Anda di halaman 1dari 10

TELAAH JURNAL

STASE KOMUNITAS
“ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA MASALAH PHBS DAN
COVID-19 UNTUK WARGA DUSUN REJENG DESA BANGKA LELAK
KABUPATEN MANGGARAI NUSA TENGGARA TIMUR”

Pembimbing Akademik : Ns. Bachtiar Safruddin Lubis M.Kep Sp. Kom

DISUSUN OLEH :

Nama : ANGGUN FERANI

NIM : 2011102412095

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
2020/2021
TELAAH JURNAL

I.DESKRIPSI UMUM
II. Judul jurnal : Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Masalah Phbs
Dan Covid-19 Untuk Warga Dusun Rejeng Desa Bangka Lelak
Kabupaten Manggarai Nusa Tenggara Timur
1. Penulis Jurnal : Danang Tri Yudono. Shanti Wardaningsih, Novita
Kurniasari
2. Nama Jurnal / Dipublikasikan Oleh : -
3. Penelaah/Review Jurnal :
- Anggun Ferani
4. Sistematika Penulisan :
- Dalam jurnal ini peneliti sudah mencakup Abstark, Pendahuluan, Metode
dan Bahan, Hasil, Diskusi dan Batasan Penelitian. Adapun sistematika
penulisan yang digunakan dalam penelitian ini ialah :
a. Font : 11
b. Spasi : 1,0
c. Format Penulisan : Times New Roman dan Arial
d. Rataan : Justify
e. Column :2
5. Referensi daftar pustaka :
- Literature yang digunakan dalam penelitan ini sekitar 46% menggunakan
literature terbaru dan 54% menggunakan literature lama / literature yang
berasal dari jurnal dan e-book yang telah di publikasi sebelumnya.
- Tahun terbaru 2015, 2016 dan Tahun terlama ialah 2003

1
III. DESKRIPSI CONTENT :
No Komponen Item question to help
Jurnal “ Telaah Jurnal ”
1. ABSTRAK Salah satu penyebab utama peningkatan masalah penyakit menular
adalah kurangnya kesadaran dalam menjalankan hidup bersih dan
sehat (PHBS). Mencuci tangan dengan air bersih dan
menggunakan sabun, memberikan ASI eksklusif, tidak merokok,
beraktifitas fisik, mengkonsumsi air bersih, jamban dan
memberantas jentik nyamuk, merupakan indikator PHBS dalam
rumah tangga.
2. PENDAHULUAN
1. Apa masalah penelitian ?
- Kondisi lingkungan yang buruk, perilaku bersih masyarakat
yang buruk, dan kurang sehat ditengarai menjadi penyebab
masalah penyakit menular (Sumini et al., 2016). Tingginya
angka kejadian penyakit menular dan tidak menular dapat
ditekan dengan adanya program PHBS dalam tatanan rumah
tangga. Penyakit diare dan demam berdarah dapat terjadi
akibat penerapan PHBS yang buruk. Namun, pada
kenyataannya penerapan PHBS di negara Indonesia belum
mencapai target yang diinginkan (Raksanagara &
Raksanagara, 2016).
2. Seberapa besar masalah tersebut?
- Lingkungan merupakan salah satu faktor yang berperan
terhadap prevalensi penyakit menular. Penyakit menular
merupakan salah satu penyakit yang bersumber dari agen
biologi (seperti virus, bakteria, atau parasit). Pelaksanaan
program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang
dicanangkan pemerintah, masih menemui banyak kendala di
berbagai daerah. Sebagai contoh hasil penelitian terhadap
penerapan PHBS di provinsi Bengkulu, Sulawesi selatan dan
NTT menunjukkan banyak masyarakat yang masih
bergantung pada kamar mandi atau toilet umum: lebih dari
30% rumah tangga tidak mempunyai kamar mandi dan toilet
di dalam rumah dan 37% membuang tinja di lubang atau
sungai. Untungnya untuk minum, hampir semua rumah
tangga memasak terlebih dahulu sebelum diminum (96%).
Kebiasaan mencuci tangan sebelum makan atau menyiapkan
makanan hanya dipraktikkan oleh sekitar 71% responden.
Sepertinya banyak yang menggunakan visual tangan yang
kotor sebagai indikasi perlunya cuci tangan, karena 88-90%
responden cuci tangan kontak dengan kotoran/hewan

2
(Soewondo et al., 2019)
3. Dampak masalah jika tidak di atasi?
- Covid-19 memiliki gejala yang tidak spesifik dan gejala
penyakit dapat berkisar dari tidak gejala (asimtomatik) hingga
pneumonia berat dan kematian. Berdasarkan 55924 kasus
terkonfirmasi laboratorium, tanda dan gejala khas meliputi:
demam (87,9%), batuk kering (67,7%), kelelahan (38,1%),
produksi sputum (33,4%), sesak napas (18,6%), sakit
tenggorokan (13,9%), sakit kepala (13,6%), mialgia atau
artralgia (14,8%), menggigil (11,4%),mual atau muntah
(5,0%), hidung tersumbat (4,8%), diare (3,7%), dan
hemoptisis (0,9%), dan kongesti konjungtiva (0,8%).
Penderita COVID-19 umumnya mengembangkan tanda dan
gejala, termasuk pernapasan ringan gejala dan demam, rata-
rata 5-6 hari setelah infeksi (rata-rata masa inkubasi 5-6 hari,
kisaran 1-14 hari) (WHO, 2020).
4. Bagaimana kesenjangan yang terjadi? Bandingkan antara
masalah yang ada/kenyataan dengan harapan/target?
- Dalam penelitian tidak di sebutkan
5. Berdasarkan masalah penelitian, apa tujuan dan hipotesis yang
ditetapkan oleh peneliti
- Peningkatan masalah kesehatan seperti covid-19 dapat
dicegah dengan menjalankan perilaku hidup bersih sehat.
Tujuan pelaksanaan pengabdian ini adalah untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjalankan
PHBS dalam tatanan rumah tangga dengan pendekatan
asuhan keperawatan komunitas.
3 METODE
1. Desain 1. Desain penelitian apa yang digunakan?
penelitian - Dilaksanakan dengan pemberian Asuhan Keperawatan
Komunitas berupa proses pengkajian, analisa data hasil
pengkajian, perencanaan intervensi, implementasi dan
evaluasi. Tahapan asuhan keperawatan terdiri dari kegiatan
survei, ceramah, diskusi, demonstrasi
UNTUK DESAIN EKSPERIMEN:
a. Apakah menggunakan kelompok kontrol untuk menentukan
efektifitas suatu intervensi?
- Dalam penelitian tidak disebutkan

3
b. Apakah peneliti melakukan random alokasi (randomisasi)?
- Dalam penelitian tidak di sebutkan
c. Jika peneliti melakukan randomisasi, bagaimana
prosedurnya, apakah dilakukan randomisasi sederhana, blok,
stratifikasi? Siapa yang melakukan randomisasi?
- Dalam penelitian tidak di sebutkan
d. Jika ternyata pada data dasar (base line) terdapat perbedaan
karakteristik/variable perancu pada kedua kelompok, apakah
peneliti melakukan pengendalian pada uji statistic dengan
stratifikasi atau uji multivariate?
- Dalam penelitian tidak di sebutkan
e. Apakah peneliti melakukan masking atau penyamaran dalam
memberikan perlakuan pada responden (responden tidak
menyadari apakah sedang mendapatkan intervensi yang diuji
cobakan)?
- Dalam penelitian tidak di sebutkan
f. Untuk menjamin kualitas pengukuran, apakah peneliti
melakukan blinding saat mengukur outcome? Blinding
merupakan upaya agar sampel atau peneliti tidak mengetahui
kedalam kelompok mana sampel dimasukkan (eksperiment
atau control). Hal ini menunjukkan upaya peneliti
meningkatkan validitas informasi :
- Dalam penelitian tidak di sebutkan
2. Populasi dan 1. Siapa populasi target dan populasi terjangkau?
sampel - Tujuan pelaksanaan pengabdian ini adalah untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjalankan
PHBS dalam tatanan rumah tangga dengan pendekatan asuhan
keperawatan komunitas. Pengabdian ini dilakukan terhadap 50
keluarga di Dusun Rejeng Desa Bangka Lelak, Kabupaten
Manggarai selama 4 minggu.
2. Siapa sampel penelitian? Apa kriteria inklusi dan eksklusi
sampel?
- Dalam penelitian tidak disebutkan

3. Bagaimana metode sampling yang digunakan untuk memilih


sampel dari populasi target?
- Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk pengkajian, analisi
data pengkajian, perencanaan intervensi, implementasi
kegiatan: implementasi kegiatan meliputi penyuluhan
Kesehatan, pemeriksaan Kesehatan, senam dan relaksasi

4
otot progresif pada lansia dengan hipertensi serta
penyebaran leaflet.
- Penyuluhan kesehatan pada warga meliputi : penyuluhan
perilaku hidup bersih dan sehat, penyuluhan masalah
hipertensi, penyuluhan masalah ISPA ● Pemberian leaflet
yang berisi informasi kesehatan ● Pemeriksaan kesehatan
dengan menggunakan alat Tensimeter, termometer,
Timbangan, jam dan format pengkajian. Pemeriksaan ini
meliputi Tekanan darah, suhu, nadi, pernafasan dan
pengkajian riwayat kesehatan. ● Pelatihan relaksasi otot
progresif bagi warga yang menderita hipertensi.
4. Berapa jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian?
Metode atau rumus apa yang digunakan untuk menentukan
jumlah sampel?
-
3. Pengukuran 1. Variable apa saja yang diukur dalam penelitian?
atau - Masalah PHBS dan COVID-19
pengumpulan 2. Metode apa yang digunakan untuk mengumpulkan data?
data - Dalam penelitian tidak di sebutkan
3. Alat ukur apa yang digunakan untuk mengumpulkan data?
- Leaflet, Tensimeter, thermometer, timbangan, jam dan
format pengkajian.
4. Bagaimana validitas dan rehabilitas alat ukur/instrument yang
digunakan? Apakah peneliti menguji validitas dan rehabilitas
alat ukur? Jika dilakukan apa metode yang digunakan untuk
menguji validitas dan rehabilitas alat ukur dan bagaimana
hasilnya?
- Dalam penelitian tidak di sebutkan
5. Siapa yang melakukan pengukuran atau pengumpulan data?
Apakah dilakukan pelatihan khusus untuk observer atau yang
melakukan pengukuran?
- Mahasiswa Fakultas Kesehatan dan Pertanian UNIKA Santu
Paulus Ruteng
4. Analisis data 1. Uji statistic apa yang digunakan untuk menguji hipotesis atau
menganalisis data?
- Dalam penelitian tidak disebutkan
2. Untuk penelitian eksperimen apakah peneliti menggunakan
metode intention to treat atau on treatment analysis?
- Dalam penelitian tidak di sebutkan
a. Intention to treat adalah menganalisis semua sampel yang

5
megikuti penelitian, baik yang drop out, loss follow up atau
berhenti sebelum penelitian selesai. Sampel yang drop out
dianggap hasil intervensi yang gagal.

b. On treatment analysis hanya menganalisis sampel yang


mengikuti penelitian sampai selesai saja, sedangkan sampel
drop out diannggap tidak mengikuti penelitian dan tidak
diikutkan dalam analisis
- Dalam penelitian tidak di sebutkan
3. Program atau software statistic apa yang digunakan peneliti
untuk menganalisis data?
- SPSS
4 HASIL PENELITIAN
1. Alur 1. Bagaimana alur (flow) penelitian yang menggambarkan
penelitian responden yang mengikuti penelitian sampai selesai, drop out
dan data dan loss follow up?
base line 1. Pengkajian: pengkajian dilakukan dengan menggunakan
angket berisi pertanyaan yang menanyakan masalah kesehatan
warga. Pengkajian dilakukan dengan mengunjungi rumah
warga. Selain melalui angket pengkajian juga diperoleh
melalui data sekunder berupa rekapan data puskesmas watu
alo tentang masalah kesehatan yang dialami warga.
2. Analisa data pengkajian, penentuan masalah dan prioritas
masalah : Masalah yang dirasakan warga menjadi tampak
melalui proses pengkajian yang dianalisis untuk menentukan
jumlah dan persentasenya. Masalah dengan jumlah terbanyak,
paling dirasakan warga, dan memiliki sumberdaya untuk
diselesaikan dijadikan sebagai masalah prioritas.
3. Perencanaan Intervensi : Hasil pengkajian yang diperoleh
dipaparkan kepada warga, petugas kesehatan dan pemerintah
daerah setempat melalui kegiatan Musyawarah Masyarakat
Dusun. Kemudian tim pengabdian masyarakat menyampaikan
rencana intervensi yang akan dilaksanakan selama pengabdian.
4. Implementasi kegiatan : implementasi kegiatan meliputi
penyuluhan kesehatan.
penyebaran leaflet. ● Penyuluhan kesehatan pada warga
meliputi: penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat,
penyuluhan masalah hipertensi, penyuluhan masalah ISPA ●

6
Pemberian leaflet yang berisi informasi kesehatan ●
Pemeriksaan kesehatan dengan menggunakan alat Tensimeter,
termometer, Timbangan, jam dan format pengkajian.
Pemeriksaan ini meliputi Tekanan darah, suhu, nadi,
pernafasan dan pengkajian riwayat kesehatan. ● Pelatihan
relaksasi otot progresif bagi warga yang menderita hipertensi.

2. Bagaimana karakteristik responden dan baseline data?


- Warga dusun rejen
3. Pada penelitian eksperiment apakah variable perancu
(counfounding variable) dalam data base line tersebar
seimbang pada setiap kelompok? Jika tidak seimbang apa
dilakukan peneliti untuk membuat penelitian bebas dari
pengaruh variable perancu?
- Dalam penelitian tidak di sebutkan
2. Hasil 1. Apa hasil utama dari penelitian? Jika peneliti melakukan uji
penelitian hipotesis, apakah hipotesis penelitian terbukti atau tidak
terbukti ( bermakna atau tidak secara statistic )? Apakah hasil
penelitian juga bermakna secara klinis?
a. Hasil penelitian
- Hasil pengkajian menunjukkan masih ada sebagian warga
yang emiliki sikap dan perilaku negatif dalam penerapan
perilaku hidup bersih sehat. Sedangkan hasil pengkajian sikap
dalam menghadapi covid-19 menunjukkan sikap positif
warga dalam upaya mengurangi angka penularan covid-19.
Intervensi yang dilakukan berupa pendidikan kesehatan
berupa pola hidup bersih dan sehat, Pendidikan kesehatan
berhubungan dengan masalah covid19. Oleh karena itu, agar
penyebaran penyakit menular seperti covid-19 atau penyakit
menular lainnya dapat diatasi, maka diharapkan kesadaran
masyarakat untuk dapat secara mandiri melakukan
pemeliharan kesehatan dengan pola hidup bersih dan sehat
serta tetap mentaati peraturan pemerintah yang berhubungan
dengan pencegahan terhadap meluasnya penularan covid-19.
Bagi petugas kesehatan diharapkan untuk secara terus
menerus memberikan pendidikan kesehatan tentang cara
pencegahan dan penularan virus korona. Dan bagi pemerintah
setempat diharapkan mampu mempertegas penerapan

7
protokol kesehatan seperti ketertiban dalam penggunaan
masker.
2. Untuk penelitian eksperimen dengan variable dependen
kategorik apakah peneliti menjelaskan tentang nilai
kepentingan klinis dari hasilmpenelitian seperti number need
to treat (NTT), relative risk reduction (RRR) atau absolute risk
reduction (ARR).
- Peneliti tidak menjelaskan secara rinci tentang nilai
kepentingan klinis seperti number need to treat (NTT),
relative risk reduction (RRR) atau absolute risk reduction
(ARR).

IV. IMPLIKASI KEPERAWATAN


Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa implikasi yang dapat
digunakan untuk peningkatan dalam bidang keperawatan, yaitu:

a. Tenaga Kesehatan (Perawat)


Penelitian ini dapat memudahkan dalam pemberian asuhan keperawatan
secara non farmakologi bagi tenaga kesehatan khususnya perawat dalam
membantu pasien yang takut untuk mengkonsumsi obat-obatan. Program
pengobatan non-farmakologi (pijat refleksi) selain memberikan manfaat bagi
masalah konstipasi pijat ini juga bermanfaat dalam meningkatkan kualitas
hidup seseorang.
b. Pendidikan Kesehatan
Dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa
keperawatan yang akan datang khususnya dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien dengan cara mempelajari lebih dalam
mengenai teknik non-farmakologi (pijat refleksi) sehingga nantinya dapat di
terapkan dalam mengelola pasien yang menderita konstipasi khusunya
pada lansia dan anak - anak pada saat di lahan praktik klinik.

8
DAFTAR PUSTAKA :

Inkaya, B., & Tuzer, H. (2020). Effect of Reflexology on the Constipation Status of
Elderly People. Yonago Acta Medica, 3, 115 - 121. doi:
10.33160/yam.2020.05.007

Anda mungkin juga menyukai