Anda di halaman 1dari 11

Hanifa Yuniasari, Fitria Saftarina | Penatalaksanaan Holistik Asma Eksaserbasi Pada Pasien Wanita Dewasa dengan Pendekatan

Kedokteran Keluarga

Penatalaksanaan Holistik Asma Eksaserbasi Pada Pasien Wanita Dewasa


dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga
Hanifa Yuniasari1, Fitria Saftarina2
1
Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
2
Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Asma merupakan penyakit saluran pernapasan kronik dengan kelainan multifaktorial yang kompleks dan etiologinya
dikaitkan dengan interaksi antara kerentanan genetik, faktor penjamu, dan paparan lingkungan. Asma dapat
dianggap sebagai masalah kesehatan masyarakat yang signifikan. Gejala asma yang berulang sering menyebabkan
sulit tidur, kelelahan di siang hari, berkurangnya aktivitas dan produktivitas, serta menambah angka ketidakhadiran
di sekolah dan tempat kerja. Penatalaksanaan asma harus dengan pemantauan yang berkelanjutan untuk
tercapainya asma yang terkontrol, sehingga diperlukan tatalaksana pasien secara holistik dan komperhensif untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien. Studi ini merupakan laporan kasus asma eksaserbasi pada seorang wanita
yang memiliki berbagai faktor risiko internal dan eksternal yang mempengaruhi penyakit yang diderita pasien. Data
primer diperoleh melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang saat kunjungan ke rumah. Data sekunder
didapat dari rekam medis pasien. Penatalaksanaan pasien dengan asma eksaserbasi dilakukan secara komperhensif
dengan konsep patient-centered approach, family-focused, dan community-oriented. Tatalaksana medikamentosa
berupa obat pelega dan obat pegontrol asma. Tatalaksana non-medikamentosa berupa edukasi mengenai asma,
termasuk menjelaskan dan meminta pasien untuk mengidentifikasi dan menghindari faktor-faktor pencetus asma.
Hasil evaluasi didapatkan perubahan sikap dalam mengurangi risiko eksaserbasi dan perbaikan dalam kontrol asma
yang dinilai dengan Asthma Control Test.

Kata Kunci: asma, eksaserbasi, kedokteran keluarga

Holistic Management of Asthma Exacerbation in Women


through Family Medicine Approach
Abstract
Asthma is a chronic respiratory disease with a complex multifactorial disorder and its etiology is associated with the
interaction between genetic susceptibility, host factors, and environmental exposures. Asthma can be considered a
significant public health problem. Recurrent asthma symptoms often cause difficulty, daytime fatigue, reduced
activity and productivity, and increase absenteeism from school and work. Asthma management must be with
continuous monitoring to achieve controlled asthma, so it is necessary to manage patients holistically and
comprehensively to improve patients’ quality of life. This study is a case report of asthma exacerbation in a woman
who has various internal and external risk factors that influence the patient's disease. Primary data were obtained
through history taking, physical examination and support during home visits. Secondary data obtained from the
patient's medical record. Management of patients with asthma exacerbations is carried out comprehensively with
the concept of a patient-centered, family-focused, and community-oriented approach. Medical management is in
the form of relieving drugs and asthma control drugs. Non-medical management is in the form of education about
asthma, including explaining and asking patients to identify and avoid asthma triggers. The results of the evaluation
showed changes in attitudes in reducing the risk of exacerbations and improvements in asthma control as assessed
by the Asthma Control Test.

Keywords: asthma, exacerbation, family medicine

Korespondensi: Hanifa Yuniasari, alamat Kos Muslimah Graha Wanoz, Jl. Siworatu, Gedung Meneng, Bandar
Lampung, HP 081272840885, e-mail hanifaynsr@gmail.com

Pendahuluan
Asma merupakan penyakit saluran mulai timbul pada masa kanak-kanak,
pernapasan kronik yang cenderung meskipun juga dapat berkembang pada
menetap sebagai kondisi seumur hidup, orang dewasa, dan mempengaruhi orang-
dengan derajat keparahan yang berbeda orang dari segala usia.1
sepanjang hidup pasien asma. Asma sering

Medula | Volume 11 | Nomor 2| Desember 2021 | 229


Hanifa Yuniasari, Fitria Saftarina | Penatalaksanaan Holistik Asma Eksaserbasi Pada Pasien Wanita Dewasa dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga

WHO memperkirakan ada lebih dari di siang hari, berkurangnya aktivitas dan
339 juta orang yang menderita asma di produktivitas, serta menambah angka
seluruh dunia. Asma tidak hanya menjadi ketidakhadiran di sekolah dan tempat
masalah kesehatan masyarakat bagi negara kerja. Faktanya, asma dikaitkan dengan
berpenghasilan tinggi, sebagian besar keterbatasan yang signifikan pada aspek
kematian terkait asma terjadi di negara fisik, sosial dan pekerjaan/pendidikan
berpenghasilan rendah dan menengah ke dalam kehidupan seseorang, terutama bila
bawah.2,3 Berdasarkan data Riset tidak terkontrol. Sehingga secara
Kesehatan Dasar tahun 2018, prevalensi keseluruhan, biaya terkait asma sangat
asma di Indonesia pada penduduk semua tinggi.2,6
umur mencapai 2,4% dengan estimasi Tujuan penatalaksanaan asma jangka
jumlah pasien asma 1.017.290 jiwa. panjang adalah untuk meraih pengendalian
Prevalensi asma di Lampung sebesar 1,6% gejala yang baik, mengurangi angka
dengan estimasi jumlah pasien asma mortalitas terkait asma, eksaserbasi,
31.462 jiwa. Dari data juga terlihat jika keterbatasan saluran napas yang bersifat
prevalensi asma dan kekambuhan semakin persisten, dan efek samping obat.
meningkat seiring dengan pertambahan Pengendalian asma yang baik juga dapat
umur.4,5 menghemat biaya terkait penatalaksaan
Bukti saat ini menunjukkan bahwa asma, seperti kunjungan ke unit gawat
asma adalah kelainan multifaktorial yang darurat, rawat inap di rumah sakit,
kompleks dan etiologinya dikaitkan dengan pengobatan, sumber daya manusia,
interaksi antara kerentanan genetik, faktor pemeriksaan penunjang, dan biaya lain
penjamu, dan paparan lingkungan. Faktor seperti transportasi atau asistensi
6,7
lingkungan (alergen di dalam dan di luar perawatan sehari-hari.
ruangan, makanan, obat-obatan, bahan Hal tersebut menunjukan bahwa
yang mengiritasi, ekspresi emosi berlebih, dokter harus menatalaksana pasien secara
asap rokok, polusi di luar dan di dalam holistik dari berbagai aspek. Dokter
ruangan, exercise induced asthma, memegang peranan penting pada penyakit
perubahan cuaca), faktor penjamu asma dalam hal penegakan diagnosis
(obesitas, faktor nutrisi, infeksi, sensitisasi pertama, terapi yang tepat, dan edukasi
alergi), dan faktor genetik (lokus terutama kepada pasien dan keluarganya
kerentanan asma pada gen).3 dalam pencegahan terjadinya kekambuhan
Gejala pernapasan pada penderita penyakit.
asma berupa mengi, sesak napas, batuk
dan/atau dada sesak, dengan ciri khas Kasus
gejala sebagai berikut: (1) Pasien Pengumpulan data klinis dilakukan
mengalami lebih dari satu jenis gejala pada tanggal 7 April 2021 saat pasien
pernapasan, terutama pasien dewasa; (2) datang pertama kali ke UGD Puskesmas
Pasien mengalami perburukan gejala Rawat Inap Satelit.
pernapasan pada malam hari atau di pagi
hari; (3) Intensitas gejala pernapasan yang Anamnesis
dialami dapat bervariasi dari waktu ke Pasien mengeluhkan sesak napas
waktu; (4) Gejala dapat dipicu oleh infeksi sejak 1 jam sebelum datang ke Puskesmas
virus (common cold), olahraga, paparan yang semakin memberat. Sesak terkadang
alergen, perubahan cuaca, ekspresi disertai bunyi napas “ngik-ngik” terutama
emosional berlebihan, atau iritan seperti saat pasien menghembuskan nafas.
asap knalpot mobil, asap atau bau yang Keluhan sesak memberat saat malam hari
menyengat.6 sehingga sering mengganggu tidur pasien.
Asma dapat dianggap sebagai Keluhan terkadang disertai dengan batuk
masalah kesehatan masyarakat yang tidak produktif. Keluhan tidak disertai
signifikan. Gejala asma yang berulang dengan adanya nyeri dada.
sering menyebabkan sulit tidur, kelelahan

Medula | Volume 11 | Nomor 2| Desember 2021 | 230


Hanifa Yuniasari, Fitria Saftarina | Penatalaksanaan Holistik Asma Eksaserbasi Pada Pasien Wanita Dewasa dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga

Pasien mengatakan sering normal. Penilaian Awal dengan Asthma


mengalami keluhan serupa, namun Control Test (ACT) didapatkan skor 11, yang
biasanya keluhan sesak segera membaik berarti pasien memiliki asma tidak
setelah menggunakan inhaler Seretide®. terkontrol.
Dalam 1 minggu pasien bisa mengalami
serangan asma sebanyak lebih dari 4 kali Data Keluarga
dan setidaknya sekali dalam 1 tahun pasien Ny. R merupakan ibu dari dua anak.
harus menjalani rawat inap karena asma. Pasien tinggal bersama ibu dan kedua
Pasien memiliki riwayat asma sejak anaknya. Bentuk keluarga pasien adalah
kecil dan biasanya timbul saat malam hari keluarga besar (extended family). Pasien
ketika merasa kelelahan setelah adalah seorang ibu berusia 39 tahun.
beraktivitas pada siang harinya. Namun Pasien merupakan anak ke sembilan dari
pasien tidak tau pasti apa yang dua belas bersaudara. Keenam saudara
menyebabkan asmanya sering kambuh pasien yang masih hidup tinggal terpisah
dalam beberapa tahun belakangan. Pasien dengan pasien, satu orang diantaranya
tidak ingat memiliki alergi terhadap tinggal dalam lingkungan yang sama.
makanan, obat-obatan, debu, ataupun Tn. A, suami pasien, berusia 41
cuaca dingin/panas. Tidak ada paparan tahun. Suami pasien bekerja sebagai
asap rokok ataupun asap pembakaran di buruh, namun 3 tahun terakhir suami
rumah pasien. Ada riwayat asma pada pasien meninggalkan rumah tanpa kabar.
keluarga, yaitu pada kakak, ayah dan nenek Ny. Y, ibu pasien, berusia 69 tahun sudah
pasien. tidak bekerja. An. M, anak pertama, pasien
Riwayat pengobatan saat ini pasien wanita berusia 15 tahun masih bersekolah
menggunakan Seretide® sejak satu tahun SMP. An. A, anak kedua pasien, wanita
yang lalu. Pasien hanya menggunakan obat berusia 7 tahun masih bersekolah taman
ketika gejala sesak kambuh. Pasien kanak-kanak.
mengatakan penggunaan obat-obat oral Pasien bekerja sebagai asisten
seperti Salbutamol atau Teofilin pernah rumah tangga. Dalam sehari pasien bekerja
dilakukan pasien sebelumnya, namun saat di dua tempat berbeda untuk melakukan
ini obat-obatan tersebut tidak memberikan pekerjaan seperti mencuci pakaian,
perbaikan pada gejala asma. membereskan rumah, dan terkadang
memasak. Pendapatan pasien perbulan
Pemeriksaan Fisik ±500.000 rupiah yang digunakan untuk
Keadaan umum tampak tampak pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan
sesak, lebih suka duduk daripada menabung untuk biaya sekolah dan biaya
berbaring, kesadaran compos mentis, suhu tak terduga.
37oC, frekuensi nadi 100 kali/menit, Seluruh keputusan mengenai
frekuensi napas 26 kali/menit, tekanan masalah keluarga diputuskan oleh pasien
darah 110/80 mmHg, SpO2 96%, berat sebagai kepala keluarga. Hubungan pasien
badan 47 kg, tinggi badan 158 cm, status dengan suami tidak harmonis, namun
gizi berdasarkan IMT 18,8 kg/m2 (normal). pasien menjaga hubungan baik dengan ibu
dan kedua anaknya. Pasien sering
Status Generalis merasakan sedih dan tertekan dengan
Pada pemeriksaan kepala tidak kondisi ekonomi yang dialaminya, terlebih
ditemukan bibir sianosis. Pemeriksaan lagi setelah suami pasien meninggalkannya
thoraks didapatkan retraksi dinding dada dan pasien menjadi tulang punggung
dengan penggunaan otot pernafasan, keluarga.
auskultasi terdengar vesikuler serta Keluarga pasien selalu beribadah di
wheezing ekspirasi pada kedua lapang rumah. Jika terdapat anggota keluarga
paru. Pemeriksaan jantung dalam batas. yang sakit, keluarga berobat ke Puskesmas
Abdomen dalam batas normal. Pada Rawat Inap Satelit, namun, perilaku
ekstremitas tidak ada sianosis, CRT kesan berobat masih mengutamakan kuratif.

Medula | Volume 11 | Nomor 2| Desember 2021 | 231


Hanifa Yuniasari, Fitria Saftarina | Penatalaksanaan Holistik Asma Eksaserbasi Pada Pasien Wanita Dewasa dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga

Jarak ke puskesmas ±3 km. Biaya berobat Tabel 1. APGAR Keluarga


pasien berasal dari P2KM, namun APGAR Skor
terkadang pasien menggunakan uang Saya merasa puas karena 1
sendiri bila obat asma yang pasien saya dapat meminta
butuhkan tidak tersedia di Puskesmas. pertolongan kepada
A
keluarga saya ketika saya
menghadapi
Genogram permasalahan
Saya merasa puas dengan 0
cara keluarga saya
P membahas berbagai hal
dengan saya dan berbagi
masalah dengan saya
Saya merasa puas karena 0
keluarga saya menerima
dan mendukung
G keinginan-keinginan saya
untuk memulai kegiatan
atau tujuan baru dalam
hidup saya
Saya merasa puas dengan 1
Gambar 1. Genogram cara keluarga saya
mengungkapkan kasih
Keterangan: A sayang dan menanggapi
: Laki-laki perasaan-perasaan saya,
: Wanita seperti kemarahan,
: Pasien (Ny.R) kesedihan dan cinta
: Meninggal dunia Saya merasa puas dengan 2
: Keluarga dengan riwayat asma cara keluarga saya dan
R saya berbagi waktu
: Tinggal dalam satu rumah
bersama

Total 5
Peta Keluarga Interpretasi: Keluarga disfungsi sedang

Data Lingkungan Rumah


Pasien tinggal di rumah semi
permanen di tanah milik orang lain, rumah
pasien berukuran 5 x 9 m2. Terdapat satu
ruangan utama, dua kamar tidur, dan satu
toilet dengan wc leher angsa. Dinding
sebagian tembok, sebagian kayu dan
terpal, lantai rumah seluruhnya adalah
semen. Ventilasi kurang baik hanya
mengandalkan celah-celah terpal. Atap
terbuat dari asbes tanpa plafon. Ruang
utama merupakan tempat memasak,
Gambar 3. Peta Keluarga makan, dan berkumpul untuk menonton
televisi yang tidak memiliki sekat. Pada
Keterangan: saat kunjungan didapatkan rumah terkesan
: Laki-laki kumuh. Barang tidak tertata dengan rapi.
: Wanita Fasilitas dapur menggunakan kompor gas,
: Pasien air minum diperoleh dari air PDAM,
: Berhubungan dekat/harmonis sumber air diperoleh dari air sumur dan
: Memutus hubungan

Medula | Volume 11 | Nomor 2| Desember 2021 | 232


Hanifa Yuniasari, Fitria Saftarina | Penatalaksanaan Holistik Asma Eksaserbasi Pada Pasien Wanita Dewasa dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga

limbah dialirkan langsung ke kali di - Persepsi: sesak napas disebabkan


samping rumah pasien. asma yang sudah dideritanya sejak
kecil
Tabel 2. SCREEM Keluarga 2. Harapan: keluhan hilang dan penyakit
Sumber Daya Patologi tidak sering kambuh Aspek Klinik
S Komunikasi terjadi Terkadang
antara anggota keluarga segan
- Asma Eksaserbasi (ICD X: J45.0)
keluarga dan untuk meminta 3. Aspek Risiko Internal
antara keluarga bantuan kepada - Riwayat penyakit asma dalam
dengan masyarakat tetangga keluarga, yaitu kakak, ayah, dan
sekitar nenek pasien
C Merasa bangga Tidak ada
dengan budaya
- Kurangnya pemahaman faktor-
yang dimiliki. faktor pencetus yang dapat
Keluarga berbicara memicu timbulnya asma
menggunakan - Pola pengobatan hanya kuratif,
bahasa daerah,
pencegahan kekambuhan asma
menerapkan
norma dan sopan bukan prioritas utama
santun sesuai 4. Aspek Risiko Eksternal
budaya setempat - Kondisi rumah yang kurang baik
R Menerapkan ajaran Tidak ada meningkatkan risiko sakit dan
Islam dalam
kehidupan sehari-
terpapar agen pencetus
hari termasuk - Keadaan ekonomi kurang
membaca doa dan - Kurangnya dukungan psikososial
shalat 5 waktu dari keluarga atas penyakit dan
E Ibu memiliki Keterbatasan psikologis kondisi yang dialami
pekerjaan dan penghasilan
digaji setiap hari. menyebabkan pasien
Uang digunakan keluarga kesulitan 5. Derajat Fungsional
untuk keperluan untuk memenuhi Derajat fungsional 3, yaitu mampu
sehari-hari dan kebutuhan tersier melakukan perawatan diri tapi tak
disisihkan untuk dan biaya tak
mampu melakukan pekerjaan ringan.
menabung terduga
E Keluarga berusaha Orang tua tidak
mengutamakan memiliki
pendidikan dengan pendidikan tinggi
menyekolahkan sehingga
anak-anaknya berpengaruh pada
keterampilan dan
kemampuannya
dalam dunia
bekerja
M Mengutamakan Memiliki KIS
pengobatan medis namun tidak aktif
bila ada keluarga sehingga biaya
yang sakit dengan untuk mengakses
membawa kesehatan
keluarga berobat terbatas
ke Puskesmas
Rawat Inap Satelit

Diagnosis Holistik Awal


1. Aspek Personal
- Alasan kedatangan: sesak napas Gambar 3. Denah Rumah
yang dirasakan semakin memberat
- Kekhawatiran: sesak bertambah Keterangan:
: Pintu
parah dan tidak bisa beraktivitas
seperti sebelum sakit

Medula | Volume 11 | Nomor 2| Desember 2021 | 233


Hanifa Yuniasari, Fitria Saftarina | Penatalaksanaan Holistik Asma Eksaserbasi Pada Pasien Wanita Dewasa dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga

Intervensi 2. Menjelaskan dan mengidentifikasi


Intervensi yang diberikan berupa faktor-faktor pencetus asma yang ada
medikamentosa dan non-medikamentosa di lingkungan dan menghindarinya,
terkait penyakit yang diderita pasien. termasuk meggunakan masker saat
Intervensi medikamentosa bertujuan untuk membersihkan rumah
mengurangi keluhan, jumlah kekambuhan 3. Patuh pengobatan dan kontrol secara
asma, berat serangan asma dan mencegah teratur, antara lain untuk menilai dan
komplikasi sehingga dapat meningkatkan monitor berat asma secara berkala
kualitas hidup pasien. Intervensi non- (Asthma Control Test/ACT)
medikamentosa berupa edukasi kepada
pasien dan keluarga pentingnya perilaku Medikamentosa:
bersih dan sehat dan terkait penyakit  Asma Ekseserbasi:
pasien mengenai faktor-faktor yang dapat Nebulizer Combivent® 5mL pada 1
menjadi pencetus terjadinya serangan jam pertama
asma berulang. Sudah dilakukan kunjungan Prednisolone 40 mg/hari selama 7
sebanyak 3 kali. hari
 Pengontrol asma:
Tabel 3. Target Terapi Berdasarkan Diagnosis Seretide® 1 semprot pMDI/12 jam
Holistik Awal
Diagnosis Target Terapi Family-Focused
Holistik
1. Konseling kepada keluarga mengenai
Asma Fase eksaserbasi dapat
penyakit asma, faktor pencetus, dan
Eksaserbasi diatasi
Harapan - Pasien dapat
cara mengontrol asma
penyakit yang mengidentifikasi faktor- 2. Konseling kepada keluarga pasien
dideritanya faktor pencetus asma untuk mengeliminasi faktor risiko
tidak sering yang ada di lingkungan eksternal yang dapat dimodifikasi,
kambuh - Pasien memahami terutama lingkungan sekitar rumah
pentingnya untuk 3. Menjelaskan kepada keluarga
mengontrol asma perlunya memberikan dukungan
Kurangnya Keluarga memahami kondisi secara emosional kepada pasien
dukungan dan penyakit yang diderita terkait dengan kondisi dan penyakit
psikososial dari pasien dan pentingya
yang dideritanya.
keluarga atas dukungan secara emosial
penyakit yang bagi pasien untuk menjalani
diderita pengobatan Community-Oriented
Menjaga kondisi lingkungan sekitar
Kunjungan pertama untuk rumah tetap bersih dan menerapkan
melengkapi data pasien. Kunjungan kedua perilaku hidup bersih dan sehat dalam
untuk melakukan intervensi dan kunjungan berumahtangga.
ketiga untuk evaluasi intervensi yang telah Diagnosis Holistik Akhir
dilakukan, yang keberhasilannya diukur 1. Aspek Personal
dengan Asthma Control Test (ACT). - Alasan kedatangan: kontrol
pengobatan asma
Patient-Centered Approach - Kekhawatiran: penyakit kambuh
Non-Medikamentosa: dan lebih berat dari sebelumnya
1. Memberikan informasi mengenai - Persepsi: patuh pengobatan dan
penyakit, sifat penyakit, perubahan menghindari faktor pencetus
(membaik atau memburuk), jenis dan - Harapan: penyakit tidak sering
mekanisme kerja obat-obatan dan kambuh dan kualitas hidup
mengetahui kapan harus meminta meningkat
pertolongan dokter 2. Aspek Klinik
Asma persisten sedang (ICD X: J45.0)

Medula | Volume 11 | Nomor 2| Desember 2021 | 234


Hanifa Yuniasari, Fitria Saftarina | Penatalaksanaan Holistik Asma Eksaserbasi Pada Pasien Wanita Dewasa dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga

3. Aspek Risiko Internal Keluhan asma dapat bervariasi


- Riwayat penyakit asma dalam tergantung dengan umur dan budaya.
keluarga, yaitu kakak, ayah, dan Gejala-gejala tersebut dapat muncul dalam
pasien beberapa jenis, terutama pada orang
- Pasien sering sedih dan tertekan dewasa. Gejala terjadi dari waktu ke waktu
sebagai orang tua tunggal bagi dan dapat bervariasi. Biasanya gejala akan
anak-anaknya memberat pada malam hari atau ketika
4. Aspek Risiko Eksternal bangun tidur. Gejala biasa dipicu oleh
- Kondisi rumah yang kurang baik olahraga, ekspresi emosi berlebih, alergan
meningkatkan risiko sakit dan atau perubahan cuaca. Kondisi-kondisi
terpapar agen pencetus infeksi, terutama infeksi virus, juga dapat
- Keadaan ekonomi kurang memperberat dan memicu gejala asma.1,7
5. Derajat Fungsional Pada pemeriksaan fisik, didapatkan
Derajat 2, yaitu mampu melakukan frekuensi napas 26 kali/menit dengan SpO2
pekerjaan ringan sehari-hari di dalam 96%. Pada pemeriksaan thoraks terdapat
dan luar rumah retraksi dinding dada dengan penggunaan
otot pernafasan, auskultasi terdengar
Pembahasan vesikuler serta wheezing ekspirasi pada
Studi kasus dilakukan pada pasien kedua lapang paru. Tidak terdapat tanda-
wanita berusia 39 tahun dengan asma tanda sianosis sentral dan perifer.
persisten sedang eksaserbasi. Pembinaan Berdasarkan hasil anamnesis dan
ini dilakukan dengan alasan Ny. R memiliki pemeriksaan fisik diagnosis asma
penyakit respiratori kronik yang eksaserbasi dapat ditegakkan.
dipengaruhi oleh berbagai faktor yang Menurut GINA, asma eksaserbasi
dapat menimbulkan risiko jangka panjang adalah episode yang ditandai dengan
jika penyakitnya tidak terkontrol dengan peningkatan progresif gejala sesak napas,
baik. Oleh karenanya diperlukan batuk, mengi atau sesak dada dan
tatalaksana yang komperhensif dan holistik penurunan fungsi paru secara progresif.
dengan pembinaan prinsip pelayanan Eksaserbasi dapat terjadi pada pasien
dokter keluarga, agar anggota keluarga dengan diagnosis asma yang sudah ada
dapat ikut serta dalam pengelolaan sebelumnya atau, kadang-kadang, sebagai
penyakit asma yang di derita pasien. gejala asma yang pertama. Eksaserbasi
Dilakukan tiga kali kunjungan dalam biasanya terjadi sebagai respon terhadap
pembinaan ini. Pada kunjungan pertama, paparan agen eksternal dan/atau
tanggal 13 April 2021, dilakukan kepatuhan yang buruk terhadap obat
perkenalan dengan pasien, ibu, dan anak pengontrol. Namun, sebagian pasien
pasien serta menerangkan maksud dan datang lebih akut dan tanpa paparan faktor
tujuan kedatangan. Setelah meminta risiko yang diketahui.7
informed consent, berikutnya dilakukan Asma diklasifikasikan menjadi dua
anamnesis kepada pasien dan keluarga kelompok, yaitu asma saat serangan (akut)
perihal penyakit yang telah diderita dan dan asma saat tanpa serangan. Asma saat
keadaan keluarga. serangan (akut) diklasifikasikan
Dari hasil anamnesis, didapatkan berdasarkan derajat serangannya, terdiri
bahwa pasien mengeluhkan sesak napas dari derajat ringan-sedang, berat, dan
yang disertai bunyi “ngik-ngik”. Pasien mengancam nyawa.7 Sedangkan asma saat
memiliki riwayat asma yang sudah ia tanpa serangan terdiri dari intermiten,
ketahui sejak kecil dan biasanya timbul saat persisten ringan, persisten sedang, dan
malam hari ketika merasa kelelahan persisten berat.8,10
setelah beraktivitas pada siang harinya. Pada saat kunjungan, penulis dapat
Namun pasien tidak tau pasti apa yang menilai keadaan pasien saat tanpa
menyebabkan asmanya sering kambuh serangan.
dalam beberapa tahun belakangan.

Medula | Volume 11 | Nomor 2| Desember 2021 | 235


Hanifa Yuniasari, Fitria Saftarina | Penatalaksanaan Holistik Asma Eksaserbasi Pada Pasien Wanita Dewasa dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga

Tabel 4. Klasifikasi asma bronkial dihembuskan secara paksa dari paru-paru


Derajat Gejala setelah inspirasi penuh (forced vital
Asma capacity, FVC). Perlu diketahui bahwa saat
Intermiten - Gejala <2 kali/minggu, ini peak flow meter tidak
(Bulanan) tanpa gejala diluar direkomendasikan untuk diagnosis asma
serangan, serangan
oleh sebagian besar pedoman
singkat
- Gejala malam ≤2 kali
internasional. Namun, peak flow meter
sebulan memberikan bukti obyektif tambahan dari
Persisten - Gejala 3-6 kali/minggu, obstruksi saluran napas.11
ringan serangan dapat Tidak ada pemeriksaan penunjang
(Mingguan) mengganggu aktifitas yang dilakukan pada studi ini karena tidak
dan tidur tersedianya alat pemeriksaan tes fungsi
- Gejala malam 3-6 paru di Puskesmas. Diagnosis dilakukan
kali/bulan berdasarkan temuan klinis pada anamnesis
Persisten - Gejala setiap hari, dan pemeriksaan fisik.
sedang serangan mengganggu
Dalam pelayanan holistik, sebagai
(Harian) aktivitas dan tidur,
membutuhkan
kompetensi inti kedokteran keluarga,
bronkodilator setiap hari pelayanan dilakukan dengan
- Gejala malam >5 mempertimbangkan seluruh dimensi
kali/bulan biopsikososial, budaya dan eksistensial.12
Persisten - Gejala terus menerus, Terdapat beberapa faktor risiko yang
berat sering kambuh, aktivitas mempengaruhi sakit pasien. Faktor risiko
(Kontiyu) fisik terbatas internal meliputi riwayat penyakit asma
- Gejala malam sering pada keluarga, kurang pemahaman faktor-
faktor pencetus yang memicu timbulnya
Pada pemeriksaan fisik tidak asma, dan pola pengobatan hanya kuratif.
ditemukan kelainan yang berarti, namun Faktor risiko eksternal meliputi kondisi
pasien mengatakan bahwa saat menjelang rumah yang memungkinkan pasien
malam hari, gejala tersebut mengganggu terpapar agen pencetus, kondisi ekonomi
waktu tidur pasien. Dalam 1 minggu pasien yang kurang, dan kurangnya dukungan
bisa mengalami serangan asma sebanyak psikososial dari keluarga atas kondisi dan
lebih dari 4 kali yang biasanya terjadi pada penyakit pasien.
malam hari. Pasien selalu membutuhkan Riwayat rinitis alergi atau eksim,
inhaler untuk meringankan gejala. Asma atau riwayat asma atau alergi dalam
yang diderita pasien termasuk dalam keluarga, meningkatkan kemungkinan
klasifikasi asma persisten sedang. gejala pernapasan yang disebabkan oleh
Pemeriksaan penunjang untuk asma asma. Risiko terjadinya asma pada anak-
adalah dengan melakukan tes fungsi paru, anak dengan satu orang tua yang memiliki
baik menggunakan peak flow meter atau riwayat asma adalah sekitar 25%,
spirometri. Keduanya dilakukan untuk sedangkan risiko jika kedua orang tua
menunjukkan obstruksi saluran napas memiliki riwayat asma adalah sekitar 50%.
reversible yang merupakan gangguan Namun asma adalah kelainan poligenik
fisiologis utama pada asma. Peak flow multifaktorial, yang berarti banyak faktor
meter mengukur laju aliran maksimum yang berkontribusi pada
yang dihasilkan selama ekspirasi paksa perkembangannya. Faktor-faktor ini
mulai dari inflasi penuh paru-paru (peak meliputi faktor genetik dan lingkungan, di
flow). Sedangkan pada spirometri, selain mana terjadi karena interaksi satu sama
mengukur peak flow dapat juga mengukur lain dari beberapa gen dengan faktor
parameter ventilasi paru lainnya, seperti lingkungan.7,13
berapa banyak udara yang dikeluarkan Faktor risiko yang dapat dimodifikasi
dalam satu detik pertama (FEV1) dan dan berpotensi meningkatkan kejadian
jumlah total udara yang dapat eksaserbasi, antara lain:7

Medula | Volume 11 | Nomor 2| Desember 2021 | 236


Hanifa Yuniasari, Fitria Saftarina | Penatalaksanaan Holistik Asma Eksaserbasi Pada Pasien Wanita Dewasa dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga

(1) Pengobatan: penggunaan Short-acting dan Prednisolone 40mg/hari per oral.


beta2-agonist (SABA) dosis tinggi (≥1 x Pasien dipulangkan setelah tidak
200 dosis kanister per bulan); Inhaled memerlukan SABA sebagai pelega pada
Corticosteroid (ICS) tidak adekuat: ICS hari ketiga.
tidak diresepkan; kepatuhan yang Berdasarkan pedoman manajemen
buruk; teknik penggunaan inhaler eksaserbasi asma di fasilitas layanan
yang salah. kesehatan primer oleh GINA, dalam
(2) Kondisi medis lainnya: obesitas, penatalaksanaan pasien yang datang
rinosinusitis kronis, GERD, alergi dengan eksaserbasi akut atau sub-akut,
makanan, kehamilan diperlukan penilaian meliputi diagnosis
(3) Paparan: merokok, paparan alergan, asma, faktor ancaman kematian karena
polusi udara asma, dan beratnya eksaserbasi. Pada
(4) Konteks: masalah utama psikologis pasien dengan eksaserbasi ringan-sedang
atau sosial ekonomi tatalaksana dimulai dengan pemberian
Faktor risiko independen utama SABA dengan mempertimbangkan
lainnya berpotensi meningkatkan kejadian pemberian short-acting anticholinergic
eksaserbasi:7 (SAMA) dapat diulang setiap 20 menit
(1) Pernah diintubasi atau di unit untuk 1 jam. Pada orang dewasa diberikan
perawatan intensif karena asma Prednisolone 40-50 mg per oral. Bila
(2) ≥1 eksaserbasi parah dalam 12 bulan tersedia, berikan oksigen dengan target
terakhir saturasi 93-95%. Selanjutnya pengobatan
Intervensi penyakit pasien, dilakukan dievaluasi 1 jam kemudian. Bila gejala
secara komperhensif, sesuai dengan membaik dan tidak memerlukan SABA,
kompetensi inti kedokteran keluarga, terjadi perbaikan PEF >60-80% predicted,
meliputi promosi kesehatan, pencegahan SpO2 >94% dengan udara ruangan, maka
penyakit, tatalaksana kuratif, rehabilitasi pasien boleh dipulangkan.7
dan suportif. Intervensi dilakukan dalam Tatalaksana non-medikamentosa
beberapa aspek, yaitu person-centred meliputi edukasi mengenai asma, termasuk
approach, family-focused, dan community- menjelaskan dan meminta pasien untuk
oriented. Dalam patien-centered approach, mengidentifikasi dan menghindari faktor-
dokter bukan hanya berhubungan dengan faktor pencetus asma, juga menghimbau
patologi atau "kasus" seseorang, tapi juga pasien untuk patuh pengobatan dan
dengan melihat seseorang dan masalahnya kontrol secara teratur. Penatalaksanaan
dalam konteks keadaan hidup mereka. asma yang efektif memerlukan kerjasama
Penting untuk memahami bagaimana antara penderita asma dan penyedia
pasien mengatasi dan memandang layanan kesehatan. Hal ini memungkinkan
penyakit mereka sebagai penanganan pasien asma memperoleh pengetahuan,
proses penyakit itu sendiri. Aspek personal kepercayaan diri dan keterampilan untuk
tersebut meliputi keyakinan, ketakutan, mengambil peran utama dalam
harapan, dan kebutuhan pasien.12 penatalaksanaan asma. Berdasarkan
Tatalaksana patien-centered meliputi beberapa penelitian, tingkat pengetahuan
medikamentosa dan non-medikamentosa. pasien asma mengenai penyakitnya
Target terapi dilakukan berdasarkan berhubungan dengan tingkat pengendalian
diagnosis holistik awal. Tatalaksana asma yang komponen penting dalam
medikamentosa dilakukan di Puskesmas manajemen asma secara mandiri.
Rawat Inap Satelit, berupa pemberian Manajemen asma secara mandiri terbukti
nebulizer Combivent® 5 mL dan dapat mengurangi morbiditas asma pada
Prednisolone 40mg/hari per oral dalam 1 orang dewasa dan anak-anak.7,12,14,15
jam pertama. Setelah pemantauan respon Intervensi family-focused dan
terapi awal, pasien dipindahkan ke rawat community-oriented dilakukan pada
inap dengan diberikan obat pengontrol, kunjungan kedua, tanggal 21 April 2021.
yaitu Seretide® 1 semprot pMDI/12 jam Intervensi meliputi konseling kepada

Medula | Volume 11 | Nomor 2| Desember 2021 | 237


Hanifa Yuniasari, Fitria Saftarina | Penatalaksanaan Holistik Asma Eksaserbasi Pada Pasien Wanita Dewasa dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga

keluarga mengenai penyakit asma, faktor mengikuti atau menganut perilaku baru,
pencetus, dan cara mengontrol asma yaitu sebagai berikut:17
termasuk menjelaskan kepada keluarga - Sadar (Awareness): seseorang sadar
perlunya dukungan secara emosional bagi akan adanya informasi baru.
pasien terkait dengan kondisi dan penyakit - Tertarik (Interest): seseorang mulai
yang dideritanya. tertarik untuk mengetahui lebih lanjut.
Penelitian menunjukkan dukungan - Evaluasi (Evaluation): pada tahap ini
keluarga berhubungan positif dengan seseorang mulai menilai, apakah
pengendalian asma dan kualitas hidup perilaku baru tersebut memiliki efek
pasien remaja. Dukungan keluarga dapat baik pada dirinya.
mengurangi hambatan terkait sikap negatif - Mencoba (Trial): orang tersebut mulai
terhadap pengobatan dan penyedia mempertimbangkan untung rugi dari
layanan kesehatan, sehingga dapat perilaku baru.
meningkatkan pengendalian asma dan - Adopsi (Adoption): pada tahap ini,
fungsi emosional pasien, meskipun belum orang yakin dan telah mengadopsi
ada penelitian secara luas pada orang perilaku baru tersebut.
dewasa.16 Dari hasil evaluasi didapatkan bahwa
Evaluasi hasil intervensi dilakukan pasien mulai mencoba melakukan
pada kunjungan ketiga tanggal 5 Mei 2021. perubahan sikap terhadap penyakit yang
Evaluasi dilakukan dengan menilai tingkat dideritanya, khususnya dalam sikap untuk
pengendalian asma pada pasien. mengurangi faktor risiko eksaserbasi yang
Pengendalian asma memiliki dua domain dapat dimodifikasi.
utama, yaitu pengendalian gejala dan
pengurangan faktor risiko eksaserbasi pada Evaluasi dengan Asthma Control Test (ACT)
pasien yang dapat dimodifikasi.7 Evaluasi pengendalian asma dengan
memberikan skor numerik untuk menilai
Tabel 5. Evaluasi Faktor Risiko Eksaserbasi pengendalian asma. Hasil penilaian
Faktor Risiko Hasil diinterpretasikan menjadi tiga kelompok:
Kepatuhan Pasien memahami obat terkontrol sepenuhnya bila skor 20-25,
pengobatan pengontrol harus tetap
buruk digunakan saat tidak serangan terkontol sebagian bila skor 16-19, dan
sesuai anjuran dokter tidak terkontrol bila skor 5-15.7
Paparan polusi - Menggunakan masker saat Hasil penilaian ACT didapatkan skor
dan alergan membersihkan rumah 16, yang berarti asma terkontrol sebagian.
- Membersihkan perabotan
Jika dibandingkan dengan skor awal,
rumah dengan kain lembab
- Menjemur dan tepuk-tepuk terdapat kenaikan total sebanyak 5 skor
kasur secara rutin dengan kenaikan 1 skor pada setiap item
- Menggunakan sprei dan penilaian. Meskipun demikian,
sarung bantal yang diganti pengendalian asma belum mencapai hasil
secara rutin
- Menulis daftar alergan dan
terkontrol sepenuhnya.
makanan yang harus dihindari Berdasarkan Pedoman Tatalaksana
Kondisi - Pasien memahami kondisi Asma oleh GINA, respon pasien terhadap
psikologis: ekspresi emosi yang pengobatan perlu dievaluasi setelah
perasaan sedih berlebihan dapat
memulai pengobatan dengan obat
dan tertekan mencetuskan serangan
- Pasien memiliki kemauan pengontrol untuk pertama kali dalam 2-3
untuk mengendalikan emosi bulan atau lebih awal tergantung pada
dan melakukan manajemen urgensi klinis. Hal ini diperlukan untuk
stress yang melibatkan menilai apakah obat membutuhkan
anggota keluarga lain
peningkatan dosis, penurunan dosis atau
dosis yang saat ini digunakan sudah sesuai
Dalam teori Roger, terdapat
untuk mengendalikan asma pasien.7
beberapa langkah sebelum seseorang

Medula | Volume 11 | Nomor 2| Desember 2021 | 238


Hanifa Yuniasari, Fitria Saftarina | Penatalaksanaan Holistik Asma Eksaserbasi Pada Pasien Wanita Dewasa dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga

Kesimpulan tanggal 5 Mei 2021]. Tersedia dari:


Asma merupakan kelainan https://emedicine.medscape.com/
multifaktorial, yang berarti banyak faktor 9. Sinyor B dan Perez LC.
yang berkontribusi pada perkembangannya Pathophysiology Of Asthma. dalam
sehingga membutuhkan tatalaksana secara StatPearls. New York: StatPearls
holistik dan komperhensif mulai dari aspek Publishing; 2020.
personal, klinis, risiko internal, dan risiko 10. IDI. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter
eksternal untuk mengurangi risiko di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
eksaserbasi pada pasien. Hasil evaluasi Primer. Menteri Kesehat. Republik
didapatkan bahwa pasien mulai mencoba Indones; 2017.
melakukan perubahan sikap untuk 11. Kirenga BJ, Schwartz JI, Jong CD,
mengurangi faktor risiko eksaserbasi. Hasil PMolen TVD dan Okot-Nwang M.
penilaian ACT didapatkan perbaikan pada Guidance on the diagnosis and
pengendalian asma, dari asma tidak management of asthma among adults
terkontrol menjadi asma terkontrol in resource limited settings. Afr.
sebagian. Health Sci 2015; 15, 1189–99.
12. WONCA Europe. The European
Daftar Pustaka Definition of General Practice/Family
1. KEMENKES RI. Keputusan Menteri Medicine; 2011.
Kesehatan RI Tentang Pedoman 13. Thomsen SF. Genetics of asthma: an
Pengendalian Asma; 2008. introduction for the clinician. Eur Clin
2. WHO. Asthma; 2020. [disitasi tanggal Respir J. 2015; 2: 1–5.
5 Mei 2021]. Tersedia dari: 14. Andayani N dan Waladi Z. 2014.
https://www.who.int/. Hubungan Tingkat Pengetahuan
3. Shyamali CD, Perret JL dan Custovic A. Pasien Asma dengan Tingkat Kontrol
Epidemiology of Asthma in Children Asma Di Poliklinik Paru Rsud Dr.
and Adults. Front Pediatr 2019; 7: 246. Zainoel Abidin Banda Aceh. J Kedokt.
4. KEMENKES RI. Laporan Nasional Syiah Kuala 2014; 14 (3): 139–135.
RISKESDAS 2018. Badan Penelitian dan 15. Boulet LP. Asthma education: an
Pengembangan Kesehatan; 2019. essential component in asthma
5. KEMENKES RI. Laporan Provinsi management. Euriopean Respir. J
Lampung RISKESDAS 2018. Badan 2015; 46, 1262–4.
Penelit. dan Pengemb. Kesehat; 2019. 16. Rhee H, Belyea MJ dan Brasch J.
6. Nunes C, Almeida MM dan Pereira Family support and asthma outcomes
AM. Asthma Costs and Social Impact. in adolescents: barriers to adherence
Asthma Res. Pract; 2017; 3:1. as a mediator. J Adolesc Heal. 2010;
7. GINA. Global Strategy fo Asthma 47, 472–8.
Management and Prevention. Glob. 17. Rogers M. Diffusion of Innovation.
Initiat. Asthma; 2021. New York: Free Press; 2003.
8. Morris MJ. Asthma; 2020. [disitasi

Medula | Volume 11 | Nomor 2| Desember 2021 | 239

Anda mungkin juga menyukai