Nim : 15.9.3.018
Kelas : 2A
Ilmu pengetahuan yg merupakan cabang ilmu kimia & biologi yg digunakan untuk
memahami mekanisme kerja obat. Sbg dasar adalah dg menetapkan hubungan struktur
kimia dg aktivitas biologis obat, serta melibatkan perilaku biodinamik melalui sifat fisik
& kereaktifan kimia senyawa obat.
Studi kimiawi senyawa atau obat yg memberikan efek menguntungkan dalam sistem
kehidupan, & melibatkan studi hubungan struktur kimia senyawa dg aktivitas biologis
serta mekanisme cara kerja senyawa pada sistem biologi dalam usaha mendapatkan efek
pengobatan yg maksimal & memperkecil efek samping yg merugikan
3. IUPAC (1974)
-
Isolasi & identifikasi senyawa yg secara empirik telah digunakan untuk
pengobatan.
- Sintesis struktur analog.
- Sintesis struktur induk baru.
- Mencari hubungan struktur kimia dengan aktivitas biologis obat.
- Mengembangkan rancangan obat.
- Mengembangkan hubungan struktur kimia dengan aktivitas biologis obat
melalui sifat kimia fisika dan bantuan statistik.
2. Hubungan kimia medisinal dengan cabang ilmu lain
Kimia Analisis
Kimia Organik
Kimia Fisik Farmasetika
Biokimia Biofarmasi
Kimia Medisinal ------------->farmakologi -----------> Kedokteran Klinik
Biologi Toksikologi
Mikrobiologi Patologi
Fisiologi
1. Obat alamiah
2. Obat semisintetik
Obat hasil sintesis yang bahan dasarnya berasal dari bahan obat yang terdapat di alam.
Obat yang bahan dasarnya tidak berkhasiat, setelah disintesis akan didapatkan senyawa
dengan khasiat farmakologis tertentu .
B. Macam-macam senyawa
1. Gugs fungsional sama, aktivitas biologis sama:
contoh: der. Fenol (fenol, kresol, eugenol, timol), der. Sulfonamid (sulfanilamid,
sulfasetamid, sulfaguanidin)
Pada umunya distribusi obat terjadi dengan cara menembus membran biologis
melalui proses difusi Mekanisme difusi dipengaruhi oleh struktur kimia, sifat kimia fisika
obat dan sifat membran biologis.
a. Difusi Pasif
Penembus membran biologis secara difusi pasif dibedakan menjadi tiga, yaitu
difusi pasif melalui pori (cara penyaringan), difusi pasif dengan cara melarut dalam
lemak penyusun membran dan difusi dengan fasilitas.
2. Difusi Pasif dengan Cara Melarut pada Lemak Penyusun Membran erton (1901)
megemukakan suatu konsep bahwa kelarutan senyawa organik dalam lemak
berhubungan dengan mudah atau tidaknya penembusan membran sel. Senyawa non polar
bersifat mudah larut dalam penembusan membran sel. Senyawa non polar bersifat mudah
larut dalam dalam lemak, mempunyai harga koefisein partisi lemak/air besar sehingga
mudah menembus sel secara difusi.
b. Difusi Aktif
Penembusan membran secara difusi aktif dibedakan menjadi dua, yaitu sistem
pengangkutan aktif dan pinositosis.
1) Sistem Pengangkutan Aktif
Sistem pengangkutan aktif atau traspor aktif, mirip dengan proses difusi pasif
dengan fasilitas yaitu sama-sama berdasarkan pembawa membran, Perbedaannya
adalah :
a. Pengangkutan obat dapat berjalan dari daerah yang berkadar rendah ke daerah
berkadar lebih tinggi, jadi tidak tergantung pada perbedaab kadar antar membran.
2) Pinositosi
Pinositosis merupakan tipe khas pengangkutan aktif dari obat
yang mempunyai ukuran molekul besar dan misel-misel, seperti lemak, amilum,
gliserin dan vitamin A, D, E. K. Pengangkutan ini digambarkan seperti sistem
fagositoris pada nakteri. Bila membran sel didekati oleh molekul obat maka membran
akan membentuk rongga yang mengelilingi, molekul obat dan kemudian obat bergerak
menembus membran sel.
Obat dengan berat molekul lebih dari 150 dan obat yang telah dimetabolisis menjadi
senyawa yang lebih polar, dapat diekskresikan dari hati, melewati empedu menuju ke
usus dengan mekanisme pegangkutan aktif. Obat tersebut biasanya dalam bentuk
terkonjugasi dengan asam glukuronat, asam sulfat atau glisin. Di usus bentuk terkonjugat
tersebut secara langsung diekskresikan melaui tinja, atau dapat mengalami proses
hidrolisis oleh enzim atau bakteri usus menjadi senyawa yang bersifat non polar,
sehingga diabsorpsi kembali ke plasma darah, kembali ke hati, dimetabolisis, dikeluarkan
lagi melaui empedu menuju ke usus,demikian seterusnya sehingga merupakan suatu
siklus yang dinamakan siklus enterohepatik. Siklus ini menyebabkan masa kerja obat
menjadi lebih panjang.