OBAT PREKURSOR
Disusun Oleh :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang melimpahkan
rahmat dan hidayah kepada kita semua, Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
pada waktunya dengan baik.
Sholawat beriringan salam marilah kita hadiahkan kepada junjungan Nabi Besar
kita yakni Nabi Muhammad SAW yang mana beliau telah membawa kita dari zaman tak
berilmu ke zaman berilmu pengetahuan pada saat sekarang ini.
Harapan yang tulus dan ikhlas, Semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat
bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Penulisan makalah ini telah
diusahakan semaksimal mungkin namun penulis meminta kritik dan saran dari pembaca.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan penulis, Amiin.
Penyusun
ii
ii
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan.......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Definisi Prekursor....................................................................................3
2.2 Ruang lingkup..........................................................................................3
2.3 Contoh Prekursor.....................................................................................4
2.4 Pengelolaan Obat Mengandung Prekursor Farmasi Di Instalasi Farmasi
Rumah Sakit.............................................................................................5
2.5 Pengelolaan Obat Mengandung Prekursor Farmasi Di Apotek.............10
BAB III PENUTUP..............................................................................................14
3.1 Kesimpulan............................................................................................14
3.2 Saran......................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15
BAB 1
PENDAHULUAN
1
bahan yang diawasi dan merupakan elemen yang penting untuk terciptanya
produk.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi prekursor farmasi?
2. Mengetahui contoh dari prekursor farmasi?
3. Mengetahui cara pengelolaan prekursor farmasi ?
BAB II
ISI
Tabel II :
Hydrochloric acid
Sulphuric acid
Toluene
Ethyl ether ( Diethyl ether)
Acetone
Methyl ethyl ketone
Phenylacetic acid
Anthranillic acid
Piperidine
2.4.2 Penyimpanan
Obat mengandung Prekursor Farmasi disimpan di tempat yang aman
berdasarkan analisis risiko masing-masing Instalasi Farmasi Rumah Sakit.
Apabila memiliki obat mengandung Prekursor Farmasi yang disimpan tidak
dalam wadah asli, maka wadah harus dilengkapi dengan identitas obat meliputi
nama, jumlah, bentuk dan kekuatan sediaan, jenis dan isi kemasan, nomor bets,
tanggal daluwarsa, dan nama produsen.
Memisahkan dan menyimpan dengan aman obat mengandung Prekursor Farmasi
yang:
a. Rusak;
b. Kadaluwarsa; dan
c. Izin edar dibatalkan. sebelum dimusnahkan atau dikembalikan kepada
Industri Farmasi /PBF pengirim.
Melakukan stock opname secara berkala sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan
sekali dan mendokumentasikannya. Melakukan investigasi adanya selisih stok
dengan fisik saat stock opname dan mendokumentasikan hasil investigasi.
2.4.3 Penyerahan
Penyerahan obat mengandung Prekursor Farmasi harus dilakukan oleh
tenaga kefarmasian yang berwenang di instalasi farmasi rumah sakit setelah
dilakukan skrinning terhadap resep (obat keras). Penyerahan obat mengandung
Prekursor Farmasi ke depo/unit antara lain rawat inap, rawat jalan, kamar operasi,
instalasi gawat darurat harus disertai bukti serah terima obat dari instalasi farmasi
kepada depo/unit. Penyerahan Obat Mengandung Prekursor Farmasi harus
memperhatikan kewajaran jumlah yang diserahkan sesuai kebutuhan terapi.
Penyerahan Obat Mengandung Prekursor Farmasi diluar kewajaran harus
dilakukan oleh Apoteker setelah dilakukan screening terhadap permintaan obat.
Hal-hal yang harus diwaspadai dalam melayani pembelian Obat
Mengandung Prekursor Farmasi:
a. Pembelian dalam jumlah besar;
b. Pembelian secara berulang-ulang dengan frekuensi yang tidak wajar
2.4.5 Pemusnahan
Pemusnahan dilaksanakan terhadap obat mengandung Prekursor Farmasi
yang rusak dan tanggal daluwarsa. Harus tersedia daftar inventaris Obat
Mengandung Prekursor Farmasi yang akan dimusnahkan mencakup nama
produsen, bentuk dan kekuatan sediaan, isi dan jenis kemasan, jumlah, nomor
bets, dan tanggal daluwarsa. Pelaksanaan pemusnahan harus dibuat dengan
memperhatikan pencegahan diversi dan pencemaran lingkungan. Kegiatan
pemusnahan ini dilakukan oleh penanggung jawab instalasi farmasi Rumah Sakit
dan disaksikan oleh petugas Balai Besar/Balai POM dan/atau Dinas Kesehatan
Kab/Kota setempat. Kegiatan ini didokumentasikan dalam Berita Acara
Pemusnahan yang ditandatangani oleh pelaku dan saksi sesuai ketentuan. Berita
Acara Pemusnahan yang menggunakan pihak ketiga harus ditandatangani juga
oleh saksi dari pihak ketiga
Dokumentasi meliputi:
a. Pengadaan;
b. Penyimpanan;
c. Penyerahan;
d. Penanganan obat kembalian;
e. Pemusnahan; dan
f. Pencatatan dan Pelaporan.
Apoteker Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit wajib membuat dan
menyimpan catatan serta mengirimkan laporan pemasukan dan pengeluaran Obat
Mengandung Prekursor Farmasi Efedrin dan Pseudoefedrin dalam bentuk sediaan
tablet/kapsul/kaplet/injeksi. Dokumen pengadaan meliputi SP, faktur pembelian,
SPB, bukti retur, nota kredit dari Industri Farmasi/PBF pengirim, wajib diarsipkan
menjadi satu berdasarkan nomor urut atau tanggal penerimaan barang dan terpisah
dari dokumen obat lain. Dokumentasi selain berbentuk manual dapat juga
dilakukan secara sistem elektronik yang tervalidasi harus mudah ditampilkan dan
ditelusuri pada saat diperlukan. Apabila memiliki dokumentasi dalam bentuk
manual dan elektronik, data manual harus sesuai dengan data elektronik. Apabila
dokumentasi hanya dilakukan secara sistem elektronik, harus tersedia Standar
Prosedur Operasional terkait penanganan sistem tersebut jika tidak berfungsi.
Laporan pemasukan dan pengeluaran Obat Mengandung Prekursor
Farmasi Efedrin dan Pseudoefedrin dalam bentuk sediaan tablet/ kapsul/ kaplet/
injeksi adalah:
a. Laporan pengadaan dan penyerahan obat mengandung Prekursor Farmasi
Efedrin dan Pseudoefedrin dalam bentuk sediaan
tablet/kapsul/kaplet/injeksi
b. Laporan kehilangan dan
c. Laporan pemusnahan obat mengandung Prekursor Farmasi
Pelaporan dikirimkan kepada Badan POM cq. Direktorat Pengawasan
Napza dengan tembusan ke Balai Besar/Balai POM. Setiap instalasi farmasi
rumah sakit wajib menyimpan dokumen dan informasi seluruh kegiatan terkait
pengelolaan obat mengandung Prekursor Farmasi dengan tertib, akurat dan
tertelusur.
2.5.3 Penyerahan
Penyerahan obat mengandung Prekursor Farmasi harus memperhatikan
kewajaran jumlah yang diserahkan sesuai kebutuhan terapi. Penyerahan obat
mengandung Prekursor Farmasi diluar kewajaran harus dilakukan oleh Apoteker
Penanggung Jawab Apotek/Apoteker Pendamping setelah dilakukan screening
terhadap permintaan obat.
Hal-hal yang harus diwaspadai dalam melayani pembelian obat
mengandung Prekursor Farmasi:
Pembelian dalam jumlah besar, misalnya oleh Medical
Representative/Sales dari Industri Farmasi atau PBF;
Pembelian secara berulang-ulang dengan frekuensi yang tidak wajar;
2.5.5 Pemusnahan
Pemusnahan dilaksanakan terhadap obat mengandung Prekursor Farmasi
yang rusak dan kadaluwarsa. Harus tersedia daftar inventaris Obat Mengandung
Prekursor Farmasi yang akan dimusnahkan mencakup nama produsen, bentuk dan
kekuatan sediaan, isi dan jenis kemasan, jumlah, nomor bets, dan tanggal
daluwarsa.
Pelaksanaan pemusnahan harus dibuat dengan memperhatikan pencegahan
diversi dan pencemaran lingkungan. Kegiatan pemusnahan ini dilakukan oleh
penanggung jawab apotek dan disaksikan oleh petugas Balai Besar/Balai POM
dan/atau Dinas Kesehatan Kab/Kota setempat. Kegiatan ini didokumentasikan
dalam Berita Acara Pemusnahan yang ditandatangani oleh pelaku dan saksi.
Berita Acara Pemusnahan yang menggunakan pihak ketiga harus
ditandatangani juga oleh saksi dari pihak ketiga.
3.1. Kesimpulan
1. Prekursor Farmasi adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang
dapat digunakan sebagai bahan baku/penolong untuk keperluan proses
produksi Industri Farmasi atau produk antara, produk ruahan dan produk
jadi yang mengandung efedrin, pseudoefedrin, norefedrin /fenil
propanolamin, ergotamin, ergometrin, atau potassium permanganat.
2. Pengelolaan obat mengandung prekusor farmasi di instalasi farmasi
rumah sakit dan apotek meliputi pengadaan, penyimpanan, penyerahan,
penarikan kembali obat (recall), pemusnahan, pencatatan dan pelaporan
serta inspeksi diri, namun pada apotek tidak melibatkan inspeksi diri.
3.2 Saran
Demikianlah hasil pembahasan dalam makalah mengenai prekursor
farmasi. Diharapkan kepada pembaca sekalian, yang menjadikan makalah
ini sebagai panduan dalam membuat makalah selanjutnya, maka diharapkan
dapat melengkapi referensi yang berkaitan dengan pembahasan yang
berkaitan.
DAFTAR PUSTAKA