Anda di halaman 1dari 14

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN

DIARE PADA BALITA DI KECAMATAN BANDA SAKTI KOTA


LHOKSEUMAWE ACEH UTARA TAHUN 2019

USULAN PENELITIAN SKRIPSI

ARINI NASHIRAH
160610015

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
MARET 2019

1
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Penyakit diare sampai saat ini masih merupakan salah satu penyebab utama
kesakitan dan kematian. Hampir seluruh daerah geografis dunia dan semua kelompok
usia diserang diare, tetapi penyakit berat dengan kematian yang tinggi terutama
didapatkan pada bayi dan anak balita(1). Penyakit diare masih menjadi masalah
global, terutama di negara berkembang yang dilihat dari derajat kesakitan dan
kematian yang tinggi diberbagai negara akibat dari penyakit diare. Hal tersebut juga
sebagai salah satu penyebab utama tingginya angka kesakitan dan kematian anak di
dunia. Secara umum, diperkirakan lebih dari 10 juta anak berusia kurang dari 5 tahun
meninggal setiap tahunnya didunia dimana sekitar 20% meninggal karena infeksi
diare(2)
Sebuah laporan baru UNICEF menunjukkan bahwa jika kecenderungan ini
terus berlanjut, dunia tidak akan memenuhi Millennium Development Goal 4 - untuk
memotong tingkat kematian balita sebesar dua pertiga pada tahun 2015. Lebih buruk
lagi, jika kecenderungan ini terus berlanjut, tujuan tidak akan tercapai sampai tahun
2028. Apabila kita tidak bertindak, akibatnya sebanyak 35 juta lebih anak-anak
beresiko meninggal sebagian besar dari penyebab yang dapat dicegah antara tahun
2015 dan 2028, jika masyarakat global tidak emngambil tindakan untuk mempercepat
kemajuan. Menurut hasil pemantauan KLB tahun 2017, terjadi 21 kali KLB
(Kejadian Luar Biasa) diare yang tersebar di 12 provinsi, 17 kabupaten/kota. Dari
1.725 penderita diare, 34 diantaranya mengalami kematian(3)
Penyakit diare merupakan penyakit yang berbasis lingkungan. Beberapa
faktor yang berkaitan dengan kejadian diare yaitu tidak memadainya penyediaan air
bersih, air tercemar oleh tinja, kekurangan sarana kebersihan (pembuangan tinja yang
tidak higienis), kebersihan perorangan dan lingkungan yang jelek, penyiapan
makanan kurang matang dan penyimpanan makanan masak pada suhu kamar yang

1
tidak semestinya (4). Banyak faktor yang secara langsung maupun tidak langsung
menjadi

1
2

pendorong terjadinya diare yaitu faktor agent, penjamu, lingkungan dan perilaku.
Faktor lingkungan merupakan faktor yang paling dominan yaitu sarana penyediaan
air bersih dan pembuangan tinja, kedua faktor berinteraksi bersama dengan perilaku
manusia. Apabila faktor lingkungan tidak sehat karena tercemar kuman diare serta
terakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak sehat, maka penularan diare dengan
mudah dapat terjadi (5).
Berdasarkan hasil penelitian Juariah, diketahui bahwa ada hubungan
bermakna antara kesakitan diare dengan sumber air bersih, kepemilikan jamban, jenis
lantai, pencahayaan rumah dan ventilasi rumah (6). Rahadi menyimpulkan bahwa ada
hubungan antara kepemilikan jamban, jarak Saluran Pembuangan Air Limbah
(SPAL), jenis lantai dengan kejadian diare. Berdasarkan hasil penelitian Wibowo et
al diketahui bahwa ada hubungan yang bermakna antara terjadinya diare dengan
pembuangan tinja dan jenis sumber air minum (7).
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai hubungan antara sanitasi lingkungan dengan kejadian diare pada balita.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Diare adalah penyakit yang ditandai bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari
biasanya (> 3 kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi cair), dengan
atau tanpa darah atau lendir. Diare juga erat kaitannya dengan lingkungan.
Lingkungan yang tidak sehat dapat memicu anak-anak untuk terjangkit diare apalagi
imunitas batita tidak sekuat imunitas orang dewasa. Oleh karena itu peneliti berminta
untuk meneliti hubungan sanitasi lingkungan dengan kejadian diare pada balita (8).

1.3 PERTANYAAN PENELITIAN


1. Apakah ada hubungan antara sumber air bersih dengan kejadian diare pada
balita?
3

2. Apakah ada hubungan antara kepemilikan jamban dengan kejadian diare pada
balita?
3. Apakah ada hubungan antara jenis lantai dengan kejadian diare pada balita?
4. Apakah ada hubungan antara pencahayan rumah dengan kejadian diare pada
balita?
5. Apakah ada hubungan ventilasi rumah dengan kejadian diare pada balita?

1.4 TUJUAN PENELITIAN

1.4.1 TUJUAN UMUM


Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara sanitasi
lingkungan dengan kejadian diare pada balita.

1.4.2 TUJUAN KHUSUS


a. Mengetahui hubungan antara sumber air minum dengan kejadian diare
pada balita.
b. Mengetahui hubungan antara kualitas fisik air bersih dengan kejadian
diare pada balita.
c. Mengetahui hubungan antara kepemilikan jamban dengan kejadian diare
pada balita.
d. Mengetahui hubungan antara jenis lantai rumah dengan kejadian diare
pada balita.

1.5 MANFAAT PENELITIAN

1.5.1 MANFAAT TEORITIS


Dari hasil penelitian ini nantinya diharapkan masyararakat dapat mengetahui
hubungan sanitasi lingkungan dengan kejadian diare pada balita
4

1.5.2 MANFAAT PRAKTIS


1 Bagi peneliti lain: Sebagai data dasar bagi peneliti selanjutnya yang ingin
meneliti tentang hubungan sanitasi lingkungan dengan kejadian penyakit
diare.
2 Bagi penulis: Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan dengan terjun langsung ke lapangan dan memberikan
pengalaman belajar terhadap bidang yang diteliti.
3 Bagi Universitas Malikussaleh: Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
kepustakaan dan menjadi pengetahuan untuk pengajar dan mahasiswa di
lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh.
4 Bagi Masyarakat: Penelitian ini dapat digunakan sebagai penambah
wawasan pembaca.
5

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 JENIS/RANCANGAN PENELITIAN


Penelitian ini merupakan penelitian dalam bentuk survey yang bersifat
observasional dengan metode pendekatan cross-sectional, yaitu suatu penelitian yang
dilakukan dengan pengamatan sesaat atau dalam suatu periode waktu tertentu dan
setiap subjek studi hanya dilakukan satu kali pengamatan selama penelitian (9).

3.2 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

3.2.1 LOKASI PENELITIAN


Penelitian ini dilaksanakan di kecamatan Bandar Sakti- Lhokseumawe.

3.2.2 WAKTU PENELITIAN


Waktu penelitian ini di laksanakan selama bulan Maret sampai Mei 2019.

3.3 POPULASI, SAMPEL, BESAR SAMPEL DAN TEKNIK


PENGAMBILAN SAMPEL

3.3.1 POPULASI PENELITIAN


Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berada di Kecamatan
Bandar Sakti-Lhokseumawe.

3.3.2 SAMPEL PENELITIAN


Sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berada di Kecamatan
Bandar sakti yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

1. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum dari subjek penelitian yang layak untuk
dilakukan penelitian atau dijadikan responden. Kriteria inklusi pada penelitian ini
adalah:
6

a. Balita yang bertempat tiggal di Kecamatan Bandar Sakti.


b. Seluruh rumah yang di dalamnya terdapat anak balita dan pernah
menderita diare.
c. Merupakan rumah yang berdomisili (tinggal menetap) dan memiliki
rumah.
d. Orang tua balita dapat membaca dan menulis
e. Orang tua balita dapat berkomunikasi dengan baik.
f. Bersedia menjadi subjek penelitian atau menjadi responden.

4 Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi adalah subjek penelitian yang tidak dapat mewakili sampel
karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian. Kriteria ekslusi pada
penelitian ini adalah:
a. Seluruh rumah yang di dalamnya tidak terdapat balita dan atau terdapat
balita tetapi tidak pernah menderita diare.
b. Satu rumah yang didalamnya terdapat lebih dari satu keluarga yang
memiliki balita dan tidak memiliki kandang ternak yang menderita diare.
c. Tidak hadir saat penelitian.
d. Tidak bersedia menjadi subjek penelitian atau menjadi responden.

4.1.1 BESAR SAMPEL


Besar sampel dalam penelitian ini seluruh masyarakat yang mempunyai balita
di daerah terbanyak terjangkit diare yang memenuhi kriteria inklusi dan eklusi.

4.1.2 TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL


Besar sampel dapat dihitungan dengan rumus Khotari dalam Murti sebagai
berikut:
7

Keterangan:
n : Besar sampel

N : Besar populasi
P : Perkiraan proporsi (prevalensi) variabel dependen pada populasi
(95%)
q :1–p
Z1 – a/2 : statistik Z (Z = 1,96 untuk a = 0,05)
d : Data presisi absolut atau largin of error yang diinginkan diketahui
sisi proporsi (5%)
Berdasarkan rumus diatas sampel penelitian ini adalah:

4.2 VARIABEL PENELITIAN


N Variabel Definisi Alat Ukur Cara Hasil Ukur Skala
o Operasional Ukur ukur
1. Diare Diare yang lebih Diagnosa Rekam 1. Tidak diare Nominal
dari 3x sehari dokter medik 2. Diare
dengan puskesmas
konsistensi tinja
cair atau lembek
8

2. Penyediaan Air yang Wawancara Kuisioner 1. Air Sumur. Ordinal


air bersih digunakan untuk 2. Air Sungai.
memenuhi
kebutuhan hidup
sehari-hari
3. Penggunaan Sarana yang Wawancara Kuisioner 1. Memiliki Ordinal
jamban digunakan oleh jamban
keluarga keluarga pribadi
dirumah sebagai 2. Jamban yang
tempat untuk dimiliki oleh
membuang tinja. umum
3. Tidak
memiliki
jamban sama
sekali
4. Jenis lantai Kondisi lantai Wawancara Kuisioner 1. Jika seluruh
rumah yang sering atau atau
lama ditempati sebagiannya
oleh Balita yaitu terbuat dari
ruang keluarga tanah.
dan kamar tidur. 2. Jika seluruh
Membedakan atau
jenis lantai sebagiannnya
terbuat dari di plaster/
keramik,tanah ubin atau
atau keramik.
diplester/ubin.

5. Pencahayaa Pencahayaan Wawancara Kuisioner 1. Jika Ordinal


n rumah. alamiah atau setiap
9

intensifikasi hari
cahaya sinar membuka
matahari yang jendela
dapat menerangi 2. Jika
seluruh bagian setiap
ruangan hari tidak
membuka
jendela
6. Ventilasi Lubang angin Wawancara Kuisioner 1. Jika ada Ordinal
rumah atau jendela jendela
untuk keluar 2. Jika tidak
masuknya ada
udara yang ada jendela
pada
kamar Balita
dan ruang
keluarga.

4.3 INSTRUMEN PENELITIAN


Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Formulir persetujuan menjadi sampel penelitian (informed concent)


2. Kuesioner

4.4 PROSEDUR PENGAMBILAN DAN PENGUMPULAN DATA


Langkah-langkah pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Peneliti mengajukan izin penelitian kepada Dekan Fakultas Kedokteran


Universitas Malikussaleh
10

2. Peneliti mendatangi masyarakat yang memiliki tingkat prevalensi tertinggi di


lhokseumawe berdasarkan Dinkes yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi
3. Peneliti meminta persetujuan dari masyarakat untuk menjadi responden
(informed concent)
4. Peneliti membagikan kuisioner kepada masyarakat untuk diisi.
5. Data dikumpulkan untuk dianalisis.

4.5 CARA PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

3.7.1PENGOLAHAN DATA
Prosedur pengolahan data dalam penelitian ini terdiri dari beberapa langkah,
yaitu:
1. Editing adalah proses pemeriksaan data yang telah dikumpulkan oleh peneliti.
2. Coding adalah proses pemberian kode pada data yang telah didapatkan dengan
tujuan untuk mempermudah peneliti dalam mengolah data.
3. Tabulating adalah proses pengorganisasian suatu data agar dapat dijumlah,
disusun, dan di tata agar dapat lebih mudah disajikan dan di analisis.
4. Cleaning adalah proses pembersihan data yang dilakukan untuk menjaga data
dari kerusakan sebelum di analisis.
5. Computing adalah proses memasukan data ke komputer dan mengolahnya
dengan menggunakan software statistik.

3.7.2 ANALISIS DATA


1. Analisis Univariat
Analisis univariat yaitu analisis yang digunakan untuk
menggambarkan atau mendiskripsikan dari masing-masing variabel, baik
variabel bebas dan variabel terikat dan karakteristik responden.

2. Aalisis Bivariat
11

Dilakukan untuk menguji hubungan variabel bebas dan variabel terikat dengan
uji statistik chi square untuk mengetahi hubungan yang signifikan antara masing-
masing variabel bebas dengan variabel terikat. Uji chi square dilakukan dengan
mengunakan bantuan perangkat lunak berbentuk komputer dengan tingkat signifikan
p>0,05 (taraf kepercayaan 95%). Dasar pengambilan keputusan dengan tingkat
kepercayaan 95% :
a. Jika nilai sig p>0,05 maka hipotesis penelitian ditolak.
b. Jika nilai sig p = 0,05 maka hipotesis penelitian diterima (9).

DAFTAR PUSTAKA

1. Belakang AL. Analisis Faktor Penyebab..., MUHAMMAD FAUZY, Fakultas


Ilmu Kesehatan UMP, 2011. 2007;
12

2. diare 1.pdf.
3. Kemenkes RI. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan Situasi Diare di
Indonesia. J Bul Jendela Data Inf Kesehat. 2011;2:1–44.
4. Ganiwijaya F, Rahardjo M, Nurjazuli. Sebaran Kondisi Sanitasi Lingkungan
Dengan Kejadian Diare pada Balita Menggunakan Sistem Informasi Geografis
Di Kecamatan Semarang Selatan. J Kesehat Masy. 2016;4(3):782–91.
5. Ni KEE. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita
yang berobat ke badan rumah sakit umum tabanan. Kesehat Lingkung.
2014;4(2):134.
6. Novitry F, Agustin R. Determinan Kepemilikan Jamban Sehat di Desa
Sukomulyo Martapura Palembang. J Aisyah J Ilmu Kesehat. 2018;2(2):107.
7. Bumulo S. Kata Kunci : Diare, Anak Balita, Penyediaan Air Bersih, Jamban
Keluarga I. PENDAHULUAN. Res Artik. 2012;1.
8. Bandura a, Barbaranelli C, Caprara G V, Pastorelli C. Universitas Sumatera
Utara. Child Dev [Internet]. 2008;72(1):187–206. Link:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15350854
9. Iii BAB, Penelitian M. Cross Sectional. 2014;2014:48–56.

Anda mungkin juga menyukai