Anda di halaman 1dari 11

Selamat Datang Di Laboratorium Farmaseutika Dasar

Sediaan Cair (Suspensi)

Oleh :

La Ode Muh. Fitrawan Farmasi UMI

Suspensi

Suspensi adalah suatu bentuk sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. Zat yang terdispersi harus halus dan tidak boleh cepat mengendap. Jika dikocok, perlahan-lahan endapan harus segera terdispersi kembali.

Suspensi merupakan sistem heterogen yang terdiri dari dua fase.

Fase kontinyu atau fase luar umumnya merupakan cairan atau semi padat, dan Fase terdispersi atau fase dalam terbuat dari partikelpartikel kecil yang pada dasarnya tidak larut, tetapi terdispersi seluruhnya dalam fase kontinyu. 3

Suspensi
Tiga hal utama yang sangat penting dalam pembuatan bentuk sediaan suspensi, yaitu: 1 . Memastikan bahwa partikel benar-benar terdispersi dengan baik dalam cairan. 2. Meminimalkan pengendapan dari partikel yang terdispersi. 3. Mencegah terjadinya caking dari partikel-partikel ini ketika terjadi pengendapan. Caking adalah pembentukan sedimen (endapan) yang tidak dapat terdispersi kembali dalam suatu sistem suspensi. Penyebab utama terjadinya peristiwa caking adalah pembentukan jembatan kristal dan agregat tertutup (koagula).
4

Keuntungan: a. Bahan obat tidak larut dapat bekerja sebagai depo, yang dapat memperlambat terlepasnya obat . b. Beberapa bahan obat tidak stabil jika tersedia dalam bentuk larutan. c. Obat dalam sediaan suspensi rasanya lebih enak dibandingkan dalam larutan, karena rasa obat yang tergantung kelarutannya. Kerugian: a. Rasa obat dalam larutan lebih jelas. b. Tidak praktis bila dibandingkan dalam bentuk sediaan lain, misalnya pulveres, tablet, dan kapsul. c. Rentan terhadap degradasi dan kemungkinan terjadinya reaksi kimia antar kandungan dalam larutan di mana terdapat air sebagai katalisator .

Suspensi
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses pembuatan sediaan suspensi, antara lain adalah : 1. Proses pembasahan, 2. Interaksi antar partikel, 3. Elektrokinetik, 4. Agregasi, dan 5. Laju sedimentasi.

Sistem Pembuatan Suspensi


Terdapat 3 sistem dalam pembuatan Suspensi, yaitu : 1. Sistem Flokulasi Pada sistem ini, partikel obat ter-flokulasi dalam bentuk agregat bebas dalam ikatan yg lemah. Peristiwa sedimentasi cepat terjadi dan partikel mengendap sebagai flok (kumpulan partikel) serta mudah terdispersi kembali. Kurang disukai karena sedimentasi berlangsung secara cepat. 2. Sistem Deflokulasi Pada sistem ini, partikel obat terdeflokulasi mengendap perlahan akhirnya membentuk cake yang keras dan sukar terdispersi kembali.

3.

Sistem Kombinasi Suspensi yg ideal adalah yg memiliki laju (kecepatan) sedimentasi yg kecil sehingga partikel tetap dalam bentuk dispersi yg rata dan apabila mengendap maka dapat dengan mudah terdispersi kembali.
7

Metode Pembuatan
Suspensi dapat di buat dengan menggunakan 2 metode, yaitu : Metode Dispersi (CP = Air) Metode Presipitasi ( Pengendapan ) (CP = Pelarut Organik) , metode ini di bagi lagi menjadi 3 macam , yaitu : a. Presipitasi dengan pelarut organik b. Presipitasi dengan perubahan pH dari media c. Presipitasi dengan dokomposisi rangkap

Kontrol Kualitas
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Keseragaman kadar zat aktif Penampilan fisik Organoleptis pH Berat Jenis (BJ) Ukuran Partikel (untuk Suspensi) Stabilitas Suspensi

Alat dan Bahan yang Digunakan : a. Botol Plastik b. Pot plastik 30/50cc/ org c. Pipet tetes pendek/ org d. Pipet skala/ org e. Anak timbang/ org f. Batang Pengaduk/ org g. Sendok Tanduk/ org h. Cawan porselen/ org i. Gelas Arloji/ org j. Etiket/ org k. Sudip/ org

k. Kertas timbang/ klp l. Kertas label/ klp m. Gelas ukur/ lab n. Gelas kimia/ lab o. Corong/ lab p. Lumpang dan Alu

10

Thank You for Your Attention


11

Anda mungkin juga menyukai