SETELAH UTS
PERTEMUAN 2
BAB 2
PENEMUAN OBAT
BERBANTUKAN KOMPUTER
OLEH
ANITA DWI PUSPITASARI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS WAHID HASYIM
CADD (Computer Assist Drug Design )
Dengan keterbatasan jumlah obat yang efektif untuk penyakit-
penyakit berbahaya dan semakin meningkatnya kepedulian
masyarakat terhadap kesehatan maka sangat penting untuk
mengembangkan obat-obatan baru dengan khasiat yang
berkualitas tinggi dan toksisitas rendah. Desain dan
pengembangan obat secara konvensional merupakan proses
yang kompleks, mahal dan melelahkan.. Penemuan obat
berbantukan komputer/Computer Assist Drug Design (CADD)
merupakan salah satu strategi yang bertujuan untuk
mengefektifkan proses pengembangan obat. Potensi besar
CADD dibuktikan dengan luasnya aplikasi CADD dalam
penemuan obat baru, desain obat secara rasional, dan
optimalisasi kandidat obat
Beberapa abad yang lalu, pada periode perkembangan bahan
obat organik, telah banyak perhatian diberikan untuk mencari
kemungkinan adanya hubungan antara struktur kimia, sifat-sifat
kimia fisika dan aktivitas biologis senyawa aktif atau obat.
Pada abad ke -19 bahan alamiah yang secara empirik telah
digunakan oleh manusia untuk pengobatan mulai
dikembangkan lebih lanjut dengan cara isolasi zat aktif,
diidentifikasi struktur kimianya dan kemudian diusahakan untuk
dapat dibuat secara sintetik.
Telah pula dilakukan berbagai modifikasi struktur zat aktif,
dengan cara sintetik dalam usaha untuk mendapatkan senyawa
baru dengan aktivitas yang lebih tinggi.
Berdasarkan sumbernya obat digolongkan menjadi 3:
1. Obat alami
Obat yang terdapat di alam
Pada tumbuhan: morfin, kafein, kokain, kolkisin
Pada hewan: minyak ikan dan hormon
2. Obat semisintetik
Obat hasil sintesis yang bahan dasarnya berasal dari bahan obat
yang terdapat dialam
Contoh: morfin menjadi kodein, diosgenin menjadi progesteron
3. Obat sintetik murni
Obat yang bahan dasarnya tidak berkhasiat, setelah disintesis
akan didapatkan senyawa dengan khasiat farmakologis tertentu.
Contoh: obat-obat golongan analgetik-antipiretika
(paracetamol), antihistamin (difenhidramin) dan diuretika
(furosemid)
Senyawa yang banyak digunakan sebagai obat adalah senyawa
organik, yang dikelompokkan menjadi 3, yaitu:
1. Molekul organik kecil
Misal:parasetamol, simvastin, deksametason
2. Molekul organik biologis
Misal: eritropoietin, glargine, insulin
3. Obat yang dibuat dari protein
Contoh: antibodi rekombinan (rituximab, trastuzumab dan
bevacizumab), dan hormon (flutikason dan budesonid)
Senyawa anorganik dan organologam juga ada yang digunakan
sebagai obat seperti litium karbonat dan cisplatin )
Setelah ilmu pengetahuan makin berkembang, didapatkan
bahwa struktur kimia obat ternyata dapat menjelaskan sifat-sifat
obat dan terlihat bahwa unit-unit struktur atau gugus-gugus
molekul obat berkaitan dengan aktivitas biologisnya.
SBDD (Structure Based Drug Design) adalah jenis desain obat yang
menggunakan reseptor sebagai sumber informasinya. Reseptor
merupakan suatu molekul yang jelas dan spesifik terdapat dalam
organisme sehingga menimbulkan respon. Aplikasi dari SBDD adalah
molecular docking. Untuk memperkuat keyakinan bahwa suatu
senyawa memiliki aktivitas bisa dilakukan dengan docking. Tiap
reseptor memiliki ligan yang spesifik (native ligand), dengan demikian
obat dikembangkan berdasarkan ligan tersebut.
Molekular docking adalah suatu metode CADD yang banyak
dimanfaatkan dalam pembuatan desaian obat baru. Molecular docking
digunakan untuk mempelajari interaksi antara ligand (senyawa obat)
dengan makromolekul (reseptor protein). Interaksi dapat dilihat dari
binding site target makromolekul. Tujuan dari molecular docking
adalah memberikan prediksi terhadap struktur kompleks ligan-
reseptor dengan metode komputasi
Prinsip metode docking adalah simulasi secara komputasi proses
molecular recognition antara ligan dengan reseptor targetnya.
Reseptor target biasanya berupa struktur yang telah diketahui
sebelumnya atau yang secara teoritis telah disusun dari suatu
modelling protein atau homologi tertentu.
Metode molecular docking dapat dilakukan dengan
menggunakan beberapa aplikasi yang sudah ada, diantaranya
adalah PLANTS (Protein-Ligand ANT System), MVD (Molegro
Virtual Docking) dan Autodock. Metode molecular docking
mampu memprediksi secara akurat konformasi suatu molekul
kecil (ligan) pada sisi aktif pengikatannya di reseptor tertentu.