Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH SUHU DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KADAR

VITAMIN B6 (Pyridoxine hydrochloride) PADA TABLET GENERIK


SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV

Artikel

Subandriyah Evi Khoirunnisa


1030911067

PROGRAM STUDI D-3 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI “YAYASAN PHARMASI”
SEMARANG
2012

1
2

Artikel

PENGARUH SUHU DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KADAR


VITAMIN B6 (Pyridoxine hydrochloride) PADA TABLET GENERIK
SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV

Oleh:
Subandriyah Evi Khoirunnisa
1030911067

Program Studi D-3 Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi ”YAYASAN PHARMASI”
Pada tanggal : 18 Mei 2012

Telah disetujui oleh :

Pembimbing

Kyky Herlyanti, S.Farm., Apt. Tanggal : ..............................


PENGARUH SUHU DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KADAR
VITAMIN B6 (Pyridoxine hydrochloride) PADA TABLET GENERIK
SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV
EFFECT OF TEMPERETURE AND STORAGE TIME ON LEVELS OF
VITAMIN B6 (Pyridoxine hydrochloride) GENERIK TABLET BY
SPEKTROFOTOMETRY UV
Subandriyah Evi Khoirunnisa, Kyky Herlyanti, S.Farm., Apt.
Program Studi D-3 Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi “Yayasan Pharmasi” Semarang

ABSTRAK
Vitamin B6 atau sering pula disebut dengan pyridoxine merupakan golongan
vitamin yang paling beken diantara keluarga besar vitamin B. Vitamin B6
bersama-sama dengan niasin, asam folat dan kobalamin berperanan dalam
membantu menggerakan beberapa fungsi vital dari tubuh manusia. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu dan lama waktu penyimpanan
terhadap kadar vitamin B6 pada sediaan tablet vitamin B6. Parameter suhu yang
digunakan adalah suhu sejuk (8oC-15oC), suhu kamar (15oC-30oC), dan suhu
hangat (30oC-40oC) selama 30 hari penyimpanan. Pengukuran kadar digunakan
spektrofotometer dengan metode spektrofotometri UV dan dilakukan setiap 2 hari
sekali, pada hari ke-0 sebagai kadar awal dan dilanjutkan pada hari ke-2,4,6,8,
hingga hari ke-30 untuk mengetahui seberapa besar penurunan kadar vitamin B 6-
nya. Hasil penelitian pada suhu sejuk rata-rata kadar pada hari ke-30 sebesar
101,50%, pada suhu kamar rata-rata kadar pada hari ke-30 sebesar 102,15% dan
pada suhu hangat rata-rata kadar pada hari ke-30 sebesar 87,99%. Penurunan
kadar terkecil terjadi pada suhu kamar yaitu sebesar 12,34% dan penurunan kadar
terbesar terjadi pada suhu hangat yaitu sebesar 26,59%.
Kata kunci : kadar tablet vitamin B6, suhu, lama penyimpanan.

ABSTRACT
Vitamin B6 or pyridoxine are often to ad a group among the most famous
vitamin B family. Vitamin B6 together with niacin, folic acid and cobalamin
instrumental in helping to move some of the vital functions of the human body.
This research aims to determine the effect of temperature and length of storage
time on the dosage levels of vitamin B6 tablet. The parameters used were cool
temperature (8oC-15oC), room temperature (15oC-30oC) and warm temperature
(30oC-40oC) storage for 30 days. Measurement levels used spektrofotometer with
UV spektrophotometric method and carried out once every 2 days, at days-0 as
the level of initial and continued on days-2,4,6,8 to day-30 to find out how much
reduction in its levels of Vitamin B6. The results in cooler temperatures average
levels on day-30 of 101,50%, at room temperature the average levels on day-30 of
102,15% and warmer temperature the average levels on day-30 of 87,99%. The

1
2

smallest decrease occurs at room tempereture that is equel to 12,34% and the
largest decrease occurred in the warmer temperetures that is equel to 26,59%.
Keywords : content of vitamin B6 tablet, temperature, storage duration.

PENDAHULUAN
Masyarakat kita sekarang ini menuntut untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan di bidang kefarmasian khususnya untuk mendapatkan obat dengan
kualitas yang baik dengan harga yang terjangkau. Hal ini yang mendorong para
farmasis selalu berupaya untuk menciptakan berbagai macam bentuk sediaan obat.
Pemberian obat melalui mulut merupakan cara pemberian yang paling
utama untuk memperoleh efek sistemik, yaitu obat masuk ke dalam pembuluh
darah dan beredar keseluruh tubuh setelah terjadi absorbsi obat dari bermacam-
macam permukaan sepanjang saluran gastro intestinal. Besar kemungkinan lebih
dari 90% obat ditujukan untuk efek sistemik diberikan melalui mulut
dibandingkan melalui rute lain karena penggunaan obat melalui mulut paling
menyenangkan, mudah dan aman.
Sekarang ini lebih dari dari 40% dari seluruh obat diolah dalam bentuk
tablet sebagai obat oral salah satunya adalah vitamin. Hal ini disebabkan sediaan
tablet banyak memberikan keuntungan, disamping biaya produksi yang murah
juga tingkat ketetapan dosis yang cukup tinggi.
Vitamin merupakan senyawa organik yang penting bagi kehidupan, aktif
secara fisiologik, yang di dalam tubuh manusia tidak dibentuk atau dibentuk
dalam jumlah kecil dengan bantuan faktor luar tertentu. Salah satu vitamin adalah
vitamin B6. Vitamin B6 atau sering pula disebut dengan pyridoxine merupakan
golongan vitamin yang paling beken diantara keluarga besar vitamin B. Vitamin
B6 bersama sama dengan niasin, asam folat dan kobalamin berperanan dalam
membantu menggerakan beberapa fungsi vital dari tubuh manusia. Meskipun
kebutuhan terhadap vitamin ini sangat kecil namun manfaat yang diperoleh
sangatlah besar.
Tubuh membentuk protein dengan mengubah asam amino yang terdapat
dalam makanan. Proses perubahan ini dibantu oleh vitamin B6. Disamping itu,
3

vitamin B6 membantu tubuh membentuk energi dengan membakar cadangan gula


yang terselip diantara organ tubuh. Pembentukan hemoglobin dari protein juga
dibantu oleh vitamin B6. Sebagaimana kita tahu, hemoglobin merupakan zat yang
sangat penting untuk mengedarkan oksigen, enzim dan zat zat makanan ke seluruh
organ tubuh.
Vitamin dalam bentuk sediaan oral (tablet) stabilitasnya dipengaruhi oleh
pH, cahaya, suhu dan kelembaban. Hal tersebut dapat mempengaruhi kadar
vitamin yang terkandung dalam sediaan oral (tablet) tersebut. Vitamin B6
merupakan Kristal tidak berwarna, mempunyai sedikit rasa pahit dan meleleh
pada 160oC. Vitamin B6 sangat mudah larut dalam air, alkohol dan aseton serta
sedikit larut dalam eter dan kloroform. (Andarwulan, N. 1992 : 113)
Vitamin B6 bersifat stabil terhadap panas dalam larutan asam,
terdekomposisi oleh basa dan cahaya (pada pH netral dan basa). Vitamin B6 dapat
membentuk garam dengan mudah jika bereaksi dengan asam, misalnya asam
klorida (membentuk vitamin B6-hidroklorida) dan asam pikrat. (Andarwulan, N.
1992 : 114).
Golongan vitamin B6 mencakup senyawa piridoksin, piridoksal dan
piridoksamin yang pada metabolismenya diubah dari yang satu ke yang lainnya.
Yang digunakan dalam terapi terutama piridoksin sedangkan piridoksal dan
piridoksamin terutama penting secara biokimia (Schunack dkk. 1990 : 593).
Vitamin B6 merupakan salah satu dari tiga vitamin yang paling sering
mengalami kekurangan yang diperlukan dalam nutrisi manusia karena vitamin ini
mudah sekali rusak. Vitamin ini ditemukan dalam makanan yang sama seperti
vitamin B-kompleks, tetapi tidak seperti vitamin-vitamin lainnya, vitamin ini amat
sangat sensitif terhadap panas, udara dan sinar dan mudah hilang dalam
pengolahan dan pemasakan.

METODE PENELITIAN
Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai objek penelitian adalah tablet
vitamin B6 generik secara spektrofotometri UV. Sampel yang digunakan adalah
4

tablet vitamin B6 (Pyridoxine hydrochloride) paten yang diambil secara acak


dengan No. batch: K111911B, banyaknya sampel dalam tiap satu botol adalah
1000 tablet, tanggal kadaluarsa tablet adalah Oktober 2014. Teknik sampling yang
digunakan adalah secara acak random.

Bahan dan Alat yang Digunakan


Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tablet Vitamin B6
generik yang diproduksi oleh PT. KIMIA FARMA, Larutan HCl 0,1 N, Baku
vitamin B6, Aquadest. Untuk uji kualitatif digunakan AgNO3, CuSO4, FeCl3. Alat-
alat yang digunakan adalah spektrofotometri UV (Jenis Shimadzu 1240), alat
gelas (labu takar, pipet volume dan gelas ukur iwaki pyrex), timbangan analitik,
mortir dan stamper.

Cara Penelitian
Cara penelitian ini dimulai dari keseragaman bobot, yaitu tablet ditimbang
satu per satu menggunakan timbangan analitik. Tablet digerus halus dalam mortir
kemudian di timbang sampel yang setara dengan baku 50 ppm dan dilakukan
replikasi sebanyak 5 kali. Sampel dilarutkan dengan HCl 0,1 N dalam labu takar
100,0 ml dan diencerkan sebanyak 50 kali dengan cara sampel yang dilarutkan
dalam labu takar 100,0 ml di pipet 1,0 ml dan dimasukkan dalam labu tkar 50,0
ml, larutkan dan dihomogenkan. Setelah preparasi selesai kemudian sampel
diukur kadarnya menggunakan spektrofotometer dengan metode spektrofotometri
UV dan dicatat hasilnya.

Analisis Data
Analisis spektrum dengan spektrofotometri UV ditujukan untuk mengetahui
besarnya absorbansi dari vitamin B6 sehingga dapat dihitung kadarnya. Kadar
tablet vitamin B6 dapat ditetapkan dengan metode spektrofotometri UV karena
mempunyai gugus kromofor dan auksokrom. Gugus kromofor terdiri atas ikatan
rangkap dua atau lebih, terutama jika ikatan rangkap tersebut terkonjugasi (ikatan
rangkap dan ikatan tunggal pada strukturnya berselang-seling), sedangkan gugus
5

auksokrom adalah gugus fungsi yang menempel pada kromofor (Cairns, 2008 :
150-152). Dimana gugus kromofor ini adalah gugus yang dapat menyerap radiasi
elektromagnetik pada daerah panjang gelombang 291 nm. Pengukuran absorban
pada penetapan kadar vitamin B6 dilakukan pada panjang gelombang maksimum
291 nm yang sebelumnya sudah dilakukan pengukuran panjang gelombang
maksimum dari larutan baku vitamin B6 dan didapatkan hasil panjang gelombang
maksimumnya adalah 291 nm.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Salah satu vitamin yang sering digunakan adalah vitamin B 6 atau sering pula
disebut dengan pyridoxine. Pyridoxine merupakan golongan vitamin yang paling
banyak dikenal diantara keluarga besar vitamin B. Salah satu fungsi dari vitamin
ini adalah membantu menghasilkan antibodi untuk sistem kekebalan, aktif dalam
metabolisme asam amino dan melepaskan glukosa dari hati.

Penelitian tablet vitamin B6 terhadap pengaruh suhu dan lama penyimpanan,


diberi perlakuan menggunakan tiga suhu yang berbeda yaitu suhu sejuk (8-15oC),
suhu kamar (15-30oC) dan suhu hangat (30-40oC) (Depkes RI, 1995), dengan
maksud mengkondisikan sesuai penyimpanan masyarakat pada umumnya yang
jarang sekali memperhatikan cara penyimpanan yang tertera pada etiket juga
kondisi iklim Indonesia khususnya Semarang yang tidak menentu pada saat ini.

Penyimpanan dilakukan selama 30 hari karena kebutuhan vitamin B 6 untuk


tubuh dan relatif stabil pada jangka panjang. Dilakukan penetapan kadar pada hari
ke-0, 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20, 22, 24, 26, 28 dan 30 karena peneliti ingin
mengetahui seberapa besar penurunan kadar sampel tablet vitamin B6 tersebut.
Pengukuran dilakukan tiap 2 hari sekali karena peneliti ingin mengetahui
penurunan kadar secara bertahap, dan hari ke-0 digunakan sebagai kadar awal
sebelum perlakuan.

Uji kualitatif yang dilakukan digunakan untuk memastikan bahwa sampel


tablet vitamin B6 yang akan diukur kadarnya benar atau positif mengandung zat
6

aktif vitamin B6. Uji kualitatif digunakan beberapa pereaksi seperti AgNO3,
CuSO4 dan FeCl3, hasilnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3. Uji Kualitatif Tablet Vitamin B6

1. Kontrol positif (baku vitamin B6)

No. Pereaksi Hasil Pengamatan Sampel

1. Zat + AgNO3 Terdapat endapan putih

2. Zat + CuSO4 Larutan berwarna hijau kebiruan

3. Zat + FeCL3 Larutan berwarna merah darah

2. Sampel (tablet vitamin B6)

No. Pereaksi Hasil Pengamatan Sampel Keterangan

1. Zat + AgNO3 Terdapat endapan putih Positif

2. Zat + CuSO4 Larutan berwarna hijau kebiruan Positif

3. Zat + FeCL3 Larutan berwarna merah darah Positif

Dari tabel di atas menunjukan hasil sampel positif mengandung vitamin B6,
karena uji kualitatif dilakukan dengan pembanding yaitu baku serbuk vitamin B6
yang menunjukan hasil yang sama, baik warna larutan dan endapan yang
ditimbulkan sama. Sampel yang ditambahkan dengan AgNO3 mengandung
vitamin B6 dengan ditandai adanya endapan putih, hal ini disebabkan karena pada
struktur vitamin B6 terdapat gugus Cl- yang berdekatan, maka akan bereaksi dan
membentuk endapan putih AgCl. Sampel yang ditambahkan dengan FeCl3
mengandung vitamin B6 dengan ditandai adanya warna merah darah atau merah
bata, karena pada struktur vitamin B6 mempunyai ikatan benzen seperti halnya
yang terkandung didalam sampel tablet vitamin B6 generik. Sampel yang
ditambah dengan larutan CuSO4 mengandung vitamin B6 ditunjukkan dengan
larutan berwarna hijau kebiruan, hal ini positif karena sama dengan baku vitamin
B6 sebagai pembandingnya.
7

Tabel 4. Rata-rata Kadar (%) vitamin B6 dalam tablet

SUHU DAN LAMA SEJUK (8-15oC) KAMAR (15-30oC) HANGAT (30-40oC)

0 114,27 114,49 114,58


2 114,08 114,05 113,87
4 114,03 113,73 113,22
6 114,01 113,46 113,03
8 113,44 113,44 112,84
10 112,57 112,62 109,60
12 111,46 111,57 108,66
14 111,30 111,28 107,68
16 110,09 110,05 106,97
18 109,59 109,60 104,98
20 109,04 109,16 103,20
22 108,10 108,18 102,25
24 107,49 107,50 100,67
26 106,12 106,44 97,95
28 104,21 104,56 93,13
30 101,49 102,15 87,99

Tablet Piridoksin Hidroklorid mengandung Piridoksin HCl C8H11NO3.HCl


tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 115,0% (Dep Kes RI, 1995 : 723).
Penyimpanan suhu sejuk didapat kadar awal sebelum perlakuan adalah 114,27 %.
Kadar akhir yang didapat adalah 101,50 % dan masih memenuhi syarat rentang
kadar dalam Farmakope Indonesia edisi IV. Kadar vitamin B6 setelah
penyimpanan 30 hari mengalami penurunan sebanyak 12,77 %.

Penyimpanan suhu kamar didapat kadar awal sebelum perlakuan adalah


114,49 %. Kadar setelah perlakuan selama 30 hari penyimpanan yang didapat
adalah 102,15 % dan masih memenuhi syarat rentang kadar dalam Farmakope
Indonesia edisi IV. Kadar vitamin B6 setelah penyimpanan 30 hari mengalami
penurunan sebanyak 12,34 %.

Penyimpanan suhu hangat didapat kadar awal sebelum perlakuan adalah


114,58 %. Kadar akhir yang didapat adalah 87,99 % dan sudah tidak memenuhi
syarat rentang kadar dalam Farmakope Indonesia edisi IV. Kadar vitamin B6
setelah penyimpanan 30 hari mengalami penurunan sebanyak 26,59 %. Penurunan
kadar vitamin B6 ini disebabkan oleh adanya oksigen yang masuk melalui celah
8

pot penutup karena segel setelah dibuka dan terkena cahaya saat pengambilan
sampel tablet vitamin B6 karena vitamin B6 sangat sensitif terhadap cahaya. Hal
tersebut juga dapat terjadi karena suhu yang relatif lebih tinggi dari pada dua suhu
sebelumnya. Meskipun vitamin B6 relatif stabil terhadap panas tetapi jika terlalu
lama dalam keadaan panas lama-kelamaan akan menurunkan kadar dari vitamin
B6. Pada penyimpanan suhu hangat kadar vitamin sudah turun sangat banyak dan
tablet dapat dikatakan sudah rusak karena penurunannya yang besar dan sudah
tidak memenuh persyaratan kadar Farmakope Indonesia.

Grafik Penurunan Kadar vitamin B6

115
Ab s or ba ns i

110
105
100
95 SEJUK (8-15 C)
90
85 KAMAR (15-30 C)

2 6 HANGAT (30-40 C)
10 14 18 22 26 30

Lama Penyimpanan

Gambar 6. Penurunan Kadar Vitamin B6

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan dari penelitian ini adalah bahwa ada pengaruh suhu dan lama
penyimpanan terhadap kadar tablet vitamin B6. Penyimpanan terbaik yaitu pada
suhu kamar, dilihat dari penurunan kadarnya yang paling kecil yaitu sebesar 12,34
% dengan lama waktu penyimpanan selama 30 hari dibandingkan dengan suhu
sejuk dan suhu hangat.

Saran dari penelitian ini adalah perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
dengan variasi suhu dan waktu penyimpanan yang lebih lama. Penelitian yang
9

serupa dengan menggunakan tablet vitamin B6 paten atau vitamin B6 dalam


bentuk sedian lain.

DAFTAR PUSTAKA

Anief, M. 1987. Ilmu Farmasi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Andarwulan, Nuri. 1992. Kimia Vitamin. Jakarta : Rjawali Press.

Ansel, C. Howard. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi IV. Jakarta :
Universitas Indonesia.

Anonim. 1989. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 085 / Menkes / I / 1989.


Tentang Obat Generik. Jakarta : Depkes RI.

Departemen Kesehatan RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta :


Departemen Kesehatan RI.

. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Departemen


Kesehatan RI.

Donald, Cairns. 2004. Intisari Kimia Farmasi Edisi Kedua. Jakarta : Penerbit
buku kedokteran EGC.

Gholib Gandjar, Ibnu. 1991. Kimia Analisis Instrumental. Yogyakarta :


Universitas Gajah Mada.

Moffat, A. C. 1986. Clarke’s Isolation and Identification of Drugs Second


Edition. London : The Parmaceutical Press.

Walter, S dkk. 1990. Senyawa Obat Buku Pelajaran Kimia Farmasi.


Diterjemahkan oleh Dr. Joke R Wattimena dan Dr. Srie Woelan Soebito.
Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Anda mungkin juga menyukai