Anda di halaman 1dari 29

Anemia Defisiensi Besi

Kadita Pratiwi - 1102015109


Khairifia Adlina Razie - 1102015115
Skenario
Seorang wanita berusia 16 tahun mengeluh beberapa hari ini mudah
lelah dan sulit untuk berkonsentrasi saat pembelajaran. Saat dilakukan
anamnesis didapatkan saat ini wanita tersebut sedang haid, tidak suka
makan sayur dan tidak ingin makan banyak dengan alasan ingin diet.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan wajah yang pucat dengan
pemeriksaan lain normal. Dilakukan pemeriksaan lab dan didapatkan
Hb ↓, MCV ↓, MCH ↓, MCHC ↓, kadar feritin serum menurun dan
TIBC ↑. Dokter mendiagnosis anemia defisiensi besi dan memberikan
preparat ferrous sulfat dan preparat vitamin C untuk meningkatkan
penyerapan zat besi, serta memberitahu pasien cara diet yang benar.
Pertanyaan Klinis

Bagaimana prognosis pasien dengan anemia


defisiensi besi?
Komponen PICO
• P : Wanita usia 16 tahun.

• I : Pemberian preparat ferrous sulfat, vitamin


C, dan penyuluhan nutrisi.

• C : Pemberian preparat ferrous sulfat.

• O : Meningkatkan prognosis pasien.


Pencarian Bukti Ilmiah
• Kata Kunci : Anemia deficiency iron; low intake
nutrition; ferrous sulphate; menstruation; adolescent.

• Pemilihan Situs : https://scholar.google.co.id/ →


http://www.ijhsr.org/

• Limitation : Januari 2015 – Desember 2017

• Hasil Pencarian : 612


Pilihan Jurnal Berjudul

Jurnal: Effect of Iron Supplementation Along with


Vitamin C and Nutrition Counseling on The
Anaemic Status of Adolescent Girls
Review Jurnal
• Pendahuluan
Anemia defisiensi besi adalah permasalahan kekurangan mikronutrien di
seluruh dunia yang membawa dampak besar bagi sektor ekonomi dan
tantangan bagi pembangunan sebuah negara. Anemia defisiensi besi dapat
dialami oleh semua orang terutama pada perempuan yang mengalami
menstruasi, hamil, maupun menyusui. Prevalensi anemia pada anak-anak
sebesar 79% dan masa remaja sebesar 56%. Angka yang cukup tinggi
karena masa anak-anak dan remaja adalah masa pertumbuhan yang cepat.
Maka dari itu, kebutuhan nutrisi harus terpenuhi agar tidak mengalami
anemia defisiensi besi karena kekurangan nutrisi. Pemberian suplemen
besi dengan folic acid merupakan pencegahan dan penatalaksanaan
anemia. Selain itu, penambahan pemberian vitamin C juga meningkatkan
absorbsi besi pada tubuh.
• Metode
Responden diambil dari 60 remaja perempuan dengan usia 16-18 tahun di SMA
Negeri Bharat Nagar Chowk, Ludhiana yang mengalami anemia. Seluruh
responden harus mengisi kuisioner berupa infromasi umum, status ekonomi,
kebiasaan makan, jenis makanan, jumlah makanan, profil atropometri berupa
berat badan, tinggi badan, dan indeks massa tubuh, dan profil hematologi
seperti haemoglobin (Hb), packed cell volume (PCV), red blood cell count (RBC),
mean corpuscular haemoglobin cencentration (MCHC), mean corpuscular
volume (MCV). Nantinya 60 remaja tersebut akan dibagi menjadi kedua
kelompok (30 orang perkelompok). Kelompok pertama akan diberikan iron-folic
acid saja sedangkan kelompok kedua akan diberikan iron-folic acid dengan
vitamin C. selanjutnya dilakukan konseling nutrisi selama tiga bulan dengan
interval 1 minggu serta diberika pre-test dan post-test setelah diadakannya
konseling untuk melihat hasil dari konseling tersebut.
• Hasil
Status ekonomi bukan menjadi masalah pada responden ini, karena
terdapat >50% berpenghasilan menengah. Konsumsi sayuran lebih tinggi
daripada konsumsi daging, telur, dan ikan. Terdapat 58,33% responden
tidak sarapan dan hanya 36,8% yang makan sebanyak tiga kali sehari.
Konsumsi sereal, sayuran hijau, susu dan produk susu lain, buah, daging,
telur, dan ikan yang sangat rendah sebelum diadakannya konseling nutrisi
dan sebesar 19 remaja mengalami kurang gizi karena BMI nya <18,5.
Berdasarkan profil hematologi, terdapat 20 remaja mengalami anemia
sedang (Hb: 8-9,9 g/dl). Setelah konseling nutrisi dan pemberian iron-folic
acid terjadi peningkatan pada semua hal diatas dibuktikan dengan
perbaikan profil hematologi dan peningkatan BMI dari remaja tersebut
khususnya pada kelompok yang ditambah dengan pemberian vitamin C.
• Kesimpulan
Konsumsi sereal, sayuran hijau, susu dan produk susu lain,
buah, daging, telur, dan ikan yang sangat rendah sesuai dengan
absorbsi protein, besi, niasin, vitamin C dan vitamin B12 yang
rendah. Setelah dilakukannya konseling nutrisi, terjadi
peningkatan jumlah konsumsi makanan pada responden yang
berdampak pada peningkatan absorbsi energi, protein, folic
acid, besi, dan vitamin C serta profil hematologi. Peningkatan
didasari pada pemberian vitamin C yang tinggi dan menurunkan
gejala dari anemia tersebut. Hal ini membuktikan bahwa
pemberian suplemen besi dengan vitamin C, dan penyuluhan
nutrisi memberikan dampak yang positif dan perbaikan pada
profil hematologi dibandingkan dengan pemberian besi saja.
Validity
1. Apakah ada sampel pasien yang terwakili dan
diberikan secara jelas pada titik yang sama
(similar point) dalam perjalanan penyakit
(course of the disease)?

Ya, karena pasien berusia 16 tahun (adolescent)


dan mengalami anemia defisiensi besi akibat
kekurangan nutrisi.
Subjects
The present study was conducted to examine the effect of iron and
vitamin C supplementation on the anaemic status of adolescent girls
selected from Government Senior Secondary School, Bharat Nagar
Chowk, Ludhiana. Initially, hundred girls were screened for the
haemoglobin values from which sixty anaemic adolescent girls in the
age group of 16-18 years were selected for the study. The subjects
were divided into two groups of thirty each, according to the
supplementation provided to them. The subject’s willingness to take
part in the supplementation trial was also ascertained.
2. Apakah follow-up lengkap dan cukup lama
(sufficiently long and complete)?

Ya, karena seluruh status nutrisi subyek


diperiksa keseluruhan (dietary intake,
anthropometric measurements, clinical
examination and haematological profile of the
subjects) dan pemeriksaan ini dilakukan setiap
minggu selama 3 bulan.
Abstract
Effect of weekly iron and vitamin C supplementation along with nutrition
counseling on the anaemic status of sixty adolescent girls in the age group of
16-18 years from the middle-income group was studied. For supplementation,
the subjects were divided into two groups of 30 each i.e. Iron Folic Acid
Supplementation alone (IFA group) and Iron Folic Acid along with natural
source of vitamin C i.e. Amla Powder (IAP group). Nutrition education was
imparted to all the subjects, at a weekly interval, for three months period.

Assessment of Nutritional Status

Nutritional status was assessed through dietary intake, anthropometric


measurements, clinical examination and haematological profile of the subjects.
3. Apakah digunakan kriteria outcome yang
obyektif dan tidak bias?

Ya, karena seluruh subyek yang dipilih adalah


anak perempuan adolescent yang mengidap
anemia dan seluruh subyek diberikan perlakuan
yang sama.
Abstract

Nutrition education was imparted to all the subjects, at a weekly interval, for
three months period.

Subject

Initially, hundred girls were screened for the haemoglobin values from which
sixty anaemic adolescent girls in the age group of 16-18 years were selected for
the study.

Assessment of Nutritional Status

Nutritional status was assessed through dietary intake, anthropometric


measurements, clinical examination and haematological profile of the subjects.
4. Apakah ada penyesuaian/ adjustment
terhadap faktor prognostik yang penting?

Ya, subyek dibagi menjadi 2 kelompok yang


masing-masing dibentuk oleh 30 orang, yaitu
kelompok yang diberikan preparat ferrous sulfat
dan vitamin C dengan yang hanya diberikan
preparat ferrous sulfat tanpa vitamin C.
Abstract

…the subjects were divided into two groups of 30


each i.e. Iron Folic Acid Supplementation alone
(IFA group) and Iron Folic Acid along with
natural source of vitamin C i.e. Amla Powder
(IAP group).
Importance
1. Bagaimana gambaran outcome menurut
waktu?

Terdapat peningkatan pada profil hematologi


namun tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antar kedua kelompok.
“Subjects were screened for their anaemic status and it was found that
before the counseling and supplementation, majority of the subject were in
the category of mild anaemia (50%), followed by moderately anaemic
subjects (33.33%) and 16.66% of the subjects were marginally anaemic.
None of the subjects suffered from severe anaemia. After the counseling,
percentage of moderately and mildly anaemic subjects reduced to 16.66
and 26.66%, respectively. Majority of the subjects came in the category of
marginal anaemia (30%) after the counseling. Approximately, 26% of the
subjects became non anaemic after the counseling. Improvement in the
haematological profile of the subjects is attributed to the increased intake
of iron and vitamin C rich foods.”
2. Seberapa tepat perkiraan prognosis?

Pemberian iron-folid acid, vitamin C, dan


konseling nutrisi signifikan meningkatkan status
gizi sehingga terdapat perbaikan pada profil
hematologi namun tidak signifikan berbeda
angka peningkatannya dengan kelompok yang
tidak diberikan vitamin C.
“Nutrition counseling had a significant impact on the
nutritional status of the adolescent girls, which was
evident from their dietary intake. As a result, there
was improvement in the dietary intake of the subjects.
Consequently, there was increased intake of energy,
protein, folic acid, iron and vitamin C attributing to the
improved haematological profile of the subjects.
Significant improvement in the haematological profile
of the subjects was observed in the group IAP than in
the group IFA.”
Applicability of The Result
1. Apakah pasien dalam penelitian ini serupa
dengan pasien kita?

Ya. Pada penelitian ini didapatkan remaja


perempuan berumur 16-18 tahun yang
mengalami anemia serta adanya kekurangan gizi
karena jumlah makanan yang kurang.
“The present study was conducted to examine the effect of iron and
vitamin C supplementation on the anaemic status of adolescent
girls selected from Government Senior Secondary School, Bharat
Nagar Chowk, Ludhiana. Initially, hundred girls were screened for
the haemoglobin values from which sixty anaemic adolescent girls
in the age group of 16-18 years were selected for the study. The
subjects were divided into two groups of thirty each, according to
the supplementation provided to them. The subject’s willingness to
take part in the supplementation trial was also ascertained.”
2. Apakah kesimpulan kita terhadap hasil studi
bermanfaat apabila disampaikan kepada
pasien dalam tatalaksana secara
keseluruhan?

Ya. Pemberian iron-folid acid, vitamin C, dan


konseling nutrisi signifikan dalam perubahan
profil hematologi sehingga mengurangi dan
memperbaiki gejala anemia.
“A positive understanding of how to improve the nutritional
practices was observed. The subjects started supplementing their
diets with vitamin C rich foods like Amla powder and lemon water,
which led to reduction in the signs and symptoms of anaemia among
the subjects. A gain in KAP scores by one and a half time was
observed after the nutrition counseling. Therefore, providing
vitamin C supplements had additional advantage as more significant
improvement was observed in the haematological profile of the
subjects receiving iron supplements along with vitamin C than in the
group receiving iron supplement alone.”

Anda mungkin juga menyukai