Kedokteran Keluarga
Abstrak
Asma merupakan penyakit saluran pernapasan kronik dengan kelainan multifaktorial yang kompleks dan etiologinya
dikaitkan dengan interaksi antara kerentanan genetik, faktor penjamu, dan paparan lingkungan. Asma dapat
dianggap sebagai masalah kesehatan masyarakat yang signifikan. Gejala asma yang berulang sering menyebabkan
sulit tidur, kelelahan di siang hari, berkurangnya aktivitas dan produktivitas, serta menambah angka ketidakhadiran
di sekolah dan tempat kerja. Penatalaksanaan asma harus dengan pemantauan yang berkelanjutan untuk
tercapainya asma yang terkontrol, sehingga diperlukan tatalaksana pasien secara holistik dan komperhensif untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien. Studi ini merupakan laporan kasus asma eksaserbasi pada seorang wanita
yang memiliki berbagai faktor risiko internal dan eksternal yang mempengaruhi penyakit yang diderita pasien. Data
primer diperoleh melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang saat kunjungan ke rumah. Data sekunder
didapat dari rekam medis pasien. Penatalaksanaan pasien dengan asma eksaserbasi dilakukan secara komperhensif
dengan konsep patient-centered approach, family-focused, dan community-oriented. Tatalaksana medikamentosa
berupa obat pelega dan obat pegontrol asma. Tatalaksana non-medikamentosa berupa edukasi mengenai asma,
termasuk menjelaskan dan meminta pasien untuk mengidentifikasi dan menghindari faktor-faktor pencetus asma.
Hasil evaluasi didapatkan perubahan sikap dalam mengurangi risiko eksaserbasi dan perbaikan dalam kontrol asma
yang dinilai dengan Asthma Control Test.
Korespondensi: Hanifa Yuniasari, alamat Kos Muslimah Graha Wanoz, Jl. Siworatu, Gedung Meneng, Bandar
Lampung, HP 081272840885, e-mail hanifaynsr@gmail.com
Pendahuluan
Asma merupakan penyakit saluran mulai timbul pada masa kanak-kanak,
pernapasan kronik yang cenderung meskipun juga dapat berkembang pada
menetap sebagai kondisi seumur hidup, orang dewasa, dan mempengaruhi orang-
dengan derajat keparahan yang berbeda orang dari segala usia.1
sepanjang hidup pasien asma. Asma sering
WHO memperkirakan ada lebih dari di siang hari, berkurangnya aktivitas dan
339 juta orang yang menderita asma di produktivitas, serta menambah angka
seluruh dunia. Asma tidak hanya menjadi ketidakhadiran di sekolah dan tempat
masalah kesehatan masyarakat bagi negara kerja. Faktanya, asma dikaitkan dengan
berpenghasilan tinggi, sebagian besar keterbatasan yang signifikan pada aspek
kematian terkait asma terjadi di negara fisik, sosial dan pekerjaan/pendidikan
berpenghasilan rendah dan menengah ke dalam kehidupan seseorang, terutama bila
bawah.2,3 Berdasarkan data Riset tidak terkontrol. Sehingga secara
Kesehatan Dasar tahun 2018, prevalensi keseluruhan, biaya terkait asma sangat
asma di Indonesia pada penduduk semua tinggi.2,6
umur mencapai 2,4% dengan estimasi Tujuan penatalaksanaan asma jangka
jumlah pasien asma 1.017.290 jiwa. panjang adalah untuk meraih pengendalian
Prevalensi asma di Lampung sebesar 1,6% gejala yang baik, mengurangi angka
dengan estimasi jumlah pasien asma mortalitas terkait asma, eksaserbasi,
31.462 jiwa. Dari data juga terlihat jika keterbatasan saluran napas yang bersifat
prevalensi asma dan kekambuhan semakin persisten, dan efek samping obat.
meningkat seiring dengan pertambahan Pengendalian asma yang baik juga dapat
umur.4,5 menghemat biaya terkait penatalaksaan
Bukti saat ini menunjukkan bahwa asma, seperti kunjungan ke unit gawat
asma adalah kelainan multifaktorial yang darurat, rawat inap di rumah sakit,
kompleks dan etiologinya dikaitkan dengan pengobatan, sumber daya manusia,
interaksi antara kerentanan genetik, faktor pemeriksaan penunjang, dan biaya lain
penjamu, dan paparan lingkungan. Faktor seperti transportasi atau asistensi
6,7
lingkungan (alergen di dalam dan di luar perawatan sehari-hari.
ruangan, makanan, obat-obatan, bahan Hal tersebut menunjukan bahwa
yang mengiritasi, ekspresi emosi berlebih, dokter harus menatalaksana pasien secara
asap rokok, polusi di luar dan di dalam holistik dari berbagai aspek. Dokter
ruangan, exercise induced asthma, memegang peranan penting pada penyakit
perubahan cuaca), faktor penjamu asma dalam hal penegakan diagnosis
(obesitas, faktor nutrisi, infeksi, sensitisasi pertama, terapi yang tepat, dan edukasi
alergi), dan faktor genetik (lokus terutama kepada pasien dan keluarganya
kerentanan asma pada gen).3 dalam pencegahan terjadinya kekambuhan
Gejala pernapasan pada penderita penyakit.
asma berupa mengi, sesak napas, batuk
dan/atau dada sesak, dengan ciri khas Kasus
gejala sebagai berikut: (1) Pasien Pengumpulan data klinis dilakukan
mengalami lebih dari satu jenis gejala pada tanggal 7 April 2021 saat pasien
pernapasan, terutama pasien dewasa; (2) datang pertama kali ke UGD Puskesmas
Pasien mengalami perburukan gejala Rawat Inap Satelit.
pernapasan pada malam hari atau di pagi
hari; (3) Intensitas gejala pernapasan yang Anamnesis
dialami dapat bervariasi dari waktu ke Pasien mengeluhkan sesak napas
waktu; (4) Gejala dapat dipicu oleh infeksi sejak 1 jam sebelum datang ke Puskesmas
virus (common cold), olahraga, paparan yang semakin memberat. Sesak terkadang
alergen, perubahan cuaca, ekspresi disertai bunyi napas “ngik-ngik” terutama
emosional berlebihan, atau iritan seperti saat pasien menghembuskan nafas.
asap knalpot mobil, asap atau bau yang Keluhan sesak memberat saat malam hari
menyengat.6 sehingga sering mengganggu tidur pasien.
Asma dapat dianggap sebagai Keluhan terkadang disertai dengan batuk
masalah kesehatan masyarakat yang tidak produktif. Keluhan tidak disertai
signifikan. Gejala asma yang berulang dengan adanya nyeri dada.
sering menyebabkan sulit tidur, kelelahan
Total 5
Peta Keluarga Interpretasi: Keluarga disfungsi sedang
keluarga mengenai penyakit asma, faktor mengikuti atau menganut perilaku baru,
pencetus, dan cara mengontrol asma yaitu sebagai berikut:17
termasuk menjelaskan kepada keluarga - Sadar (Awareness): seseorang sadar
perlunya dukungan secara emosional bagi akan adanya informasi baru.
pasien terkait dengan kondisi dan penyakit - Tertarik (Interest): seseorang mulai
yang dideritanya. tertarik untuk mengetahui lebih lanjut.
Penelitian menunjukkan dukungan - Evaluasi (Evaluation): pada tahap ini
keluarga berhubungan positif dengan seseorang mulai menilai, apakah
pengendalian asma dan kualitas hidup perilaku baru tersebut memiliki efek
pasien remaja. Dukungan keluarga dapat baik pada dirinya.
mengurangi hambatan terkait sikap negatif - Mencoba (Trial): orang tersebut mulai
terhadap pengobatan dan penyedia mempertimbangkan untung rugi dari
layanan kesehatan, sehingga dapat perilaku baru.
meningkatkan pengendalian asma dan - Adopsi (Adoption): pada tahap ini,
fungsi emosional pasien, meskipun belum orang yakin dan telah mengadopsi
ada penelitian secara luas pada orang perilaku baru tersebut.
dewasa.16 Dari hasil evaluasi didapatkan bahwa
Evaluasi hasil intervensi dilakukan pasien mulai mencoba melakukan
pada kunjungan ketiga tanggal 5 Mei 2021. perubahan sikap terhadap penyakit yang
Evaluasi dilakukan dengan menilai tingkat dideritanya, khususnya dalam sikap untuk
pengendalian asma pada pasien. mengurangi faktor risiko eksaserbasi yang
Pengendalian asma memiliki dua domain dapat dimodifikasi.
utama, yaitu pengendalian gejala dan
pengurangan faktor risiko eksaserbasi pada Evaluasi dengan Asthma Control Test (ACT)
pasien yang dapat dimodifikasi.7 Evaluasi pengendalian asma dengan
memberikan skor numerik untuk menilai
Tabel 5. Evaluasi Faktor Risiko Eksaserbasi pengendalian asma. Hasil penilaian
Faktor Risiko Hasil diinterpretasikan menjadi tiga kelompok:
Kepatuhan Pasien memahami obat terkontrol sepenuhnya bila skor 20-25,
pengobatan pengontrol harus tetap
buruk digunakan saat tidak serangan terkontol sebagian bila skor 16-19, dan
sesuai anjuran dokter tidak terkontrol bila skor 5-15.7
Paparan polusi - Menggunakan masker saat Hasil penilaian ACT didapatkan skor
dan alergan membersihkan rumah 16, yang berarti asma terkontrol sebagian.
- Membersihkan perabotan
Jika dibandingkan dengan skor awal,
rumah dengan kain lembab
- Menjemur dan tepuk-tepuk terdapat kenaikan total sebanyak 5 skor
kasur secara rutin dengan kenaikan 1 skor pada setiap item
- Menggunakan sprei dan penilaian. Meskipun demikian,
sarung bantal yang diganti pengendalian asma belum mencapai hasil
secara rutin
- Menulis daftar alergan dan
terkontrol sepenuhnya.
makanan yang harus dihindari Berdasarkan Pedoman Tatalaksana
Kondisi - Pasien memahami kondisi Asma oleh GINA, respon pasien terhadap
psikologis: ekspresi emosi yang pengobatan perlu dievaluasi setelah
perasaan sedih berlebihan dapat
memulai pengobatan dengan obat
dan tertekan mencetuskan serangan
- Pasien memiliki kemauan pengontrol untuk pertama kali dalam 2-3
untuk mengendalikan emosi bulan atau lebih awal tergantung pada
dan melakukan manajemen urgensi klinis. Hal ini diperlukan untuk
stress yang melibatkan menilai apakah obat membutuhkan
anggota keluarga lain
peningkatan dosis, penurunan dosis atau
dosis yang saat ini digunakan sudah sesuai
Dalam teori Roger, terdapat
untuk mengendalikan asma pasien.7
beberapa langkah sebelum seseorang