Anda di halaman 1dari 27

Referat

APPENDICITIS AKUT

IIN PRATIWI S.F


18710095
Definisi

 Appendicitis adalah inflamasi akut pada appendix vermiformis yang


menyebabkan abdominal pain, anorexia dan abdominal tenderness.
Appendicitis terjadi karena obstruksi lumen appendix yang dapat
disebabkan infeksi, lymphoid hyperplasia, fecalith, benda asing atau
cacing. Appendicitis merupakan penyebab tersering pada acut
abdominal pain yang memerlukan intervensi pembedahan baik bersifat
elektif maupun emergensi dengan melakukan laparatomi dan
appendectomi. (Ana Majdawati, 2007).
Epidemiologi

 Insiden appendisitis akut di negara maju lebih tinggi dari pada


di negara berkembang, namun dalam dekade tiga-empat
dasawarsa terakhir menurun secara bermakna. Kejadian ini
diduga disebabkan oleh meningkatnya penggunaan makanan
berserat dalam menu sehari-hari.
Etiologi

 Appendisitis umumnya terjadi karena adanya proses radang


bakteri. Berbagai hal berperan sebagai faktor pencetus.
Diantaranya adalah hiperplasia jaringan limfe, fekalith, tumor
apendiks, dan cacing askaris yang menyumbat. Ulserasi
merupakan tahap awal dari kebanyakan penyakit ini.
faktor yang mempermudah terjadinya radang apendisitis :
 1. Faktor sumbatan (Obstruksi)
 2. Faktor bakteri
 3. Kecenderungan familiar
 4. Faktor ras dan diet
Patofisiologi
 Patofisiologi appendisitis berawal di jaringan mukosa dan kemudian
menyebar ke seluruh lapisan dinding apendiks. Jaringan mukosa pada
apendiks menghasilkan mukus (lendir) setiap harinya. Terjadinya obstruksi
menyebabkan pengaliran mukus dari lumen apendiks ke sekum menjadi
terhambat. Makin lama mukus makin bertambah banyak dan kemudian
terbentuklah bendungan mukus di dalam lumen. Namun, karena
keterbatasan elastisitas dinding apendiks, sehingga hal tersebut
menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan intralumen. Tekanan yang
meningkat tersebut akan menyebabkan terhambatnya aliran limfe,
sehingga mengakibatkan timbulnya edema, diapedesis bakteri, dan
ulserasi mukosa. Pada saat inilah terjadi appendisitis akut fokal yang
ditandai oleh nyeri di daerah epigastrium di sekitar umbilikus. (Mansjoer,A.,
dkk. 2000)
Stadium pada Apendisitis

1. Stadium awal appendisitis


2. Appendisitis supuratif
3. Appendisitis gangrenosa
4. Appendisitis perforasi
5. Phlegrnon appendisitis atau abses
Diagnosis

 Anamnesis
 Pemeriksaan Fisik
 Pemeriksaan Penunjang
Manifestasi Klinis

 Keluhan apendisitis biasanya bermula dari nyeri di daerah


umbilikus atau periumbilikus yang berhubungan dengan
muntah. Dalam 2-12 jam, nyeri akan beralih ke kuadran kanan
bawah, yang akan menetap dan diperberat bila berjalan atau
batuk. Terdapat pula keluhan lain seperti anoreksia, malaise,
dan demam yang tidak terlalu tinggi. Biasanya pula terdapat
keluhan konstipasi, tak jarang pula terjadi diare, mual, dan
muntah.
Diagnosis Banding

 Koleksistitis akut
 Pankreatitis
 Batu ureter
 Kehamilan etopik terganggu (KET)
 Enteritis regional
Penatalaksanaan

 Jika diketahui hasil diagnosis positif appendisitis akut, maka


tindakan yang paling tepat adalah segera dilakukan
apendektomi. Apendektomi dapat dilakukan dalam dua cara,
yaitu cara terbuka dan cara laparoskopi. Apabila appendisitis
baru diketahui setelah terbentuk massa periapendikuler, maka
tindakan yang pertama kali harus dilakukan adalah
pemberian/terapi antibiotik kombinasi terhadap penderita.
Komplikasi

 Perforasi apendiks
 Peritonitis umum
 Sepsis
Prognosis

 Bila diagnosis yang akurat disertai dengan penanganan


pembedahan yang tepat, tingkat mortalitas dan morbiditas
penyakit ini sangat kecil. Keterlambatan diagnosis akan
meningkatkan mortalitas dan morbiditas bila timbulnya
adanya komplikasi. Serangan berulang dapat terjadi bila
apendiks tidak diangkat.
Gambaran Radiologi Apendisitis
 1. Radigrafi Foto Polos Abdomen :
- Kalsifikasi apendiks (0,5-6cm)
- Sentinel loop- pelebaran ileum atonik berisi air fluid level
- Dilatasi sekum
- Preperitoneal fat line yang melebar dan / kabur
- Kaburnya region kanan bawah, mengacu pada cairan dan edema
- Skolisis konkaf ke kanan
- Massa kuadran bawah kanan yang mendesak sekum
- Kaburnya batas muskulus psoas kanan (tidak khas)
- Udara pada apendiks (tidak khas)
 2. PEMERIKSAAN APENDIKOGRAFI
 - Non filling appendiks
 - Irregularitas nodularitas dari appendiks yang memberikan gambaran edema mukosa
yang disebabkan oleh karena inflamasi akut.
 - Efek massa pada sekum serta usus halus yang berdekatan
 3. SONOGRAFI
 - Indentifikasi apendiks
 - Struktur tubuler dengan ujung buntu pada titik nyeri
 - Non-kompresibel
 - Diameter 6 mm atau lebih
 - Tidak adanya peristaltic
 - Apendikolith dengan bayangan akustik
 - Ekogenesitas tinggi non-kompersibel disekitar lemak
 - Cairan disekitar lesi atau abses
 - Edema dan ujung sekum
 Gambaran sonografi dari perforasi apendiks :
 - Cairan perisekal terlokalisir
 - Phelgmon
 - Abses
 - Lemak perisekal yang prominen
 - Hilangnya gambaran melingkar dari lapisan submukosa
 4. CT SCAN
ukuran diameter apendiks lebih dari 6mm, kegagalan apendiks terisi dengan kontra
oral atau udara untuk mencapai ujungnya, apendikolith dan penyangatan dari
dinding dengan kontras intravena. Disekelilingnya dapat ditemukan perubahan
inflamasi, termasuk peningkatan atenuasi lemak, cairan, inflamasi phlegmon,
penebalan sekum, abses, gas intraluminal dan pembesaran limfe. Terkadang lumen
dari sekum dapat dilihat sebagai tunjuk bagian apendiks terbuka yang terobstruksi
KESIMPULAN
 Appendicitis adalah inflamasi akut pada appendix vermiformis yang
menyebabkan abdominal pain, anorexia dan abdominal tenderness.
Appendicitis terjadi karena obstruksi lumen appendix yang dapat
disebabkan infeksi, lymphoid hyperplasia, fecalith, benda asing atau
cacing. Appendicitis merupakan penyebab tersering pada acut
abdominal pain yang memerlukan intervensi pembedahan baik bersifat
elektif maupun emergensi dengan melakukan laparatomi dan
appendectomi.
 Diagnosis dapat ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
laboratorium dan pemeriksaan radiologi. Temuan spesifik pada foto polos abdomen
adalah adanya apendikolith. Apendikolith tarnpak soliter, oval, densitas kalsifikasi pada
kuadran bawah kanan, ukurannya dapat mencapai 2 cm. Terkadang dapat berbentuk
shell like atau laminated. Temuan lain adalah ketidakjelasan otot psoas kanan, colon cut
off sign, distensi/dilatasi terisolasi pada loop terminal ileum sekum, dan kolon asenden
(kurang sering) dengan air fluid level. Pada appendikografi nonfilling apendiks
merupakan tanda nonspesifik karena appendiks yang tidak terisi kontras dapat terjadi
pada ±10-20% pada orang normal. Sonografi memperlihatkan apendiks di atas muskulus
psoas. Tanda khasnya berupa apendiks non-kompresibel dengan diameter 6 mm atau
lebih. Tanda CT scan dari apendiks termasuk ukuran diameter apendiks lebih dari 6mm,
kegagalan apendiks terisi dengan kontra oral atau udara untuk mencapai ujungnya,
apendikolith dan penyangatan dari dinding dengan kontras intravena. Pada MRI,
pemberian kontras tampak penyengatan dari dinding apendiks yang terinflamasi
mengindikasikan appendisitis. Penyengatan ringan tampak pada normal apendiks.

Anda mungkin juga menyukai