RESPIRATORY
Oleh :
Mahdiah, DCN, M.Kes.
Vitamin A
Apabila terjadi defisiensi vitamin A,
penderita akan mengalami rabun
senja dan katarak. Selain itu,
penderita defisiensi vitamin A ini juga
dapat mengalami infeksi saluran
pernafasan, menurunnya daya tahan
tubuh,
Beta-karotene
Dapat ditemukan pada wortel, kentang,
cabe hijau, dan lain-lain, antioksidan
yang terkandung dalam bahan makanan
ini akan dikonvert menjadi vitamin A,
oleh tubuh. Beta karotine berfungsi
untuk menjaga kesehatan mata, fungsi
sistem imun, dan untuk kesehatan kulit.
Studi yang dilakukan pada tahun2004
beta-karoten justru meningkatkan resiko
kanker paru-paru pada perokok.
Vitamin E.
berperan dalam menjaga kesehatan berbagai
jaringan di dalam tubuh, mulai dari jaringan kulit,
mata, sel darah merah hingga hati. Selain itu, vitamin
ini juga dapat melindungi paru-paru manusia dari
polusi udara. Nilai kesehatan ini terkait dengan kerja
vitamin E di dalam tubuh sebagai senyawa
antioksidan alami.
Vitamin E banyak ditemukan pada ikan, ayam, kuning
telur, ragi, dan minyak tumbuh-tumbuhan. Walaupun
hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit, kekurangan
vitamin E dapat menyebabkan gangguan kesehatan
yang fatal bagi tubuh, antara lain kemandulan baik
bagi pria maupun wanita. Selain itu, saraf dan otot
akan mengalami gangguan yang berkepanjangan. [
Vitamin D
Dengan lebih banyak mengonsumsi
Vitamin D, akan membuat kita lebih
mudah untuk bernafas.
Dari penemuan yang telah
dipublikasikan seperti dilaporkan oleh
Reuters, tampaknya akan menjadi
kabar gembira untuk para perokok,
penderita asma dan orang-orang yang
mempunyai masalah kesehatan yang
berhubungan dengan saluran
pernapasan
Kasus :
Seorang anak laki-laki umur 6 tahun merupakan anak ketiga
dari seorang buruh pabrik, BB 10,6 kg, TB 99 cm, menurut
ibunya sejak 6 bulan yang lalu sering terserang demam, tidak
dibawa ke dokter tapi hanya diberi obat penurun panas.
Imunisasi yang diberikan sudah lengkap kecuali BCG. Anak ini
tinggal dirumah kontrakan yang salah satu anak pemilik
rumah tersebut menderita TBC.
Dua minggu yang lalu anak tersebut panas tinggi, dibawa ke
dokter dan disarankan untuk dirawat di RS.
Ayahnya berpenghasilan Rp 500.000 per bulan, keadaan
rumah berada di pemukiman kumuh dekat tempat sampah
yang tidak mempunyai ventilasi dan jendela jarang dibuka.
I. ASSESMENT
Riwayat Nutrisi
1. Kuantitatif
Kalori : 1134 kal
Protein : 42,3 gr
Lemak : 31 gr
Karbohidrat : 121 gr
2. Kualitatif
Tidak ada
Kesimpulan :
- Berdasarkan perhitungan BBI, pasien
termasuk kategori berat badan
kurang karena BBI 20 kg dan berat
badan pasien 10,6 kg.
- Berdasarkan Nilai Z-skor termasuk
KEP status gizi buruk
Hasil
Nilai Normal
Keterangan
10 g/dl
13 16 g/dl
Rendah
Albumin
3,5 g/ dl
4 5,2 g/ dl
Rendah
Globulin
3,5 g/ dl
1,3 2,7 g/ dl
Tinggi
Total protein
7,5 g/ dl
6 7,8 g/ dl
Normal
Alkali phospat
11,6 unit
80 306 unit
Rendah
322 mg/dl
<>
Tinggi
pemeriksaan
Hb
II DIAGNOSIS
Diagnosis Penyakit
Berdasarkan pemeriksaan yang
telah dilakukan pasien didiagnosis
mengalami TBC dan KEP.
Etiologi
Symptom
Kekurangan
masupan Penurunan BB
Demam
kg
kemampuan Intake energi tidak
karena
keterbatasan
prekonomian
makanan dibandingkan
dengan standart
kebutuhan
Keterbatasan masalah
ekonomi sehingga
terbatasnya ketersediaan
makanan
NI 5.2
Malnutrisi protein energi
Kekurangan
mendapatkan
dl
Domain Klinis
Problem
NC 2.2
Etiologi
Ganguan fungsi
Perubahan nilai
laboratorium terkait
perubahan
biokimia
NC 3.1
Berat badan kurang
Symptom
Hb rendah (10 g/dl)
anemia
Albumin rendah (3,5 g/ dl)
hipoalbuminemia
Kolesterol (322 mg/dl)
hiperkolesterolemia
IMT 27,72 kg/m2 IMT 2529,9 kg/m2 (Obesitas I)
BB actual 82 kg BB actual
> BBI 64,8 kg
Domain Perilaku
Problem
NB 1.4
Etiologi
Kurangnya
Kurangnya
pengetahuan
kemampuan
mengenai masalah-
masalah gizi
Symptom
III INTERVENSI
Tujuan
Memberikan makanan adekuat untuk meningkatkan
berat badan normal.
Memberikan makanan tinggi energi dan protein
secara bertahap sesuai dengan kemampuan pasien
untuk mencapai keadaan gizi optimal.
Menurunkan asupan kolestrol dari makanan.
Memperbaiki kerusakan jaringan atau luka pada
paru.
Meningkatkan kadar Hb.
Menetralkan neuritis.
Mencegah dehidrasi.
Indikator
Anemia
Hb = 10 gr/ dl
BB yang kurang
BBA =10.6 kg
Hipoalbuminemia
Tujuan
Mencapai kadar Hb
Implementasi
Memberikan makanan
normal 12-14g/ dl
sumber Fe dan
BBA = 20 kg
Mencapai BB normal
pendukungnya
Hiperkolesterolemia
Albumin 3,5 mg %
Mencapai kadar
Kurangnya
Kholesterol 322 mg %
albumin normal 4-
sesuai dengan
5,2 g/ dl
kebutuhan
pengetahuan
mengenai gizi dan
makanan
Mencapai kadar
kolesterol normal
Memperbaiki
Memberikan makanan
tinggi protein.
Memberikan diet yang
kebiasaan makan
sesuai dengan
kebutuhan
Memberikan makanan
rendah lemak
Memberikan edukasi
tentang makanan
yang seharusnya
dikonsumsi oleh
anak sesuai umur
kepada orang tua.
Metode
Penyuluhan dan konsultasi
Alat Peraga
Food model, lembar balik
Materi Penyuluhan/Konsultasi Gizi
Pemahaman dasar mengenai Makanan Tinggi
Energi Tinggi Protein dan Menu Seimbang, pola
makan dan kebiasaan makan yang baik.
Penjelasan mengenai bahan makanan yang
diperbolehkan dan yang tidak diperbolehkan
untuk KEP dan TBC.
IV MONITORING
Memantau intake makanan, asupan
makanan terasup berapa % sesuai
kebutuhan pasien.
Memantau data antropometri, BB naik
berapa %.
Memantau hasil pemeriksaan fisik & klinis
awal dan akhir.
Memantau data pemeriksaan laboratorium
HB , albumin , globulin , total protein ,
alkali phospat , cholesterol , creatinin awal
dan akhir.
V EVALUASI
Apakah intake makanan sesuai kebutuhan pasien?
Apakah terjadi kenaikan BB pasien?
Apakah terjadi perubahan hasil pemeriksaan fisik
& klinis awal dan akhir?
Apakah terjadi perubahan hasil pemeriksaan
laboratorium HB , albumin , globulin , total
protein , alkali phospat , cholesterol , creatinin
awal dan akhir?
Setelah dilakukan penyuluhan dan konseling gizi
apakah pasien memahami dan mengerti Makanan
Tinggi Energi Tinggi Protein dan Menu Seimbang?
Apakah pasien sudah memahami, mengerti
melaksanakan diet yang diberikan?
Sekian