Anda di halaman 1dari 2

Maserasi : Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana.

Maserasi dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia


dalam cairan penyari. Maserasi adalah proses perendaman sampel untuk menarik komponen yang diinginkan denngan
kondisi dingin diskontinyu. (Putra 2014)
Keuntungan : prosedur dan peralatan yang digunakan sederhana dan tidak dipanaskan sehingga bahan alam tidak
menjadi terurai. keuntungan utama metode ekstraksi dengan menggunakan ekstraksi maserasi yaitu prosedur dan
peralatan yang digunakan sederhana dan tidak dipanaskan sehingga bahan alam tidak menjadi terurai.
Prinsip : prinsip maserasi adalah pengambilan zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam
cairan penyari yang sesuai pada temperature kamar terlindung dari cahaya, cairan penyari akan masuk kedalam sel
melewati dinding sel.isi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan didalam sel dengan diluar
sel. Larutan yang yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan konsentrasi
rendah (proses difusi) (Adyttia et al 2014)
Kerugian :kerugian utama dari merode ini adalah memakan banyak waktu, pelarut yang digunakan cuup banyak, dan
besar kemungkinan beberapa senyawa hilang.(Mukhriani 2014).
Cair-cair : sistem pemisahan secara kimia-fisika dimana zat yang akan diekstraksi, dalam hal ini asam-asam karboksilat
atau asam-asam lemak bebas yang larut dalam fasa air, dipisahkan dari fasa airnya dengan menggunakan pelarut
organik, yang tidak larut dalam fasa air, secara kontak langsung baik kontinyu maupun diskontinyu. Ekstraksi cair-cair
atau yang dikenal dengan ekstraksi solvent merupakan proses pemisahan fasa cair yang memanfaatkan perbedaan
kelarutan zat terlarut yang akan dipisahkan antara larutan asal dan pelarut pengekstrak (solvent). (Mirwan 2013).
Prinsip : prinsip dasar ekstraksi cair-cair melibatkan pengontakan suatu larutan dengan pelarut (solvent) lain yang tidak
saling melarut (immisible) dengan pelarut yang mempunyai densitas yang berbeda sehingga akan membentuk dua fasa
beberapa saat setelah penambaha solvent. Hal ini menyebabkan terjadinya perpindahan massa dari pelarut asal ke
pelarut pengekstrak (solvent). (Mirwa 2013)
Keunggulan : pelarut organik yang dipergunakan dapat didaur ulang, sehingga dapat terus digunakan, asam-asam
karboksilat hasil ekstraksinya dapat dipisahkan antara satu asam dengan lainnya dan memiliki kemurnian yang tinggi.
Dengan demikian metoda ini bermanfaat ganda. Disamping dapat membersihkan lingkungan dari pencemaran asam-
asam organik yang larut dalam limbah cair, asam-asam karboksilatnya dapat dijual kembali, sebab memiliki kemurnian
yang tinggi. Keunggulan dari ekstraksi cair-cair adalah dapat beroperasi pada kondisi ruang, dapat memisahkan sistem
yang memiliki sensitivitas terhadap temperature, dan kebutuhan energinya relative kecil (Mirwa 2013)
Faktor : salah satu faktor yang mempengaruhi rendemen adalah lama ekstraksi, akurasi lama waktu yang digunakan
berpengaruh efisiensi proses (Hardani dkk 2013)
Penggunaan pelarut kloroform (non polar) pada ekstraksi simplisia awal dengan jumlah yang lebih banyak dimaksudkan
untuk memaksimalkan hidrolisis (pemecahan) dan penarikan senyawa yang terdapat dalam sampel. Pelarut non polar
memiliki kemampuan untuk memecah kandungan lemak (lipida) yang terdapat dalam serbuk yang ekstraksi. Dengan
pemecahan lemak tersebut maka akan memudahkan dalam mengekstraksi senyawa target flavonoid yang memiliki sifat
polar. Senyawa polar biasanya akan lebih baik diekstraksi dengan pelarut golongan polar seperti etanol atau metanol.
(Harbone, 1984). Hal ini sejalan dengan Markham (1988), untuk membebaskan senyawa yang kepolarannya rendah
seperti lemak, terpena, klorofil, xantofil dan lainnya dengan ekstraksi memnggunakan heksana atau kloroform.

Daftar pustaka
Adyttia Asri, Eka K U, Sri W. 2014. Efek Ekstrak etanol daun premna cardifolia terhadap malondialdehida tikus yang
dipapar asap rokok. Orgininal article. Vol(1) :104-115
Harborne, J.B. (1984). Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisa Tumbuhan. Penerjemah: Kosasih
Padmawinata dan Iwang Soediro. Terbitan Kedua. Bandung: Penerbit ITB. Halaman 47-102, 152-153.
Markham, K.R. (1988). Cara Mengidentifikasi Flavonoid. Diterjemahkan: Kosasih Padmawinata. Bandung: Penerbit ITB.
Halaman 1-16.
Mirwa Agus. 2013. Keberlakuan Model HB-GFT sistem n-heksana-mek-air pada ekstraksi cair-cair kolom isian. Jurnal
Konversi . vol (2) :33
Mukhriani. 2014. Ekstraksi, pemisahan senyawa, dan identifikasi senyawa aktif. Jurnal Kesehatan. Vol (7) : 365
Putra A A Bawa, N W Bogoriani, N P Diantariani, Ni Luh U S. 2014.Ekstraksi zat warna alam dari bonggol tanaman pisang
(Musa paradiasciacai L) dengan metode maserasi, refluks, dan sokhletasi. Jurnal Kimia. Vol (1): 113-119
Hardani DA, Nur H, ka A D.2013. Ekstraksi mnyak bunga melati (Jasminum sambac)(kajian jenis pelarut dan lama
ekstraksi). Skripsi.Fakultas Teknologi pertanian.universitas Brawijaya malang

Anda mungkin juga menyukai