Anda di halaman 1dari 15

Makalah Surveilans Epidemologi

Surveilans Penyakit Menular

Disusun Oleh :

Kelompok 8

Amanda Putri Ramadhanty (P21345120008)


Bunga Herlina (P21345120014)
Ersa Fatma Noviyanti (P21345120020)
Muhammad Ghifar Nasyith Ramadhan (P21345120037)
Kelas : 2D3-A

PROGRAM STUDI D-III KESEHATAN LINGKUNGAN

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II

TP 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmat, petunjuk dan karunia-Nya, Makalah ini telah selesai disusun untuk
memenuhi tugas Surveilans Epidemologi.

Tak lupa ucapan terima kasih disampaikan kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam menyusun makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu kami meminta maaf dan
tentunya juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga makalah ini
dapat berguna bagi kami dan bagi para pembaca.
                                                                                                           

Jakarta, 21 September 2021

Kelompok 8

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB 1 PENDAHULUAN 4
LATAR BELAKANG 4
RUMUSAN MASALAH 4

TUJUAN 4

BAB 2 PEMBAHASAN 5
Pengertian Penyakit menular dan Surveilans Epidemologi 5
Tujuan Surveilans Penyakit Menular 9
Pelaksanaan Surveilans Penyakit Menular 10
BAB 3 PENUTUP 14
KESIMPULAN 14

SARAN 14

DAFTAR PUSTAKA 15

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam Kepmenkes RI No.1116
tahun 2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi
Kesehatan menyebutkan bahwa surveilans adalah proses pengumpulan, pengolahan,
analisis, interpretasi data secara sistematik dan terus menerus serta melakukan
penyebaran informasi kepada unit yang membutuhkan sebagai pertimbangan dalam
pengambilan keputusan atau kebijakan.

Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari berbagai indikator, yang


meliputi indikator angka harapan hidup, angka kematian, angka kesakitan, dan status
gizi masyarakat sehingga banyak program-program kesehatan yang dilakukan
pemerintah terutama pada penduduk usia rentan, seperti program Safe Motherhood
Initiative, program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), program Maternal and Neonatal
Tetanus Elimination (MNTE), dan program Pemberantasan Penyakit Menular

1.2 Rumusan Masalah

1) Jelaskan Pengertian Penyakit menular dan Surveilans Epidemologi


2) Jelaskan Tujuan Surveilans Penyakit Menular
3) Jelaskan Pelaksanaan Surveilans Penyakit Menular

1.3 Tujuan

1) Mampu menjelaskan Pengertian Penyakit menular dan Surveilans


Epidemologi
2) Mampu menjelaskan Tujuan Surveilans Penyakit Menular
3) Dapat Menjelaskan Pelaksanaan Surveilans Penyakit Menular

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penyakit Menular dan Surveilans Penyakit Menular

A. Penyakit Menular

Penyakit menular adalah penyakit yang dapat berpindah dari satu individu ke


individu lain, baik pada manusia maupun hewan. Penyakit menular disebabkan
oleh agen biologi seperti mikroorganisme patogenik (virus, bakteri, dan fungi)
serta parasit. Keberadaan mereka di dalam atau di permukaan tubuh dapat
mengakibatkan infeksi atau infestasi. Perpindahan agen infeksi atau parasit
tersebut dari individu yang sakit ke individu yang sehat dapat menyebabkan
menularnya penyakit.

Suatu agen penyakit berpindah-pindah dari suatu tempat ke tempat lain dalam
suatu rantai infeksi atau siklus infeksi. Rantai infeksi diawali dengan
bermigrasinya agen penyakit dari reservoir (habitat atau tempat hidup, tumbuh,
dan berkembangnya suatu agen penyakit) melalui "portal keluar", lalu berpindah
dengan cara penularan tertentu, dan melintasi "portal masuk" yang sesuai untuk
menginfeksi inang yang rentan.

Penyakit menular dapat ditularkan secara langsung maupun tidak langsung.


Penularan secara langsung terjadi ketika kuman pada orang yang sakit berpindah
melalui kontak fisik, misalnya lewat sentuhan dan ciuman, melalui udara saat
bersin dan batuk, atau melalui kontak dengan cairan tubuh seperti urine dan
darah. Orang yang menularkannya bisa saja tidak memperlihatkan gejala dan
tidak tampak seperti orang sakit, apabila dia hanya sebagai pembawa (carrier)
penyakit.
Selain metode penyebaran di atas, penyakit menular juga dapat menyebar
melalui gigitan hewan, atau kontak fisik dengan cairan tubuh hewan, serta melalui
makanan dan minuman yang terkontaminasi mikroorganisme penyebab penyakit.

5
Portal keluar adalah tempat atau lokasi agen infeksi meninggalkan reservoir
atau inangnya. Misalnya virus influenza A dan bakteri Mycobacterium
tuberculosis meninggalkan tubuh melalui saluran pernapasan (dengan cara bersin
atau batuk), telur cacing melalui tinja, dan tungau Sarcoptes scabiei melalui luka
kulit.

Perpindahan agen infeksi berlangsung dengan berbagai cara. Secara garis


besar, metode penularan ini terbagi dua, yaitu secara langsung dan tidak langsung
(melalui perantara). Penularan langsung terjadi saat individu terinfeksi bertemu
dengan individu sehat lalu melakukan kontak fisik (seperti bersentuhan kulit,
berciuman, dan berhubungan seksual) atau berada dalam jarak dekat yang
memungkinkan penularan secara aerosol (seperti bersin dan batuk) terjadi.

Walaupun individu terinfeksi dan individu sehat tidak berada di tempat yang
sama, penularan dapat terjadi melalui suatu perantara. Perantara tersebut dapat
berupa udara, benda mati (makanan, air, pakaian, atau kendaraan), maupun
makhluk hidup yang digolongkan sebagai vektor (seperti nyamuk, lalat,
dan caplak). Berdasarkan hal ini, suatu penyakit dapat digolongkan menjadi
penyakit berperantara udara (airborne diseases), penyakit berperantara makanan
(foodborne diseases), penyakit berperantara air (waterborne diseases), dan
penyakit berperantara vektor (vector-borne diseases).

Portal masuk adalah tempat atau lokasi agen infeksi memasuki inang yang
baru. Misalnya melalui virus rabies memasuki tubuh melalui luka pada kulit.

Bagian terakhir dari rantai infeksi adalah inang yang rentan. Kerentanan ini
dipengaruhi oleh beberapa hal, misalnya genetis dan status kekebalan tubuh.

Penyakit menular yang disebabkan oleh suatu agen infeksi atau produk racun
dari orang maupun hewan bisa terjadi baik secara langsung maupun tidak
langsung. Terdapat tiga kelompok utama penyakit menular, yaitu:
a) Penyakit sangat berbahaya karena angka kematian cukup tinggi
b) Penyakit menular tertentu yang menimbulkan kematian dan cacat,
walaupun akibatnya lebih ringan dari yang pertama.

6
c) Penyakit menular yang jarang menimbulkan kematian dan cacat tetapi
dapat mewabah yang menimbulkan kerugian materi dan kesehatan.

B. Surveilans Penyakit Menular

Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit menular


dan faktor risiko untuk mendukung upaya pemberantasan penyakit menular.
Prinsip Umum Surveilans Epidemiologi adalah sebagai berikut :

a. Pengumpulan data Pencatatan insidensi terhadap population atrisk.

Pencatatan insidensi berdasarkan laporan rumah sakit, puskesmas, dan


sarana pelayanan kesehatan lain, laporan petugas surveilans di lapangan,
laporan masyarakat, dan petugas kesehatan lain; Survei khusus; dan
pencatatan jumlah populasi berisiko terhadap penyakit yang
sedangdiamati. Tehnik pengumpulan data dapat dilakukan dengan
wawancara dan pemeriksaan. Tujuan pengumpulan data adalah :

 Menentukan kelompok high risk

 Menentukan jenis dan karakteristik (penyebabnya).

 Menentukan reservoir

 Transmisi

 Pencatatan kejadian penyakit dan KLB.

7
b. Pengelolaan data

Data yang diperoleh biasanya masih dalam bentuk data mentah (row data)
yang masih perlu disusun sedemikian rupa sehingga mudah dianalisis.
Data yang terkumpul dapat diolah dalam bentuk tabel, bentuk grafik
maupun bentuk peta atau bentuk lainnya. Kompilasi data tersebut harus
dapat memberikan keterangan yang berarti.

c. Analisis dan interpretasi data untuk keperluan kegiatan

Data yang telah disusun dan dikompilasi, selanjutnya dianalisis dan


dilakukan interpretasi untuk memberikan arti dan memberikan kejelasan
tentang situasi yang ada dalam masyarakat.

d. Penyebarluasan data dan keterangan termasuk umpan balik

Setelah analisis dan interpretasi data serta telah memiliki keterangan yang
cukup jelas dan sudah disimpulkan dalam suatu kesimpulan, selanjutnya
dapat disebarluaskan kepada semua pihak yang berkepentingan, agar
informasi ini dapat dimanfaatkan sebagai mana mestinya.

e. Evaluasi

Hasil evaluasi terhadap data sistem surveilans selanjutnya dapat


digunakan untuk perencanaan, penanggulangan khusus serta program
pelaksanaannya, untuk kegiatan tindak lanjut (follow up), untuk
melakukan koreksi dan perbaikan-perbaikan program dan pelaksanaan
program, serta untuk kepentingan evaluasi maupun penilaian hasil
kegiatan.
Meliputi:
a. surveilans penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi;
b. surveilans penyakit demam berdarah;
c. surveilans malaria;
d. surveilans penyakit zoonosis;
e. surveilans penyakit filariasis;

8
f. surveilans penyakit tuberkulosis;
g. surveilans penyakit diare;
h. surveilans penyakit tifoid;
i. surveilans penyakit kecacingan dan penyakit perut lainnya;
j. surveilans penyakit kusta;
k. surveilans penyakit frambusia;
l. surveilans penyakit HIV/AIDS; m.surveilans hepatitis;
m. surveilans penyakit menular seksual;dan
n. surveilans penyakit pneumonia, termasuk penyakit infeksi saluran
pernafasan akut berat (severe acute respiratory infection).

2.2 Tujuan Surveilans

Fungsi atau tujuan dasar Surveilans Kesehatan tidak hanya untuk kewaspadaan
dini penyakit yang berpotensi terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB), tetapi juga
sebagai dasar perencanaan dan pengambilan keputusan program kesehatan jangkah
menengah dan jangka panjang. Untuk itu hendaknya pelaksanaan Surveilans
Kesehatan mencakup seluruh pelaksanaan program di bidang kesehatan yang
membutuhkan pengamatan terus menerus, analisis dan diseminasi informasi.

Secara umum tujuan surveilans adalah mendapatkan informasi epidemiologi


penyakit tertentu dan mendistribusikannya kepada pihak terkait, pusat-pusat
kajian, pusat penelitian, serta unit lainnya. Adapun tujuan khusus

9
diselenggarakannya surveilans kesehatan masyarakat dari berbagai sumber dan
literatur adalah sebagai berikut:

a. Mendeteksi wabah
b. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan kecenderungan penyebaran penyakit
c. Mengestimasi luas dan pengaruh masalah kesehatan
d. Memberi penekanan pada penyebaran kejadian kesehatan secara geografis
dan demografis
e. Mengevaluasi cara pengawasan
f. Membantu dalam pengambilan keputusan
g. Mengalokasikan sumberdaya kesehatan secara lebih baik
h. Menggambarkan riwayat alamiah suatu penyakit
i. Membuat hipotesis dalam rangka pengembangan penelitian epidemiologi
j. Memonitor perubahan agen infeksi
k. Memfasitasi program perencanaan kesehatan.

Surveilans bertujuan memberikan informasi tepat waktu tentang masalah


kesehatan populasi,sehingga penyakit dan faktor risiko dapat dideteksi dini dan dapat
dilakukan respons pelayanan kesehatan dengan lebih efektif. Tujuan khusus
surveilans

a. Memonitor kecenderungan (trends) enyakit


b. Mendeteksi perubahan mendadak insidensi penyakit, untuk mendeteksi dini
outbreak
c. Memantau kesehatan populasi, menaksir besarnya beban penyakit (disease
burden) pada populasi
d. Menentukan kebutuhan kesehatan prioritas, membantu perencanaan,
implementasi, monitoring, dan evaluasi program kesehatan
e. Mengevaluasi cakupan dan efektivitas program kesehatan
f. Mengidentifikasi kebutuhan riset (Last, 2001; Giesecke, 2002; JHU, 2002).

2.3 Pelaksanaan Surveilans Penyakit Menular

10
Menurut WHO (1999) serta Myrnawati (2001) langkah-langkah surveilans
kesehatan masyarakat meliputi: Pengumpulan data, Pengolahan Data, Analisis data;
dan Penyebarluasan informasi.

1. Pengumpulan Data
Tahap ini merupakan permulaan kegiatan surveilans yang sangat
penting untuk menghasilkan data kejadian penyakit yang baik. Kegiatan
pengumpulan data dapat dilakukan secara aktif dan pasif (lihat sub bab
tentang jenis surveilans).
Sumber data yang bisa digunakan dalam surveilans antara lain:
Laporan penyakit, Pencatatan kematian, Laporan wabah, Pemeriksaan
laboratorium, Penyelidikan peristiwa penyakit, Penyelidikan wabah,
Survey/Studi Epidemiologi, Penyelidikan distribusi vektor dan reservoir,
Penggunaan obat-serum-vaksin, Laporan kependudukan dan lingkungan,
Laporan status gizi dan kondisi pangan, dan sebagainya. Sedangkan jenis data
surveilans meliputi: Data kesakitan, Data kematian, Data demografi, Data
geografi, Data laboratorium, Data kondisi lingkungan, Data status gizi, Data
kondisi pangan, Data vektor dan reservoir, Data dan informasi penting
lainnya.
2. Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan kegiatan penyusunan data yang sudah
dikumpulkan ke dalam format-format tertentu, menggunakan teknik-teknik
pengolahan data yang sesuai. Dalam pengolahan data, dua aspek perlu
dipertimbangkan yaitu ketepatan waktu dan sensitifitas data (lihat sub bab
tentang Atribut Surveilans).
Dalam pengolahan data, terdapat langkah yang penting yaitu
Kompilasi Data, yang bertujuan untuk menghindari duplikasi (doble) data dan
untuk menilai kelengkapan data. Proses kompilasi data dapat dilakukan secara
manual (dengan kartu pengolah data atau master table), atau komputerisasi
(dengan aplikasi pengolah data, misalnya Epiinfo). Variabel yang dikompilasi
meliputi orang, tempat, dan waktu.
3. Analisi Data

11
Data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis untuk membantu
dalam penyusunan perencanaan program, monitoring, evaluasi, dan dalam
upaya pencegahan serta penanggulangan penyakit.
Penganalisis data harus memahami dengan baik data yang akan dianalisa.
Data yang telah diolah dan disusun dalam format tertentu umumnya lebih
mudah dipahami. Beberapa cara berikut biasanya dilakukan untuk memahami
data dengan baik, antara lain:
1) Pada data sederhana dan jumlah variabel tidak terlalu banyak, cukup
dengan mempelajari tabel saja; dan
2) Pada data yang kompleks, selain mempelajari tabel juga dilengkapi
dengan peta dan gambar. Peta dan gambar berfungsi untuk
mempermudah pemahaman akan trend, variasi, dan perbandingan.
4. Penyebarluasan Informasi
Tahap selanjutnya adalah menyebarluaskan informasi berdasarkan kesimpulan
yang didapat dari analisis data. Penyebaran informasi disampaikan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan dengan program kesehatan, seperti
Pimpinan program, Pengelola program, atau Unit-unit kerja yang kompeten di
lintas program atau sektoral. Menurut Noor (2008) informasi surveilans
sebaiknya disebarkan kepada tiga arah yaitu:
1) Kepada tingkat administrasi yang lebih tinggi, sebagai tindak lanjut
dalam menentukan kebijakan;
2) Kepada tingkat administrasi yang lebih rendah atau instansi pelapor,
dalam bentuk data umpan balik; dan
3) Kepada instansi terkait dan masyarakat luas.

Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan dilakukan melalui pengumpulan data,


data, analisis data, dan diseminasi sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan untuk
menghasilkan informasi yang objektif, terukur, dapat diperbandingkan antar waktu,
antar wilayah, dan antar kelompok masyarakat sebagai bahan pengambilan
keputusan. Program surveilans pada seksi Surveilans dan Imunisasi menitik beratkan
kegiatan pada Surveilans Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I).
Beberapa jenis penyakit yang termasuk pada PD3I mempunyai karakteristik utama

12
pada kecepatan penularan, sehingga sangat berpotensi menimbulkan Kejadian Luar
Biasa (KLB) jika tidak segera dilakungan langkah penanggulangan secara efektif.

Pengertian Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit dan masalah kesehatan,


merupakan kejadian timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan/atau
kematian yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu
tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah.
Prosedur tetap menanggulangi kondisi ini dengan penyelidikan epidemiologi (PE).
Merupakan penyelidikan yang dilakukan untuk mengenal sifat-sifat penyebab,
sumber dan cara penularan serta faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya wabah.

Penemuan penyakit menular yang dapat menimbulkan wabah dapat dilakukan


secara pasif dan aktif. Penemuan secara pasif melalui penerimaan laporan/informasi
kasus dari fasilitas pelayanan kesehatan meliputi diagnosis secara klinis dan
konfirmasi laboratorium. Sedangkan penemuan secara aktif melalui kunjungan
lapangan untuk melakukan penegakan diagnosis secara epidemiologi berdasarkan
gambaran umum penyakit menular tertentu yang dapat menimbulkan wabah yang
selanjutnya diikuti dengan pemeriksaan klinis dan pemeriksaan laboratorium.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penyakit menular merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh


mikroorganisme, seperti virus, bakteri, parasit, atau jamur, dan dapat berpindah ke
orang lain yang sehat. Beberapa penyakit menular yang umum di Indonesia dapat
dicegah melalui pemberian vaksinasi serta pola hidup bersih dan sehat.

Surveilans epidemiologi adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus


menerus terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan dan kondisi yang
mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah-masalah
kesehatan tersebut, agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan
efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi
epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan.

Sistem surveilans epidemiologi merupakan tatanan prosedur penyelenggaraan


surveilans epidemiologi yang terintegrasi antara unit-unit penyelenggara surveilans
dengan laboratorium, sumber-sumber data, pusat penelitian, pusat kajian dan
penyelenggara program kesehatan, meliputi tata hubungan surveilans epidemiologi
antar wilayah Kabupaten/Kota, Propinsi dan Pusat.

3.2 Saran

Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut

14
dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para
pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Ade Heryana, 2015. Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular. Universitas Esa

Unggul. Jakarta.

Mulyanti, Sri. 2011. Surveilans Kesmas. Tersedia pada


web: http://bidansrimulyanti.blogspot.com/2011/04/surveilans-kesmas.html

Nur Nasry Noor. Bahan kuliah Epidemiologi Dasar. FKM. Unhas.

Ridwan, 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat Surveilans Epidermiologi Sebuah


Pengantar. FKM-UNHAS.

https://www.researchgate.net/publication/341997623_Surveilans_Epidemiologi_Peny
akit_Menular. Di akses Tanggal 17 September 2020.

https://id.wikipedia.org/wiki/Penyakit_menular

http://www.indonesian-publichealth.com/surveilans-epidemiologi-penyakit-menular/

https://pspk.fkunissula.ac.id/sites/default/files/Survailans%20Epidemiologi.pdf

http://infeksiemerging.kemkes.go.id/download/PERMENKES_45_2014_Penyelengg
araan_Surveilans_Kesehatan.pdf

15

Anda mungkin juga menyukai