Anda di halaman 1dari 15

ASMA BRONKIAL

KELOMPOK 4
TEAM 4

 Aqsal Machdi Adam  Sri Susanti Domili


 Farel Novriyanto W. Kahar  Nova Rahmawati Kamali
 Aditya Putra Hamzah  Sindy Claudia Pauweni
 Irfan Lamalani  Putri Nurmariani
 Moh. Rizaldi Sunge  Yunita Mootalu
 Cindy Pratiwi Dehimeli
Definisi Asma

Asma merupakan gangguan


radang kronik pada saluran
napas. Saluran napas yang
mengalami
Peningkatan prevalensi asma bronkial diradang kronik
Indonesia seiring dengan
bertambahnya usia, dimana umur kurang dari 1 th sebesar 1,1%,
Epidemiologi
bersifat
umur lebih peka
dari 75 tahun prevalensinyasebesar 12,4%, dan terhadap
prevalensi asma bronkial tertinggi pada umur 25-34 tahun sebesar

25,66%rangsangan
dan terendah padaumur 0-6tertentu, sehingga
5,7%. Pada rawat inap berdasarkan umur 45–64 tahun sebesar
th sebesar 0,10%. Sedangkan

sebesarapabila terangsang oleh


0,13% factor
prevalensi rawat jalan berdasarkan umur tertinggi 25-44 tahun
24,05% dan terendah umur 0-6 tahun sebesar
(RISKESDAS,2013).Peningkatan kejadian asma disebabkan oleh
adanyarisiko tertentu,
atopi, peningkatan serumimunoglobulin E jalan
(IgE), paparannapas
asap rokok pasif.
ETIOLOGI ASMA
0
01 Asma ekstrinsik / alergi
Asma yang disebabkan oleh alergen
2 Asma instrinsik / idopatik
Asma yang tidak ditemukan faktor
yang diketahui masanya pencetus yang jelas, tetapi adanyafaktor-
sudahterdapat semenjak anak-anak faktor non spesifik seperti : flu, latihan
seperti alergi terhadap protein, fisik, kecemasan atauemosi sering
serbuksari, bulu halus, binatang dan memicu serangan asma. Asma ini sering
debu. 0 muncul sesudahusia 40tahun setelah
menderita infeksi sinus.

3 Asma campuran
Asma yang timbul karena adanya
komponen ekstrinsik dan intrinsik
Patofisiologi Asma
Asma adalah obstruksi jalan
nafas difus reversibel. Obstruksi
disebabkanoleh satu atau lebih
dari konstraksi otot-otot yang
mengelilingi bronkhi, yang
menyempitkan jalan nafas, atau
pembengkakan membran yang
melapisi bronkhi,atau penghisap
MEKANISME ASMA
Faktor Pencetus Asma

Rangsangan
alergen
Rangsangan
Genetik
bahan-bahan di
tempat kerja.

Merokok Obesitas

Infeksi jenis kelamin


Diagnosis Asma
Diagnosis asma
ditegakkan bila dapat
dibuktikan adanya
obstruksi jalan nafasyang
reversibel

bersifat episodik, gejala berupa gejala respons terhadap


reversibel dengan batuk, sesak nafas, timbul/memburuk pemberian
atau tanpa rasa berat di dada, di malam hari bronkodilator
pengobatan dan berdahak
DIAGNOSIS Apabila didapatkan
pemeriksaan dada yang
normal, tidak dapat
mengeksklusi diagnosis
sama, apabila terdapat :
Pasien juga memiliki riwayat eksema,
Memiliki riwayat hay fever, atau riwayat keluarga asma
Batuk, yang memburuk dimalam hari, atau
Mengi yang berulang, Kesulitan
bernafas, Sesak nafas yang berulang
penyakit atopi

Keluhan terjadi dan memburuk Keluhan terjadi atau memburuk


saat malam apabila terpapar
Bulu binatang, Aerosol bahan kimia,
Perubahan temperatur, Debu tungau,
Keluhan terjadi atau memburuk Obat-obatan (aspirin,beta bloker)
saat musim tertentu Keluhan berespon dengan
pemberian terapi anti asma
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian Keluarga

● Data Umum : nama ● Struktur dan fungsi


kepala keluarga, alamat, keluarga
pekerjaan, dll.
Stres dan koping
Riwayat dan tahap keluarga
perkembangan keluarga
Keadaan gizi keluarga
Pengkajian lingkungan

● Pemeriksaan fisik
Diagnosa Keperawatan
● Bersihan jalan nafas tidak efektif
berhubungan dengan
ketidakmampuankeluarga
memberikan perawatan bagi
anggotanya yang sakit

● Gangguan pertukaran gas


berhubungan dengan
Intervensi Keperawatan: Manajement
Asma
Observasi
○Monitor
frekuensi dan
keadaan nafas
○Monitor tanda
dan gejala
hipoksia

IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN
Pelaksanaan keperawatan adalah pemberian asuhan keperawatan yang
dilakukan secara langsung kepada pasien. Kemampuan yang harus dimiliki
perawat pada tahap implementasi adalah kemampuan komunikasi yang
efektif, kemampuan untuk menciptakan hubungan saling percaya dan
saling membantu, kemampuan tekhnik psikomotor, kemampuan melakukan
observasi sistematis, kemampuan memberikan pendidikan kesehatan,
kemampuan advokasi dan evaluasi. Tahap pelaksanaan keperawatan
meliputi: fase persiapan (preparation), tindakan dan dokumentasi.
EVALUASI
KEPERAWATAN
evaluasi keperawatan adalah tahap akhir dari proses keperawatan
yang merupakan perbandingan sistematis dan terencana antara
hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat
pada tahap perencanaan. Evaluasi dilakukan secara
berkesinambungan dengan melibatkan klien dan keluarga. Evaluasi
bertujuan untuk melihat kemampuan keluarga dalam mencapai
tujuan.
THANKS!

Credits: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics
& images by Freepik and illustrations by Stories

Anda mungkin juga menyukai