Oleh:
TINGKAT II REGULER B KELOMPOK 3
A. Tujuan Praktikum
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat membuat tablet
cetak langsung asetosal.
B. Tinjauan Pustaka
Tablet adalah bentuk sediaan padat yang terdiri dari satu atau lebih bahan obat
yang dibuat dengan pemadatan, kedua permukaannya rata atau cembung. Tablet
memiliki perbedaan dalam ukuran, bentuk, berat, kekerasan, ketebalan.
Kebanyakan tipe atau jenis tablet dimaksudkan untuk ditelan dan kemudian dihancurkan
dan melepaskan bahan obat ke dalamsaluran pencernaan.Tablet dapat diartikan sebagai
campuran bahan obat yang dibuat dengandibantu zat tambahan yang kemudian
dimasukan kedalam mesin untuk dikempa menjadi tablet. (PDF Bahan ajar farmasi
Teknologi sediaan solid hal.3)
Berikut berbagai pengertian tablet yang dijelaskan oleh berbagai sumber:
1. Menurut FI Edisi IV
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan
pengisi.
2. Menurut USP 26 (hal : 2406)
Tablet adalah sediaan bentuk padat yang mengandung obat dengan atau tanpa
bahanpengisi. Berdasarkan metode pembuatannya, dapat diklasifikasikan sebagai
tablet atau tabletkompresi.
3. Menurut British Pharmacopeae ( BP 2002)
Tablet adalah Sediaan padat yang mengandung satu dosis dari beberapa bahan
aktif danbiasanya dibuat dengan mengempa sejumlah partikel yang seragam.
4. Menurut Formularium Nasional Edisi II
Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat dengan cara kempa cetak dalam
bentuk umumnya tabung pipih yang kedua permukaannya rata atau cembung,
mengandung obat dengan atau tanpa zat pengisi.
5. Menurut ANSEL Edisi IV
Tablet adalah bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat
denganpenambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai.
6. Menurut Buku Pelajaran Teknologi Farmasi
Tablet adalah sediaan obat padat takaran tunggal. Sediaan ini dicetak dari serbuk
kering,kristal atau granulat,umumnya dengan penambahan bahan pembantu,pada
mesin yang sesuai dengan menggunakan tekanan tinggi. Tablet dapat memiliki
bentuk silinder,kubus, batang dancakram serta bentuk seperti telur atau peluru.
7. Menurut FI edisi III 1979
Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara kempa – cetak berbentuk rata atau
cembungrangkap, umumnya bulat mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau
tanpa zat tambahan.Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat
pengisi, zat pengembang, zat pengikat,zat pelican, zat pembasah atau zat lain.
Tablet cetak langsung dibuat dari bahan obat dan bahan pengisi, umumnya
mengandung laktosa dan serbuk sukrosa salam berbagai perbandingan. Massa
dibasahi dengan Etanol prosentasi tinggi kadar Etanol tergantung dengan kelarutan zat
aktif dan bahan pengisi dalam pelarut, serta kekerasan tablet yang diinginkan.
Pembuatan dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah pada
lubang cetakan. Kemudian dikeluarkan dan dibiarkan kering. Tablet cetak agak rapuh
sehingga tablet dapat di potek dan harus hati-hati saat pengemasan dan
pendistribusiannya., besar tekanan pada tablet 25-50 bar. Kepadatan tablet tergantung
pada pembentukan kristal yang terbentuk selama pengeringan, tidak tergantung pada
kekuatan yang diberikan.
Metode ini digunakan untuk bahan yang mempunyai sifat mudah mengalir sebagai
mana sifat-sifat kohesinya yang memungkinkan untuk langsung dikompresi dalam
tablet tanpa memerlukan granulasi basah atau kering.
Keuntungan utama dari metode ini adalah bahwa bahan obat yang peka terhadap
lembab dan panas, yang stabilitasnya terganggu akibat operasigranulasi, dapat dibuat
menjadi tablet. Akan tetapi dengan meningkatnya tuntutan akan kualitas tablet, maka
metode ini tidak diutamakan.
Keuntungan metode kempa langsung yaitu :
1. Lebih ekonomis karena validasi proses lebih sedikit
2. Lebih singkat prosesnya. Karena proses yang dilakukan lebih sedikit, maka
waktu yang diperlukan untuk menggunakan metode ini lebih singkat. Selain
itu, tenaga dan mesin yang dipergunakan jga lebih sedikit
3. Dapat digunakan untuk bahan aktif yang tidak tahan panas dan tahan lembab
4. Waktu hancur dan disolusinya lebih baik karena tidak melewati proses
granul, tetapi langsung menjadi partikel. Tablet kempa langsung berisi
partikel halus, sehingga tidak melalui proses dari granul ke partikel halus
terlebih dahulu. . (PDF Bahan ajar farmasi Teknologi sediaan solid halaman
128)
Kerugian metode kempa langsung :
1. Perbedaan ukuran partikel dan kerapatan bulk antara bahan aktif dengan
pengisi dapat menimbulkan stratifikasi diantara granul yang selanjutnya dapat
menyebabkan kurang seragamnya kandunan bahan aktif di dalam tablet.
2. Zat aktif dengan dosis yang besar tidak mudah untuk dikempa langsung
karena itu biasanya dipergunakan 30% dari formula agar memudahkan proses
pengempaan sehingga pengisi yang dibutuhkan pun maki banyak dan mahal.
3. Dalam beberapa kondisi pengisi dapat berinteraksi dengan obat seperti
senyawa amin dan laktosa spray dried dan menghasilkan warna kuning.
4. Pada kempa langsung mungkin terjaddi aliran listrik static yang terjadi selama
pencampuran dan pemeriksaan rutin sehingga keseragaman zat aktif dalam
granul terganggu.
5. Sulit dalam pemilihan eksipien karena eksipien yang digunakan harus
bersifat mudah mengalir, kompresibilitas yang baik, kohesifitas, dan
adhesifitas yang baik. (PDF Bahan ajar farmasi Teknologi sediaan solid
halaman 128)
BAB II
ISI
I. Formula Induk
Aspirin 500mg
Mg Stearat 7mg
Talcum 13mg
Avicel pH 102 130mg
Asetosal 250mg
Starch 1500 : Avicel pH 102 1:3 (dari 13,6%)
Mg stearat 1%
Talcum 2%
Lactose qs
Tgl: 9 Maret
2021
Kriteria Uraian Pustaka
Sinonim Aspirin, Asam Asetilsalisilat Farmakope Indonesia
edisi III hal 43
Struktur kimia Farmakope Indonesia
edisi III hal 43
2. Zat tambahan
Magnesium stearat
Laktosa
Starch 1500
Avicel pH 102
C. Identifikasi Organoleptis
D. Identifikasi Kualitatif
Permasalahan Penyelesaian
Tablet mudah melekat pada punch atau Ditambahkan bahan pelicin atau lubrikan
cetakan sehingga bahan mudah melekat pada
cetakan
Alasan menggunakan metode kempa langsung karena prosesnya yang singkat dan zat
aktif yang tidak tahan panas dan tidak tahan lembab.
V. Formulasi
A. Master Formula
Per Batch
Kode Nama
Kegunaan Per Tablet (110
Bahan Bahan
tablet)
Analgetik,
PM 001 Asetosal 250 mg 27,5 g
antipiretik,
Magnesium Pelincir/Lubrika
PM 002 1% 0,33 g
stearat n
Avicel pH
PM 005 Pengikat/binder Avicel;starch=3:1 3,38 g
102
B. Penimbangan
10
Dilebihkan 10% = × 27,5 g = 2,75 g + 27,5 = 30,25 g
100
1
Mg Stearat 1% = × 33 g = 0,33 g
100
10
Dilebihkan 10% = × 0,33 g = 0,033 g + 0,33 g = 0,363 g
100
2
Talkum 2% = × 33 g = 0,66 g
100
10
Dilebihkan 10% = × 0,66 g = 0,066 g + 0,66 g = 0,726 g
100
3
Avicel pH 102 = × 4,51 g = 3,38 g
4
10
Dilebihkan 10% = × 3,38 g = 0,338 g + 3,38 g = 3,718 g
100
C. Dosis
(Pustaka: Farmakope Indonesia Edisi III halaman 920)
DL untuk anak ( < 1 tahun)
Sekali Pakai = 10 mg/bulan, maks = 60 mg/bulan
Sehari Pakai = 30 – 40 mg/bulan
DL untuk anak (1 – 3 tahun )
Sekali Pakai = 50 – 60 mg
Sehari Pakai = 150 - 240 mg
DL untuk anak ( 3 – 6 tahun)
Sekali Pakai = 40 mg – 50 mg
Sehari Pakai = 120 mg – 200 mg
DL untuk anak ( 6 – 12 tahun )
Sekali Pakai = 30 – 40 mg
Sehari Pakai = 90 – 160 mg
(Pustaka: Farmakope Indonesia Edisi III halaman 959)
DL untuk dewasa
Sekali Pakai = 500 mg – 1 g
Sehari Pakai = 1,5 g – 3 g
DM untuk dewasa
Sekali Pakai = 1 g
Sehari Pakai = 8 g
No
Nama Alat Jumlah
3 Sudip 1 Buah
Mortir Stamper 2 Buah
4
Kain Flanel 2 Buah
5
E. Cara Kerja
Kelas Prosedur
Ruang
Jenis Evaluasi Prosedur
Evaluasi
Diambil secara acak 10 tablet, lalu diukur
diameter dan tebalnya menggunakan jangka
Keseragaman Ukuran
sorong. Diukur diameter tablet dan tidak
(10 tablet untuk evaluasi)
boleh lebih dari 3 kali dan tablet kurang dari
1/3 tebal tablet.
Dilakukan menggunakan hardness
tester terhadap 5 tablet yang diambil
secara acak, kekerasan diukur
Kekerasan Tablet berdasarkan luas permukaan tablet
(5 Tablet untuk dengan menggunakan beban yang
evaluasi) dinyatakan dalam kg. Persyaratan
ukuran yang didapat pertablet
minimal 4 kg/cm2, maksimal 10
kg/cm2
Sebanyak 5 tablet diambil secara acak dan
dibersihkan satu – satu dengan sikat halus
lalu ditimbang (a). Dimasukan semua tablet
Friabilitas
ke dalam alat friabilator lalu diputar
(5 tablet untuk
sebanyak 100 putaran setelah selesai, tablet
evaluasi)
dibersihkan lagi dan ditimbang (b).
Persyaratan bobot yang hilang tidak boleh
lebih dari 1%.
Timbang seksama sejumlah serbuk tablet
setara dengan 500mg asam asetilsalisilat,
Penetapan Kadar tambahkan 30ml natrium hidroksida 0,5 N,
(5 tablet untuk didihkan hati-hati selama 10 menit. Titrasi
evaluasi) dengan asam klorida 0,5N menggunakan
indicator larutan merah Fenol P.
Lakukan penetapan blangko.
Dimasukkan 1 tablet pada masing – masing
tabung dari keranjang, dimasukkan satu
cakram pada tiap tabung dari alat dijalankan.
Waktu Hancur Digunakan air bersuhu 37° ± 2° sebagai
(10 tablet untuk media. Keranjang dinaik turunkan secara
evaluasi) teratur 30 kali tiap menit. Pada akhir batas
waktu, keranjang diangkat dan diamati
semua tablet. Persyaratan; tablet harus
hancur tidak lebih dari 15 menit.
Keseragaman Bobot Ditimbang 20 tablet, dihitung bobot rata-rata
Menurut FI edisi V thn. tiap tablet. Jika ditimbang satu persatu, tidak
2014 boleh lebih dari dua tablet yang menyimpang
dari bobot rata-rata lebih besar dari harga
yang ditetapkan kolom A dan tidak boleh
satu tablet pun yang bobotnya menyimpang
(20 tablet untuk dari bobot rata-rata lebih dari harga dalam
evaluasi) kolom B.
Persyaratan keseragaman bobot tablet
menurut Farmakope Indonesia Edisi V yaitu
VI. Pengemasan
(batch yang dibuat 110 dimana 60 tabletnya untuk evaluasi dan Uji)
1. Etiket
Komposisi : Tablet Indikasi :
Asetosal..........250 mg
Nyeri ringan sampai
Asetosal® sedang
Efek Samping : No Reg :
Mual,perut mulas,tukak GBL2120123210A1
perdarahan
samar,Hipersensitif No. Batch : 181505
Komposisi:
Tiap tablet mengandung :
Asam Asetilsalisilat (Asetosal)...........250 mg
Indikasi:
Untuk meringankan nyeri ringan sampai sedang
Kontraindikasi :
Hipersensitif
Efek Samping :
Mual,perut mulas, tukak dengan perdarahan samar, hipersensitif
Dosis :
Anak – anak : Sekali 1 X ½ Tablet
Sehari 3 X ½ Tablet
Dewasa : Sekali 1 X 2 Tablet Sekali= 500mg-1g
Sehari 3 X 4 Tablet Sehari= 1,5g-3g
Perhatian/Peringatan:
Hati – hati pemberian pada ibu menyusui
Hindari minum alkohol saat mengkonsumsi obat ini, alkohol dapat meningkatkan
resiko pendarahan pada lambung.
Interaksi Obat:
Hindari pemberian bersamaan dengan alkohol, indomethacin,vitamin C, Insulin,
Piroxicam.
Cara Penyimpanan:
Simpan pada suhu dibawah 30°C, terlindung dari cahaya
No Reg : GBL2120123210A1
No Batch : B 181505
Exp : Mar 2023
Netto : 50 tablet
Diproduksioleh:
PT. S-TEEN FARMA
KUPANG, NUSA TENGGARA TIMUR
INDONESIA
3. Wadah Sekunder
Komposisi :
Asetosal . . . . . . . 250 mg Indikasi :
Tablet Nyeri ringan sampai
sedang Tablet
Dosis : asetosal®
asetosal®
Anak – anak : Kontraindikasi :
Sekali : 1 X ½ tablet Hipersensitif
Sehari : 3 X ½ tablet
EfekSamping :
Dewasa :
Mual, tukak dengan
Sekali : 1 X 2 tablet perdarahan samar,
Sehari : 3 X 4 tablet hipersensitif
No Reg :GBL2001408010A1
No Batch : B 081401 SIMPAN DITEMPAT
Exp : Mar 2023
Netto : 50 tablet SEJUK DAN KERING
PT. S-TEEN
PT. S-TEEN KUPANG-NTT- PT. S-TEEN PT. S-TEEN
KUPANG-NTT- INDONESIA KUPANG-NTT- KUPANG-NTT-
INDONESIA INDONESIA INDONESIA