zanamivir merupakan obat pilihan. Jika oseltamivir harus digunakan, lakukan penyesuaian dosis berdasarkan derajat kerusakan ginjal. Untuk kelompok pasien dewasa dan anak-anak lainnya (termasuk wanita hamil), gunakan oseltamivir sebagai terapi lini pertama, kecuali terdapat bukti adanya resistensi oseltamivir. Dalam kondisi resistensi oseltamivir, maka pertimbangkan zanamivir untuk dewasa dan anak-anak diatas 5 tahun, atau rujuk ke spesialis penyakit infeksi untuk pertimbangan pemberian nebulisasi zanamivir Obat-obatan Oseltamivir Bekerja terhadap virus influenza tipe A dan B dengan menghambat neuraminidase Indikasi dan dosis: Profilaksis influenza (oral): Usia 1-2 bulan : 2,5 mg/kg/hari selama 10 hari pasca paparan Usia 3-11 bulan : 3 mg/kg/hari selama 10 hari pasca paparan Usia 1-12 tahun : 30 mg/hari (untuk BB 10-15 kg); 45 mg/hari (BB 15-23 kg); 60 mg/hari (BB 23-40 kg); 75 mg/hari (BB > 40 kg) selama 10 hari Usia 13-17 tahun : 75 mg/hari selama 10 hari untuk profilaksis; dan selama 6 minggu ketika epidemi Dewasa : 75 mg/hari selama 10 hari untuk profilaksis; dan selama 6 minggu ketika epidemi Efek Samping Sering : nyeri perut, gejala dispepsia, sakit kepala, mual, muntah Jarang : gangguan kesadaran, ruam, gangguan irama jantung, perdarahan saluran cerna, trombositopenia, sindrom Steven-Johnson, gangguan penglihatan, dan gangguan neuropsikiatri. Obat-obatan Zanamivir Bekerja dengan menurunkan replikasi virus influenza A dengan menghambat neuraminidase Indikasi dan dosis: Pencegahan influenza (inhalasi serbuk): Usia 5-17 tahun : 10 mg/hari selama 10 hari Dewasa : 10 mg/hari selama 10 hari Pencegahan influenza epidemik (inhalasi serbuk) Usia 5-17 tahun : 10 mg/hari selama 28 hari Dewasa : 10 mg/hari selama 28 hari Pengobatan influenza (inhalasi serbuk) Usia 5-17 tahun : 10 mg dua kali sehari selama 5-10 hari Dewasa : 10 mg dua kali sehari selama 5-10 hari Efek samping Sering : ruam Jarang : angioedema, bronkospasme, sesak, urtikaria, gangguan neuropsikiatrik, sindrom Steven-Johnson. Promkes Edukasi upaya pencegahan influenza mengharuskan menjaga kebersihan seperti kebiasaan mencuci tangan dan menghindari menyentuh hidung dan mulut perlu digalakkan, bersama dengan orang-orang yang terinfeksi influenza yang menghindari kontak dekat dengan orang lain seperti izin tidak masuk kantor atau sekolah. Promosi kesehatan vaksinasi influenza penting untuk mengendalikan risiko epidemi dan menghindari dampak ekonomi.