Anda di halaman 1dari 10

Imunisasi Dasar pada Anak

Rheza Hastry Gita Ramadhan

102015029

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna utara No.6 Jakarta barat 11510. Tlp 566695

E-mail: Rheza.2015fk029@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak

Imunisasi adalah suatu usaha memberikan kekebalan dengan menyuntikkan vaksin


kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk melindungi tubuh dari penyakit tertentu.
Imunisasi juga merupakan tindakan pencegahan yang sangat penting kita berikan kepada
anak karena imun kekebalan pada anak tidak sepenuhnya terbentuk sewaktu lahir , sehingga
dengan pemberian imunisasi dapat membentuk imun kekebalan pada anak agar kebal
terhadap beberapa penyakit yang membahayakan. Pemberian imunisasi diberikan sesuai
umur anak, selain itu imunisasi dibagi menjadi dua jenis yaitu imunisasi aktif dan pasif.
Terdapat 5 imunisasi dasar yang diberikan pada anak yaitu POLIO, CAMPAK, BCG,
HEPATITIS B, dan DPT, pada pemberian imunisasi juga terdapat kontraindikasi serta efek
samping, tetapi yang terpenting adalah pemberian imunisasi dapat mencegah seorang anak
dari penyakit berbahaya.

Kata Kunci : imunisasi, anak, jadwal imunisasi

Abstract

Immunization is an attempt to confer immunity by injecting the vaccine into the body
so that the body makes antibodies to protect the body from certain diseases. Immunization is
also a very important preventive measure that we give to the children because the immune
immunity in children is not fully formed at birth, so that could form immune immunization
immunity in children to be immune to some diseases that harm. Immunization given
according to the child's age, other than that immunization is divided into two types: active
and passive immunization. There are 5 basic immunizations given to children that POLIO,

1
MEASLES, BCG, Hepatitis B and DPT, the immunization also include contraindications and
side effects, but most of immunization can prevent a child from dangerous diseases.

keywords : immunization, child, immunization schedule

Pendahuluan

Imunisasi adalah upaya memberikan kekebalan aktif kepada seseorang dengan cara
memberikan vaksin. dengan imunisasi, seseorang akan memiliki kekebalan terhadap
penyakit. sebaliknya, bila tidak, akan mudah terkena penyakit infeksi berbahaya. Pada
dasarnya semua orang perlu diimunisasi, terutama orang-orang yang berisiko tinggi terkena
penyakit, seperti: bayi, anak usia balita, anak sekolah, wanita hamil, wanita usia subur
(WUS). ada 2 cara melakukan imunisasi yaitu, oral dan penyuntikan.1

Pemberian imunisasi yang terbaik adalah pemberian yang tepat jadual. bila tidak,
perlindungan terhadap penyakit yang ingin ditangkal, menjadi tidak optimal.boleh ditunda,
bila kondisi anak sedang sakit. bila anak sudah sehat segera lengkapi imunisasinya.

IMUNISASI

Imunisasi adalah suatu usaha memberikan kekebalan dengan menyuntikkan vaksin


kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk melindungi tubuh dari penyakit tertentu.
Vaksin bekerja dengan mempersiapkan tubuh untuk memerangi penyakit. Setiap suntikan
imunisasi yang diberikan mengandung kuman mati atau yang dilemahkan, atau bagian
darinya, yang menyebabkan penyakit tertentu. Tubuh akan dilatih untuk memerangi penyakit
dengan membuat antibodi yang mengenali bagian-bagian kuman secara spesifik. Kemudian
akan timbul respon tubuh yang menetap atau dalam jangka panjang. Jadi, ketika terpapar
pada penyakit yang sebenarnya, antibodi telah siap pada tempatnya dan tubuh tahu cara
memeranginya sehingga anak tidak jatuh sakit. Inilah yang disebut sebagai imunitas
(ketahanan tubuh terhadap penyakit tertentu). Vaksin dikembangkan untuk membantu sistem
pertahanan tubuh yang bersifat spesifik ditujukan terhadap mikroba dan penyakit tertentu.
Tujuan utama pemberian imunisasi adalah agar tubuh menjadi kebal terhadap penyakit dan
dapat mengurangi mortalitas (kematian) serta dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit
yang dapat dicegah dengan pemberian imunisasi.Macam-macam imunisasi:2
1. Imunisasi Aktif.

2
Imunisasi aktif adalah kekebalan tubuh yang di dapat seorang karena tubuh yang
secara aktif membentuk zat antibodi, contohnya: imunisasi polio atau campak .
Imunisasi aktif juga dapat di bagi 2 macam:

▪ Imunisasi aktif alamiah adalah kekebalan tubuh yang secara otomatis di


peroleh setelah sembuh dari suatu penyakit.

▪ Imunisasi aktif buatan adalah kekebalan tubuh yang di dapat dari vaksinasi
yang diberikan untuk mendapatkan perlindungan dari sutu penyakit.

2. Imunisasi Pasif

Imunisasi pasif adalah kekebalan tubuh yang di dapat seseorang yang zat kekebalan
tubuhnya di dapat dari luar. Contohnya Penyuntikan ATC (Anti TetanusSerum) pada
orang yang mengalami luka kecelakaan. Contah lain adalah: terdapat pada bayi yang
baru lahir dimana bayi tersebut menerima berbagi jenis antibodi dari ibunya melalui
darah placenta selama masakandungan.Misalnya antibodi terhadap campak. Imunisasi
pasif ini dibagi yaitu:

▪ Imunisai pasif alamiah adalah antibodi yang di dapat seorang karena di


turunkan oleh ibu yang merupakan orang tua kandung langsung ketika berada
dalam kandungan dan bertahan 7-9 bulan.

▪ Imunisasi pasif buatan adalah kekebalan tubuh yang di peroleh karena suntikan
serum untuk mencegah penyakit tertentu.

Jenis-jenis imunisasi:3,4

1. Imunisasi BCG

Vaksin ini agar tubuh bayi kebal terhadap bakteri tuberkulosis (TBC). BCG diberikan
sekali sebelum anak berumur dua bulan.

2. Imunisasi DPT

Imunisasi DPT adalah vaksin 3 in 1 yang melindungi terhadap difteri, pertusis (batuk
rejan) dan tetanus. Difteri adalah suatu infeksi bakteri yang menyerang tenggorokan
dan dapat menyebabkan komplikasi fatal. DPT diberikan tiga kali pada bayi usia 2-11

3
bulan dengan interval minimal empat minggu. Imunisasi ini juga diwajibkan
pemerintah.

3. Imunisasi Polio

Imunisasi yang satu ini belakangan sering didengung-dengungkan pemerintah karena


telah memakan korban cukup banyak. Target pemerintah membebaskan anak-anak
Indonesia dari penyakit polio. Polio-0 diberikan saat kunjungan pertama setelah lahir.
Selanjutnya vaksin ini diberikan 3 kali, saat bayi berumur 2, 4, dan 6 bulan.
Pemberian vaksin ini dulang pada usia 18 bulan dan 5 tahun.

4. Campak

Bermanfat untuk mencegah penyakit campak. Berupa virus hidup yang sudah
dilemahkan. Pemberian dilakukan pada bayi berusia 9 bulan. Disuntikkan di
subkutan sebanyak 0,5 ml. Reaksinya berupa demam ringan selama 5-7 hari setelah
pemberian imunisasi.

5. Hepatitis B (rekombinan)

Bertujuan untuk mencegah penyakit Hepatitis B. Diberikan berupa purified surfaced


virus. Disuntikkan di intamuskular sebanyak 0,5 ml. Pemberian dilakukan sebanyak 3
kali, yang pertama adalah sesegera mungkin setelah kelahiran, yang kedua adalah 1
bulan setelah suntikan pertama, dan yang ketiga adalah 6 bulan setelah suntikan
pertama.

6. Imunisasi TIPA

Imunisasi TIPA diberikan untuk mendapatkan kekebalan terhadap demam tifoid (tifus
atau paratifus). Kekebalan yang didapat bisa bertahan selama tiga-lima tahun dan
harus diulang kembali. Imunisasi ini dapat diberikan dalam 2 jenis: imunisasi oral
berupa kapsul yang diberikan selang sehari selama 3 kali. Biasanya untuk anak yang
sudah dapat menelan kapsul. Disuntikkan di subkutan, dan diberikan sebanyak 3 kali.
Yang pertama ketika berumur 21 bulan/lebih, yang kedua berumur 2 tahun/lebih,
yang ketiga umur 5 tahun/lebih.

7. Imunisasi MMR

4
Imunisasi MMR memberi perlindungan terhadap campak, gondongan dan campak
Jerman dan disuntikkan sebanyak 2 kali. Campak menyebabkan demam, ruam kulit,
batuk, hidung meler dan mata berair. Gondongan menyebabkan demam, sakit kepala
dan pembengkakan pada salah satu maupun kedua kelenjar liur utama, meningitis,
pembengkakan buah zakar yang berakibat kemandulan. Usia pemberian adalah 15-24
bulan/lebih. Disuntikkan di subkutan.

8. Imunisasi HIB

Imunisasi HIB membantu mencegah infeksi oleh Haemophilus influenza tipe b.


Organisme ini bisa menyebabkan meningitis, pneumonia dan infeksi tenggorokan
berat yang bisa menyebabkan anak tersedak. Sampai saat ini, imunisasi HiB belum
tergolong imunisasi wajib, mengingat harganya yang cukup mahal. Dua jenis vaksin
yang beredar di Indonesia, yaitu Act Hib dan Pedvax.

9. Imunisasi Varisella

Imunisasi varisella memberikan perlindungan terhadap cacar air.

Efek samping pemberian imunisasi :5,6

▪ BCG

i. Reaksi normal

o Bakteri BCG ditubuh bekerja dengan sangat lambat. Setelah 2


minggu akan terjadi pembengkakan kecil merah di tempat
penyuntikan dengan garis tengah 10 mm.

o Setelah 2 – 3 minggu kemudian, pembengkakan menjadi abses


kecil yang kemudian menjadi luka dengan garis tengah 10 mm,
jangan berikan obat apapun pada luka dan biarkan terbuka atau
bila akan ditutup gunakan kasa kering. Luka tersebut akan
sembuh dan meninggalkan jaringan parut dengangaristengah 3-
7 mm.

ii. Reaksi berat

5
o Kadang terjadi peradangan setempat yang agak berat atau
abses yang lebih dalam, kadang juga terjadi pembengkakan di
kelenjar limfe pada leher / ketiak, hal ini disebabkan kesalahan
penyuntikan yang terlalu dalam dan dosis yang terlalu tinggi.

iii. Reaksi yang lebih cepat

o Jika anak sudah mempunyai kekebalan terhadap TBC, proses


pembengkakan mungkin terjadi lebih cepat dari 2 minggu, ini
berarti anak tersebut sudah mendapat imunisasi BCG atau
kemungkinan anak tersebut telah terinfeksi BCG.

▪ DPT

i. Panas

o Kebanyakan anak akan menderita panas pada sore hari setelah


mendapat imunisasi DPT, tapi panas ini akan sembuh dalam 1
sampai 2 hari. Anjurkan agar jangan dibungkus dengan baju
tebal dan dimandikan dengan cara melap dengan air yang
dicelupkan ke air hangat.

ii. Rasa sakit di daerah suntikan

o Sebagian anak merasa nyeri, sakit, kemerahan, bengkak.

iii. Peradangan

o Bila pembengkakan terjadi seminggu atau lebih, maka hal ini


mungkin disebabkan peradangan, mungkin disebabkan oleh
jarum suntik yang tidak steril karena:

➢ Telah tersentuh,

➢ Sebelum dipakai menyuntik jarum diletakkan diatas


tempat yang tidak steril.

➢ Sterilisasi kurang lama.

➢ Pencemaran oleh kuman.

6
iv. Kejang-kejang

o Reaksi yang jarang terjadi sebaliknya diketahui petugas, reaksi


disebabkan oleh komponen dari vaksin DPT.

▪ Polio

Bila anak sedang diare ada kemungkinan vaksin tidak bekerja dengan baik
karena ada gangguan penyerapan vaksin oleh usus akibat diare berat.

▪ Campak

Efek samping vaksin campak :

o panas dan kemerahan.

o Anak-anak mungkin panas selama 1 – 3 hari setelah 1 minggu


penyuntikan, kadang disertai kemerahan seperti penderita
campak ringan.

JADWAL IMUNISASI

Gambar 1. Jadwal Pemberian Imunisasi.

7
Cara Pemberian dan Kontraindikasi Imunisasi.1,7

BCG :

Cara pemberian : vaksin BCG adalah dengan penyuntikan secara intradermal (ke
dalam kulit). Penyuntikan dilakukan di daerah lengan kanan atas dengan dosis pemberian
vaksin BCG pada bayi adalah 0,05 mL. Tanda bahwa imunisasi BCG berhasil adalah
munculnya bisul kecil di daerah bekas suntikan yang dalam waktu 2 – 4 minggu kemudian
menjadi bernanah dan akan sembuh sendiri dalam waktu 2 – 5 bulan dengan meninggalkan
luka parut berdiameter 2 – 10 mm.
Kontraindikasi : pada vaksin BCG adalah Bila hasil tes mantoux menunjukkan
reaksi positif (> 5 mm) , menderita sakit tuberkulosis atau pernah sakit tuberkulosis,
menderita infeksi HIV atau dengan risiko tinggi infeksi HIV, menderita penyakit keganasan
sumsum tulang, menderita penyakit keganasan sel darah putih, menderita infeksi kulit yang
luas, sedang meminum obat imunosupresi dan sedang mendapat radioterapi.

DPT

Cara pemberian : Cara pemberian vaksin DPT adalah dengan menyuntikkannya


secara intramuskular (ke dalam otot). Penyuntikan sebaiknya dilakukan pada paha atas bagian
depan dengan dosis pemberian vaksin DPT untuk satu anak adalah 0,5 mL. Penyuntikan pada
bagian bokong tidak dianjurkan karena berisiko untuk melukai saraf di daerah bokong, dan
suntikan tidak boleh diberikan ke dalam kulit karena dapat meningkatkan reaksi lokal pada
kulit.
Kontraindikasi : terdapat beberapa kontra indikasi terhadap imunisasi DPT 1 yaitu
kejang, gejala kelainan otak, atau gejala kelainan saraf serius lainnya pada bayi baru lahir,
dimana keadaan tersebut merupakan kontraindikasi terhadap komponen pertusis, sehingga
vaksin DT harus diberikan sebagai pengganti DPT. Anak yang mengalami reaksi alergi
terhadap komponen vaksin, atau mengalami efek samping berat terhadap dosis vaksin
kombinasi DPT pada saat imunisasi DPT 1 merupakan kontraindikasi absolut terhadap
imunisasi DPT berikutnya.

POLIO :

8
Cara pemberian : Vaksin polio OPV yang mengandung virus yang sudah dilemahkan
diberikan secara oral atau diteteskan langsung pada mulut anak sebanyak 2 tetes secara
langsung atau dicampur dengan gula pada sendok.

Sedangkan vaksin polio IPV yang mengandung virus yang sudah dimatikan diberikan melalui
suntikan.
Kontraindikasi : OPV tidak boleh diberikan pada saat anak diare, jika sudah terlanjur
maka itu tidak dihitung sebagai bagian dari jadwal imunisasi, dan harus diberikan ulang
setelah sembuh, anak yang mengalami infeksi akut yang disertai demam, anak yang memiliki
masalah defisiensi sistem kekebalan tubuh (lemahnya sistem imun), anak yang sedang
menjalani pengobatan imunosupresif (obat yang dapat menekan sistem imun).

CAMPAK

Cara pemberian : Sebelum disuntikkan vaksin campak harus terlebih dahulu


dilarutkan dengan pelarut yang telah tersedia pada kemasan. Vaksin campak diberikan dalam
satu dosis 0,5 ml secara subkutan dalam disuntikan pada lengan atas.

Kontraindikasi : anak malnutrisi Alergi berat terhadap kanamisin dan eritromisin,


anak yang sedang mengalami infeksi akut disertai demam, anak yang memiliki daya tahan
tubuh lemah atau defisiensi sistem kekebalan, anak yang sedang menjalani pengobatan
intensif yang bersifat imunosupresif, anak yang mempunyai ke- rentanan tinggi terhadap
proteintelur.

HEPATITIS B

Cara pemberian : Pada anak di lengan dengan cara intramuskuler. Sedangkan pada
bayi di paha lewat anterolateral (antero = otot-otot di bagian depan; lateral = otot bagian
luar). Penyuntikan di bokong tak dianjurkan karena bisa mengurangi efektivitas vaksin.

Kontraindikasi : Reaksi alergi terhadap komponen vaksin termasuk thimerosal


merupakan kontraindikasi pemberian vaksin.
Kesimpulan

Imunisasi adalah pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit


tertentu.Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu mencegah suatu penyakit.
Vaksin membantu tubuh untuk menghasilkan antibodi. Antibodi ini berfungsi melindungi
terhadap penyakit.Vaksin tidak hanya menjaga agar anak tetap sehat, tetapi juga membantu

9
membasmi penyakit yang serius yang timbul pada masa kanak-kanak.
Dari uraian ini, yang terpenting ialah bahwa dengan imunisasi, seorang anak dapat terhindar
dari ancaman penyakit yang ganas tanpa bantuan pengobatan.

Daftar Pustaka

1. Sulistiowati N, Kristianti D. H. Ch. M, Supraptini. Faktor Determinan Terhadap


Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap Pada Anak Umur 12-13 Tahun. Majalah Kesehatan
Perkotaan. Vol 12. No 1. Ed juli. Jakarta : Pusat Penelitian Kesehatan Universitas
Katolik Atma Jaya, 2005
2. Cahyono B. Vaksinasi Cara Cegah Atasi Penyakit Infeksi. Yogyakarta. Kanisius; 2010.
Hal 73-8.
3. Wahab S. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta. EGC;2005. Hal 109-13.
4. Behrman, Kligman, Arvin. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Vol 1. Ed 15. Jakarta : EGC,
2000
5. Yusna D, Hartanto H. Dasar-dasar Pediatri. Jakarta. EGC; 2008. Hal 107-18.
6. Cahyono JBSB, Lusi RA, Verawati, Sitorus R, Utami RCB, Dameria K. Vaksinasi , cara
ampuh mencegah penyakit infeksi. Jakarta: Kanisius;2010.h. 165-9
7. Mediskus. Jadwal manfaat dan efek samping Imunisasi [ Internet ]. ( dipublis 2017
dikutip 16 Januari 2017 ). Diunduh dari : http://mediskus.com/dasar/imunisasi-dpt

10

Anda mungkin juga menyukai