Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Kesehatan Vokasional, Vol. 4 No.

4 (November 2019)
ISSN 2541-0644 (print), ISSN 2599-3275 (online)
DOI h ps://doi.org/10.22146/jkesvo.46425

Asupan Zat Besi, Asam Folat, dan Vitamin C pada Remaja Putri
di Daerah Jatinangor

Puspa Sari1, Dini Izmi Azizah2 , Lani Gumilang3, Raden Tina Dewi Judistiani4,
5
Aryati Mandiri
Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran1,3,4,5,
Program Diploma IV Kebidanan, Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran2
dini.izmi.azizah@gmail.com2

Diajukan 31 Mei 2019 Diperbaiki 26 November 2019 Diterima 27 November 2019


ABSTRAK
Latar Belakang: Masa remaja merupakan masa direkomendasikan oleh Permenkes.
yang rentan terjadinya anemia dikarenakan Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa rerata
cenderung mengalami kekurangan asupan gizi asupan zat besi sebesar 10,67 mg/hari, responden
yang dibutuhkan oleh tubuh terutama zat besi, asam yang tidak memenuhi kecukupan zat besi sebesar
folat, dan vitamin C. Tujuan penelitian ini adalah 93,6% (88 orang). Rerata asupan asam folat sebesar
mengetahui rerata dan proporsi kecukupan asupan 180,67 µg/hari, sebagian besar responden tidak
zat besi, asam folat, dan vitamin C pada remaja putri memenuhi kecukupan asam folat mencapai 94,7%
di Kecamatan Jatinangor. (89 orang). Rerata asupan vitamin C sebesar 29,71
Metode: Penelitian deskriptif dengan pendekatan mg/hari dimana sebagian besar responden tidak
potong lintang pada remaja putri usia 10-19 tahun memenuhi kecukupan vitamin C yaitu sebesar 67%
periode Juni-Agustus 2018. Data asupan gizi (63 orang).
diperoleh melalui 3 day-food record dan dilakukan Kesimpulan: Rerata asupan zat besi, asam folat, dan
follow up melalui Whatsapp Group, kemudian vitamin C remaja putri dibawah standar AKG dan
dilakukan konversi ukuran makanan dari bentuk tidak memenuhi AKG yang direkomendasikan. Hal
Ukuran Rumah Tangga menjadi gram melalui buku ini dikarenakan jenis bahan makanan yang
foto makanan. Setelah itu, dimasukkan kedalam dikonsumsi remaja tidak bervariasi. Untuk
aplikasi nutrisurvey untuk dihitung kandungan memperbaiki asupan gizi dan status gizi remaja
asupan gizi dan dirata-ratakan serta dibandingkan perlu upaya peningkatan pengetahuan gizi, salah
dengan Angka Kecukupan Gizi yang satunya melalui pendidikan gizi.
Kata Kunci: asam folat; asupan; remaja; vitamin c; zat besi

ABSTRACT
Background: Adolescence was a vulnerable period of Regulation.
anemia because in this age, they tended to experience a Results: This study showed that the average iron intake
nutritional deficiency, especially iron, folic acid and was 10.67 mg/day, which respondents who did not meet
vitamin C. The purpose of this study was to determine the iron adequacy were 93.6% (88 girls). The average of folic
average and proportion of adequate intake of iron, folic acid intake was 180.67 µg/day most of respondents did not
acid and vitamin C of teenage girls in Jatinangor. meet the adequacy of folic acid intake reaching out 94.7%
Method: This study used descriptive research method (89 girls). The average of vitamin C intake was 29.71
with a cross-sectional approach on girls aged 10-19 years mg/day in which most of respondents did not meet the
on June-August 2018. Data on nutritional intake were adequacy of vitamin C intake reaching out 67% (63 girls).
obtained through 3 day-food records and followed up Conclusion: The average iron intake, folic acid and
through WhatsApp Group, and then conversion of food vitamin C of the respondents were under the RDA
sizes from Household Size to grams was done through food standard and did not meet the recommended RDA. This is
photo book. After that, it was analyzed using Nutrisurvey caused by food type consumed by respondents was not
application to calculate the content of nutritional intake varied. To improve nutrition intake and nutritional status
and its average and compared to the Recommended of adolescents, need to be done to improve nutrition
Dietary Allowance (RDA) by Ministry of Health knowledge, one of which was through nutrition education.
Keywords: folic acid; intake; adolescents; vitamin C; iron

169 h ps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online 30 November, 2019


Asupan Zat Besi, Asam Folat, dan Vitamin C pada Remaja Putri...

PENDAHULUAN dapat dikarenakan kurangnya mengonsumsi


Menurut World Health Organization, makanan yang mengandung zat gizi terutama
remaja merupakan rentang kehidupan yang zat-zat gizi penting seperti zat besi, asam folat,
berusia antara 10-19 tahun (WHO, 2018a). Di vitamin C, dan zat gizi penting lainnya (WHO,
negara-negara Asia Tenggara populasi remaja 2018). Kekurangan zat gizi dapat menyebabkan
sekitar 20%, dengan usia antara 10-19 tahun. anemia dikarenakan tidak memadainya zat gizi
Periode remaja merupakan periode yang yang dibutuhkan untuk memproduksi dan
sangat penting, dikarenakan terjadi perubahan mensintesis eritrosit Asupan zat gizi yang
fisik, psikologis, dan perilaku yang besar. rendah zat besi merupakan penyebab utama
Periode ini merupakan masa transisi dari masa terjadinya anemia, karena sel darah merah
anak-anak menuju masa remaja, ditandai berperan penting dalam menyalurkan oksigen
dengan banyak perubahan yang memengaruhi (SPRING, 2017).
kebutuhan gizi. Kebutuhan gizi yang tinggi Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
pada masa remaja dikarenakan oleh rerata dan proporsi kecukupan ssupan zat
peningkatan pertumbuhan dan aktivitas fisik besi, asam folat, dan vitamin C pada remaja
(Kaur & Sangha, 2016). Hal ini diperlukan agar putri di Kecamatan Jatinangor.
tercapai potensi pertumbuhan secara
maksimal. Gizi yang baik sangat penting METODE
untuk mencegah gangguan nutrisi dan Penelitian ini menggunakan metode
mencegah timbulnya penyakit dikemudian deskriptif dengan pendekatan potong lintang
hari (IDAI, 2013). pada remaja putri usia 10-19 tahun yang
Kebutuhan gizi yang meningkat selama berjumlah 94 orang dan dilaksanakan bulan
masa remaja salah satunya adalah zat besi. Hal Juni-Agustus 2018 di Kecamatan Jatinangor.
ini dikarenakan pertumbuhan yang cepat Sampel penelitian ini menggunakan teknik
dengan peningkatan dalam massa tubuh tanpa purposive sampling. Pengambilan sampel ini
lemak, volume darah, dan massa eritrosit (sel dipilih berdasarkan kriteria inklusi yaitu
darah merah) yang meningkatkan kebutuhan remaja putri usia 10-19 tahun yang belum
zat besi untuk mioglobin pada otot dan pernah hamil dan menikah. Instrumen yang
h e m o g l o b i n d a l a m d a r a h . Pa d a a n a k digunakan adalah lembar estimated food record
perempuan, percepatan pertumbuhan tidak dan jenis data yang digunakan adalah data
b e g i t u b e s a r , n a m u n b i a s a n ya t e r j a d i primer. Pengambilan data diperoleh melalui 3
menstruasi yang dimulai sekitar satu tahun day-food record yaitu dengan cara mencatat
setelah puncak pertumbuhan dan beberapa zat setiap makanan yang dikonsumsi selama
besi hilang selama menstruasi (Tayel & Ezzat, berturut turut, 3x24 jam.
2015). Jika hal ini tidak diimbangi dengan Dalam pencatatan makanan, remaja
a s u p a n z a t b e s i ya n g m e m a d a i d a p a t dilakukan follow up melalui Whatsapp Group
menyebabkan terjadinya anemia. selama 3 hari. Setelah itu, untuk memastikan
Kekurangan zat besi dianggap sebagai ukuran makanan yang dikonsumsi digunakan
penyebab paling umum kejadian anemia di buku foto makanan.
seluruh dunia, walaupun defisiensi asam folat, Setelah dilakukan pengumpulan data,
vitamin B12 dan vitamin A, dan kelainan dilakukan analisis dengan cara mengonversi
bawaaan semuanya dapat menyebabkan ukuran makanan yang dikonsumsi remaja dari
anemia. Anemia merupakan kondisi dimana bentuk porsi (Ukuran Rumah Tangga) kedalam
jumlah eritrosit atau kapasitas pembawa bentuk gram dengan menggunakan buku foto
oksigen tidak mencukupi kebutuhan fisiologis makanan. Hasil analisis dimasukkan kedalam
sehingga akan mengganggu pembentukan aplikasi nutrisurvey untuk dihitung kandungan
eritrosit. Terganggunya pembentukan eritrosit zat besi, folat dan vitamin C pada setiap

h ps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online 30 November, 2019 170


Asupan Zat Besi, Asam Folat, dan Vitamin C pada Remaja Putri...

makanan yang dikonsumsi oleh setiap remaja, reratanya sebesar 37,58 mg/hari dari AKG
kemudian diakumulasikan dan dirata-ratakan asupan vitamin C yang direkomendasikan
selama 3 hari. Kemudian hasil dari rata-rata oleh Permenkes. Rerata asupan tersebut
dibandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi dibawah standar AKG yaitu 50 mg/hari bagi
(AKG) remaja putri usia 10-19 tahun menurut perempuan usia 10-12 tahun, 65 mg/hari bagi
Peraturan Menteri Kesehatan Republik usia 13-15 tahun, dan 75 mg/hari bagi usia 16-19
Indonesia Tahun 2013 Mengenai Angka tahun.
Kecukupan Gizi yang dianjurkan Bagi Bangsa
Indonesia. Kemudian untuk menentukan
proporsi kecukupan asupan zat besi, asam
folat, dan vitamin C dikategorikan menjadi
terpenuhi (≥AKG) dan tidak terpenuhi (<AKG).

HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian ini didapatkan rerata
asupan zat besi sebesar 10,67 mg/hari, asam
folat sebesar 180,67 µg/hari, dan vitamin C
sebesar 29,71 mg/hari. Rerata tersebut dibawah Grafik 1 Proporsi Kecukupan Asupan Zat Besi,
Asam Folat, da Vitamin C Remaja Putri di
s t a n d a r A n g k a K e c u k u p a n G i z i ya n g
Kecamatan Jatinangor
direkomendasikan oleh Peraturan Menteri Dari grafik tersebut diperoleh proporsi
Kesehatan. kecukupan asupan zat besi yang memenuhi
standar AKG perempuan usia 10-19 tahun
Tabel 1 Rerata Asupan Zat Besi, Asam Folat, dan
Vitamin C Remaja Putri di Kecamatan Jatinangor sebesar 6,4% (6 orang) dan 93,6% (88 orang)
tidak memenuhi asupan zat besi. Responden
yang memenuhi asupan asam folat sesuai AKG
yang direkomendasikan sebesar 5,3% (5 orang)
dan 94,7% (89 orang) tidak memenuhi asupan
asam folat, sedangkan responden yang
memenuhi asupan vitamin C sesuai AKG yang
Rerata asupan zat besi remaja putri usia direkomendasikan sebesar 33% (31 orang) dan
10-12 tahun hanya memenuhi 50,2% yaitu responden yang tidak memenuhi asupan
sebesar 10,06 mg/hari dan usia 13-19 tahun vitamin C sebesar 67% (63 orang).
hanya memenuhi 46,5% yaitu sebesar 12,08
mg/hari. Rerata tersebut dibawah standar AKG PEMBAHASAN
yang direkomendasikan Permenkes yaitu 20 Hasil penelitian ini menunjukkan rerata
mg/hari untuk perempuan usia 10-12 tahun asupan zat besi pada remaja putri tergolong
dan 26 mg/hari untuk perempuan usia 13-19 rendah dari Angka Kecukupan Gizi yang
tahun. Demikian pula didapatkan hasil rerata rekomendasikan yaitu hanya sebesar 10,06
asupan asam folat remaja putri usia 10-19 tahun mg/hari pada usia 10-12 tahun dan 12,08
hanya memenuhi 45,2% yaitu sebesar 180,67 mg/hari pada usia 3-19 tahun. Rerata tersebut
µg/hari dari AKG yang direkomendasikan dibawah standar Angka Kecukupan Gizi
yaitu 400 µg/hari. perempuan usia 10-12 tahun menurut
Adapun rerata asupan vitamin C remaja Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes)
putri usia 10-12 tahun memenuhi 83,3% yaitu yaitu 20 mg/hari dan 20 mg/haribagi usia 13-19
sebesar 41,69 mg/hari, usia 13-15 tahun tahun. Hal ini sesuai dengan penelitian Alfishar
memenuhi 65,5% yaitu sebesar 42,56 mg/hari, (2017), menujukkan hasil rerata asupan zat besi
dan usia 16-19 tahun memenuhi 50,% yaitu remaja putri berusia 17-20 tahun masih belum

171 h ps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online 30 November, 2019


Asupan Zat Besi, Asam Folat, dan Vitamin C pada Remaja Putri...

terpenuhi yaitu hanya sebesar 7,8 mg/hari berkurangnya kapasitas eritrosit yang
(Akib & Sumarmi, 2017). menyalurkan oksigen ke sel-sel tubuh dan
Demikian pula dalam penelitian Akram jaringan (Paracha et al., 2016).
(2018) yang dilakukan di Iran pada remaja Rerata asupan asam folat pada remaja
tingkat sekolah menengah atas yang berjumlah putri sebanyak 180,96 µg/hari, angka tersebut
800 responden menunjukkan hasil bahwa dibawah standar AKG asupan asam folat
asupan zat besi pada remaja lebih rendah perempuan usia 10-19 sebesar 400 µg/hari.
dibandingkan jumlah makanan harian yang Begitu pula hasil penelitian Akram (2018) di
dikomendasikan yaitu hanya sebesar 9,5 Iran menunjukkan hasil bahwa asupan asam
mg/hari (Kooshki, Mohammadi, & Rivandi, folat remaja lebih rendah dibandingkan jumlah
2018). Penelitian ini juga menyebutkan bahwa makanan harian yang direkomendasikan yaitu
asupan zat besi pada remaja usia 16-19 tahun hanya sebesar 284,2 µg/hari (Kooshki et al.,
dikatakan rendah dengan rerata asupan zat 2018). Hasil dari penelitian ini didapatkan
besi sebesar 8 mg/hari. responden yang tidak memenuhi asupan asam
Pada penelitian ini, didapatkan bahwa folat sebanyak 94,7% (89 orang) dan responden
responden yang tidak memenuhi kecukupan yang memenuhi sebesar 5,3% (5 orang).
zat besi mencapai 93,6% (88 orang) dan yang Jenis makanan yang dikonsumsi oleh
memenuhi zat besi sebesar 6,4% (6 orang). Jenis salah satu responden yang asupan asam
makanan yang dikonsumsi oleh salah satu folatnya terpenuhi lebih beragam
responden dengan asupan zat besi yang dibandingkan dengan responden yang tidak
tergolong terpenuhi lebih beragam dan lebih memenuhi asupan folat.
banyak mengandung sumber zat besi hewani Rerata asupan vitamin C pada remaja
maupun nabati seperti daging ayam, telur, putri usia 10-12 tahun sebesar 41,69 mg/hari,
tahu, tempe bacem, sayur sop, tumis kangkung, usia 13-15 tahun sebesar 42,56 mg/hari, dan usia
tumis sawi, dan jeruk, sedangkan jenis 16-19 tahun sebesar 37,58 mg/hari, sedangkan
makanan yang dikonsumsi oleh salah satu AKG asupan vitamin C menurut Permenkes
responden yang tergolong tidak terpenuhi mencapai 50 mg/hari untuk perempuan usia
kurang beragam dan hanya sedikit 10-13 tahun, 65 mg/hari untuk perempuan usia
mengandung sumber zat besi yaitu sayur sop, 14-15 tahun, dan 75 mg/hari untuk perempuan
telur, dan taoge. Hal tersebut dapat menjadi usia 16-19 tahun. Hasil penelitian ini sejalan
faktor penyebab tidak terpenuhinya asupan zat dengan Alfishar (2017) yakni didapatkan
besi dikarenakan keragaman konsumsi bahwa remaja usia 17-20 tahun memiliki
makanan berperan penting dalam asupan vitamin C yang rendah dengan rerata
pembentukan eritrosit dan membantu sebesar 12,5 mg/hari (Akib & Sumarmi, 2017).
meningkatkan penyerapan zat besi didalam Selain itu, penelitian Akram (2018) di Iran juga
tubuh. menyebutkan bahwa rerata asupan vitamin C
Kekurangan zat gizi seperti zat besi dapat pada remaja tingkat menengah atas lebih
menyebabkan terjadinya anemia dikarenakan rendah dibandingkan jumlah makanan harian
tidak memadainya zat gizi yang dibutuhkan yang dikomendasikan yaitu hanya sebesar 30,5
untuk memproduksi dan mensintesis eritrosit. mg/hari (Kooshki et al., 2018).
Salah satunya yaitu menyebabkan terjadinya Dari hasil penelitian ini didapatkan
anemia defisiensi besi yang ditandai gejala sebagian besar responden tidak memenuhi
klinis seperti konjungtiva pucat, sesak napas, kecukupan vitamin C yaitu mencapai 67% (63
pusing, dan lesu. Anemia defisiensi besi orang) dan responden yang memenuhi
ditandai sintesis hemoglobin yang tidak kecukupan vitamin C sebesar 33% yaitu
sempurna karena defisisensi besi yang sebanyak 31 orang.
signifikan, sehingga mengakibatkan Berdasarkan penelitian ini diperoleh

h ps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online 30 November, 2019 172


Asupan Zat Besi, Asam Folat, dan Vitamin C pada Remaja Putri...

hasil jenis makanan yang dikonsumsi oleh k a n d u n g a n z a t g i z i ya n g s e h a r u s n ya


salah satu responden yang memenuhi asupan dikonsumsi. Hal demikian mengakibatkan
vitamin C lebih bervariasi dan lebih banyak asupan gizi remaja menjadi tidak tidak
mengandung sumber vitamin C seperti jus terpenuhi.
jeruk, mangga, singkong, dan salak, sedangkan Penyebab lainnya tidak terpenuhinya
jenis makanan yang dikonsumsi oleh salah asupan gizi pada remaja dikarenakan
satu responden dengan nilai asupan vitamin C kurangnya pengetahuan gizi sehingga
rendah, kurang bervariasi dan hanya sedikit menimbulkan terjadinya kesalahan dalam
mengandung sumber vitamin C seperti sayur memilih makanan yang dikonsumsi. Pola
labu dan dan sayur sop. makan remaja yang kurang tepat berawal dari
Salah satu penyebab dari kurangnya pola makan keluarga yang kurang tepat. Mulai
asupan zat besi, asam folat, dan vitamin C pada dari jadwal makan yang tidak teratur dan
sebagian besar remaja adalah pola makan yang mengosumsi makanan seadanya tanpa
tidak baik contohnya seperti makan tidak mengetahui kebutuhan zat gizi yang harus
teratur dan jenis bahan makanan yang tidak terpenuhi. Jika pola tersebut sudah tertanam
bervariasi. Pola makan memberikan gambaran sejak kecil maka akan berlanjut sampai usia
mengenai frekuensi, macam dan model bahan remaja sehingga dapat berdampak terhadap
makanan yang dikonsumsi tiap hari. Pola kesehatan pada periode kehidupan
makan yang direkomendasikan bagi remaja selanjutnya.
ya i t u m e n g o n s u m s i m a k a n a n b e r g i z i Kekurangan asupan gizi seperti asam
seimbang, terdiri atas sumber zat pengatur folat, vitamin C, dan terutama zat besi akan
seperti buah-buahan dan sayuran, sumber berdampak terjadinya anemia terutama anemia
tenaga seperti beras, roti, umbi-umbian, dan gizi pada masa remaja dikarenakan di awal
tepung-tepungan. Selain itu terdiri atas zat masa remaja cenderung mengalami
pembangun yang bersumber nabati maupun kekurangan zat besi (World Health
hewani. Sumber nabati seperti tahu, tempe, dan Organization, 2011). Berdasarkan penelitian
kacang-kacangan serta sumber hewani seperti Alfishar (2017), remaja dengan asupan zat besi
telur, ikan, susu, daging ayam maupun sapi kurang lebih banyak mengalami anemia, yaitu
(Suryani, Hafiani, & Junita, 2017). sekitar 72% dibandingkan dengan tidak
Pada masa remaja cenderung terjadi mengalami anemia (Akib & Sumarmi, 2017).
peningkatan asupan makanan siap saji yang Demikian pula remaja dengan tingkat asupan
mengandung tinggi lemak dan tinggi kalori vitamin C kurang lebih banyak mengalami
namun rendah zat besi, asam folat, dan vitamin anemia yaitu 73,3% dibandingkan tidak
C. Makanan berperan dalam memelihara menderita anemia.
kesehatan tubuh melalui manfaat kandungan Anemia pada remaja memiliki dampak
zat gizi didalamnya. Kualitas makanan yang negatif yang signifikan seperti mempengaruhi
baik dan jumlah makanan yang terpenuhi akan pertumbuhan remaja putri, ingatan dan kinerja
memengaruhi kesehatan tubuh yang optimal. di sekolah (prestasi, serta kehadiran di
Padatnya aktivitas fisik yang dilakukan sekolah). Hal tersebut dikarenakan anemia
remaja dapat pula mengakibatkan kekurangan ya n g d i s e b a b k a n o l e h d e fi s i e n s i b e s i
asupan zat gizi. Remaja memiliki banyak berpengaruh pada fungsi sistem saraf otak dan
kegiatan, seperti sekolah pagi sampai siang, sistem saraf pusat sehingga dapat
diteruskan kegiatan ekstrakurikuler hingga mengakibatkan terhambatnya fungsi kognitif
sore, dan belum lagi jika ada kegiatan remaja. Remaja yang mengalami anemia tidak
tambahan. Semua aktivitas tersebut membuat akan memiliki motivasi belajar yang tinggi
mereka tidak sempat untuk makan, apalagi karena akan sulit untuk berkonsentrasi karena
memikirkan bagaimana komposisi dan terjadi penurunan daya tahan tubuh dan

173 h ps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online 30 November, 2019


Asupan Zat Besi, Asam Folat, dan Vitamin C pada Remaja Putri...

kemampuan belajar akibat dari rendahnya direkomendasikan. Selain itu, sebagian besar
kadar hemoglobin dalam tubuh (Chen et al., remaja putri tidak memenuhi prosporsi
2013). kecukupan asupan zat besi, asam folat, dan
Penelitian Chen (2013) pada remaja usia vitamin C. Hal ini dikarenakan jenis bahan
10-18 tahun, menunjukkan hasil bahwa remaja makanan yang dikonsumsi remaja tidak
dengan status anemia defisiensi besi secara bervariasi. Untuk memperbaiki asupan gizi
signifikan berkaitan dengan meningkatnya dan status gizi remaja antara lain perlu upaya
risiko 2,89 lebih tinggi terjadinya gangguan peningkatan pengetahuan gizi, salah satunya
depresi unipolar dikarenakan konsentrasi melalui pendidikan gizi.
feritin serum yang rendah secara signifikan
berhubungan dengan gejala depresi (Chen et DAFTAR PUSTAKA
al., 2013). Selain itu, anemia defisiensi besi pada Akib, A., & Sumarmi, S. (2017). Kebiasaan
remaja meningkatkan 3,71 lebih tinggi Makan Remaja Putri yang Berhubungan
terjadinya risiko gangguan kecemasan, dengan Anemia : Kajian Positive
dikarenakan tubuh kekurangan komponen Deviance. Amerta Nutrition, 1(2), 105.
penting sehingga dapat menimbulkan h ps://doi.org/10.20473/amnt.v1i2.2017.
gangguan perkembangan otak. Zat besi 105-116
dianggap sebagai suatu elemen nutrisi yang Chen, M.-H., Su, T.-P., Chen, Y.-S., Hsu, J.-W.,
penting yang berhubungan dengan kognitif Huang, K.-L., Chang, W.-H., … Bai, Y.-M.
dan fungsi sosio-emosional. Jika anemia terjadi (2013). Association between psychiatric
pada remaja putri yang akan hamil dapat disorders and iron deficiency anemia
meningkatkan risiko perinatal, meningkatkan among children and adolescents: a
kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), nationwide population-based study.
peningkatan Angka Kematian Bayi (AKB) dan BMC Psychiatry, 13(1), 161.
Angka Kematian Ibu (AKI). h ps://doi.org/10.1186/1471-244X-13-161
Sebagai upaya memperbaiki asupan gizi IDAI. (2013). Nutrisi pada remaja. Retrieved
dan status gizi remaja antara lain perlu from h p://www.idai.or.id/
meningkatkan pengetahuan gizi, salah satunya artikel/seputar-kesehatan-anak/nutrisi-
melalui pendidikan gizi. Pendidikan gizi pada-remaja
menghasilkan peningkatan kesadaran, Kaur, S., & Sangha, J. K. (2016). Effect of iron
pengetahuan, dan perubahan perilaku untuk supplementation along with vitamin C
mencapai keadaan gizi dan kesehatan yang and nutrition counselling on the anaemic
optimal. Pendidikan ini diharapkan menjadi status of adolescent girls. International
solusi untuk meningkatkan derajat kesehatan Journal of Health Sciences and Research,
remaja. Dalam pelaksanaan pendidikan gizi 6(5), 279–287.
dibutuhkan kerjasama dari berbagai pihak Kooshki, A., Mohammadi, M., & Rivandi, M.
seperti institusi pendidikan maupun (2018). Nutritional intake and its
kesehatan. Pendidikan gizi di sekolah dapat association with educational
diberikan oleh guru yang telah mendapat achievement in high-school students in
pelatihan pendidikan gizi atau diberikan Islamic Republic of Iran. Eastern
langsung petugas gizi. (Nurmasyita, Mediterranean Health Journal, 24(6),
Widjanarko, & Margawati, 2016). 532–537. h ps://doi.org/
10.26719/2018.24.6.532
PENUTUP Nurmasyita, N., Widjanarko, B., & Margawati,
Rerata asupan zat besi, asam folat, dan A. (2016). Pengaruh intervensi
vitamin C remaja putri dibawah standar AKG pendidikan gizi terhadap peningkatan
dan tidak memenuhi AKG yang pengetahuan gizi, perubahan asupan zat

h ps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online 30 November, 2019 174


Asupan Zat Besi, Asam Folat, dan Vitamin C pada Remaja Putri...

gizi dan indeks massa tubuh remaja Alexandria, Egypt. International Journal
kelebihan berat badan. Jurnal Gizi of Health Sciences and Research, 5(10),
Indonesia (The Indonesian Journal of 260–271.
Nutrition), 4(1), 38–47. WHO. (2018a). Adolescent health. Retrieved
h ps://doi.org/h ps://doi.org/10.14710/j March 8, 2018, from h p://www.who.int/
gi.4.1.38-47 topics/adolescent_health/en/
Paracha, P. I., Bakht, S., Paracha, S. I., WHO. (2018b). Anaemia. Retrieved March 6,
Vriesekoop, F., Alam, I., Din, Z. ud, & 2018, from h p://www.who.int/
Ullah, N. (2016). Nutritional status, topics/anaemia/en/
dietary practices and physical activities of World Health Organization. (2011).
adolescents in public and private schools Haemoglobin concentrations for the
of Karachi, Pakistan. Obesity Research - diagnosis of anaemia and assessment of
Open Journal, 3(2), 30–39. severity. Retrieved from
h ps://doi.org/10.17140/OROJ-3-125 h ps://apps.who.int/iris/handle/10665/8
SPRING. (2017). Micronutrient deficiencies. In 5839
Understanding anemia: Guidance for Purna, N., Reni, Z. (2016). Vitamin C pada
conducting a landscape analysis (2nd Pisang Ambon (Musa paradisiaca S.) dan
Editio). Arlington, VA: Strengthening Anemia Defisiensi Besi. Medical Jounal of
Partnerships, Results, and Innovations in Lampung University, 5(4), 124-127.
Nutrition Globally (SPRING) project. h ps://juke.kedokteran.unila.ac.id/index
Retrieved from h ps://www.spring- .php/majority/article/view/897
nutrition.org/publications/series/underst Reka, A., Widajanti, L., Nugraheni, S. (2016).
anding-anemia/causes- Hubungan Asupan Zat Besi, Asam Folat,
anemia/micronutrient-deficiencies Vitamin B12 Dan Vitamin C Dengan
Suryani, D., Hafiani, R., & Junita, R. (2017). Kadar Hemoglobin Siswa Di SMP Negeri
Analisis pola makan dan anemia gizi 2 Tawangharjo Kabupaten Grobogan.
pada remaja putri Kota Bengkulu. Jurnal Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal),
Kesehatan Masyarakat Andalas, 10(1), 11. 4 ( 4 ) , 5 2 1 - 5 2 8 .
h ps://doi.org/10.24893/jkma.v10i1.157 h ps://ejournal3.undip.ac.id/index.php/j
Tayel, D. I., & Ezzat, S. (2015). Anemia and its km/article/view/14282
associated factors among adolescents in

175 Puspa Sari, dkk

Anda mungkin juga menyukai