Anda di halaman 1dari 3

Judul Jurnal Analisis Kandungan Vitamin C Pada Buah Naga Yang Diperjualbelikan

Di Sekitar Kota Makassar


Nama Penulis Husnita Yahya
Tahun Publikasi 2017
Jurnal -

Vitamin C merupakan senyawa penting yang diperlukan untuk meningkatkan sistim


kekebalan tubuh. Kebutuhan vitamin C setiap orang berbeda-beda, tergantung pada usia, jenis
kelamin, kondisi psikologis atau banyaknya aktifitas seseorang. Namun, setiap orang bisa
mendapatkan asupan vitamin C yang cukup dengan mengonsumsinya dalam jumlah sedikit atau
sering. Hal ini lebih efektif karena vitamin C akan berada didalam tubuh secara kontinu. Salah satu
contoh makanan yang mengandung vitamin C adalah buah naga. Buah naga dikonsumsi dalam
bentuk buah segar sebagai penghilang dahaga. Hal ini dikarenakan kandungan airnya yang sangat
tinggi mencapai 90% dari serat buah, serta rasanya cukup manis lantaran kadar gulanya sekitar 13-
18 briks, dibalik rasanya yang manis bisa diyakini bahwa buah naga mengandung vitamin
C,betakarotin,kalsium dan karbohidrat (Zainoldin, K.D. 2012).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Spektrofotometer UV-Vis. Penelitian
ini menggunakan jenis penelitian deskriptif, dimana penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui tentang analisis kandungan vitamin C pada buah naga. Penelitian ini menggunakan 5
sampel buah naga yang segar dan dilaksanakan di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar
pada tanggal 29 April 2016.
Dari data hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui kandungan vitamin C
dari 5 sampel buah naga yang diperiksa dengan mengunakan metode spektrofotometer UV-Vis
pada panjang gelombang 260nm ini terdapat kandungan vitamin C yang cukup tinggi. Dari hasil
pemeriksaan buah naga yang diambil secara acak dari 5 tempat yang berbeda di sekitar kota
Makassar terdapat perbedaan hasil vitamin C, dimana buah naga yang terdapat di Jl.cendrawasih
lebih tinggi kandungan vitamin C yakni 166,48 ug/g dibandingkan dengan buah naga yang di
Hypermart 128,24 ug/g. Hal tersebut dikarenakan faktor-faktor yang dapat menyebabkan kadar
vitamin C rendah adalah penyimpanan buah yang terlalu lama, tempat yang alkali karena sifat
vitamin C mudah larut dalam air, dan suhu karena pada saat penyimpanan terpapar sinar matahari
mengakibatkan penurunan kadar vitamin C. Vitamin C akan mudah teroksidasi dengan suhu yang
panas Gugusan hydroksil sehingga menjadi dehydro vitamin C. Vitamin C merupakan sistim
senyawa penting yang diperlukan untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Kebutuhan vitamin C
setiap orang berbeda-beda, tergantung pada usia, jenis kelamin, kondisi psikologis atau banyaknya
aktifitas seseorang. Namun, setiap orang bisa mendapatkan asupan vitamin C yang cukup dengan
mengonsumsinya dalam jumlah sedikit dan sering. Sumber vitamin C sebagian besar berasal dari
sayuran dan buah- buahan, terutama buah-buahan segar.
• Metode Vitamin In Vitro : pada metode ini disebut juga dengan metode DPPH yang artinya
memberikan informasi reaktivitas senyawa untuk diuji dengan suatu radikal stabil. DPPH
dapat bekerja dengan memberikan serapan kuat pada panjang gelombang 517nm dengan
warna violet gelap (Sunarni, et al, 2007). Metode ini sering dipilih untuk uji aktivitas
antioksidan karena metodenya sangat sederhana, mudah, cepat, peka, dan hanya
memerlukan sedikit sampel.
• Metode Vitamin In Vivo : Metode ini menggunakan uji coba pada 3 kelompok tikus dengan
kandungan kadar glukosa darah (> 120 mg/dL) lalu eksperimennya dengan perlakuan tikus
diabetes, diterapi dengan perlakuan bekatul dan vitamin B-15.
• Metode Vitamin Klinis : Metode ini dapat digunakan dalam mendeteksi suatu penyakit
akibat kekurangan vitamin. Misalnya pada penderita skizofrenia yang kekurangan asupan
vitamin B kompleks (B6, B9, dan B12).
Secara keseluruhan jurnal ini cukup lengkap dan cocok untuk dijadikan bahan referensi diskusi
saat perkuliahan berlangsung terkait materi vitamin. Latar belakang didukung oleh teori-teori
pendukung yang terbaru dari beberapa ahli dan referensi yang paling lama digunakan adalah tahun
2003. Metode penelitiannya dijelaskan secara lengkap dan rinci, serta langkah kerja yang disajikan
penulis dibuat perpoint, membuat pembaca tidak bosan untuk dengan tulisan yang sangat panjang.
Untuk hasil dan pembahasannya juga cukup bagus, karena dilengkapi oleh tabel dan grafik yang
berguna untuk melihat secara ringkas hasil yang diperoleh oleh peneliti. Penulis juga
menambahkan beberapa rumus yang mendukung penelitiannya untuk mendapatkan hasil yang
lebih akurat. Untuk bagian penutup, yaitu bagian kesimpulan dan saran sudah tertera di dalam
jurnal ini.

DAFTAR PUSTAKA
Erna, M., Martino, A.Y., & Damayanti, S.D. (2021). Perbandingan Kadar Gizi Tempe Phaseolus
Vulgaris L., Tempe Arachis hypogaea L., Dan Tempe Glycine max. Universitas Islam
Malang. Vol.8, No.2.
Kurniawan, D.Y., & Indriyani, P. (2018). Studi In Vivo Pengaruh Pemberian Bekatul Organik dan
Vitamin B-15 terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah. Prosiding Seminar Nasional
Unimus. Vol.1.
Sa’pang, M., Hassana, M., & Nadiyah. (2020). Korelasi Asupan Vitamin B Kompleks dengan
Gejala Klinis Penderita Skizofrenia di RS Ernaldi Bahar Tahun 2018. Universitas Esa
Unggul.
Sunarni, T., Pramono, S., Asmah, R. (2007). Flavonoid Antioksidan Penangkap Radikal dari Daun
Kepel (Stelechocarpus burahol (BI.) Hook f. & Th.), M.F.I., 18 (3) : 111 – 116.
Techinamuti, N., & Pratiwi, R. (2018). Metode Analisis Kadar Vitamin C. Bandung : Universitas
Padjajaran. Vol.16, No.2.
Yahya, H. (2017). Analisis Kandungan Vitamin C Pada Buah Naga Yang Diperjualbelikan Di
Sekitar Kota Makassar. Universitas Indonesia Timur. Vol.7, No.1.
Zainoldin, K.D. (2012). The Effect of Hylocereus polyrizhus and Hylocereus undatus on
Physicochemical, Proteolysis and Axtioxidant Activity in Yogurt. Internasional Journal of
Biological and Life Sciences. 8:2, 93-98

Anda mungkin juga menyukai